Anda di halaman 1dari 10

PERKEMBANGAN ILMU DI DUNIA TIMUR DI INDONESIA

MAKALAH Diajukan guna memenuhi tugas dalam mata kuliah Filsafat Ilmu Disusun oleh: Kemas M. Gemilang NIM: 11350013/ AS-A Dosen: Dra. Hj. Ermi Suhesti S., M.Si.

JURUSAN AL-AHWAL ASY-SYAKHSIYYAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2012

KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia NYA sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Sejarah Perkembangan Ilmu Di Dunia Timur yang sederhana ini dengan baik. Dalam penyusunan makalah ini, dengan kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak, saya telah berusaha untuk dapat memberikan yang terbaik dan sesuai dengan harapan, walaupun didalam pembuatannya saya menghadapi kesulitan, karena keterbasan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Oleh karena itu pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ermi Suhesti selaku dosen pembimbing mata kuliah Filsafat Ilmu. Dan juga kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan dan dorongan kepada saya. Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan,oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat saya butuhkan agar dapat menyempurnakannya di masa yang akan datang. Semoga apa yang disajikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman dan pihak yang berkepentingan.

Yogyakarta, 29 Februari 2012

Penulis

BAB I PENDAHULUAN

Indonesia merupakan Negara yang memiliki dasar Negara yang disebut dengan Pancasila. Pancasila memiliki fungsi dan peranan yang sangat luas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Fungsi dan peranan itu terus berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Fungsi dan peranan pancasila oleh BP7 pusat (1993) di uraikan mulai dari yang abstrak sampai yang konkrit menjadi sepuluh, yakni Pancasila sebagai jiwa bangsa, Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia, pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia, pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum Indonesia, pancasila sebagai perjanjian luhur, pancasila sebagai pandangan hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia, pansila sebagai citacita dan tujuan bangsa Indonesia, pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara, pancasila sebagai moral pembangunan dan pembanguna nasional sebagai pengamalan pancasila. Pembanguna nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berlandaskan kemampuan nasional, dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global. Dalam pelaksanaannya mengacu pada kepribadian bangsa dan nilai-nilai luhur yang universal untuk mewujudkan kahidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan sejahtera, maju, kukuh kekuatan moral dan etika.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengaruh Timbal-Balik Antara Ilmu Dan Kebudayaan Di Indonesia Ilmu adalah bagian dari pengetahuan. Untuk mendapatkan ilmu diperlakukan cara-cara tertentu, ialah adanya suatu metode dan mempergunakan system, mempunyai objek formal dan objek material. Kerena pengetahuan adalah unsur dari kebudayaan, maka llmu yang merupakan bagian dari pengetahuan dengan sendirinya juga merupakan salah satu unsur kebudayaan. Ilmu merupakan unsur dari kebudayaan, antara ilmu dan kebudayaan ada hubungna timbal-balik. Perkembangan ilmu tergantung pada perkembangan kebudayaan, sedangkan perkembangan ilmu dapat memberikan pengaruh pada kebudayaan. Keadaan social dan kebudayaan, saling tergantung dan saling mendukung. Pada beberapa kebuadayaan, ilmu dapat berkembang dengan subur. Disini ilmu mempunyai peran ganda, yakni 1. Ilmu merupakan sumber nilai yang mendukung pengembangan kebudayaan; 2. Ilmu merupakan sumber nilai yang mengisi pembentukan watak bangsa. Pernyataan di atas dapat diperkuat dengan gagasan yang di katakan oleh BJ Habibie yaitu kebudayaan melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan ilmu pengetahuan dan teknologi memperkaya kebudayaan. Di dalam melaksanakan pengembangan, pengendalian dan pemanfaatan iptek, kebudayaan manusia merupakan salah satu unsure yang teramat penting. Kebudayaan manusia, termasuk karakter dan mentalitasnya, merupakan factor penentu apakah iptek bisa dimanfaatkan secara efesien atau tidak, produktif atau tidak. Dan factor kebudayaan pula yang mempengaruhi cepat-lambatnya imbas pemanfaatanya iptek dalam mendorong peningkatan taraf hidup suatu bangsa. Itulah proses interaksi antara ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan.

