Anda di halaman 1dari 18

HASIL ANALISIS

KARAKTERISTIK RESPONDEN 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 1. Distribusi Frekuensi Usia Responden
Umur < 25 tahun 25 - 30 tahun 31 - 35 tahun 36 - 40 tahun 41 - 45 tahun > 45 tahun Total Frekuensi 7 10 11 17 5 4 54 Persen (%) 12,96 18,52 20,37 31,48 9,26 7,41 100,00

Berdasarkan pada tabel 1 di atas, dapat dijelaskan bahwa dari 54 responden, mayoritas berusia antara 36 hingga 40 tahun yakni sebanyak 17 orang (31,48%). Sebanyak 7 orang (12,94%) berusia kurang dari 25 tahun. Sebanyak 10 orang (18,52%) berusia antara 25 hingga 30 tahun. Sebanyak 11 orang (20,37%) berusia 31 hingga 35 tahun. Sebanyak 51 orang (9,26%) berusia 41 hingga 45 tahun. Dan sebanyak 4 orang (7,41%) berusia lebih dari 45 tahun.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 2. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Frekuensi Laki-Laki 40 Perempuan 14 Total 54 Persen (%) 74,07 25,93 100,00

Berdasarkan pada tabel 2 di atas, dapat dijelaskan bahwa dari 54 responden, mayoritas adalah laki-laki yakni sebanyak 40 orang (74,07%). Sebanyak 14 orang (25,93%) adalah perempuan.

DISTRIBUSI FREKUENSI JAWABAN RESPONDEN 1. Distribusi Frekuensi Variabel Restrukturisasi Kerja (X1) Tabel 3. Distribusi Frekuensi Variabel Restrukturisasi Kerja (X1)
Variabel X1 item 1 item 2 item 3 item 4 STS 0 0 0 0 % 0,00 0,00 0,00 0,00 TS 2 5 6 10 Jawaban Responden % KR % S 3,70 9 16,67 23 9,26 3 5,56 43 11,11 2 3,70 41 18,52 4 7,41 30 % 42,59 79,63 75,93 55,56 SS 20 3 5 10 % 37,04 5,56 9,26 18,52

Berdasarkan pada tabel di atas, untuk item 1, dapat dijelaskan bahwa terdapat 2 orang responden atau sekitar 3,70% yang memilih jawaban Tidak Setuju. Sebanyak 9 orang responden atau sekitar 16,67% yang memilih jawaban Kurang Setuju. Sebanyak 23 orang responden atau sekitar 42,59% yang memilih jawaban Setuju. Dan sisanya sebanyak 20 orang responden atau sekitar 37,04% yang memilih jawaban Sangat Setuju. Untuk item 2, dapat dijelaskan bahwa terdapat 5 orang responden atau sekitar 9,26% yang memilih jawaban Tidak Setuju. Sebanyak 3 orang responden atau sekitar 5,56% yang memilih jawaban Kurang Setuju. Sebanyak 43 orang responden atau sekitar 79,63% yang memilih jawaban Setuju. Dan sisanya sebanyak 3 orang responden atau sekitar 5,56% yang memilih jawaban Sangat Setuju. Untuk item 3, dapat dijelaskan bahwa terdapat 6 orang responden atau sekitar 11,11% yang memilih jawaban Tidak Setuju. Sebanyak 2 orang responden atau sekitar 3,70% yang memilih jawaban Kurang Setuju. Sebanyak 41 orang responden atau sekitar 75,93% yang memilih jawaban Setuju. Dan sisanya sebanyak 5 orang responden atau sekitar 9,26% yang memilih jawaban Sangat Setuju. Untuk item 4, dapat dijelaskan bahwa terdapat 10 orang responden atau sekitar 18,52% yang memilih jawaban Tidak Setuju. Sebanyak 4 orang responden atau sekitar 7,41% yang memilih jawaban Kurang Setuju. Sebanyak 30 orang responden atau sekitar 55,56% yang memilih jawaban Setuju. Dan sisanya sebanyak 10 orang responden atau sekitar 18,52% yang memilih jawaban Sangat Setuju.

