Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulilah makalah kami ini dapat selesai pada waktu yang tepat,kami sadar bahwa makalah kami ini memiliki banyak kekurangan,adapun judul makalah kami ini adalah KHALAYAK.kami berusaha memberikan penjelasan tentang tema makalah kami ini kepada para pembaca dan teman-teman walaupun masih banyak kekurangan di dalamnya sehingga teman-teman berperan penting dalam mengusahakan penyempurnaan makalah kami ini Di dalam makalah kami ini,kami menjelaskan tentang Khalayak di dalam dunia Ilmu komunikasi. Untuk itu kepada teman-teman semua agar memberikan saran jika terdapat kesalahan dalam makalah kami ini dan kami meminta maaf jika terdapat sepatah kata yang menyinggung perasaan saudara karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan.

Tim penyusun

DAFTAR ISI Judul .1 Kata pengantar2 Daftar isi3 Abstrak..4 Latar belakang .5 Pengertian khalayak dan aspeknya 6 Karakteristik dan jenis khalayak ..7 Khalayak sasaran ..9 Efek media massa terhadap khalayak11 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reaksi Khalayak Terhadap Media Massa.16 Kesimpulan..24 Daftar Pustaka25

ABSTRAK Khalayak atau publik adalah sejumlah orang yang memiliki minat sama terhadap suatu kegemaran/ persoalan tertentu tanpa harus mempunyai pendapat yang sama, dan menghendaki pemecahan masalah tanpa adanya pengalaman untuk itu. Khalayak sasaran adalah khalayak yang menjadi sasaran aktivitas komunikasi organisasi, baik karena organisasi memiliki kepentingan terhadap khalayak tersebut, maupun karena khalayak tersebut adalah aset yang tindak tanduknya dapat menguntungkan maupun merugikan organisasi. Ada tiga dimensi efek komunikasi massa, yaitu: kognitif, afektif, dan konatif. Efek kognitif meliputipeningkatan kesadaran, belajar, dan tambahan pengetahuan. Efek efektif berhubungan dengan emosi,perasaan, dan attitude (sikap). Sedangkan efek konatif berhubungan dengan perilaku dan niat untuk melakukan sesuatu menurut cara tertentu

LATAR BELAKANG Khalayak atau publik adalah sejumlah orang yang memiliki minat sama terhadap suatu kegemaran/ persoalan tertentu tanpa harus mempunyai pendapat yang sama, dan menghendaki pemecahan masalah tanpa adanya pengalaman untuk itu. Ada tiga aspek yang perlu diketahui seorang komunikator menyangkut khalayaknya,yakni aspek sosiodemografik,aspek profil psikologis,dan aspek karakteristik perilaku khalayak. Khalayak merupakan bagian penting dalam dunia komunikasi karena berperan penting,misalnya jika sebuah acara berita stasiun TV memberitakan sebuah berita pasti yang ingin di tujukan berita itu adalah khalayak.

PEMBAHASAN
A.

Pengertian Khalayak dan Aspeknya Khalayak atau publik adalah sejumlah orang yang memiliki minat sama terhadap

suatu kegemaran/ persoalan tertentu tanpa harus mempunyai pendapat yang sama, dan menghendaki pemecahan masalah tanpa adanya pengalaman untuk itu. Ada tiga aspek yang perlu diketahui seorang komunikator menyangkut khalayaknya,yakni aspek sosiodemografik,aspek profil psikologis,dan aspek karakteristik perilaku khalayak. Dari aspek sosiodemografik,komunikator perlu memahami hal-hal sebagai berikut. 1. Jenis kelamin,apakah khalayak itu mayoritas laki-laki atau wanita. 2. Usia,apakah khalayak umumnya anak-anak,remaja atau orang tua. 3. Populasi,apakah jumlah khalayak yang ada kurang dari 10 orang atau lebih dari 50 orang. 4. Lokasi,apakah khalayak umumnya tinggal di desa atau di kota. 5. Tingkat pendidikan,apakah mereka rata-rata sarjana atau hanya tamatan sekolah dasar 6. Bahasa,apakah mereka bias mengerti bahasa Indonesia atau tidak
5

7. Agama,apakah semuanya beragama islam atau ada yang beragama lain. 8. Pekerjaan,apakah mereka umumnya petani,nelayan,guru atau pengusaha. 9. Ideologi,apakah mereka umumnya anggota partai tertentu atau tidak. 10. Pemilikan media,apakah mereka rata-rata memiliki pesawat TV,berlangganan surat kabar atau tidak.

