Anda di halaman 1dari 13

Kelompok I

Citia Exoiia 0tami Nuhammau Akiam


Imamayu Ilhamiah Nailiani Kapa
Luthfi Fauzia Ratmilla Rianuani
Bjamil Ramauhan Nuhammau Zulkainain
Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan ( knowledge ) adalah
proses kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari
kesadarannya sendiri.
Pengetahuan Manusia Pengetahuan Manusia
Pengetahuan Biasa
(Ordinary Knowledge)
Pengetahuan Biasa
(Ordinary Knowledge)
Pengetahuan Biasa
(Scientivic Knowledge)
Pengetahuan Biasa
(Scientivic Knowledge)
Pengetahuan Filsafat
(Philosofic Knowledge)
Pengetahuan Filsafat
(Philosofic Knowledge)
Ilmu pengetahuan hanya terfokus
pada disiplin bidang masing masing
secara kaku dan terkotak kotak,
sedangkan kajian filsafat tidak
terkotak kotak dalam disiplin
tertentu.
nilai ilmu pengetahuan terletak pada
kegunaan pragmatis, sedangkan
kegunaan filsafat timbul dari
nilainya.
FILSAFAT
MEMBERIKAN
PENJELASAN YANG
MUTLAK DAN
MENDALAM SAMPAI
MENDASAR (PRIMARY
CAUSE) SEDANGKAN
ILMU PENGETAHUAN
MENUNJUKKAN SEBAB
- SEBAB YANG TIDAK
BEGITU MENDALAM,
YANG LEBIH DEKAT,
DAN YANG LEBIH
Cabang Cabang
Filsafat
Metafisika
Epistimologi
Metodologi Logika
Etika
Estetika
Ilmu yang peitama kalu muncul aualah filsafat uan ilmu ilmu khusus menjaui
bagian uaii filsafat Bengan uemikian aua yang mengatakan filsafat sebagai
inuuk atau ibu ilmu pengetahuan Ilmu filsafat beiusaha menyatupauukan
masing masing ilmu
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia.
Nama ini terdiri dari dua kata yaitu dari bahasa Sansekerta panca
berarti lima dan sila berarti prinsip atau ras. Pancasila merupakan
rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Sistem berasal dari bahasa Latin systema dan bahasa Yunani
susteme , adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau
elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliaran
informasi, materi, atau energi.
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran
manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat
tidak didalami dengan melakukan eksperiman dan percobaan, tetapi
dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu,
memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu.
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem
filsafat.
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem
filsafat.
Sila-sila Pancasila yang
merupakan sistem filsafat pada
hakikatnya merupakan suatu
kesatuan organis. Artinya,
antara sila-sila Pancasila itu
saling berkaitan, saling
berhubungan bahkan saling
mengkualifikasi. Pemikiran
dasar yang terkandung dalam
Pancasila, yaitu pemikiran
tentang manusia yang
berhubungan dengan Tuhan,
dengan diri sendiri, dengan
sesama, dengan masyarakat
Pancasila sebagai sistem
filsafat memiliki ciri khas yang
berbeda dengan sistem-
sistemfilsafat lainnya, seperti
materialisme, idealisme,
rasionalisme, liberalisme,
komunisme dan sebagainya.
Pancasila sebagai sistem
filsafat memiliki ciri khas yang
berbeda dengan sistem-
sistemfilsafat lainnya, seperti
materialisme, idealisme,
rasionalisme, liberalisme,
komunisme dan sebagainya.
Wawasan filsafat meliputi
bidang atau aspek
penyelidikan ontologi,
epistemologi, dan aksiologi.
Wawasan filsafat meliputi
bidang atau aspek
penyelidikan ontologi,
epistemologi, dan aksiologi.
Ontologi adalah bidang filsafat yang menyelidiki makna yang ada
(eksistensi dan kebenaran), sumber ada, jenis ada, dan hakikat ada,
termasuk alam, manusia, metafisika, dan kosmologi. Dasar ontologi
Pancasila adalah manusia yang memilki hakikat mutlak monopluralis.
Masalah ontologis antara lain:
Apakah hakikat sesuatu itu?
Apakah realitas yang ada tampak
ini suatu realitas sebagai
wujudnya, yaitu benda?
Apakah ada suatu rahasia di balik
realitas itu, sebagaimana yang
tampak pada makhluk hidup?
Dan seterusnya.
Secara ontologis, penyelidikan
Pancasila sebagai filsafat
dimaksudkan sebagai upaya untuk
mengetahui hakikat dasar dari sila-
sila Pancasila.
Secara ontologis, penyelidikan
Pancasila sebagai filsafat
dimaksudkan sebagai upaya untuk
mengetahui hakikat dasar dari sila-
sila Pancasila.
Pancasila yang terdiri atas lima sila,
setiap sila bukanlah merupakan asas
yang berdiri sendiri-sendiri,
melainkan memiliki satu kesatuan
dasar ontologis.
Pancasila yang terdiri atas lima sila,
setiap sila bukanlah merupakan asas
yang berdiri sendiri-sendiri,
melainkan memiliki satu kesatuan
dasar ontologis.
Epistemologi adalah bidang atau cabang filsafat yang menyelidiki asal,