2. Distribusi Frekuensi Variabel Sistem Imbalan (X2) Tabel 4. Distribusi Frekuensi Variabel Sistem Imbalan (X2)
Variabel X2 item 5 item 6 item 7 item 8 item 9 STS 0 0 0 0 0 % 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 TS 3 2 1 0 0 Jawaban Responden % KR % S 5,56 6 11,11 40 3,70 15 27,78 31 1,85 20 37,04 27 0,00 13 24,07 26 0,00 12 22,22 26 % 74,07 57,41 50,00 48,15 48,15 SS 5 6 6 15 16 % 9,26 11,11 11,11 27,78 29,63

Berdasarkan pada tabel di atas, untuk item 5, dapat dijelaskan bahwa terdapat 3 orang responden atau sekitar 5,56% yang memilih jawaban Tidak Setuju. Sebanyak 6 orang responden atau sekitar 11,11% yang memilih jawaban Kurang Setuju. Sebanyak 40 orang responden atau sekitar 74,07% yang memilih jawaban Setuju. Dan sisanya sebanyak 5 orang responden atau sekitar 9,26% yang memilih jawaban Sangat Setuju. Untuk item 6, dapat dijelaskan bahwa terdapat 2 orang responden atau sekitar 3,70% yang memilih jawaban Tidak Setuju. Sebanyak 15 orang responden atau sekitar 27,78% yang memilih jawaban Kurang Setuju. Sebanyak 31 orang responden atau sekitar 57,41% yang memilih jawaban Setuju. Dan sisanya sebanyak 6 orang responden atau sekitar 11,11% yang memilih jawaban Sangat Setuju. Untuk item 7, dapat dijelaskan bahwa terdapat 1 orang responden atau sekitar 1,85% yang memilih jawaban Tidak Setuju. Sebanyak 20 orang responden atau sekitar 37,04% yang memilih jawaban Kurang Setuju. Sebanyak 27 orang responden atau sekitar 50% yang memilih jawaban Setuju. Dan sisanya sebanyak 6 orang responden atau sekitar 11,11% yang memilih jawaban Sangat Setuju. Untuk item 8, dapat dijelaskan bahwa terdapat 13 orang responden atau sekitar 24,07% yang memilih jawaban Kurang Setuju. Sebanyak 26 orang responden atau sekitar 48,15% yang memilih jawaban Setuju. Dan sisanya sebanyak 15 orang responden atau sekitar 27,78% yang memilih jawaban Sangat Setuju. Untuk item 9, dapat dijelaskan bahwa terdapat 12 orang responden atau sekitar 22,22% yang memilih jawaban Kurang Setuju. Sebanyak 26 orang responden atau sekitar 48,15% yang memilih jawaban Setuju. Dan sisanya sebanyak 16 orang responden atau sekitar 29,63% yang memilih jawaban Sangat Setuju.

3. Distribusi Frekuensi Variabel Lingkungan Kerja (X3) Tabel 5. Distribusi Frekuensi Variabel Lingkungan Kerja (X3)
Variabel X3 item 10 item 11 item 12 item 13 item 14 STS 0 0 0 3 0 % 0,00 0,00 0,00 5,56 0,00 TS 3 3 5 2 0 Jawaban Responden % KR % S 5,56 3 5,56 36 5,56 5 9,26 38 9,26 3 5,56 30 3,70 3 5,56 39 0,00 10 18,52 36 % 66,67 70,37 55,56 72,22 66,67 SS 12 8 16 7 8 % 22,22 14,81 29,63 12,96 14,81