B. Pancasila Sebagai Paradigma Pengembangan Ilmu pengetahuan Dan Teknologi Menurut Kaelan (2000) bahwa pacasila merupakan satu kesatuan dari sila-silanya harus merupakan sumber nilai, kerangka berfikir serta asas moralitas bagi pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu sila-sila dalam pancasila menunjukan system etika dalam pembanguna IPTEK yakni sebagai berikut.

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengimplementasikan ilmu pengetahuan, mencipta, perimbangan antara rasional dengan irrasional, antara akal, rasa, dan kehendak.

Berdasarkan sila pertama ini iptek tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan, dibuktikan, dan diciptakan, tetapi juga dipertimbangkan maksudnya dan akibatnya apakah merugikan manusia dengan sekitarnya. Pengelolaan diimbangi dengan pelestarian. Sila pertama menempatkan manusia di alam semesta bukan sebagai pusatnya, melainkan sebagai bagian yang sistematik dari alam yang diolahnya. 2. Sila Kemanuisaan yang Adil dan Beradab, memberikan dasar-dasar moralitas bahwa manusia dalam mengembangkan iptek haruslah secara beradab. Iptek adalah bagian dari proses budaya manusia yang beradab dan bermoral. Oleh sebab itu, pembanguna iptek harus didasarkan pada hakikat tujuan demi kesejahteraan umat manusia, bukan menjadikan manusia sebagai makhluk yang angkuh dan sombong akibat dari penggunaan iptek. 3. Sila Persatuan Indonesia, memberikan kesadaran kepada bangsa Indonesia bahwa rasa nasionalisme bangsa Indonesia akibat dari sumbangan iptek, dengan iptek persatuan dan kesatuan bangsa dapat terwujud dan terpelihara, persaudaraan dan persahabatan antardaerah diberbagai daerah terjalin karena tidak lepas dari factor kemajuan iptek. Oleh sebab itu, iptek harus dapat dikembangkan untuk memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan selanjutnya dapat dikembangkan dalam hubungan manusia Indonesia dengan masyarakat Indonesia. 4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan, mendasari iptek secara demokratis. Artinya, setiap ilmuwan haruslah memiliki kebebasan untuk mengembangkan iptek. Selain itu dalam pengembangan iptek setiap ilmuwan juga harus mengsormati dan menghargai kebebasan oran lain dan harus memiliki sikap terbuka untuk dikritik, dikaji ulang maupun dibandingkan dengan penemuan teori lainnya. 5. Sila keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, kemajuan iptek harus dapat menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan, yaitu keseimbangan dalam hubungannya dengan dirinya, manusia dengan masyarakat bangsa dan Negara serta manusia dengan alam lingkungannya.