Aspek profil psikologis,ialah memahami khalayak dari segi kejiwaan,di antaranya adalah sebagai berikut. 1. Emosi,apakah mereka rata-rata memiliki temperamen mudah tersinggung,sabar,atau periang. 2. Bagaimana pendapat-pendapat mereka. 3. Adakah keinginan mereka yang perlu di penuhi? 4. Adakah selama ini mereka menyimpan rasa kecewa,frustasi atau dendam?

Dari aspek Karakteristik perilaku khalayak,perlu diketahui hal-hal sebagai berikut. 1. Hobi,apakah mereka umumnya suka olahraga,menyanyi atau pelesiran 2. Nilai dan norma,hal-hal apa yang menjadi tahu bagi mereka. 3. Mobilitas social,apakah mereka umumnya suka bepergian atau tidak?

4. Perilaku komunikasi,apakah kebiasaan mereka suka berterus terang atau tidak

B. Karakteristik dan jenis Khalayak

Karakteristik : Karakteristik khalayak dapat di lihat dari kebutuhannya, menurut Katz, Gurevitch, dan Haas (1973) mengidentifikasikan lima kelompok kebutuhan dalam penggunaan media. a. Kebutuhan kognigtif, seperti kebutuhan autuk mengerti. b. Kebutuhan afektif, untuk memperkuat pengalaman emosional c. Kebutuhan integratif, untuk memperkuat kepercayaan diri, kredibilitas, dan stabilitas diri. d. Kebutuhan untuk memperkuat kontak dengan keluarga, teman, dan dunia luar kebutuhan untuk melepaskan ketegangan .

Jenis-jenis khalayak : Ray A. Bauer mengidetifikasikan khalayak menjadi tujuh dan memilki peranan tertentu dalam komunikasi. 1. Khalayak sebagai mediator. Khalayak menjadi mediator karena melakukan seleksi, misalnya khalayak akan memberikan perhatiannya pada berita-berita yang menguntungkan dirinya.
7

2. Khalayak memiliki perasaan suka dan tidak suka. Perasaan audien mempengaruhi dalam hal cara dia memberikan reaksi pesan komunikasi. 3. Khalayak sebagai pemroses informasi. Khalayak memiliki pebedaan dalam preferensi mereka untuk tiap jenis informasi yang diterimanya. 4. Khalayak sebagai anggota kelompok. Setiap orang adalah anggota suatu kelompok (grup). Kelompok ini ada yang menjadi preference group. 5. Khalayak sebagai penahan ego mereka. Menahan ego adalah mekanisme yang terdapat pada individu seperti : penolakan, penindasan, proyeksi, dan sebagainya. 6. Khalayak menyenangkan pihak lain. Khalayak mempunyai ciri untuk menyenangkan orang lain dengan cara bersikap setuju dengan apa yang mereka katakan. 7. Khalayak sebagai problem-solver. Salah satu fungsi informasi dalam media bagi khalayak adalah memegang masalah yang dihadapi .

C.

Khalayak sasaran Khalayak sasaran adalah khalayak yang menjadi sasaran aktivitas komunikasi organisasi, baik karena organisasi memiliki kepentingan terhadap khalayak tersebut, maupun karena khalayak tersebut adalah aset yang tindak tanduknya dapat menguntungkan maupun merugikan organisasi.

Pentingnya menentukan khalayak sasaran :

Dalam aktivitas komunikasi target audiens penting untuk ditentukan karena:

Efektivitas pesan. Pesan yang dikirimkan tidak ditangkap atau dimengerti sebagaimana mestinya.

Penjadwalan kegiatan. Tercapainya tujuan saat titik yang hendak dicapai luput dari jangkauan. Kemudahan evaluasi aktivitas komunikasi. Saat aktivitas komunikasi sulit untuk dievaluasi tolak ukur tingkat keberhasilannya, maka keberhasilan/ ketidak berhasilan menjadi ambigu.

