Anda di halaman 1dari 1

ADHD Latar Belakang Masalah Pada saat ini gangguan psikiatrik pada anak merupakan salah satu masalah

utama bagi kesehatan jiwa anak adalah gangguan pemusatan perhatian/hiperaktifitas atau gangguan hiperinetik (Barkley, 1981, 1982; Ross & Ross, 1982). Gangguan pemusatan perhatian/ hiperaktifitas dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari anak usia sekolah sampai remaja, bahkan berlanjut sampai usia dewasa. Namun demikian bagi sebagian besar masyarak di Indonesia adanya gangguan ini ditengah masyarakat belum disadari, baik dilingkungan keluarga, sekolah ataupun klinik. Pada kehidupan sehari-hari di sekolah dan di rumah anak yang mengalami gangguan hiperkinetik tidak disadari oleh orang tua dan guru sebagai anak yang perlu diterima dan segera ditolong untuk mengatasi gangguan tersebut. Sebagian besar masyarakat menganggap gaangguan tersebut sebagai sifat buruk yang tidak diterima oleh lingkungannya. Penulis mendapatkan bahwa gangguan ini merupakan bagian terbesar dari anak yang di bawah orang tua untuk berobat kepada psikiater anak. Sebagian besar orang tua yang membawa anak dengan gangguan pemusatan perhatian/hiperaktifitas ke psikiater memiliki keluhan utama yaitu anak mereka nakal, malas belajar, kurang konsentrasi, baik di sekolah ataupun di rumah. Anak dengan gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas menunjukkan ciri gejala utama aktivitas yang berlebihan, tidak dapat diam, selalu bergerak, tidak mampu memusatkan perhatian dan menunjukkan impulsivitas. Gangguan ini adalah gangguan biologis pada fungsi otak yang bersifat kronis, yang mengakibatkanfungsi kognitif yaitu fungsi eksekutif tidak sesuai dengan perkembangan usia anak. Fungsi eksekutif adalah persepsi, pemusatan perhatian, pemrosesan informasi dan respons motorik. Di sekolah gangguan ini merupakan masalah utama yang mengakibatkan anak mengalami kesulitan belajar dan kesulitan berinteraksi dengan anak lain atau guru. Anak dengan gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas memiliki lebih banyak kesulitan tersebut dibandingkan dengan anak normal (Cantwell, 1996; Barkley, 1998).

Anda mungkin juga menyukai