Anda di halaman 1dari 8

ABSTRAK Faktor tumbuh kembang memegang peranan penting dalam bidang ortodonsi, terutama tumbuh kembang tulang oleh

karena akan menentukan status kematangan tulang. Evaluasi kematangan tulang sangat penting dalam rencana dan perawatan ortodonsi oleh karena terdapat variasi individual dalam waktu, durasi dan kecepatan pertumbuhan. Perkiraan potensi pertumbuhan penting diketahui pada perawatan dengan penarikan ekstra oral, penggunaan alat ortodonsi fungsional dan tindakan ortodonsi bedah. Perkiraan baik waktu maupun jumlah aktif pertumbuhan, khususnya kompleks kraniofasial akan sangat berguna bagi ahli ortodonsi.Tulang selain berguna untuk menetapkan kematangan tulang, dalam bidang ortodonsia sangat penting peranannya oleh karena kualitas tulang sangat menentukan keberhasilan pergerakan gigi. Kualitas tulang ditentukan oleh banyaknya kalsifikasi tulang. Kematangan tulang dapat ditentukan dari banyaknya kalsifikasi tulang. Kalsifikasi tulang pada dasarnya adalah pengendapan mineral terutama kalsium dan fosfor ke dalam matriks organik tulang. Key Word : maturitas tulang, protein, reversibility Pendahuluan Faktor tumbuh kembang memegang peranan penting dalam bidang ortodonsi, terutama tumbuh kembang tulang oleh karena akan menentukan status kematangan tulang. Evaluasi kematangan tulang sangat penting dalam rencana dan perawatan ortodonsi oleh karena terdapat variasi individual dalam waktu, durasi dan kecepatan pertumbuhan. Tubuh manusia selama proses kehidupan mengalami perubahan dimensi. Maturitas merupakan karakteristik dari percepatan pertumbuhan hingga masa ja sekitar usia 20 tahun. Pertumbuhan wajah berhubungan dengan pertumbuhan tubuh secara keseluruhan. Penelitian secara sefalometri menyatakan bahwa pertumbuhan wajah tidaklah konstan selama periode perkembangan. Intensitas, permulaan dan lamanya dari masa pubertas perkembangan wajah mberikan berbagai variasi pada tiap individu.

Indikator untuk mengevaluasi perkembangan wajah pada pasien ortodonti yang dapat digunakan adalah maturitas dari tubuh, sexual, skeletal dan gigi geligi. Data tentang waktu puncak kecepatan pertumbuhan pada wajah dapat digunakan untuk melengkapi prosedur perawatan. Sebuah tanda, apakah puncak pertumbuhan wajah sebentar lagi atau sudah komplit dapat menentukan bentuk perawatan. Untuk pergerakan gigi aktif maka tahap pertumbuhan paling cepat merupakan saat yang paling menguntungkan. Tahap pertumbuhan yang paling cepat sesudah masa kanak kanak merupakan periode pertumbuhan pubertas dan beberapa operator menggunakan periode ini semaksimal mungkin sebagai bagian utama dari perawatan ortodonti korektif. Periode pertumbuhan pubertas yang maksimal dentofasial ortopedi. Maturitas Skeletal Maturitas skeletal adalah bagian yang m enyeluruh dari pola pertumbuhan dan perkembangan individu.Proses tumbuh kembang manusia dikontrol oleh sistem endokrin. Sekresi hormon pertumbuhan oleh kelenjar pituitari akan mengontrol pertumbuhan fisiologis dan perkembangan tubuh manusia secara normal. Pada keadaan terjadi gangguan atau ketidakseimbangan hormonal maka dapat terjadi keterlambatan atau percepatan pertumbuhan. Pada keadaan - keadaan seperti ini maka umur kronologis tidak dapat memberikan informasi yang cukup tentang pertumbuhan seseorang secara tepat. Umur kronologis saja adakalanya tidak dapat digunakan untuk menilai tingkat perkembangan dan maturasi seorang Pasien, sehingga perlu ditentukan umur biologisnya. Maturitas skeletal dapat diketahui dengan menggunakan radiografi pergelangan tangan dan vertebra servikalis. Maturitas Pergelangan Tangan Penentuan umur skeletal dapat dilihat berdasarkan tanda - tanda status maturitas dalam sistem skeletal. Tanda - tanda maturitas dapat dilihat dari ossifikasi pada tulang - tulang pergelangan tangan dengan menggunakan radiografi pergelangan tangan yang memberi petunjuk mengenai status pertumbuhan seseorang. Pada pergelangan tangan ini terdapat beberapa pusat pertumbuhan skeletal yang mengalami perubahan pada waktu dan tingkat yang berbeda, sehingga dapat digunakan sebagai indikator untuk menentukan tingkat maturasi seseorang. merupakan waktu yang tepat untuk melakukan terapi