Menentukan target sasaran : Dalam melakukan penentuan sasaran (targeting) biasanya sebuah organisasi melakukan usaha untuk mensegmentasi pasar dengan mengidentifikasi karakteristik konsumen secara independen. Umpan balik dari rangsangan aktivitas komunikasi pemasaran yang diberikan organisasi kemudian digunakan dalam menilai bagaimana karakter konsumen mereka yang dibedakan secara geografis, demografi, dan psikografi menyikapi sesuatu. Setelah didapatkan gambaran, kemudian dilakukan:

Identifikasi segmen khalayak atau kelompok yang paling tepat; Menentukan skala prioritas; Memilih media dan teknik humas yang sekiranya paling sesuai; Mempersiapkan pesan-pesan.

Tingkat kesadaran khalayak sasaran :


1. Tidak tahu/sadar (unaware) 2. Tahu/sadar (aware) 3. Mengerti (comprehend) 4. Yakin (convince) 5. Tergerak (action) 6. Konsumen (keep sold)

D. EFEK MEDIA MASSA TERHADAP KHALAYAK: KOGNITIF, AFEKTIF & BEHAVIORAL Ada tiga dimensi efek komunikasi massa, yaitu: kognitif, afektif, dan konatif. Efek kognitif meliputipeningkatan kesadaran, belajar, dan tambahan pengetahuan. Efek efektif berhubungan dengan emosi,perasaan, dan attitude (sikap). Sedangkan efek konatif berhubungan dengan perilaku dan niat untuk melakukan sesuatu menurut cara tertentu 1. Efek Kognitif Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informative bagi dirinya.Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalammempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitif. Melalui mediamassa, kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita

10

kunjungisecara langsung.Seseorang mendapatkan informasi dari televisi, bahwa Robot Gedek mampu melakukan sodomidengan anak laki-laki di bawah umur. Penonton televisi, yang asalnya tidak tahu menjadi tahu tentangperistiwa tersebut. Di sini pesan yang disampaikan oleh komunikator ditujukan kepada pikirankomunikan. Dengan kata lain, tujuan komunikator hanya berkisar pada upaya untuk memberitahu saja.Menurut Mc. Luhan, media massa adalah perpanjangan alat indera kita (sense extention theory; teoriperpanjangan alat indera). Dengan media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang atautempat yang belum pernah kita lihat atau belum pernah kita kunjungi secara langsung. Realitas yangditampilkan oleh media massa adalah relaitas yang sudah diseleksi. Kita cenderung memperolehinformasi tersebut semata-mata berdasarkan pada apa yang dilaporkan media massa. Televisi seringmenyajikan adegan kekerasan, penonton televisi cenderung memandang dunia ini lebih keras, lebihtidak aman dan lebih mengerikan.Karena media massa melaporkan dunia nyata secara selektif, maka sudah tentu media massa akanmempengaruhi pembentukan citra tentang lingkungan sosial yang bias dan timpang. Oleh karena itu,muncullah apa yang disebut stereotip, yaitu gambaran umum tentang individu, kelompok, profesi ataumasyarakat yang tidak berubah-ubah, bersifat klise dan seringkali timpang dan tidak benar. Sebagaicontoh, dalam film India, wanita sering ditampilkan sebagai makhluk yang cengeng, senang kemewahandan seringkali cerewet. Penampilan seperti itu, bila dilakukan terus menerus, akan menciptakanstereotipe pada diri khalayak Komunikasi Massa tentang orang, objek atau lembaga. Di sini sudah mulaiterasa bahayanya media massa. Pengaruh media massa lebih kuat lagi, karena pada masyarakat modernorang memperoleh banyak informasi tentang dunia dari media

11

massa.Sementara itu, citra terhadap seseorang, misalnya, akan terbentuk (pula) oleh peran agenda setting (penentuan/pengaturan agenda). Teori ini dimulai dengan suatu asumsi bahwa media massa menyaringberita, artikel, atau tulisan yang akan disiarkannya. Biasanya, surat kabar mengatur berita mana yanglebih diprioritaskan. Ini adalah rencana mereka yang dipengaruhi suasana yang sedang hangatberlangsung. Sebagai contoh, bila satu setengah halaman di Media Indonesia memberitakanpelaksanaan Rapat Pimpinan Nasional Partai Golkar, berarti wartawan dan pihak redaksi harian itusedang mengatur kita untuk mencitrakan sebuah informasi penting. Sebaliknya bila di halamanselanjutnya di harian yang sama, terdapat berita kunjungan Megawati Soekarno Putri ke beberapadaerah, diletakkan di pojok kiri paling bawah, dan itu pun beritanya hanya terdiri dari tiga paragraf.Berarti, ini adalah agenda setting dari media tersebut bahwa berita ini seakan tidak penting. Mau tidakmau, pencitraan dan sumber informasi kita dipengaruhi agenda setting.Media massa tidak memberikan efek kognitif semata, namun ia memberikan manfaat yang dikehendakimasyarakat. Inilah efek prososial. Bila televisi menyebabkan kita lebih mengerti bahasa Indonesia yangbaik dan benar, televisi telah menimbulkan efek prososial kognitif. Bila majalah menyajikan penderitaanrakyat miskin di pedesaan, dan hati kita tergerak untuk menolong mereka, media massa telahmenghasilkan efek prososial afektif. Bila surat kabar membuka dompet bencana alam, menghimbau kitauntuk menyumbang, lalu kita mengirimkan wesel pos (atau, sekarang dengan cara transfer via rekeningbank) ke surat kabar, maka terjadilah efek prososial behavioral

