Anda di halaman 1dari 4

KASUS KORUPSI WISMA ATLET : ANGELINA SONDAKH KASUS :

Angelina Sondakh bersikap tegar walau dia resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus penggelapan dana pembangunan Wisma Atlet, Jakabaring, Palembang, senilai lebih dari Rp 100 miliar. Angie masih percaya kalau dirinya hanya korban dari intrik politik mengingat posisinya sebagai koordinator anggaran Komisi Olahraga (Komisi X) DPR dari Fraksi Demokrat. Angelina Sondakh sebelumnya dikenakan Pasal 5 ayat 2 atau Pasal 11 atau 12 huruf a UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Ancaman hukuman untuk Pasal 5 dan 11 antara 1-5 tahun. Sedangkan untuk Pasal 12 huruf a, ancaman hukumannya antara 4-20 tahun. Tuduhannya, Putri Indonesia 2001 itu menerima aliran dana dari proyek Wisma Atlet. Politikus Partai Demokrat itu juga mengaku tidak pernah menerima uang terkait proyek wisma atlet. Angie mengatakan tidak pernah mengaku di hadapan Tim Pencari Fakta Partai Demokrat kalau dirinya menerima uang. Selain itu, Angelina mengaku tidak pernah ikut pembangian uang dalam Kongres Partai Demokrat 2010 di Bandung dalam rangka memenangi Anas Urbaningrum. Bantahan Angelina sondakh tersebut menjadi sorotan karena dinilai penuh kebohongan. Antara lain terdapat bukti-bukti foto yang menunjukkan bahwa Angelina sudah menggunakan BlackBerry sejak tahun 2009. Bahkan Nazaruddin berencana melaporkan Angelina ke polisi karena dianggap berbohong di sidang. Semakin banyak saja masalah yang menghampiri Angelina Sondakh (Angie). Setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus suap wisma atlet, kini dia harus berurusan dengan kepolisian atas laporan tim kuasa hukum Nazaruddin.Selasa (21/2) siang, tim kuasa hukum Nazaruddin mendatangi Polda Metro Jaya untuk mendaftarkan laporannya. Angie dipolisikan terkait kesaksiannya yang dinilai palsu pada persidangan Nazaruddin di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (15/2) lalu. Di hadapan majelis hakim Tipikor, Anggie mengaku baru memiliki BlackBerry (BB) pada 2010. Padahal terdapat sederet bukti foto yang memperlihatkan Angie sudah memegang gadget itu pada 2009. Angie dikenakan pasal 242 KUHP, tentang memberikan keterangan palsu dengan ancaman penjara tujuh tahun penjara.

ANALISIS :
Kejujuran tentu harganya sangat mahal di negara ini, tetapi modalnya sangat murah. Apalah sulitnya mengatakan sesuatu dengan jujur karena kejujuran itu berbuah pada sebuah prestasi yang sangat luar biasa. Ketika dalam penegakan hukum di negara kita yang disebut dengan kejujuran tentu langka. Hampir dalam proses hukum semua mengarah kepada manipulasi, atau praktik ketidakjujuran pasti ditemukan sekalipun dengan kadar yang berbeda-beda. Membongkar kebohongan di negara kita sebagai lawan kejujuran tidaklah sulit. Hanya saja, sudahkah jujur para aparat penegak hukum dalam menjalankan tugasnya? Apa yang kita lihat dengan drama hukum mengenai kasus Angelina Sondakh adalah sebuah tontonan yang sangat menjijikkan dan tidak mendidik secara hukum kepada publik. Di persidangan Angelina Sondakh mengungkapkan sesuatu yang tidak jujur. Mindo Rosalina sudah mengatakan keterkaitan Angelina Sondakh dengan berbagai bukti yang sangat akurat dan otentik. Saat dipersidangan memberikan keterangan Angelina Sondakh membantah keterangan dari Mindo Rosalina. Saling bantah, saling tuduh pun kita lihat menjadi tontonan yang sangat tidak elegan. Padahal sebelum bersaksi di Pengadilan sebagai tersangka, Angelina Sondakh terlebih dahulu mengucapkan sumpah untuk memberikan keterangan yang sebenarnya. Apa yang dikatakan oleh Angelina Sondakh sangat bertentangan dengan yang dikatakan oleh Mindo Rosalina. Sebagai contoh, Angie mengatakan dia punya Blackberry (BB) pada tahun 2010, sementara di berbagai Media pada tahun 2009 Angie sudah punya BB. Dari sini saja sudah kelihatan bahwa sebenarnya Angie sedang berkata tidak jujur atau berbohong. Sarat Kebohongan Mengapa dunia politik dan dunia penegakan hukum kita sarat dengan kebohongan? Semua kepala daerah dan DPRD tidak pernah jujur dalam menyusun format APBD. APBD dibuat dengan mengadopsi kepentingan mereka, tetapi mengatasnamakan kepentingan rakyat yang lebih besar. Benarkah kepentingan rakyat yang diperjuangkan dalam APBD? Sekali lagi, kejujuran sangat langka dalam dunia politik kita. Dari kasus Angie yang sarat dengan kebohongan, sarat dengan manipulasi, dan penuh dengan saksi dusta, apa yang ingin saya sarankan? Saya ingin berpendapat agak aneh, saking miskinnya kejujuran di negara ini. Bagaimana kalau Angie jujur mengatakan yang sebenarnya dengan detail tentang kasus wisma Atlit Palembang dibebaskan oleh Hakim? Toh, habis sudah energi kita menyelesaikan kasus Angie dan tidak punya ujung yang jelas. Lebih sakit lagi nantinya, dengan alasan tidak cukup bukti di Pengadilan Angie bisa bebas. Bukan hal asing lagi