C. BJ Habibie (Bapak Teknologi) Tokoh Indosesia Dalam Perkembangan IPTEK 1. Biografi Singkat BJ Habibie Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie atau dikenal sebagai BJ Habibie (73 tahun) merupakan pria Pare-Pare (Sulawesi Selatan) kelahiran 25 Juni 1936. Habibie menjadi Presiden ke-3 Indonesia selama 1.4 tahun dan 2 bulan menjadi Wakil Presiden RI ke-7. Habibie merupakan blaster antara orang Jawa [ibunya] dengan orang Makasar/Pare-Pare [ayahnya]. BJ Habibi pernah kuliah Selama enam bulan di Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB), dan dilanjutkan ke Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochscule, Habibie muda menghabiskan 10 tahun untuk menyelesaikan studi S-1 hingga S-3 di Aachen-Jerman. Pak Habibie melanjutkan program doktoral setelah menikahi teman SMA-nya, Ibu Hasri Ainun Besari pada tahun 1962. Habibie mendalami bidang Desain dan Konstruksi Pesawat Terbang. Tahun 1965, Habibie menyelesaikan studi S-3 nya dan mendapat gelar Doktor Ingenieur (Doktor Teknik) dengan indeks prestasi summa cum laude. Setelah lulus, BJ Habibie bekerja di Messerschmitt-Blkow-Blohm atau MBB Hamburg (1965-1969 sebagai Kepala Penelitian dan Pengembangan pada Analisis Struktrur Pesawat Terbang, dan kemudian menjabat Kepala Divisi Metode dan Teknologi pada industri pesawat terbang komersial dan militer di MBB (1969-1973). Atas kinerja dan kebriliannya, 4 tahun kemudian, ia dipercaya sebagai Vice President sekaligus Direktur Teknologi di MBB periode 1973-1978 serta menjadi Penasihast Senior bidang teknologi untuk Dewan Direktur MBB (1978 ). Beberapa rumusan teorinya dikenal dalam dunia pesawat terbang seperti Habibie Factor, Habibie Theorem dan Habibie Method. Dialah menjadi satu-satunya orang Asia yang berhasil menduduki jabatan nomor dua di perusahaan pesawat terbang Jerman ini. Pada 1974 di usia 38 tahun, BJ Habibie pulang ke tanah air. Iapun diangkat menjadi penasihat pemerintah (langsung dibawah Presiden) di bidang teknologi pesawat terbang dan teknologi tinggi hingga tahun 1978. Dari tahun 1978 hingga 1997, ia diangkat menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) sekaligus merangkap sebagai Ketua Badan Pengkajian

dan Penerapan Teknologi (BPPT). Disamping itu Habibie juga diangkat sebagai Ketua Dewan Riset Nasional dan berbagai jabatan lainnya Habibie (usia 41 tahun) mendapat gelar Profesor Teknik dari ITB. Selama 20 tahun menjadi Menristek, akhirnya pada tanggal 11 Maret 1998, Habibie terpilih sebagai Wakil Presiden RI ke-7 melalui Sidang Umum MPR. Dan diangkat menjadi presiden yang ke-3 saat Soeharto mundur dari jabatan presidennya pada hari kamis 21 Mei tahun 1998. Tanggal 26 April 1976, Habibie mendirikan PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio dan menjadi industri pesawat terbang pertama di Kawasan Asia Tenggara (catatan : Nurtanio meruapakan Bapak Perintis Industri Pesawat Indonesia). Industri Pesawat Terbang Nurtanio kemudian berganti nama menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) pada 11 Oktober 1985, kemudian direkstrurisasi, menjadi Dirgantara Indonesia (PT DI) pada Agustuts 2000. Perlakuan istimewapun dialami oleh industri strategis lainnya seperti PT PAL dan PT PINDAD. Prinsip pembangunan industri ala Habibie adalah Top-Down (dari tinggi hingga ke rendah). Sedangkan secara konvensional adalah dari Down-Top (dari industri teknologi rendah ke teknologi tinggi). Selama masa pengabdiannya di Indonesia, Habibie memegang 47 jabatan penting seperti : Direkur Utama (Dirut) PT. Industri Pesawat Terbang Nasional (IPTN), Dirut PT Industri Perkapalan Indonesia (PAL), Dirut PT Industri Senjata Ringan (PINDAD), Kepala Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam, Kepala BPPT, Kepala BPIS, Ketua ICMI, dan masih banyak lagi. Industri-industri strategis ala Habibie (IPTN, Pindad, PAL) pada akhirnya memberikan hasil seperti pesawat terbang, helikopter, senjata, kemampuan pelatihan dan jasa pemeliharaan (maintenance service) untuk mesin-mesin pesawat, amunisi, kapal, tank, panser, senapan kaliber, water canon, kendaraan RPP-M, kendaraan combat dan masih banyak lagi baik untuk keperluan sipil maupun militer. 2. Konsep-konsep BJ Habibie dalam Pengembangan Iptek Didalam buku Jejak Pemikiran BJ Habibie di jelaskan bahwa ada konsep-konsep transformasi nasional yang diambil oleh mantan mentri Negara Negara Riset dan Teknologi Prof.