12

2. Efek Afektif Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada Efek Kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan hanya sekedarmemberitahu kepada khalayak agar menjadi tahu tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, setelahmengetahui informasi yang diterimanya, khalayak diharapkan dapat merasakannya. Sebagai contoh,setelah kita mendengar atau membaca informasi artis kawakan Roy Marten dipenjara karena kasuspenyalah-gunaan narkoba, maka dalam diri kita akan muncul perasaan jengkel, iba, kasihan, atau bisa jadi, senang. Perasaan sebel, jengkel atau marah daat diartikan sebagai perasaan kesal terhadapperbuatan Roy Marten. Sedangkan perasaan senang adalah perasaan lega dari para pembenci artis dankehidupan hura-hura yang senang atas tertangkapnya para public figure yang cenderung hidup hura-hura. Adapun rasa iba atau kasihan dapat juga diartikan sebagai keheranan khalayak mengapa diamelakukan perbuatan tersebut.Berikut ini faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya efek afektif dari komunikasi massa.1. Suasana emosionalDari contoh-contoh di atas dapat disimpulkan bahwa respons kita terhadap sebuah film, iklan, ataupunsebuah informasi, akan dipengaruhi oleh suasana emosional kita. Film sedih akan sangat mengharukan apabila kita menontonnya dalam keadaan sedang mengalami kekecewaan. Adeganadegan lucu akanmenyebabkan kita tertawa terbahak-bahak bila kita menontonnya setelah mendapat keuntungan yangtidak disangka-sangka.1. Skema kognitif Skema kognitif merupakan naskah yang ada dalam pikiran kita yang menjelaskan tentang alur eristiwa.Kita tahu bahwa dalam sebuah film action, yang mempunyai lakon atau aktor/aktris yang sering muncul,pada akahirnya akan menang. Oleh karena itu kita tidak

13

terlalu cemas ketika sang pahlawan jatuh dari jurang. Kita menduga, asti akan tertolong juga 3.Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan ataukegiatan. Adegan kekerasan dalam televisi atau film akan menyebabkan orang menjadi beringas.Program acara memasak bersama Rudi Khaeruddin, misalnya, akan menyebabkan para ibu rumahtangga mengikuti resep-resep baru. Bahkan, kita pernah mendengar kabar seorang anak sekolah dasaryang mencontoh adegan gulat dari acara SmackDown yang mengakibatkan satu orang tewas akibatadegan gulat tersebut. Namun, dari semua informasi dari berbagai media tersebut tidak mempunyaiefek yang sama.Radio, televisi atau film di berbagai negara telah digunakan sebagai media pendidikan. Sebagian laporantelah menunjukkan manfaat nyata dari siaran radio, televisi dan pemutaran film. Sebagian lagimelaporkan kegagalan. Misalnya, ketika terdapat tayangan kriminal pada program Buser di SCTVmenayangkan informasi: anak SD yang melakukan bunuh diri karena tidak diberi jajan oleh orangtuanya. Sikap yang diharapkan dari berita kriminal itu ialah, agar orang tua tidak semena-mena terhadapanaknya, namun apa yang didapat, keesokan atau lusanya, dilaporkan terdapat berbagai tindakan samayang dilakukan anak-anak SD. Inilah yang dimaksud perbedaan efek behavior. Tidak semua berita,misalnya, akan mengalami keberhasilan yang merubah khalayak menjadi lebih baik, namun pula bisamengakibatkan kegagalan yang berakhir pada tindakan lebih buruk.Mengapa terjadi efek yang berbeda? Belajar dari media massa memang tidak bergantung hanya adaunsur stimuli dalam media massa saja. Kita
14

memerlukan teori psikologi yang menjelaskan peristiwabelajar semacam ini. Teori psikolog yang dapat mnejelaskan efek prososial adalah teori belajar sosialdari Bandura. Menurutnya, kita belajar bukan saja dari pengelaman langsung, tetapi dari peniruan ataupeneladanan (modeling). Perilaku merupakan hasil faktor-faktor kognitif dan lingkungan. Artinya, kitamampu memiliki keterampila tertentu, bila terdapat jalinan positif antara stimuli yang kita amati dankarakteristik diri kita

