Anda di halaman 1dari 21

Kasus 1 Nyeri Terkena Panas Seorang ibu memasak didapur, karena sedang terburu-buru ia memegang gagang besi panci

yang air baru mendidih tanpa menggunakan pelindungan, karena kaget ia refek menarik tangannya dari gagang tersebut. Beberapa saat kemudian tangannya terlihat memerah dan ia merasakan panas dan nyeri pada tangannya STEP 1 1. Reflek Respon terjadi otomatis tanpa sadar seteah terjadi rangsangan Reaksi tubuh terhadap rangsangan sebelum kita atas aksi yang datang Gerakan otomatis yang tidak dirancang terhadap rangsangan dari luar yang diberikan suatu organ atau bagian tubuh. Kesimpulan : Reflek merupakan respon otomatis tubuh terhadap rangsangan yang datang dari luar (spontanitas)

STEP 2 1. 2. 3. 4. 5. 6. Mekanisme gerak reflek? Struktur saraf dan fungsinya? Macam-macam refek? Anatomi struktur makro dan mikro otak dan sumsum tulang belakang? Pemeriksaan Saraf? Jaras yang membawa rangsangan (dari otak, medula spinalis, dan perifer)

STEP 3 1. Mekanisme reflek Reseptor rangsangan penghubung (asosiasi) saraf sensorik saraf motorik saraf pusat(medula spinalis) efektor otot/kelenjar. saraf

2.

Struktur Saraf

Dendrit berfungsi menerima rangsangan Akson menerima implus dari badan sel Selubung myelin unruk melindungi sel akson dan memberi nutrisi pada akson

Sel schwan untuk memperbaki sel akson yang rusak Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat rangsangan Akson terminal berfungsi menghantarkan rangsangan ke saraf lain

3.

Macam-Macam Reflek: Reflek superficial Reflek tendon dalam Reflek visual Reflek patologik Reflek fisiologi

4.

Otak (makro) : Cerebelum Diencepalon Cerebrum Midbrain Pons Medula oblongata


Brain stem (batang otak) Forebrain/prosensfalon

Sumsum tulang belakang (makro) : Os Vertebra servikal Vertebra thorakhalis Vertebra lumbalis Vertebra sakralis Vertebra coccygis 3 12 5 5 4 Nervus 8 12 5 5 1

Sumsum tulang belakang (makro) Durameter Arachnoid Piameter

Sumsum tulang belakang (mikro) Fasikulus runeatus Cornu posterior Subtansi alba Subtansi grisea Cornu anterior

5. Pemeriksaan saraf Sensorik Motorik Cranial

5. SB

STEP 4

Step 5 1. 2. 3. Macam-macam reseptor Aktifitas elektrik dan biokimia saraf Penjelasan dari macam-macam reflek

4. 5. 6. 7.

Mikroskopis otak, proyeksi dan gambar sumsum tulang belakang Pemeriksaan fisik saraf motorik dan sensorik Jaras yang membawa rangsangan (dari otak, medula spinalis, dan perifer) Vaskularisasi otak (sistem saraf pusat)

Step 7 1. Macam-Macam Reseptor Reseptor adalah molekul protein dalam sel atau pada permukaan sel suatu zat (seperti hormon, obat, atau antigen ) bisa mengikat, menyebabkan perubahan dalam aktivitas sel. Reseptor sensoris berupa sel-sel khusus atau proses sel yang memberikan informasi tentang kondisi didalam dan diluar tubuh kepada susunan saraf pusat. (Lumbantobing, 2003) Untuk lebih detailnya reseptor sensorik dapat diklasifikasikan menjadi lima bagian yaitu nosiseptor untuk rasa nyeri, termoreseptor untuk temperature,

mekanoreseptor untuk rangsangan fisik, kemoreseptor untuk rangsangan kimiawi, dan fotoreseptor untuk penglihatan. Nosiseptor Reseptor nyeri atau nociseptor terletak pada daerah superfisial kulit, kapsul sendi, dalam periostea tulang sekitar dinding pembuluh darah. Jaringan dalam dan organ viseral mempunyai beberapa nociseptor. Reseptor nyeri merupakan free nerve ending dengan daerah reseptif yang luas, sebagai hasilnya sering kali sulit membedakan sumber rasa nyeri yang tepat. Termoreseptor Temperatur reseptor atau termoreseptor merupakan free nerve ending yang terletak pada dermis, otot skeletal, liver, hipothalamus. Reseptor dingin tiga atau empat kali lebih banyak daripada reseptor panas. Tidak ada struktur yang membedakan reseptor dingin dan panas. Mekanoreseptor

Mekanoreseptor sangat sensitif terhadap rangsangan yang terjadi pada membran sel. Membran sel memiliki regulasi mekanis ion channel dimana bisa terbuka ataupun tertutup bila ada respon terhadap tegangan, tekanan, dan yang bisa menimbulkan kelainan pada membran. Terdapat tiga jenis mechanoreseptor antara lain: a. Tactile reseptor memberikan sensasi sentuhan, tekanan dan getaran. Sensasi sentuhan memberikan informasi tentang bentuk atau tekstur, dimana tekanan memberikan sensasi derajat kelainan mekanis. Sensasi getaran memberikan sensasi denyutan atau debaran. b. Baroreseptor untuk mendeteksi adanya perubahan tekanan pada dinding pembuluh darah dan pada tractus digestivus, urinarius dan sistem reproduksi. c. Proprioseptor untuk memonitor posisi sendi dan otot, hal ini merupakan struktur dan fungsi yang komplek pada reseptor sensoris Adapun macam-macam kepekaan pada mekanoreseptor adalah; kepekaan pada perabaan kulit baik dermis maupun epidermis (ujung saraf bebas, ujung akhir yang meluas, ujung tangkai, ujung berselaput, ujung rambut), kepekaan jaringan dalam (ujung saraf bebas, ujung akhir yang meluas, ujung tangkai, ujung berselaput, ujung otot), pendengaran (reseptor suara pada koklea), keseimbangan / ekuilibrium (reseptor vestibular), tekanan arteri (baroreseptor pada sinus karotikus dan aorta). Kemoreseptor Spesialisasi pada neuron kemoreseptif dapat dideteksi dengan perubahan kecil dari konsentrasi kimia. Umumnya kemoreseptor berespon terhadap substansi water-soluble dan lipid-soluble yang larut dalam cairan. Macam-macam kepekaan kemoreseptor adalah pada indera pengecap (reseptor-reseptor pada taste buds), indera pembauan (reseptor pada epitel olfaktoris), oksigen dalam arteri (reseptor pada aorta dan badan karotis), osmolalitas (mungkin neuron-

neuron di dalam atau di dekat nuklei supraoptikus), CO2 dalam darah (reseptorreseptor yang terletak didalam atau pada permukaan medula dan dalam aorta dan badan kortis), kadar glukosa , asam amino, asam lemak dalam darah (reseptorreseptor dalam hipotalamus). Fotoreseptor Fotoreseptor elektromagentik merupakan reseptor yang memberikan respons terhadap perubahan intensitas dan panjang gelombang cahaya. (Guyton , A.C. and John E. Hall, 1997) Reseptor Berdasarkan sumber rangsang : Eksteroseptor : reseptor yg menerima sumber rangsang dari luar a. Reseptor kontak : rangsang kontak langsung dgn reseptor, mis: badan paccini (rasa tekan), badan meissner (rasa sentuh), badan ruffini (rasa panas), badan krause (rasa dingin) b. Reseptor tele : rangsang tdk kontak langsung dgn reseptor, mis : organ corti pd telinga (suara), retina mata (cahaya) Interoseptor : reseptor yg menerima sumber rangsang yg berasal dari dlm tubuh sendiri a. Propioseptor : terdapat dalam otot, mis : muscle spindle dan golgi tendon fiber (rasa sakit) b. Visceroseptor : terdapat pd organ sal cerna, pernafasan, peredaran drh dll, oleh perubahan mekanik dan kimia. Sensasi yg timbul rasa lapar, haus, pusing dbs

2. Aktifitas elektrik dan biokimia saraf Dalam keadaan tanpa rangsang antara bagian luar dan dalam sel saraf terdapat perbedaan muatan yang disebut potensial membran.Harga potensial membran yang diukur pada saat istirahat disebut resting membran potensial (harga potensial istirahat). Potensial istirahat selalu negatif pada sel saraf dan otot (antara 55mV s/d -100mV). Dalam keadaan istirahat bagian luar membran bermuatan positif dan didalam sel saraf bermuatan negatif. Sel saraf dalam situasi ini disebut dalam keadaan polarisasi. Polarisasi terjadi karena distribusi ion tidak sama (A-, Cl-, K+ dan Na+). Ion A- hanya terdapat dalam cairan sel, sedangkan 3 ion lain terdapat didalam dan diluar sel. Ion K+ lebih banyak terdapat didalam sel, sedangkan ion Na+ dan Cl- lebih banyak diluar sel. Dalam keadaan istirahat potensial membran dipertahankan -70 mV. Jika ada rangsang maka akan terjadi perubahan potensial membran menjadi -35 mV. Perubahan potensial yang terjadi disebut potensial aksi. Masuknya ion Na+ kedalam akson tidak akan terus berlangsung dan secara simultan terjadi pergerakan ion K+ keluar membran akson. Terjadi peningkatan difusi K+ keluar membran akson. Terjadi peningkatan difusi K+ keluar membran akson akan menimbulkan potensial negatif.

3.

Macam-Macam Refleks Refleks dalam (refleks regang otot) Refleks dalam timbul oleh regangan otot yg disebabkan oleh rangsangan dan sebagai tawabannya raba otot berkontraksi . refleks dalam juga dinamai refleks regang otot(muscle strech reflex)nama lain bagi refleks dalam ini ialah refleks tendon,refleks peroista l,refleks miotatik,dan refleks pisiologis.telah di kemukakan di atas bahwa timbulnya refleks ini ialah karena teregangnya otot oleh rangsang yg di berikan dan sebagai jawaban otot berkontraksi.rasa regang(kotok)ini ditangkap oleh alat penangkap(reseptor)rasa

proprioseptip,karna itu refleks ini dinamai refleks proprioseptip.

Refleks superfsialis Refleks ini timbul karena terangsangnya kuit atau mukosa yang mengakibatkan berkontraksinya otot yg ada dibawahnya atau di sekitarnya.jadi bukan karena refleks superfsialis telapak kaki menjadi berubah gerakan nya pada lesi traktus piramidalis,yaitu tidak lagi mengadakan pantar pleksi seperti pada orng normal,tetapi dorso fleksi ibu jari kaki disertai gerakan mekar jari jari lainnya.kemudian diketahui pula bahwa gerakan refleks ini dapat meluas dengan gerakan dorso fleksi pada pergelangan kaki,fleksi tungkai bawah dan fleksi tungkai atas. Jadi, merupakan fleksi massa dari tungkai. Refleks Patologis Meliputi menggenggam, mengisap, dan babinski Refleks Viseral Disebut juga refleks otonom yang melibatkan organ dalam Reflek fisiologis Meliputi Refleks Biceps, Refleks Triceps, Refleks Brachioradialis, Refleks Patella dan Refleks Achilles.

4. Area broadman pada otak manusia terdiri atas:

1,2,dan,3 - korteks somatosensorik(sering disebut area 3, 2, 1,) 4 korteks motorik primer 5 korteks asosiasi somatosensorik 6 - korteks pra motorikdan motorik suplementaris 7 korteks asosiasif tosensorik 8 daerah mata prontal 9 korteks pra prontal dorsolateralis 10 prontopolar 11 Area orbitaprontal 12 Area orbitaprontal (sering disebut area 11 A) 13 korteks insularis 17 korteks primer 18 korteks asosiasi visual 19 korteks asosiasi visual 20 gyrus temporalis inferior 21 - gyrus temporalis media 22 - gyrus temporalis superior 23 korteks cinguli posterior ventral 24 korteks cinguli anterior ventral 25 - korteks subgenualis 26 area ektospenalis 27 - korteks cinguli enforhinalis anterior 28 - korteks cinguli retrosplenialis 29 bagian dari korteks cinguli posterior ventral 30 bagian dan korteks cinguli 31 korteks cinguli pasterior dorsal 32 korteks cinguli anterior dorsal 34 korteks cntorhinalis anterior 35 korteks perirhinalis

36 korteks parahippocampalis (di gyrus porahippocampal) 37 gyrus fusiformis 38 - area tempora polar 39 gyrus angularis ( bagian dari area worricke ) 41, 42 korteks asosiast primer dan auditorius 43 area subsentral 44 pars triangularis dari area broca 45 pars opercularis dari broca 46 korteks prefrontalis dorsolateral 47 gyrus prefrontalis inferlor 48 area retro subiwlaris 52 area para insularis

Mikroskopis Otak a. Cerebrum Korteks serebri terdiri dari : Lapisan molekuler, lapisan granuler, lapisan piramid luar, lapisan piramid dalam, lapisan granuler dalam dan, lapisan polimore. Medula cerebrum terdiri dari: Serabut Asosiasi, Serabut commisura dan proyeksi b. Cerebellum Korteks cerebelum terdiri dari lapisan molekuler, lapisan ganglioner dan lapisan granuler/nuklear. Mikroskopis Medula Spinalis a. Substansia grisea berbentuk huruf H (Cornu anterior, Cornu lateralis dan Cornu posterior). Terdiri dari badan sel saraf dengan dendritnya, serabut sarat tak bermielin dan bermielin, Sel neuroglia : astrosit prostoplasmic, oligodendroglia, mikroglia.

b. Substansia alba terdiri dari serabut saraf bermielin dan beberapa tak bermielin, sel neuroglia: astrosit fibrosa, oligodendrosit, mikroglia, tak ada perikarion, beberapa pembuluh darah, serabut dan sel saraf menggerombol teratur dan masing-masing mempunyai fungsi sendiri.