Berdasarkan pada tabel di atas, untuk item 10, dapat dijelaskan bahwa terdapat 3 orang responden atau sekitar 5,56% yang memilih jawaban Tidak Setuju. Sebanyak 3 orang responden atau sekitar 5,56% yang memilih jawaban Kurang Setuju. Sebanyak 38 orang responden atau sekitar 66,67% yang memilih jawaban Setuju. Dan sisanya sebanyak 12 orang responden atau sekitar 22,22% yang memilih jawaban Sangat Setuju. Untuk item 11, dapat dijelaskan bahwa terdapat 3 orang responden atau sekitar 5,56% yang memilih jawaban Tidak Setuju. Sebanyak 5 orang responden atau sekitar 9,26% yang memilih jawaban Kurang Setuju. Sebanyak 38 orang responden atau sekitar 70,37% yang memilih jawaban Setuju. Dan sisanya sebanyak 8 orang responden atau sekitar 14,81% yang memilih jawaban Sangat Setuju. Untuk item 12, dapat dijelaskan bahwa terdapat 5 orang responden atau sekitar 9,26% yang memilih jawaban Tidak Setuju. Sebanyak 3 orang responden atau sekitar 5,56% yang memilih jawaban Kurang Setuju. Sebanyak 30 orang responden atau sekitar 55,56% yang memilih jawaban Setuju. Dan sisanya sebanyak 16 orang responden atau sekitar 29,63% yang memilih jawaban Sangat Setuju. Untuk item 13, dapat dijelaskan bahwa terdapat 3 orang responden atau sekitar 5,56% yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju. Sebanyak 2 orang responden atau sekitar 3,70% yang memilih jawaban Tidak Setuju. Sebanyak 3 orang responden atau sekitar 5,56% yang memilih jawaban Kurang Setuju. Sebanyak 39 orang responden atau sekitar 72,22% yang memilih jawaban Setuju. Dan sisanya sebanyak 7 orang responden atau sekitar 12,96% yang memilih jawaban Sangat Setuju. Untuk item 14, dapat dijelaskan bahwa terdapat 10 orang responden atau sekitar 18,52% yang memilih jawaban Kurang Setuju. Sebanyak 36 orang responden atau sekitar 66,67% yang memilih jawaban Setuju. Dan sisanya sebanyak 8 orang responden atau sekitar 14,81% yang memilih jawaban Sangat Setuju.

4. Distribusi Frekuensi Variabel Semangat Kerja Karyawan (Y) Tabel 6. Distribusi Frekuensi Variabel Semangat Kerja Karyawan (Y)
Variabel Y item 15 item 16 item 17 item 18 item 19 item 20 item 21 item 22 item 23 STS 3 0 2 1 0 4 2 3 0 % 5,56 0,00 3,70 1,85 0,00 7,41 3,70 5,56 0,00 TS 2 2 0 2 9 8 5 1 0 Jawaban Responden % KR % S 3,70 9 16,67 37 3,70 14 25,93 28 0,00 9 16,67 31 3,70 13 24,07 33 16,67 8 14,81 28 14,81 8 14,81 27 9,26 10 18,52 30 1,85 8 14,81 26 0,00 17 31,48 36 % 68,52 51,85 57,41 61,11 51,85 50,00 55,56 48,15 66,67 SS 3 10 12 5 9 7 7 16 1 % 5,56 18,52 22,22 9,26 16,67 12,96 12,96 29,63 1,85

Berdasarkan pada tabel di atas, untuk item 15, dapat dijelaskan bahwa terdapat 3 orang responden atau sekitar 5,56% yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju. Sebanyak 2 orang responden atau sekitar 3,70% yang memilih jawaban Tidak Setuju. Sebanyak 9 orang responden atau sekitar 16,67% yang memilih jawaban Kurang Setuju. Sebanyak 37 orang responden atau sekitar 68,52% yang memilih jawaban Setuju. Dan sisanya sebanyak 3 orang responden atau sekitar 5,56% yang memilih jawaban Sangat Setuju. Untuk item 16, dapat dijelaskan bahwa terdapat 2 orang responden atau sekitar 3,70% yang memilih jawaban Tidak Setuju. Sebanyak 14 orang responden atau sekitar 25,93% yang memilih jawaban Kurang Setuju. Sebanyak 28 orang responden atau sekitar 51,85% yang memilih jawaban Setuju. Dan sisanya sebanyak 10 orang responden atau sekitar 18,52% yang memilih jawaban Sangat Setuju. Untuk item 17, dapat dijelaskan bahwa terdapat 2 orang responden atau sekitar 3,70% yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju. Sebanyak 9 orang responden atau sekitar 16,67% yang memilih jawaban Kurang Setuju. Sebanyak 31 orang responden atau sekitar 57,41% yang memilih jawaban Setuju. Dan sisanya sebanyak 12 orang responden atau sekitar 22,22% yang memilih jawaban Sangat Setuju. Untuk item 18, dapat dijelaskan bahwa terdapat 1 orang responden atau sekitar 1,85% yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju. Sebanyak 2 orang responden atau sekitar 3,70% yang memilih jawaban Tidak Setuju. Sebanyak 13 orang responden atau sekitar 24,07% yang memilih jawaban Kurang Setuju. Sebanyak 33 orang responden atau sekitar 61,11% yang memilih jawaban Setuju. Dan sisanya sebanyak 5 orang responden atau sekitar 9,26% yang memilih jawaban Sangat Setuju.