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reaksi Khalayak Terhadap Media Massa Teori Melvin deFleur dan Sandra Ball-Rokeach DeFleur dan Ball-Rokeah melihat pertemuan khalayak dengan media berdasarkan 3 kerangka teroritis, yaitu : 1. Perspektif perbedaan individual 2. Perspektif kategori sosial 3. Perspektif hubungan sosial

1) Perspektif perbedaan individual Perspektif perbedaan individual memandang bahwa sikap dan organisasi personalpsikologis individu akan menentukan bagaimana individu memilih stimuli dari lingkungan, dan bagaimana ia memberi makna terhadap stimuli tersebut.

15

Setiap orang mempunyai potensi biologis, pengalaman belajar, dan berada dalam lingkungan yang berbeda. Perbedaan ini menyebabkan pengaruh media masa yang berbeda pula. Artinya, ada orang yang senang menonton tayangan sinetron sementara yang lainnya benci dengan tayangan itu, tetapi lebih senang pada berita; ada orang yang setuju dengan tayangan infotainment sementara yang lainnya mengatakan tayangan itu tidak bermanfaat, bahkan haram; dan sebagainya.

Adanya perbedaan respon atau perbedaan sikap individu terhadap media sebenarnya dapat dipahami, karena konsep individu itu berasal dari kata individuum, yang artinya tidak terbagi. Manusia sebagai indidividu berarti orang perorangan yang mempunyai ciri-ciri kepribadian yang tidak ada duanya atau unik/khas dirinya. Bahkan meskipun ada dua orang anak kembar yang berasal dari sel telur yang sama, tetapi karakter mereka adalah berbeda. Kelihatannya sama akan tetapi sebenarnya ada nuansa atau perbedaan tipis dalam hal kepribadian mereka.

2) Perspektif kategori sosial Perspektif kategori sosial berasumsi bahwa dalam masyarakat terdapat kelompokkelompok sosial yang reaksinya pada stimuli tertentu cenderung sama. Kelompok sosial berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendapatan, pendidikan, hobby, tempat tinggal, gaya hidup, dan keyakinan beragama menampilkan kategori respons yang cenderung sama terhadap berbagai aspek kehidupan.. Anggota-anggota kategori tertentu akan cenderung memilih isi komunikasi yang sama

16

dan akan memberi respons kepadanya dengan cara yang hampir sama pula. Misalnya, anak-anak akan membaca Bobo, Ananda, Hai, dsbnya; Ibu-ibu akan akan membaca Femina, Ayah Bunda; orang-orang yang senang dengan motor/mobil akan berlangganan majalah Otomotif atau Otobuilt; orang-orang yang senang tanaman akan membaca majalah Trubu, dan sebagainya.

3) Perspektif hubungan sosial Perspektif ini menekankan pentingnya peranan hubungan sosial yang informal dalam mempengaruhi reaksi orang terhadap media massa. Perspektif ini tampak pada model two step flow of communications. Dalam model ini, informasi bergerak melewati dua tahap. Tahap pertama; informasi bergerak pada sekelompok individu yang relatif lebih tahu dan sering memperhatikan media massa. Tahap kedua; informasi bergerak dari orang-orang tersebut di atas (disebut pemuka pendapat/opinion leader) dan kemudian melalui saluran-saluran interpersonal disampaikan kepada individu yang bergantung kepada mereka dalam hal informasi. Jadi penekanannya adalah pada adanya relasi social informal yang berlangsung di antara orang-orang, yang antara lain peranan ini dimainkan oleh pemuka pendapat seperti yang ada di pedesaan, misalnya kiai, ajengan, niniak mamak, tetua adat, dan sebagainya. Berbicara mengenai motivasi khalayak dalam menggunakan media, berarti focus perhatian diarahkan pada teori Uses and Gratification.