Ada beberapa pendapat mengenai penentuan tingkat maturitas dengan menggunakan radiografi pergelangan tangan, antara lain analisa menurut Fishman, Bjork, Grave, dan Brown, Julian Singer, dan Peter Loh. Maturitas Vertebra Servikalis Tulang vertebra servikalis merupakan salah satu bagian dari tulang vertebra (tulang belakang). Tulang vertebra terdiri dari 33 buah yakni 7 tulang vertebra servikalis, 12 tulang vertebra torakalis, 5 tulang vertebra lumbal, 5 vertebra yang menyatu tulang sacrum dan 4 vertebra yang menyatu menjadi coccygeus/ tulang ekor (Gambar 1). Tulang vertebra servikalis berfungsi untuk pergerakan kepala dan leher, dimana pergerakan ini diperankan oleh beberapa tulang, mencakup tulang occipitalis, tulang vertebra servikalis pertama (atlas), tulang vertebra servikalis kedua (axis), dan lengkung tulang vertebra servikalis. Tulang vertebra servikalis mulai terbentuk pada minggu keempat pada masa kandungan. Bentuk pertama dari tulang vertebra servikalis adalah kartilago (tulang rawan). Proses chondrification atau penghancuran tulang rawan terjadi pada minggu keenam, diikuti oleh proses ossifikasi atau pembentukan tulang keras pada minggu kesembilan. Proses ossifikasi tulang vertebra servikalis berbeda-beda satu sama lainnya. Semua tulang vertebra mempunyai ciri-ciri tertentu. Keseluruhan tulang vertebra servikalis berbentuk cembung. Tulang vertebra servikalis adalah vertebra yang terkecil di antara vertebra lainnya. Tulang vertebra sevikalis ketujuh menunjukkan perbedaan di antara vertebra servikalis lainnya. Perbedaan yang khas dari vertebra servikalis yang ketujuh yakni terletak pada prosessus spinosusnya yang tidak bercabang. Selain itu, tulang vertebra servikalis pertama (atlas) dan tulang vertebra servikalis kedua (axis) juga memiliki perbedaan di antara vertebra servikalis lainnya. Perbedaan tulang atlas dengan vertebra servikalis lainnya yakni tulang atlas memiliki dua buah lengkung, sedangkan perbedaan tulang axis dengan tulang vertebra servikalis lainnya yakni tulang axis memiliki prosessus odontoid. Tulang vertebra servikalis merupakan bagian dari tulang vertebra yang paling lentur sehingga banyak gerakan yang dapat dilakukan oleh tulang vertebra servikalis. Penggunaan vertebra servikalis pada sefalometri lateral untuk memprediksi umur skeletal telah dilakukan sejak dua dekade yang lalu. Beberapa percobaan dan penelitian telah menghasilkan suatu rumusan penentuan umur dengan bantuan vertebra servikalis. Pertumbuhan vertebra servikalis secara horizontal dan vertikal mengalami percepatan hingga kurang lebih 2

tahun dan mengalami perlambatan setelah pubertal grwoth spurt baik pada laki-laki dan perempuan. Dengan m emperhatikan bentuk perubahan pertumbuhan sebagai indikator yang terjadi pada tulang vertebra servikalis maka dapat membantu penentuan umur skeletal. Indikator yang digunakan pada analisa radiografi vertebra servikalis dapat dilihat dari kecekungan tepi bawah korpus, ketinggian korpus dan bentuk vertebra servikalis. Perkiraan potensi pertumbuhan penting diketahui pada perawatan dengan penarikan ekstra oral, penggunaan alat ortodonsi fungsional dan tindakan ortodonsi bedah. Perkiraan baik waktu maupun jumlah aktif pertumbuhan, khususnya kompleks kraniofasial akan sangat berguna bagi ahli ortodonsi. Tulang selain berguna untuk menetapkan kematangan tulang, dalam bidang ortodonsia sangat penting peranannya oleh karena kualitas tulang sangat menentukan keberhasilan pergerakan gigi. Kualitas tulang ditentukan oleh banyaknya kalsifikasi tulang. Variasi individual dalam tumbuh kembang anak disebabkan oleh karena tumbuh kembang dipengaruhi oleh faktor lingkungan, hormonal, diantaranya hormon pertumbuhan dan genetik. Nutrisi termasuk salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh pada tumbuh kembang tulang sejak prenatal. Pembentukan tulang terjadi secara berkesinambungan. Nutrien, diantaranya protein dapat mempengaruhi pertumbuhan tulang dengan jalan menghambat diferensiasi seluler, merubah kecepatan sintesis unsur pokok matriks tulang yaitu protein kolagen dan non kolagen yang masing-masing mempunyai peranan spesifik pada pembentukan tulang. Terdapat dua metabolisme utama dalam pembentukan tulang yang rentan terhadap kekurangan nutrien, diantaranya adalah protein, yaitu: proses sintesis protein untuk membentuk matriks organik tulang yang terdiri dari jaringan kolagen dan non kolagen protein. Sintesis protein yang normal diperlukan untuk perkembangan jaringan lunak dan keras diantaranya tulang. Kekurangan protein akan menyebabkan perubahan pada timbunan asam amino, hal tersebut mengakibatkan hambatan reaksi sintesis protein sehingga menimbulkan hambatan juga dalam pembentukan matriks organik tulang. Proses berikutnya adalah kalsifikasi tulang, pada tahap ini mineral diantaranya kalsium dan fosfor diendapkan dalam matriks tulang.Jika terdapat hambatan dalam pembentukan matriks organik, maka akan ada hambatan juga dalam proses kalsifikasi tulang sehingga terjadi penurunan kadar mineral tulang, diantaranya kalsium dan fosfor tulang Beberapa penelitian telah dilakukan untuk meneliti pengaruh kekurangan protein terhadap metabolisme mineral dan kepadatan tulang pada anak tikus masa pertumbuhan. Kelompok

