Anda di halaman 1dari 2

Apa Itu Logika ?

Logika dikenal sebagai cabang dari ilmu filsafat dan matematika. Secara umum kedua ilmu tersebut menempatkan logika sebagai dasar berpikir dan memperoleh, mencermati, dan menguji pengetahuan.Logika dapat diartikan sebagai kajiam tentang prinsip, hukum, metode, dan cara berpikir yang benar untuk memperoleh pengetahuan yang benar. Kata logika pertama kali digunakan oleh Ciero (abad ke-1 M) dan dijabarkan lebih lanjut secara sistematis oleh Aristoteles, keduanya merupakan filsuf Yunani. Logika merupakan alat yang dibutuhkan dalam kajian berbagai ilmu pengetahuan dan kehidupan sehari-hari. Logika dapat dipahami sebagai asas peraturan alam dan isinya yang dikembangkan manusia. Logika membantu manusia untuk memahami dan memaknai alam semesta yang pertama kali muncul sebagai suatu ketidakteraturan serta membantu menatanya menjadi lebih teratur. Logika sudah membantu manusia meningkatkan kualitas hidupnya dan mengembangkan peradaban. Secara filosofis, logika adalah kajian tentang berpikir atau penalaran yang benar. Penalaran merupakan aktivitas mental yang bertujuan memperoleh pengetahuan melalui penarikan kesimpulan berdasarkan alasan yang relevan atau aktivitas epistemik. Untuk memahami penalaran yang benar, logika ,menggunakan pemahaman standar kebenaran. Sebagai bagian dari epistemologi, logika memerlukan dasar pengetahuan yang mencakup sumber, batas, struktur, dan keabsahan pengetahuan. Logika komprehensif juga menentukan batas-batas kemampuan manusia agar dapat dipahami. Struktur pengetahuan yang mendasari bagaiman pengetahuan tersusun, terkumpul, dan tertatat mendasari sistem logika. Sedanfkan dalam kajian matematika logika menjadi dasar filosofis. Upaya menyusun bahasa matematika serta penyimpulan pernyataan membutuhkan logika sebagai landasan berpikir. Di sisi lain matematika memberikan masukan kepada Logika dan dianggap sebagai logika murni. Logika dan matematika tidak dapat dipisahkan dan saling melengkapi. Terdapat dua pengertian lain dari logika. Yang pertama logika sebagai kajian tentang kebenaran khusus atau fakta. Kebenaran logis dapat diartikan sebagai kebenaran yang universal dan paling umum. Kebenaran ini tidak mengandung asumsi apapun. Pengertian kedua adalah sebagai kajian dari bentuk umum putusan. Kajian ini ditujukan untuk menemukan pola atau bentuk umum dari proses pembuatan keputusan. Sesilia Genesy Thirza Ivanna Kia NPM: 1106069203

Sesat Pikir
Sesat berpikir menurut logika tradisional adalah kekeliruan dalam penalaran karena kesalahan penarikan kesimpulan. Terdapat berbagai jenis sesat pikir yang digolongkan oleh Copi (1986). Jenis pertama adalah sesat pikir formal dan jenis kedua adalah sesat pikir nonformal. Sesat pikir formal yang digolongkan dalam deduksi disebabkan ketidaksahihan karena kesalahan deduksi. Sesat pikir ini digolongkan lagi menjadi sembilan jenis. Jenis pertama adalah sesat pikir empat term yang disebakan adanya empat term dalam deduksi sehingga tidak sahih. Jenis kedua adalah sesat pikir term tengah yang tidak terdistribusikan yaitu bila term tengah tidak menghubungkan term mayor dan minor. Jenis ketiga adalah sesat pikir proses Ilisit yaitu perubahan tidak sahih dari term minor atau mayor. Jenis keempat adalah sesat pikir premis-premis afirmatif tetapi kesimpulan negatif yaitu adanya kesimpulan negatif dari term afirmatif. Jenis kelima adalah sesat pikir premis negatif dan kesimpulan afirmatif terjadi jika terdapat term negatif yang disimpulkan secara afirmatif. Jenis keenam adalah sesat pikir dua premis negatif yaitu adanya dua proporsi negatif dalam term. Jenis ketujuh adalah sesat pikir mengafirmasi konsekuensi yaitu pembuatan kesimpulan yang diturunkan dari pernyataan yang hubungan anteseden dan konsekuensinya seolah niscaya. Jenis kedelapan adalah sesat pikir menolak anteseden yaitu penolakan antesenden. Jenis kesembilan adalah sesat pikir mengiyakan suatu pilihan dalam suatu susunan argumentasi disjungsi subkonter yaitu jika hubungan atau di antara dua hal diperlakuakn sebagai pengingkaran. Sesat pikir nonformal digolongkan menjadi sembilan belas jenis. Penggolangan sesat pikir nonformal didasarkan pada penyebab dan kondisi terjadinya sesat pikiran akibat kesalahan penarikan kesimpulan. Faktor-faktor penyebab sesat pikiran nonformal dapat berasal dari dalam maupun dari luar diri. Kesembilan belas jenis sesat pikir nonformal adalah sesat pikir akibat perbincangan dan ancaman, salah guna, argumentasi berdasarkan kepentingan, argumentasi berdasarkan ketidaktahuan, argumentasi berdasarkan belas kasihan, argumentasi yang disangkutkan dengan orang banyak, argumentasi dengan kewibawaan yang tidak relevan, argumentasi berdasarkan cirri tak esesnsial, perumusan yang tergesa-gesa, sebab yang salah, penalaran sirkular, jumlah pertanyaan yang terlalu banyak, kesimpulan tidak relevan, makna ganda, makna ganda ketatabahasaan, perbedaan logat, kesalahan komposisi, kesalahan divisi, dan generalisasi tidak memadai. Sesilia Genesy Thirza Ivanna Kia NPM: 1106069203

Anda mungkin juga menyukai

  • Inkubator Bayi Dalam Perpindahan Kalor
    Inkubator Bayi Dalam Perpindahan Kalor
    Dokumen3 halaman
    Inkubator Bayi Dalam Perpindahan Kalor
    Demetrius Christian Israelli Kia
    Belum ada peringkat
  • Cover MM-07
    Cover MM-07
    Dokumen2 halaman
    Cover MM-07
    Demetrius Christian Israelli Kia
    Belum ada peringkat
  • KM06
    KM06
    Dokumen2 halaman
    KM06
    Hafif Dafiqurrohman
    Belum ada peringkat
  • KM06
    KM06
    Dokumen2 halaman
    KM06
    Hafif Dafiqurrohman
    Belum ada peringkat
  • Soal Makalah
    Soal Makalah
    Dokumen5 halaman
    Soal Makalah
    Demetrius Christian Israelli Kia
    Belum ada peringkat
  • Tugas Komentar Oedipus
    Tugas Komentar Oedipus
    Dokumen2 halaman
    Tugas Komentar Oedipus
    Demetrius Christian Israelli Kia
    Belum ada peringkat