17

Asumsi-asumsi teori uses and gratification adalah : 1. Khalayak dianggap aktif; artinya penggunaan media massa oleh khalayak diangap mempunuai tujuan. 2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak. 3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah sebagian dari begitu luasnya kebutuhan manusia. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung pada perilaku khalayak yang bersangkutan. 4. Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak; artinya orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu. 5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak. Motif Kognitif Gratifikasi Media Motif kognitif menekankan kebutuhan manusia akan informasi dan kebutuhan untuk mencapai tingkat ideasional tertentu. 1. Teori Konsistensi Teori ini mendominasi penelitian psikologi sosial pada tahun 1960-an. Teori ini memandang manusia sebagai mahluk yang dihadapkan pada berbagai konflik. Konflik ini mungkin terjadi di antara beberapa kepercayaan yang dimilikinya. Misalnya di antara kepercayaan merokok itu merusak kepercayaan dan merokok itu membantu proses berpikir.
18

Atau konflik di antara beberapa hubungan sosial, misalnya saya menyukai Rini; Rini membenci Iwan; sedangkan Saya menyukai Iwan, konflik di antara pengalaman masa lalu dan masa kini.

Dalam suasan konflik, manusia tidak tenang dan berusaha mendamaikan konflik itu dengan mencari kompromi. Kompromi diperoleh dengan rasionalisasi. Misalnya, kembali pada contoh di atas, Tetapi rokok yang saya isap sudah disaring filter, atau saya merokok tidak terlalu sering-sering amat. Atau melemahkan salah satu kekuatan penyebab konflik, misalnya Saya tidak begitu senang pada Iwan.

Dalam hubungan ini, Komunikasi massa empunyai potensi untuk menyampaikan informasi yang menggoncangkan kestabilan psikologis individu. Tetapi pada saat yang sama, karena individu mempunyai kebebasan untuk memilih isi media, media massa memberikan banyak peluang untuk memenuhi kebutuhan akan konsisitensi. Media massa juga menyajikan berbagai rasionalisasi, justifikasi, atau pemecahan persoalan yang efektif. Komunikasi massa kadangkala lebih efektif daripada komunikasi interpersonal, karena melalui media massa orang menyelesaikan persolan tanpa terhambat gangguan seperti yang terjadi dalam situasi komunikasi interpersonal.

2. Teori Atribusi Teori ini berkembang pada tahun 1960-an dan 1970-an. Teori ini memandang individu sebagai psikolog amatir yang mencoba memahami sebab-sebab yang terjadi pada berbagai peristiwa yang dihadapinya.

19

Teori ini mencoba mencoba menemukan apa yang menyebabkan apa, atau apa yang mendorong siapa untuk melakukan apa. Respons yang kita berikan pada suatu peristiwa bergantung pada interpretasi kita tentang peristiwa itu. Misalnya, kita tidak begitu gembira ketika dipuji oleh orang yang menurut persepsi kita menyampaikan pujian itu kepada karena ingin dia ingin meminjam uang pada kita.

Teori Atribusi menyatakan, kita memiliki banyak teori tentang peristiwa-peristiwa. Kita senang bila teori-teori ini terbukti benar. Dalam kaitannya dengan komunikasi massa, media massa memberikan validasi atau pembenaran pada teori kita dengan menyajikan realitas yang disimplikasikan, dan didasarkan pada stereotype. Media massa seringkali menyajikan kisah-kisah (fiktif atau faktual) yang menunjukkan bahwa yang jahat selalu kalah dan kebenaran selalu menang. Berbagai kelompok yang mempunyai keyakinan yang menyimpang dari norma yang luas dianut oleh masyarakat akan memperoleh validasi dengan membaca majalah atau buku dari kelompoknya. Misalnya, orang-orang lesbian atau homoseks yakin bahwa perilakunya bukanlah menyimpang, karena mereka membaca buku dan majalah yang mendukungnya.

3. Teori Kategorisasi Teori ini memandang manusia sebagai mahluk yang selalu mengelompokkan pengalamannya dalam kategorisasi yang sudah dipersiapkannya. Untuk setiap peristiwa sudah disediakan tempat dalam prakonsepsi yang dimilikinya.

20

Dengan cara itu, individu menyederhanakan pengalaman, tetapi juga membantu mengkoding pengalaman dengan cepat.