pengadilan tipikor banyak yang memberi vonis bebas kepada para koruptor. Inilah yang kita takutkan. Kalau Angie jujur dan mengakui kesalahannya, kemudian hakim memberi vonis bebas saya yakin rakyat bisa menerima ini, sekalipun sudah melakukan tindakan korupsi. Rakyat sangat rindu kejujuran dari dari DPR, pejabat di Republik ini. Sangat ironis para politisi atau pejabat melakukan sandiwara yang sangat memuakkan dan menjijikkan untuk ditonton di TV dan media cetak lainnya. Yang dibutuhkan oleh rakyat adalah kejujuran, kejujuran, dan kejujuran. Sekalipun yang dilakukan salah, kalau jujur mengatakan dan berjanji itu tidak dilakukan akan lebih berharga daripada melakukan proses hukum yang penuh dengan kepura-puraan. Toh pada akhirnya akan melukai keadilan masyarakat. Mengingat kasus korupsi yang divonis di pengadilan sungguh sangat tidak adil. Bayangkan kasus narkoba sudah banyak yang dihukum mati, mengapa kasus korupsi hanya paling lama lima tahun dengan berbagai potong tahanan? Belum lagi kasus rakyat kecil yang berujung di pengadilan. Ini sungguh tidak adil. Perlu sebuah kejujuran dalam berbagai kasus korupsi. Saya sangat yakin semua koruptor akan diampuni oleh rakyat jika koruptor itu mau mengaku dan minta maaf secara terbuka, tetapi dengan berkata jujur tentang korupsi yang dilakukan. Toh hukum kita sudah tidak lagi dipercaya. Apa yang kita lihat adalah sebuah kepura-puraan semata. Untuk apa lagi melakukan sandiwara yang berujung pada terlukanya hati rakyat. Sebaiknya koruptor mau terbuka dan jujur kepada rakyat. Dengan catatan kedepan jangan terulang lagi. Memang ini terkesan frustrasi dan mengabaikan prosedur administrasi hukum. Tetapi mau bilang apa lagi. Saatnya para koruptor melakukan gerakan massal untuk membangun kejujuran karena ketidakjujuran mereka dalam menjalankan kekuasaan yang dimilikinya. Yang terjadi sekarang ini adalah prosedural hukum penuh dengan ketidakjujuran untuk membela Angie dan kawan-kawan. Kalau boleh saya berpendapat biarlah Angie bebas asalkan jujur mengakui perbuatannya yang sebenarnya serta bersedia meminta maaf kepada semua masyarakat. Rakyat sudah muak dengan semua kebohongan dan saksi dusta ini. Drama Angie sudah saatnya diakhiri asalkan mau jujur dan minta maaf kepada rakyat. Daripada mengedepankan proses hukum yang pada akhirnya gagal juga

TUGAS SOSIOLOGI HUKUM ANALISIS KASUS KORUPSI WISMA ATLET ANGELINA SONDAKH

ARASSURYA DIANI E0010043 KELAS D

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Anda mungkin juga menyukai