Anda di halaman 1dari 14

BAB III METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan 1. Alat Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat seksi, jarum pentul, loupe, dan papan seksi. 2. Bahan Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah katak sawah (Rana cancaricvora). B. Waktu dan Tempat Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut : Hari/tanggal Waktu Tempat : Senin 28 November 2011 : Pukul 13.00 15.00 WITA : Laboratorium Zoologi lantai II Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Samata-Gowa

C. Prosedur Kerja 1. Pengamatan bentuk luar a. Membius hewan dengan eter, sebagai berikut 1. Mengambil segulung kapas, membasahi dengan eter sampai basah seluruhnya. 2. Memasukkan kapas basah tersebut ke dalam botol pembius 3. Memasukkan katak dalam botol pembius sampai katak tersebut lemas dan mati. b. Meletakkan katak yang sudah mati itu, di atas papan seksi pada perutnya dan mengamati bagian demi bagian. 1. Kepala, disini terdapat : a. Mata yang mempunyai pelupuk, selaput kejap dan biji mata b. Membran timpani, kiri dan kanan c. Celah mulut yang lebar d. Lubang hidung luar. 2. Leher, sangat pendek. Katak tidak bisa menoleh karena tidak ada sendi antara tulang kepala dan tulang leher. 3. Badan, meraba dengan ujung telunjuk bagian yang keras dan lembut, untuk mengetahui bagian yang bertulang. Pada bagian badan terdapat dua pasang kaki. a. Kaki depan, terdiri atas bagian-bagian :

1. Lengan atas 2. Lengan bawah 3. Telapak 4. Jari-jari tidak berselaput b. Kaki belakang, terdiri atas bagian-bagian : 1. Paha 2. Betis/tungkai 3. Telapak yang menyatu (pes) 4. Jari-jari yang bersselaput c. Pada pertemuan pangkal paha agak kepunggung terdapat kloaka. d. Mengamati seluruh permukaan kulit katak dengan loupe dan meraba dengan ujung jari e. Membuat gambar dengan pandangan dari punggung dan tunjukkan semua bagian-bagian yang disebutkan di atas. 2. Mengamati bentuk luarnya , yang terdiri dari : a. Melentangkan hewan coba(katak) di atas papan seksi. b. Merentangkan kaki-kakinya dan menusuk telapak kaki dengan jarum pentul untuk menahan agar tidak goyang atau tidak bergerak. c. Menjepit kulit pertengahan perut dengan pinset secara melintang. Menggunting lipatan kulit yang terjepit sehingga terjadi sobekan. d. Memasukkan ujung gunting yang tumpul dalam sobekan kulit tersebut, gunting kulit kearah ekor sampai tertumbuk pada bagian dada.

e. Melanjutkan pula pengguntingan kulit kearah ekor sampai tertumbuk pangkal paha. f. Mempelajari perlekatan kulit pada otot/daging. Tidak semua permukaan kulit melekat langsung pada daging. Hanya bagian-bagian tertentu kulit meleakt pada otot, yang disebut septum. Dengan semikian terjadi kantongkantong antara kulit dengan otot yang di sebut saccus (kantong). Meletakkan kembali hewan tersebut pada punggungnya. g. Merentangkan kaki-kakinya dan pasak kembali dengan jarum pentul agar tidak mudah goyang. h. Membuat torehan pada pertengahan otot perut secara membujur, sampai tembus (hati-hati jangan sampai melukai isi perut). i. Memasukkan ujung gunting yang tumpul ke dalam celah yang terbentuk , dan guntinglah otot perut arah kepala sampai pada tulang dada. Melanjutkan irisan ini kearah ekor sampai pangkal paha. j. Masih dengan menggunakan gunting, membuat irisan ke samping dan tahan dengan jarum pentul. k. Dengan terbukanya rongga badan ini, maka akan kelihatan alat-alat sebagai berikut : 1. Jantung berada dalam pericardium (mungki masih berdenyut). 2. Hati, merah cokelat terdiri dari dua lobus besar. 3. Lambung, berwarna keputih-putihan di sebelah kiri hati 4. Usus, jelas-jelas berkelok-kelok

5. Kantong kencing, berupa gelembung bening. 6. Pada preparat betina dewasa jelas Nampak ovarium/indung telur yang hampir menutupiseluruh rongga perut. 7. Paru-paru Nampak terjepit di sebelah kanan hati dan disebelah kiri lambung. l. Jangan dulu membongkar susunan alat-alat yang kelihatan tersebut. m. Membuat gambar sederhana alat-alat yang nampak tersebut.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan 1. Morfologi Katak sawah (Rana cancarivora)

Keterangan gambar : 1. Cavum Oris 2. Pina dorsalis I 3. Pina lateralis 4. Pina dorsalis II 5. Pina caudalis 2. Anatomi 7. Pina analis 8. Pina pelvicus 9. Pina pectoralis 10. Gill silt 11. Cavum oris

Katak sawah (Rana cancarivora)

