Anda di halaman 1dari 3

EVALUASI PERBEDAAN KAPASITAS PEMBANGKIT MENURUT AMDAL DENGAN DI LAPANGAN DI UIP KIT SUM I

Pekerjaan Kapasitas awal Kapasitas terpasang Pemrakarsa Konsultan AMDAL

Pembangunan PLTU 2 Sumut, Pangkalan Susu 2 x 200 MW 2 x 220 MW PT PLN (Persero) PIKITRING SUAR PT. Transima Citra Indo Consultant

Pembangunan PLTU Nagan Raya 2 x 100 MW 2 x 110 MW PT PLN (Persero) PIKITRING SUAR PT. Pemeta Engineering System

Pembangunan PLTU Riau (Tenayan) 2 x 100 MW 2 x 110 MW PT PLN (Persero) PIKITRING SUAR Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Gadjah Mada

ANALISA TIM EVALUASI 1. PLTU NAGAN RAYA Pembangunan PLTU NAGAN RAYA sesuai Perpres Nomor 71 Tahun 2006 adalah untuk mempercepat diversifikasi energi ke non bahan bakar minyak. Pembangunan PLTU NAGAN RAYA mempunyai kapasitas 2 X 100 MW,menurut Studi AMDAL yang dilakukan oleh Konsultan PT Pemeta Engineering System yang beralamat di Bandung. Realita di lapangan pembangunan PLTU NAGAN RAYA mempunyai kapasitas 2 X 110 MW,sesuai dengan Approval Drawing yang diterima di UIP KIT SUM I. Perbedaan kapasitas yang ada di AMDAL ( 2 X 100 MW ) dengan yang ada di lapangan ( 2 X 110 MW ) menyalahi Peraturan Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 03 Tahun 2008 tentang
Kelayakan Lingkungan Hidup Pembangunan Pembangkit PLTU Meulaboh/Nagan Raya 2 x 100 MW Pasal 5, yaitu : Apabila PT PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh dan Riau memindahkan lokasi usaha/kegiatan atau perluasan, mengubah desain dan/atau proses dan/atau kapasitas serta terjadi perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar akibat peristiwa alam atau karena akibat lainnya sebelum dan pada waktu usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan, dilaksanakan, sehingga Dokumen ANDAL, RKL, RPL tidak sesuai lagi untuk dijadikan acuan pengelolaan lingkungan hidup rencana kegiatan tersebut, maka wajib dilakukan studi AMDAL yang baru sesuai dengan Pasal 25, 26 dan 27 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999.

2. PLTU TENAYAN Pembangunan PLTU TENAYAN sesuai Per.Men ESDM No 482 12/40/600.2/2006 adalah untuk Antisipasi Krisis Kelistrikan. Pembangunan PLTU TENAYAN mempunyai kapasitas 2 X 100 MW,menurut studi AMDAL yang dilakukan oleh Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Gadjah Mada yang beralamat di Yogyakarta.
Realita dilapangan pembangunan PLTU TENAYAN mempunyai kapasitas 2 X 110 MW, sesuai dengan Approval Drawing yang diterima di UIP KIT SUM I.

Perbedaan kapasitas yang ada di AMDAL ( 2 X 100 MW ) dengan yang ada di lapangan ( 2 X 110 MW ) menyalahi Keputusan Walikota Pekanbaru Nomor 147 Tahun 2010 tentang Kelayakan
Lingkungan Hidup Pembangunan PLTU Riau (2 x 100 MW) di Kelurahan Sail Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru Pasal 5 Ayat b, yaitu : Jika dilakukan pemindahan, perubahan rencana kegiatan dan/atau terjadi perubahan lingkungan hidup yang mendasar sehingga Dokumen ANDAL, RKL, RPL tidak sesuai lagi untuk dijadikan acuan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup kegiatan tersebut, maka wajib dilakukan studi AMDAL yang baru sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup Pasal 25,26 dan 27. 3. PLTU P. SUSU

Pembangunan PLTU P. SUSU sesuai Perpres Nomor 71 Tahun 2006 adalah untuk mempercepat diversifikasi energi ke non bahan bakar minyak. Pembangunan PLTU P.SUSU mempunyai kapasitas 2 X 200 MW menurut studi AMDAL yang dilakukan PT. Transima Citra Indo Consultant yang beralamat di Medan.
Realita dilapangan pembangunan PLTU P.SUSU mempunyai kapasitas 2 X 220 MW, sesuai dengan Approval Drawing yang diterima di UIP KIT SUM I.

Perbedaan kapasitas yang ada di AMDAL ( 2 X 200 MW ) dengan yang ada di lapangan ( 2 X 220 MW ) menyalahi Keputusan Gubernur Sumatera Utara No : 660/1889.K/2007 tentang Kelayakan
Lingkungan Hidup Rencana Kegiatan Pembangunan Pembangkit PLTU 2 Sumut 2 x 200 MW pada point kelima, yaitu : Apabila dilakukan perluasan kegiatan, penambahan kapasitas, pemindahan dan/atau perubahan rencana kegiatan sehingga dokumen ANDAL, RKL, RPL tidak sesuai lagi untuk dijadikan acuan pengelolaan lingkungan hidup rencana kegiatan tersebut, maka wajib dilakukan studi AMDAL yang baru.

SANKSI BAGI PLN Menurut UU Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 113 yaitu : Setiap orang yang memberikan informasi palsu, menyesatkan, menghilangkan informasi, atau memberikan keterangan yang tidak benar yang diperlukan dalam kaitannya dengan pengawasan dan penegakan hukum yang berkaitan dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) huruf j dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

REKOMENDASI TIM EVALUASI Tim Evaluasi menyarankan kepada PT PLN ( PERSERO ) UIP KIT SUM I untuk segera melakukan studi AMDAL yang baru demi menghindari sanksi hukum yang berlaku ,maupun tuntutan dari pihak pihak yang berkepentingan,juga oknum oknum yang ingin mengekspos masalah tersebut ke umum ( media ).
Waktu yang diperlukan untuk proses AMDAL hingga dikeluarkannya Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan pada umumnya berkisar antara 6 18 bulan. Perkiraan biaya penyusunan AMDAL baru Rp. 1.000.000.000,-/proyek.

Demikianlah Evaluasi ini dibuat berdasarkan data dan fakta yang ada PT PLN ( PERSERO ) UIP KIT SUM I,untuk dapat dipertimbangkan untuk dibuatkan studi AMDAL yang baru,demi kebaikan dan kemajuan perusahaan yang kita cintai ini. Hormat kami TIM EVALUASI TRIANA AMELIA EDU TAMBUNAN DIKKI ONGKHIE

Anda mungkin juga menyukai