perlakukan diberikan diet protein 5% selama 4, 6 dan 8 minggu, pada kelompok kontrol diberikan protein 18%. Hasil penelitian menunjukkan meskipun didapatkan pengurangan dimensi skeletal pada ketiga kelompok perlakuan, tetapi tidak terdapat perbedaan pada kepadatan tulang. Disimpulkan bahwa pengurangan diet protein menyebabkan kelambatan pertumbuhan, tetapi kepadatan tulang tetap dipertahankan jika masih ada pengurangan ekskresi kalsium melalui urin.Likimani et al. meneliti tentang pengaruh kekurangan protein dalam makanan terhadap metabolisme mineral dan kepadatan tulang. Hasilnya ialah diet protein 10 mg/kg berat badan/hari menyebabkan pengurangan kandungan mineral tulang terutama pada ujung proksimal yang terutama terdiri dari tulang trabekula. Gangguan perkembangan, baik berasal dari faktor genetik, virus ataupun kelainan nutrisi berpengaruh kuat pada berbagai tahap perkembangan tulang. Beberapa sel atau sekelompok sel kemungkinan lebih peka dari sel yang lain selama siklus kehidupan. Tahap peka ini kemungkinan bersifat sementara, tetapi rangkaian kelainan yang parah dapat mempengaruhi kemampuan pembentukan struktur jaringan yang normal. Pada permulaan pertumbuhan, terjadi pembelahan sel yang cepat (hiperplasi). Organ tubuh mengalami beberapa periode hiperplasi pada pertumbuhan yang melibatkan aktivitas metabolik seluler yang cepat. Pada periode ini jika terjadi penyakit yang mengganggu replikasi DNA dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan yang menetap (ireversibel) oleh karena jaringan tidak dapat menamah jumlah sel. Berdasar pernyataan tersebut, maka ingin diteliti daya reversibilitas kalsifikasi tulang akibat kekurangan protein pre dan post natal dengan memberikan makanan standar dengan cukup protein dari umur sapih (30 hari) sampai umur dewasa (56 hari) pada anak tikus dengan kekurangan protein pre dan post natal. Daya reversibilitas dilihat dengan membandingkan lebar epifisis, kadar kalsium dan fosfor tulang pada tikus dengan tambahan pakan standar tersebut dengan tikus normal usia dewasa. Jika tidak ada perbedaan yang bermakna antara lebar lempeng epifisis, kadar kalsium dan fosfor di antara tikus tersebut, maka hambatan kalsifikasi tulang bersifat sementara (reversibel). Deskripsi analitik

Tujuan penelitian : untuk mengetahui pengaruh dari komposisi tubuh dimana protein yang dibutuhkan dalam maturitas tulang terhadap keberhasilan perawatan orthodonsia. Kesimpulan yang didapat adalah ada hubungan antara komposisi tubuh dalam maturitas terhadap keberhasilan perawatan orthodonsia.

TUGAS GIZI PERANAN KOMPOSISI TUBUH TERHADAP MATURITAS TULANG DALAM APLIKASINYA TERHADAP PEEAWATAN ORTHODONSIA

OLEH: DINDA AYU SUKMA PANGESTUTI (071610101039)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2011

Anda mungkin juga menyukai