Untuk item 19, dapat dijelaskan bahwa terdapat 9 orang responden atau sekitar 16,67% yang memilih jawaban Tidak Setuju. Sebanyak 8 orang responden atau sekitar 14,81% yang memilih jawaban Kurang Setuju. Sebanyak 28 orang responden atau sekitar 51,85% yang memilih jawaban Setuju. Dan sisanya sebanyak 9 orang responden atau sekitar 16,67% yang memilih jawaban Sangat Setuju. Untuk item 20, dapat dijelaskan bahwa terdapat 4 orang responden atau sekitar 7,41% yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju. Sebanyak 8 orang responden atau sekitar 14,81% yang memilih jawaban Tidak Setuju. Sebanyak 8 orang responden atau sekitar 14,81% yang memilih jawaban Kurang Setuju. Sebanyak 27 orang responden atau sekitar 50% yang memilih jawaban Setuju. Dan sisanya sebanyak 7 orang responden atau sekitar 12,96% yang memilih jawaban Sangat Setuju. Untuk item 21, dapat dijelaskan bahwa terdapat 2 orang responden atau sekitar 3,70% yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju. Sebanyak 5 orang responden atau sekitar 9,26% yang memilih jawaban Tidak Setuju. Sebanyak 10 orang responden atau sekitar 18,52% yang memilih jawaban Kurang Setuju. Sebanyak 30 orang responden atau sekitar 55,56% yang memilih jawaban Setuju. Dan sisanya sebanyak 7 orang responden atau sekitar 12,96% yang memilih jawaban Sangat Setuju. Untuk item 22, dapat dijelaskan bahwa terdapat 3 orang responden atau sekitar 5,56% yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju. Sebanyak 1 orang responden atau sekitar 1,85% yang memilih jawaban Tidak Setuju. Sebanyak 8 orang responden atau sekitar 14,81% yang memilih jawaban Kurang Setuju. Sebanyak 26 orang responden atau sekitar 48,15% yang memilih jawaban Setuju. Dan sisanya sebanyak 16 orang responden atau sekitar 29,63% yang memilih jawaban Sangat Setuju. Untuk item 23, dapat dijelaskan bahwa terdapat 17 orang responden atau sekitar 31,48% yang memilih jawaban Kurang Setuju. Sebanyak 36 orang responden atau sekitar 66,67% yang memilih jawaban Setuju. Dan sisanya sebanyak 1 orang responden atau sekitar 1,85% yang memilih jawaban Sangat Setuju.

UJI VALIDITAS Validitas instrumen adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang ingin diukur atau dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana

data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Valid tidaknya suatu item instrumen dapat diketahui dengan membandingkan indeks korelasi product moment Pearson dengan level signifikansi 5% dengan nilai kritisnya. Bila nilai koefisien korelasi lebih besar daripada nilai kritisnya dan signifikansi hasil korelasi kurang dari = 0,05 (5%) maka item instrumen dapat dinyatakan valid dan sebaliknya dinyatakan tidak valid. Berikut hasil pengujian validitas instrumen dengan menggunakan bantuan software SPSS : Tabel 7. Uji Validitas Instrumen
Variabel Restrukturisasi Kerja (X1) Item Koefisien Pertanyaan Korelasi Signifikansi Keterangan item 1 0,756 0,000 Valid item 2 0,579 0,000 Valid item 3 0,751 0,000 Valid item 4 0,724 0,000 Valid item 5 0,677 0,000 Valid item 6 0,760 0,000 Valid item 7 0,668 0,000 Valid item 8 0,580 0,000 Valid item 9 0,673 0,000 Valid item 10 0,673 0,000 Valid item 11 0,670 0,000 Valid item 12 0,813 0,000 Valid item 13 0,875 0,000 Valid item 14 0,604 0,000 Valid item 15 0,497 0,000 Valid item 16 0,606 0,000 Valid item 17 0,466 0,000 Valid item 18 0,519 0,000 Valid item 19 0,593 0,000 Valid item 20 0,584 0,000 Valid item 21 0,487 0,000 Valid item 22 0,551 0,000 Valid item 23 0,536 0,000 Valid

