Anda di halaman 1dari 1

Oxana Malaya, Manusia Anjing

Analisa : Manusia anjing bernama Oxana Malaya lahir pada November 1983. Saat ia berusia tiga tahun, orang tuanya yang pemabuk tak sanggup lagi merawat Oxana, sehingga mereka membuang Oxana ke taman belakang rumah, di mana Oxana akhirnya hidup bersama anjing-anjing. Selama lima tahun, Oxana besar, tidur, bermain bersama anjing. Selama itu pula Ia hanya makan daging mentah dan sampah. Pertumbuhan giginya pun menjadi aneh. Saat Oxana berusia delapan tahun, tetangganya melaporkan hal tersebut ke polisi. Saat polisi dan masyarakat menjemput Oxana, mereka terkejut ketika melihat perilaku Oxana yang berbeda jauh dari anak normal. Ia berjalan dengan empat kaki, menggonggong, mencakar, dan mengendus seperti layaknya seekor anjing. Saat ditemukan, Oxana juga tidak bisa berbicara bahasa manusia, tak bisa berinteraksi dan tak memahami nilai-nilai sosial. Kontrasnya, Ia malah memiliki indera pendengaran, penciuman dan penglihatan yang sangat ekstrim hebat! Setelah polisi menyelamatkannya dari kandang anjing, Oxana dirawat di klinik Baraboy, Odessa untuk menyembuhkan dia dari keterbelakangan mental. Kini Oxana yang sudah berusia 28 tahun sudah bisa bicara dan masalah perilakunya (dog-like habits) sedikit demi sedikit sudah mulai bisa diperbaiki.

Komentar : Dalam roda kehidupan, manusia akan mengalami proses sosialisasi dimana mereka akan dapat membentuk kepribadiannya. Sosialisasi tersebut memiliki beberapa tujuan yang nantinya akan dapat menentukan kepribadian serta perilaku mereka di masa mendatang. Dalam kasus manusia anjing ini, saya menemukan bahwa Oxana Malaya tidak menerima proses sosialisasi tersebut dengan baik. Saat seharusnya ia mulai berada pada tahap-tahap primer pembentukan kepribadiannya, ia malah dibuang ke taman belakang tempat anjing-anjing hidup. Sehingga ia hidup bersama dengan anjing-anjing. Oxana Malaya akhirnya mulai membentuk kepribadiannya dengan meniru perilaku anjing dari ia kecil hingga ia berumur delapan tahun. Selama itu ia tidak pernah berinteraksi dengan manusia. Ia hanya berinteraksi dengan anjing-anjing tersebut. Sosialisasi primer yang ia terima bersama anjing-anjing tersebut akhirnya membawa ia membentuk kepribadian seperti anjing dan sifat fisiknya yang menyerupai anjing.

Sangat disayangkan apabila seorang manusia yang seharusnya dapat mengerti nilai dan norma manusia, malah berperilaku seperti anjing. Seharusnya, jika orangtua Oxana Malaya memang tidak lagi sanggup untuk merawatnya, mereka lebih baik menitipkannya atau meminta bantuan kepada panti asuhan untuk merawatnya. Sehingga ia dapat bersosialisasi dengan manusia, dan dapat membentuk kepribadiannya dengan baik seperti layaknya manusia biasa.

Anda mungkin juga menyukai