Menurut teori ini, orang memperoleh kepuasan apabila sanggup memasukkan pengalaman dalam kategori-kategori yang sudah dimilikinya, dan menjadi kecewa bila pengalaman itu tidak cocok dengan prakonsepsinya. Dikaitkan dengan komunikasi massa, pandangan ini menunjukkan bahwa isi media massa, yang disusun berdasarkan alur-alur cerita yang tertentu, dengan mudah diasimilasikan pada kategori-kategori yang ada. Berbagai upacara, pokok dan tokoh, dan berbagai peristiwa biasanya ditampilkan sesuai dengan kategori-kategori yang sudah diterima. Misalnya, ilmuwan yang berhasil karena kesungguhannya, pengusaha yang sukses karena bekerja keras, adalah contoh-contoh peristiwa yang memperkokoh prakonsepsi bekerja keras dan kesungguhan.

4. Teori objektifikasi Teori memandang manusia sebagai mahluk yang pasif, yang tidak berpikir, yang selalu mengandalkan petunjuk-petunjuk eksternal untuk merumuskan kosep-konsep tertentu. Teori ini menunjukkan bahwa kita mengambil kesimpulan tentang diri kita dari perilaku yang tampak.

Teori objektifikasi menunjukkan bahwa terpaan isi media dapat memberikan petunjuk kepada individu untuk menafsirkan atau mengidentifikasi kondisi perasaan yang tidak

21

jelas, untuk mengatribusikan perasaan-perasaan negatif pada faktor-faktor eksternal, atau untuk memberikan kriteria pembanding yang ekstrem untuk perilakunya yang kurang yang kurang baik. Misalnya, seorang pegawai yang merasa tidak begitu bersalah ketika ia menyelewengkan uang kantor setelah mengetahui peristiwa korupsi besar-besaran yang dilakukan oleh orang lain.

5. Teori Otonomi Teori ini memandang manusia sebagai mahluk yang berusaha mengaktualisasikan dirinya sehingga mencapai identitas kepribadian yang otonom. Dalam kaitannya dengan komunikasi massa, media massa tampaknya sedikit sekali memuaskan kebutuhan humanistik ini. Acara televisi atau isi surat kabar tidak banyak membantu khalayak untuk menajdi orang yang mampu mengendalikan nasibnya.

6. Teori Stimulasi Teori ini memandang manusia sebagai mahluk yang lapar stimuli, yang senantiasa mencari pengalaman-pengalaman yang baru, yang selalu berusaha memperoleh halhal yang memperkaya pemikirannya. Dalam hubungannya dengan komuniksi massa, media massa seperti TV, radio, film, dan surat kabar mengantarkan orang paa dunia yang tidak terhingga, baik lewat kisahkisah yang fantastis maupun yang aktual.

22

PENUTUP Kesimpulan Khalayak atau publik adalah sejumlah orang yang memiliki minat sama terhadap suatu kegemaran/ persoalan tertentu tanpa harus mempunyai pendapat yang sama, dan menghendaki pemecahan masalah tanpa adanya pengalaman untuk itu. Jadi kesimpulannya bahwa khalayak ini merupakan sekumpulan bnyak orang yang memiliki minat yang sama dan khalayak merupakan bagian penting dalam suatu acara

23

yang kita buat,contohnya talk show,maka khalayak lah yang merupakan bagian penting yang harus ada dalam acara tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
-

Cangara,Hafied.Pengantar ilmu komunikasi:Khalayak.Jakarta:Rajagrafindo persada,2011

24

http://id.wikipedia.org/wiki/Khalayak,6 juli 2012.pukul 07.12 pm

http://asiaaudiovisualra09gunawanwibisono.wordpress.com/2009/06/12/apa-itukhalayak,6 juli 2012.pukul 07.13 pm

Katz, Gurevitch, dan Haas (1973),gunawan wibisonos blog. Ray A. Bauer,gunawan wibisonos blog. http://id.wikipedia.org/wiki/Khalayak_sasaran,6 juli 2012.pukul 07.22 pm http://www.scribd.com/doc/38035667/Efek-Media-Massa-Terhadap-Khalayak,6 juli 2012.pukul 07.32 pm

Melvin deFleur dan Sandra Ball-Rokeach, belajar-komunikasi.blogspot http://belajar-komunikasi.blogspot.com/2011/02/faktor-faktor-yangmempengaruhi-reaksi.html,6 juli 2012.pukul 07.36 pm

25

Anda mungkin juga menyukai