Sistem Imbalan (X2)

Lingkungan Kerja (X3)

Semangat Kerja Karyawan (Y)

Berdasarkan Tabel 7 di atas dapat diketahui bahwa semua item pertanyaan memiliki koefisien korelasi dengan nilai signifikansi kurang dari = 0,05 sehingga dapat dikatakan semua item pertanyaan telah valid.

UJI RELIABILITAS Uji reliabilitas menunjukkan tingkat kemantapan, keajegan dan ketepatan suatu alat ukur atau uji yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran relatif konsisten apabila dilakukan pengukuran ulang. Uji ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana jawaban seseorang konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik . Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach. Instrumen dapat dikatakan andal/reliabel bila memiliki koefisien Alpha Cronbach lebih dari 0,6. Berikut hasil pengujian reliabilitas dengan menggunakan bantuan software SPSS :

Tabel 8. Uji Reliabilitas Item Pertanyaan Kuesioner Variabel Restrukturisasi Kerja (X1) Sistem Imbalan (X2) Lingkungan Kerja (X3) Semangat Kerja Karyawan (Y) Koefisien Alpha 0,655 0,693 0,785 0,678 Reliabel Keterangan Reliabel Reliabel

Berdasarkan tabel 8 di atas dapat diketahui bahwa semua variabel memiliki nilai koefisien Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6 sehingga dapat dikatakan instrumen pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini sudah reliabel atau dapat dihandalkan.

UJI ASUMSI KLASIK ANALISIS REGRESI Pengujian asumsi model regresi meliputi uji asumsi normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Uraian dari pengujian asumsi model regresi dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pengujian Asumsi Normalitas Model regresi dapat dikatakan memenuhi asumsi normalitas jika residual yang disebabkan oleh model regresi berdistribusi normal. Untuk menguji asumsi ini, dapat digunakan metode Kolmogorov-Smirnov. Tabel 10. Uji Asumsi Normalitas Statistik Uji Nilai Keterangan Kolmogorov-Smirnov Z signifikansi 0,899 0,394 Menyebar Normal

Berdasarkan pengujian Kolmogorov-Smirnov di atas, didapatkan koefisien Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,899 dengan nilai signifikansi sebesar 0,394, dimana nilai tersebut lebih besar daripada = 0,05. Karena nilai signifikansi lebih besar daripada = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa asumsi normalitas residual terpenuhi. Dan jika nilai residual dikelompokkan dibentuk dalam P-P Plot, maka residualNormal P-P Plot residual tersebut akan membentuk of Regression Standardized Residual hasil pengujian suatu pola garis lurus. Berikut P-P Plot

normalitas :
Dependent Variable: Y

1.0

Expected Cum Prob

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

Gambar 1. P-P Plot Uji Asumsi Normalitas

2. Pengujian Asumsi Multikolinieritas Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dapat dilihat dari Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF >10 maka menunjukkan adanya multikolinieritas. Dan apabila sebaliknya VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinieritas. Tabel 11. Uji Asumsi Multikolinieritas Variabel Independen X1 X2 X3 VIF 1,697 1,245 2,006 Keterangan Non Multikolinier Non Multikolinier Non Multikolinier

Dari hasil perhitungan yang ada di Tabel 11 masing-masing variabel bebas menunjukkan nilai VIF yang tidak lebih dari nilai 10, maka asumsi tidak terjadi multikolinieritas telah terpenuhi. 3. Pengujian Asumsi Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah terprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi Y sesungguhnya). Selain dengan menggunakan grafik plot, pengujian asumsi heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan variabel independen dengan nilai absolut residual. Model regresi dikatakan tidak disifati heteroskedastisitas jika tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan nilai absolut galatnya. Berikut pengujian asumsi heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Glejser : Tabel 12. Uji Asumsi Heteroskedastisitas Variabel X1 X2 X3 thitung 0,306 1,659 -1,209 Sig. 0,761 0,103 0,232 Keterangan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan

Berdasarkan pada tabel pengujian heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Glejser di atas, dapat dijelaskan bahwa masing-masing variabel bebas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap absolut residual. Sehingga, dari pengujian ini dapat disimpulkan bahwa model regresi yang terbentuk tidak memiliki sifat heteroskedastisitas.