Dr. Ing. B.J. Habibie ini yang dilontarkannya pertama kali pada 14 Juni 1983 di bonn Republik Federasi Jerman. Adapun konsep transformasi Iptek tersebut adalah Mulai dari Akhir dan Berakhir di Awal. Maksud kalimat diatas adalah bahwa akhir berarti tahap akhir dari suatu proses penahapan secara evolutif pengembangan produk teknologi yang secara klasik telah ditempuh oleh Negara-negara industry maju, yaitu mulai dari tahap awal berupa penelitian dasar sampai dengan tahap akhir berupa perakitan dan pemasaran produk. Jadi yang di maksud BJ Habibie adalah proses trnsformasi teknologi nasional dimulai dari perakitan dan pemasaran produk teknologi dan berakhir pada penelitian dasar yang dibutuhkan untuk pengembangan dan inovasi produk industry. Proses transformasi teknologi nasional seperti yang telah disinggung di atas dapat di bagi menjadi empat tahap, sebagai berikut: a. Pemasaran produk dengan membangun jaringan produk support ataupurnajual sampai jumlah tertentu yang memungkinkan memproduksi produk tersebut. b. Dimulainya produksi secara lisensi dengan mengembangkan jaringan pengendalian dan pengamanan mutu atau quality control and quality assurance didalam proses produksi dengan penekanan biaya dan peningkatan kualitas produk yang harus diselesaikan sesuai dengan permintaan pasar. Pelaksanaanya harus bertahap dan melalui perkembangan evolusi yang dipercepat. Disini terjadi transfer Teknologi dan sekaligus peningkatan keterampilan dan produktivitas sumber manusia terkait. c. Pengembangan teknologi dengan memanfaatkan disiplin Ilmu pengetahuan terapan atau Aplied Science yang tepat dan berguna untuk mengembangkan produk baru. d. Melaksanakan riset dalam ilmu dasar dan ilmu terapan yang biasanya dilaksanakan di universitas atau lembaga penelitian atas beban pemerintah.

BAB III PENUTUP Indonesia memiliki pancasila yang memiliki kekuatan atau filosofi yang sangat mempengaruhi dan menjelaskan suatu tujuan atau cita-cita Negara Republik Indonsesia. Semua itu Terlihat dari setiap sila yang memiliki makna tersendiri dan saling berkaitan sila satu dengan sila yang lainnya. Peranan budaya sangat mempengaruhi majunya Iptek, begitu juga sebaliknya bahwa kemajuan Iptek sangat bisa mempengaruhi terbentuknya kebudayaan. Karena Ilmu merupakan unsure dari kebudayaan yang memiliki peran ganda yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu: 1. Ilmu merupakan sumber nilai yang mendukung pengembangan kebudayaan; 2. Ilmu merupakan sumber nilai yang mengisi pembentukan watak bangsa. BJ Habibie merupakan tokoh Indonesia yang sangat memiliki peran dalam hal pembangunan IPTEK di Negara berkembang ini. Terlihat jelas dari 47 jabatan penting yang pernah ia jabat seperti : Direkur Utama (Dirut) PT. Industri Pesawat Terbang Nasional (IPTN), Dirut PT Industri Perkapalan Indonesia (PAL), Dirut PT Industri Senjata Ringan (PINDAD), Kepala Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam, Kepala BPPT, Kepala BPIS, Ketua ICMI, dan masih banyak lagi.

DAFTAR PUSTAKA Mizan Media Utama. 2010. Jejak Pemikiran B.J. Habibie. Bandung: Mizan Pustaka. Surajiyo. 2007. Filsafat Ilmu Dan Perkembangannya Di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. Nusantaranews, Menulis. http://nusantaranews.wordpress.com/2009/04/02/biografi-bj-habibiebapak-teknologi-dan-demokrasi-indonesia/. Diakses pada tanggal 12 Maret 2012 pukul 19.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai