Anda di halaman 1dari 2

Menurut saya mengenai pencabutan subsidi BBM yang dilakukan pemerintah tentunya akan berdampak pada berbagai sektor.

Bukan hanya pada harga BBM itu sendiri melainkan juga pada harga kebutuhan pokok, serta sektor lain seperti perbankan dan juga usaha kecil menengah atau ukm. Seperti yang kita ketahui bersama- sama naiknya BBM yang direncakan per 1 april akan membuat harga barang-barang kebutuhan pokok melonjak tinggi dan hal ini tak ayal membuat masyarakat seantero nusantara menjadi ketar-ketir.Bayangkan saja beban hidup masyarakat Indonesia yang sebagian besar masyarakat golongan menengah ke bawah sudah kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari harus bertambah dengan naiknya harga-harga kebutuhan pokok tersebut, tetapi di satu sisi kenaikan tersebut tidak dibarengi dengan kenaikan pendapatan masyarakat yang signifikan. Pada sektor perbankan tentunya akan mengalami penurun aktivitas dikarenakan banyak masyarakat yang tidak mempunyai uang untuk menabung. Sehingga kegiatan perekonomian pun menjadi tidak stabil.Di lain pihak perusahaan maupun ukm ukm yang membutuhkan dana investasi maupun pinjaman dari bank untuk dapat mengembangkan usahanya terpaksa harus gigit jari dikarekanakan lesunya aktivitas di sektor perbankan yang membuat naiknya bunga pinjaman dari bank. Hal ini, tentunya membuat perusahaan-perusahaan dan ukm-ukm berpikir panjang karena selain hal tersebut mereka juga sudah mempunyai masalah yaitu tingginya biaya produksi yang tidak dibarengi dengan pemasukan yang cukup besar. Dengan kenyataan yang seperti ini membuat perusahaan maupun ukm lama kelamaan terncam gulung tikar. Tetapi, kita tidak boleh melihat sesuatu hanya dari satu sudut pandang saja melainkan melihat dari sudut pandang yang lain. Bila kita telusuri dengan cermat pencabutan subsidi tersebut juga mempunyai dampak positif seperti penghematan BBM, pengurangan kendaraan kendaraan pribadi yang saat ini menjamur di Indonesia, dan pengalokasian dana subsidi ke sektor lain.Penghematan BBM terjadi karena pemerintah mencoba untuk mengatasi solusi kenaikan BBM tersebut dengan mengkonversinya ke bahan bakar gas. Melalui konversi tersebut pemerintah dapat menghemat cadangan minyak bumi negara yang sudah semakin menipis. Hal ini dinilai langkah yang cukup bagus meskipun masih banyak pro kontra yang terjadi di dalamnya. Adapun pihak yang kontra menilai, pemerintah belum siap untuk melakukan hal tersebut dikarenakan persiapan yang terlalu singkat hanya 3 bulan saja. Hal ini juga bisa diliat di lapangan dengan masih minimnya spbu yang menyediakan BBG padahal rencana kenaikan BBM hanya tinggal beberapa hari lagi. Selain itu, juga masih ada dampak positifnya yaitu diharapkan dengan pencabutan subsidi tersebut banyak orang-orang yang beralih ke angkutan publik. Tetapi, menurut saya pemerintah juga belum cukup siap untuk melakukan tersebut karena masih minimnya sarana dan prasarana yang ada. Sementara itu, pencabutan subsidi BBM juga mempunyai dampak lain yaitu dana APBN negara yang dialokasikan untuk subsidi tersebut dapat dipergunakan ke sektor lain, atau dapat diberikan kepada pihak yang berhak menerima seperti orang miskin, karena tujuan dari subsidi tersebut adalah untuk kalangan menengah ke bawah. Sudah seharusnya pemerintah mengkaji lebih lanjut mengenai kebijakan pencabutan subsidi BBM tersebut. Karena kebijakan tersebut dinilai merugikan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.Alangkah baiknya pemerintah merencakan semuanya dengan cermat dan teliti serta lebih memikirkan nasib wong cilik, jangan hanya memikirkan diri sendiri. Meskipun cepat atau lambat subsidi BBM tersebut memang harus dihapuskan tetapi lebih baik pemerintah membuat pondasi

perekonomian yang kuat untuk semua lapisan masyarakat di Indonesia agar tidak ada masyarakat yang merasa terdzalimi. Sekian

Anda mungkin juga menyukai