Jika digambarkan dalam bentuk scatter plot, didapatkan scatter plot sebagai berikut :
Dependent Variable: Y
Regression Studentized Deleted (Press) Residual
3

Scatterplot

-1

-2

-3 -3 -2 -1 0 1 2

Regression Standardized Predicted Value

Gambar 2. Scatter Plot Uji Asumsi Heteroskedastisitas Berdasarkan grafik scatterplot tersebut terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA Proses pengolahan data dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan dependen. Variabel independen dalam penelitian ini antara lain Restrukturisasi Kerja (X1), Sistem Imbalan (X2), dan Lingkungan Kerja (X3). Sedangkan variabel terikat/dependen dalam penelitian ini adalah Semangat Kerja Karyawan (Y). Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan software SPSS didapatkan ringkasan seperti pada Tabel 13 berikut :

Tabel 13 Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda Koefisien Standardized Variabel thitung Sig. Keterangan Koefisien Constant 4,303 1,138 0,261 Tidak Signifikan Restrukturisasi Kerja (X1) 0,346 0,188 1,592 0,118 Tidak Signifikan Sistem Imbalan (X2) 0,480 0,267 2,639 0,011 Signifikan Lingkungan Kerja (X3) 0,736 0,486 3,791 0,000 Signifikan = 0,05 Koefisien Determinasi (R2) = 0,590 F-Hitung = 24,002 F-Tabel = 2,790 Signifikansi = 0,000 t-tabel = 2,009 Model regresi yang didapatkan berdasarkan Tabel 13 adalah sebagai berikut : Y = 4,303 + 0,346 X1 + 0,480 X2 + 0,736 X3 + e dimana : Y X1 X2 X3 : Semangat Kerja Karyawan : Restrukturisasi Kerja : Sistem Imbalan : Lingkungan Kerja

Interpretasi model regresi pada Tabel 13 adalah sebagai berikut : 1. 0 = 4,303 Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa apabila variabel Restrukturisasi Kerja (X1), Sistem Imbalan (X2), dan Lingkungan Kerja (X3) bernilai 0, maka Semangat Kerja Karyawan (Y) adalah sebesar 4,303.

2.

1 = 0,346 Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa apabila terdapat kenaikan 1 poin pada

variabel Restrukturisasi Kerja (X1) dan variabel yang lain dianggap tetap, maka akan terjadi peningkatan pada Semangat Kerja Karyawan (Y) sebesar 0,346. 3. 2 = 0,480 Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa apabila terdapat kenaikan 1 poin pada variabel Sistem Imbalan (X2) dan variabel yang lain dianggap tetap, maka akan terjadi peningkatan pada Semangat Kerja Karyawan (Y) sebesar 0,480. 4. 3 = 0,736 Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa apabila terdapat kenaikan 1 poin pada variabel Lingkungan Kerja (X3) dan variabel yang lain dianggap tetap, maka akan terjadi peningkatan pada Semangat Kerja Karyawan (Y) sebesar 0,736.

Berdasarkan pada Tabel 13, model regresi tersebut memiliki koefisien determinasi (R2) sebesar 0,590. Hal ini berarti bahwa model regresi yang didapatkan mampu menjelaskan pengaruh antara Variabel Restrukturisasi Kerja (X1), Sistem Imbalan (X2), dan Lingkungan Kerja (X3) terhadap Semangat Kerja Karyawan (Y) sebesar 59% dan sisanya sebesar 41% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdeteksi dalam penelitian ini.

Uji Hipotesis Koefisien Model Regresi Model regresi yang telah didapatkan dalam Tabel 13 tersebut diuji terlebih dahulu baik secara simultan dan secara parsial. Pengujian model regresi secara simultan dilakukan dengan menggunakan uji F atau ANOVA dan pengujian model regresi secara parsial dilakukan dengan uji t. 1. Uji Model Regresi Secara Simultan Pengujian secara simultan dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang digunakan dalam model regresi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat atau tidak. Semua koefisien variabel independen tersebut diuji secara serentak dengan menggunakan uji F atau ANOVA. Hipotesis yang digunakan dalam pengujian koefisien model regresi secara simultan disajikan dalam Tabel 14 berikut :

Tabel 14. Uji Hipotesis Model Regresi Secara Simultan Hipotesis H0 : i = 0 (tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Variabel Restrukturisasi Kerja (X1), Sistem Imbalan (X2), dan Lingkungan Kerja (X3) terhadap Variabel Semangat Kerja Karyawan (Y)) H1 : i 0 (terdapat pengaruh yang signifikan antara Variabel Restrukturisasi Kerja (X1), Sistem Imbalan (X2), dan Lingkungan Kerja (X3) terhadap Variabel Semangat Kerja Karyawan (Y)) = 0,05 Berdasarkan Tabel 14, dijelaskan pengujian hipotesis model regresi secara Nilai F = 24,002 Sig. = 0,000 Ftabel = 2,790 Keputusan Tolak H0

simultan atau secara serentak menggunakan uji F. Di dalam tabel distribusi F, didapatkan nilai Ftabel dengan degrees of freedom (df) n1 = 3 dan n2 = 50 adalah sebesar 2,790. Jika nilai F hasil penghitungan pada Tabel 14 dibandingkan dengan Ftabel, maka Fhitung hasil penghitungan lebih besar daripada Ftabel (24,002 > 2,790). Selain itu, pada Tabel 14 juga didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,000. Jika nilai signifikansi dibandingkan dengan = 0,05 maka nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari = 0,05. Dari kedua perbandingan tersebut dapat diambil keputusan H0 ditolak pada taraf = 0,05. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Variabel Restrukturisasi Kerja (X1), Sistem Imbalan (X2), dan Lingkungan Kerja (X3) terhadap Variabel Semangat Kerja Karyawan (Y).

2. Uji Model Regresi Secara Parsial Pengujian model regresi secara parsial digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen pembentuk model regresi secara individu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Semangat Kerja Karyawan (Y) atau tidak. Untuk menguji hubungan tersebut, digunakan uji t. Variabel independen pembentuk model regresi dikatakan berpengaruh signifikan jika thitung > ttabel atau signifikansi < = 0,05. Pengujian model regresi secara parsial adalah sebagai berikut :

a. Variabel Restrukturisasi Kerja (X1) Berdasarkan Tabel 13, pengujian hipotesis koefisien regresi Variabel

Restrukturisasi Kerja (X1) dapat dituliskan dalam Tabel 15 berikut : Tabel 15. Uji Hipotesis Koefisien Regresi Variabel Restrukturisasi Kerja (X1) Hipotesis Nilai Keputusan H0 : 1 = 0 (Variabel Restrukturisasi Kerja (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap Variabel Semangat Kerja Karyawan (Y)) H1 : 1 0 (Variabel Restrukturisasi Kerja (X1) berpengaruh signifikan terhadap Variabel Semangat Kerja Karyawan (Y)) = 0,05 thitung = 1,592 sig = 0,118 ttabel = 2,009 Terima H0

Variabel Restrukturisasi Kerja (X1) memiliki koefisien regresi sebesar 0,346. Dengan menggunakan bantuan software SPSS, didapatkan statistik uji t sebesar 1,592 dengan nilai signifikansi sebesar 0,118. Nilai statistik uji thitung tersebut lebih kecil daripada ttabel (1,592 < 2,009) dan nilai signifikansi lebih besar daripada = 0,05. Pengujian ini menunjukkan bahwa H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa Variabel Restrukturisasi Kerja (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap Variabel Semangat Kerja Karyawan (Y).

b. Variabel Sistem Imbalan (X2) Berdasarkan Tabel 13, pengujian hipotesis koefisien regresi variabel Sistem Imbalan (X2) dapat dituliskan dalam Tabel 16 :

Tabel 16. Uji Hipotesis Koefisien Regresi Variabel Sistem Imbalan (X2) Hipotesis Nilai Keputusan H0 : 2 = 0 (Variabel Sistem Imbalan (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap Variabel Semangat Kerja Karyawan (Y)) H1 : 2 0 (Variabel Sistem Imbalan (X2) berpengaruh signifikan terhadap Variabel Semangat Kerja Karyawan (Y)) = 0,05 Variabel Sistem Imbalan (X2) memiliki koefisien regresi sebesar 0,480. Dengan menggunakan bantuan software SPSS, didapatkan statistik uji t sebesar 2,639 dengan nilai signifikansi sebesar 0,011. Nilai statistik uji thitung tersebut lebih besar daripada ttabel (2,639 > 2,009) dan nilai signifikansi lebih kecil daripada = 0,05. Pengujian ini menunjukkan bahwa H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa Variabel Sistem Imbalan (X2) berpengaruh signifikan terhadap Variabel Semangat Kerja Karyawan (Y). Koefisien regresi yang bernilai positif mengindikasikan bahwa Variabel Sistem Imbalan (X2) memiliki pengaruh bersifat positif terhadap Semangat Kerja Karyawan (Y). Semakin baik sistem imbalan, maka semangat karyawan akan semakin meningkat. thitung = 2,639 sig = 0,011 ttabel = 2,009 Tolak H0

c. Variabel Lingkungan Kerja (X3) Berdasarkan Tabel 13, pengujian hipotesis koefisien regresi variabel Lingkungan Kerja (X3) dapat dituliskan dalam Tabel 16 : Tabel 17. Uji Hipotesis Koefisien Regresi Variabel Lingkungan Kerja (X3) Hipotesis Nilai Keputusan H0 : 2 = 0 (Variabel Lingkungan Kerja (X3) tidak berpengaruh signifikan terhadap Variabel Semangat Kerja Karyawan (Y)) H1 : 2 0 (Variabel Lingkungan Kerja (X3) berpengaruh signifikan terhadap Variabel Semangat Kerja Karyawan (Y)) = 0,05 Variabel Lingkungan Kerja (X3) memiliki koefisien regresi sebesar 0,736. thitung = 3,791 sig = 0,000 ttabel = 2,009 Tolak H0

Dengan menggunakan bantuan software SPSS, didapatkan statistik uji t sebesar 3,791 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai statistik uji thitung tersebut lebih besar daripada ttabel (3,791 > 2,009) dan nilai signifikansi lebih kecil daripada = 0,05. Pengujian ini menunjukkan bahwa H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa Variabel Lingkungan Kerja (X3) berpengaruh signifikan terhadap Variabel Semangat Kerja Karyawan (Y). Koefisien regresi yang bernilai positif mengindikasikan bahwa Variabel Lingkungan Kerja (X3) memiliki pengaruh bersifat positif terhadap Semangat Kerja Karyawan (Y). Semakin baik lingkungan kerja, maka semangat karyawan akan semakin meningkat.

PENENTUAN VARIABEL YANG BERPENGARUH PALING DOMINAN Untuk menentukan variabel independen yang paling berpengaruh terhadap Variabel Semangat Kerja Karyawan (Y), dapat dilakukan dengan membandingkan koefisien regresi yang telah distandarisasi (Standardized ) antara variabel yang satu dengan yang lain. Variabel independen yang paling dominan pengaruhnya terhadap Variabel Semangat Kerja Karyawan (Y) adalah variabel yang memiliki koefisien Standardized yang paling besar. Untuk membandingkan koefisien Standardized masing-masing variabel independen, disajikan tabel berikut : Tabel 18. Koefisien Standardized Model Regresi Variabel Restrukturisasi Kerja (X1) Sistem Imbalan (X2) Lingkungan Kerja (X3) Koefisien Standardized 0,188 0,267 0,486 Pengaruh Tidak Signifikan Signifikan Signifikan

Berdasarkan pada Tabel 18 tersebut, Variabel Lingkungan Kerja (X3) adalah variabel yang memiliki koefisien Standardized yang paling besar. Artinya, Variabel Semangat Kerja Karyawan (Y) lebih banyak dipengaruhi oleh Variabel Sistem Imbalan (X2) daripada variabel-variabel bebas lainnya. Koefisien yang dimiliki oleh Variabel Sistem Imbalan (X2) bersifat positif, hal ini yang berarti semakin baik tingkat Sistem Imbalan (X2), maka tingkat Semangat Kerja Karyawan (Y) akan semakin meningkat.

Anda mungkin juga menyukai