syarat, susunan, metode, dan validitas ilmu pengetahuan.
Secara epistemologis, kajian
Pancasila sebagai filsafat
dimaksudkan sebagai upaya untuk
mencari hakikat Pancasila sebagai
suatu sistempengetahuan
Secara epistemologis, kajian
Pancasila sebagai filsafat
dimaksudkan sebagai upaya untuk
mencari hakikat Pancasila sebagai
suatu sistempengetahuan
Dasar epistemologis Pancasila pada
hakikatnya tidak dapat dipisahkan
dengan dasar ontologisnya. Maka,
dasar epistemologis Pancasila
sangat berkaitan erat dengan
konsep dasarnya tentang hakikat
manusia
Dasar epistemologis Pancasila pada
hakikatnya tidak dapat dipisahkan
dengan dasar ontologisnya. Maka,
dasar epistemologis Pancasila
sangat berkaitan erat dengan
konsep dasarnya tentang hakikat
manusia
Menurut Titus, 3 persoalan yang
mendasar dalamepistemologi
antara lain :
Tentang sumber pengetahuan
manusia
Tentang teori kebenaran
pengetahuan manusia
Tentang watak pengetahuan
manusia
Aksiologi adalah teori nilai, yaitu sesuatu yang diinginkan,
disukai atau yang baik. Bidang yang diselidiki adalah hakikat
nilai, kriteria nilai, dan kedudukan metafisika suatu nilai.
Nilai nilai dalampancasila termasuk nilai
etik dan nilai moral merupakan nilai
dasar yang mendasari nilai instrumental
dan selanjutnya mendasari semua
aktivitas kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
Nilai nilai dalampancasila termasuk nilai
etik dan nilai moral merupakan nilai
dasar yang mendasari nilai instrumental
dan selanjutnya mendasari semua
aktivitas kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
Secara aksiologis, bangsa Indonesia
merupakan pendukung nilai-nilai
Pancasila (subscriber of value Pancasila),
yaitu bangsa yang berketuhanan, yang
berkemanusiaan, yang berpersatuan,
yang berkerakyatan dan berkeadilan
sosial.
Secara aksiologis, bangsa Indonesia
merupakan pendukung nilai-nilai
Pancasila (subscriber of value Pancasila),
yaitu bangsa yang berketuhanan, yang
berkemanusiaan, yang berpersatuan,
yang berkerakyatan dan berkeadilan
sosial.
Dalamfilsafat Pancasila, disebutkan
ada tiga tingkatan nilai, yaitu nilai
dasar, nilai instrumental, dan nilai
praktis.
Tuhan, yaitu sebagai kausa primaManusia,
yaitu makhluk individu dan makhluk sosial
Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian
sendiri.
Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus
bekerja sama dan gotong royong.
Manusia, yaitu makhluk individu dan
makhluk sosial
Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri
sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.
Agar kita dapat menerapkan Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari
Dapat menjadi pedoman untuk berinteraksi antar manusia dan
alam sekitarnya
Mengajarkan kepada kita bahwa kita sebagai makhluk sosial
tidak bisa lepas dari peran lain
Menciptakan keselarasan dan keharmonisan antar umat
beragama
Dengan kita mengamalkan isi Pancasila tidak akan mudah
terpengaruh kebudayaan luar
Sebagai alat pemersatu bangsa
Menghargai dan menjunjung tinggi HAM
Negara yang didirikan oleh
manusia didasarkan pada kodrat
manusia sebagai makhluk tuhan
(sila pertama)
Negara bertujuan mewujudkan
harkat dan martabat manusia
sebagai makhluk yang berbudaya
dan beradab (sila kedua)
Untuk membentuk negara,
manusia harus membentuk suatu
ikatan (sila ketiga)
Negara harus bersifat demokratis
(sila keempat)
Untuk mewujudkan tujuan,
seluruh warga negara harus
dijamin berdasarkan prinsip
keadilan (sila kelima)
Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta
sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia pada
hakikatnya merupakan suatu nilai nilai
yang bersifat sistematis, fundamental dan
menyeluruh
Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta
sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia pada
hakikatnya merupakan suatu nilai nilai
yang bersifat sistematis, fundamental dan
menyeluruh
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara
Republik Indonesia mengandung makna
bahwa setiap aspek kehidupan kebangsaan,
kemasyarakatan dan kenegaraan
harusberdasarkan pada nilai nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan
keadilan
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara
Republik Indonesia mengandung makna
bahwa setiap aspek kehidupan kebangsaan,
kemasyarakatan dan kenegaraan
harusberdasarkan pada nilai nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan
keadilan

Anda mungkin juga menyukai