Keterangan gambar : 1. Vesus 2. Spiracle 3. Pina Pectoralis 4. Pina Pelvic 5. Clasper 6. Pina caudalis

a. Sistem Sirkulasi Keterangan gambar : 1. Ren 2. Ureter 3. Cloaka

b. Sistem Pernapasan Keterangan gambar : 1. Aorta 2. Arteri 3. Attrium 4. Ventrikel 5. Vena

c. Sistem Pencernaan Keterangan gambar : 1. Vilamen insang 2. Insang 3. Efferent branchialis 4. Cill rakers

d. Sistem Reproduksi Keterangan gambar : 1. Testis 2. Vas efferensia 3. Vas Defferens 4. Anus

2. Anatomi a. Sistem Pencernaan Sistem pencernaan dimulai dari mulut, dari mulut makanan melalui faring, kemudian esophagus menghasilkan sekresi alkali mendorong makanan masuk ke lambung, di lambung makanan di cerna dan diproses dengan enzim. Lambung juga menghasilkan asam klorida untuk

mengasamkan makanankemudian makanan masuk ke dalam usus melalui pyloris, kemudian sari-sari makanan masuk ke hati yang besar terdiri atas beberapa lobus dan bilus, yang kemudian ditampung dalam kantung empedu kemudian menuju ke rectum kemudian dikeluarkan melalui kloaka. b. Sistem Pernafasan Sistem ini terdiri atas paru-paru dari kulit serta rongga kulit. Oksigen yang berasal dari udara larut dalam cairan permukaan respirasi atau alat dengan jalan difusi masuk ke pembuluh darah. Paru-paru katak terdiri atas dua saku elastis yang berisi lipatan membentuk kamar-kamar kecil yang masing-masing diliputi oleh pembuluh kapiler. Dari paru-paru kemudian disalurkan ke trakea dan menuju ke bronkiolus kemudian menuju alveolus. c. Sistem Reproduksi Sistem genitalis masculinus yang berupa sepasang testis berbentuk oval berwarna keputihputihan, terletak di sebelah anterior dari dari ren; diikat oleh alat penggantungnya yang kita sebut mesorchium yang terjadi dari lipatan peritoneum. Di sebelah cranial testis melekatlah corpus adiposum

suatu zat lemak berwarna kekunin kuningan, sedang di sebelah median dataran testis terdapat saluransaluran halus yang disebut vasa efferentia yang bermuara pada saluran kencing, kemudian menuju kloaka. Sistem genitalis feminus yang terdiri atas sepasang ovarium diletakkan dengan bagian dorsal coelom oleh alat penggantung yang disebut mesovarium , yang terjadi dari lipatan peritoneum. Pada hewan yang telah dewasa kadang kadang terdapat ova yang berwarna hitam dan putih berbentuk bintikbintik. Pada ovarium juga terdapat corpus adiposum yang berwarna kekuning kuningan. Ova yang telah masak menembus dinding ovarium untuk masuk ke dalam oviduk, selanjutnya ovum menuju ke kloaka pada suatu papillae. d. Sistem Sirkulasi Sistem sirkulasi terdiri atas aorta kiri, kemudian ke serambi kiri menuju pada pembuluh nadi dan kemudian menuju ke bilik dan kembali lagi pada serambi kanan selanjutnya menuju aorta kanan. Pada umumnya diduga bahwa valvea spiralis dan truncus arteriousus memasukkan darah dan darah yang beroksigen (sebelah kanan) ke archus pulmocunatneus dan darah yang beroksigen (sebelah kiri) masuk ke archus sistimaticus dan arteri coratis. 3. Klasifikasi Adapun klasifikasi dari Katak sawah (Rana cancarivora) sebagai berikut : Kingdom Filum : : Animalia Chordata adalah

Ordo Famili Class Genus Spesies

: : : : :

Squaliformes Charcaridae Chondrichthyes Charcarias Rana carcarivora

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa struktur morfologinya terdiri dari mulut (rima oris), mata (organum visus), hidung (nares eksterna), jari-jari (digity), paha (femur),betis (cruz) kloaka. adapun struktur anatomi dari katak, terdiri atas kerongkongan (oesophagus), empedu (vesica felea), hati (hepar), lambung (ventriculum), usus halus (intestinum tenue), usus besar (intestinum erassum), rectum, kloaka, aorta kiri, serambi kiri, pembulu nadi, bilik, serambi kanan, aorta kanan, larink, parink, trakea, bronkus, bronkiolus, alveolus, oviduk, tuba valopi, ginjal, ovarium, sel telur, testis, ureter, kantong kemih. B. Saran Setelah selesai melakukan praktikum, saran yang diajukan adalah ketika membius katak sebaiknya sangat berhati-hati karena bahan pembius (eter) yang digunakan uapnya cukup berbahaya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Kodok dan katak. http file://kelasamphibi.html.( Tanggal 27 Oktober 2011 ). Campbell.Neil A. Biologi edisi kelima jilid 2. Jakarta: Erlangga.1999. Jasin, Maskoeri. Zoologi Vertebrata. Jakarta: Sinar Wijaya. 1992. Kimball, J,W. Biologi edisi kelima jilid 3. Jakarta: Erlangga. 1999. Mukayat, Djarubito. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga. 1989. Tim Dosen. Penuntun Praktikum Taksonomi Vertebrata. Makassar : Universitas Islam Negeri. 2011. Schaums. Tss Biologi Ed. 2. Erlangga.: Jakarta.1989.

Anda mungkin juga menyukai