5.

Pemeriksaan Saraf 5.1 Memeriksa fungsi motorik a. pengamatan Gaya berjalan dan tingkah laku Simetri tubuh dan extermitas Kelumpuhan badan dab anggota gerak

b. Gerakan volunter Yang di periksa adalah pasien atas pemeriksa, misalnya Mengangkat kedua tangan dan bahu Fleksi dan extensi artikulus kubiti Mengepal dan membuka jari tangan Mengankat kedua tungkai pada sendi panggul Fleksi dan ekstansi artikulus genu Plantar fleksi dan dorsal fleksi plantar kaki Gerakan jari-jari kaki

c. Palpasi Pengukuran besar otot Nyeri tekan Kontraktur Konsistensi (kekenyalan)

Konsistensi otot yang meningkat : meningitis, kelumpuhan Konsitensi otot yanag menurun terdapat pada: kelumpuhan akibat lesi, kelumpuhan akibat denerfasi otot

5.2 Memeriksa fungsi sensorik Kepekaan saraf perifer. klien diminta memejamkan mata a. Menguji sensasi nyeri: dengan menggunakan Spatel lidah yang di patahkan atau ujung kayu aplikator kapasdigoreskan pada beberapa area kulit, Minta klien untuk bersuara pada saat di rasakan sensasi tumpul atau tajam. b. Menguji sensai panas dan dingin: dengan menggunakan Dua tabung tes, satu berisi air panas dan satu air dingin, Sentuh kulit dengan tabung tersebut minta klien untuk mengidentifikasi sensasi panas atau dingin. c. Sentuhan ringan : dengan menggunakan Bola kapas atau lidi kapas, Beri sentuhan ringan ujung kapas pada titik-titik berbeda sepanjang permukaan kulit minta klien untuk bersuara jika merasakan sensasi d. Vibrasi/getaran : dengan garputala, Tempelkan batang garpu tala yang sedang bergetar di bagian distal sendi interfalang darijari dan

sendiinterfalang dari ibu jari kaki, siku, dan pergelangantangan. Minta klien untuk bersuara pada saat dan tempat di rasakan vibrasi.

5.3 Memeriksa reflek kedalaman tendon 1. Reflek fisiologis a. Reflek bisep: Posisi: dilakukan dengan pasien duduk, dengan membiarkan lengan untuk beristirahat di pangkuan pasien, atau membentuk sudut sedikit lebih dari 90 derajat di siku.

Identifikasi tendon:minta pasien memflexikan di siku sementara pemeriksa mengamati dan meraba fossa antecubital. Tendon akan terlihat dan terasa seperti tali tebal.

Cara : ketukan pada jari pemeriksa yang ditempatkan pada tendon m.biceps brachii, posisi lengan setengah diketuk pada sendi siku.

Respon : fleksi lengan pada sendi siku

Reflek trisep : Posisi :dilakukan dengan pasien duduk. dengan Perlahan tarik lengan keluar dari tubuh pasien, sehingga membentuk sudut kanan di bahu. atau Lengan bawah harus menjuntai ke bawah langsung di siku Cara : ketukan pada tendon otot triceps, posisi lengan fleksi pada sendi siku dan sedikit pronasi Respon : ekstensi lengan bawah pada sendi siku

Reflek brachiradialis Posisi: dapat dilakukan dengan duduk. Lengan bawah harus beristirahat longgar di pangkuan pasien. Cara : ketukan pada tendon otot brakioradialis (Tendon melintasi (sisi ibu jari pada lengan bawah) jari-jari sekitar 10 cm proksimal pergelangan tangan. posisi lengan fleksi pada sendi siku dan sedikit pronasi. Respons: - flexi pada lengan bawah supinasi pada siku dan tangan

Reflek patella posisi klien: dapat dilakukan dengan duduk atau berbaring terlentang Cara : ketukan pada tendon patella Respon : plantar fleksi kaki karena kontraksi m.quadrisep femoris

Reflek achiles Posisi : pasien duduk, kaki menggantung di tepi meja ujian. Atau dengan berbaring terlentang dengan posisi kaki melintasi diatas kaki di atas yang lain atau mengatur kaki dalam posisi tipe katak. Identifikasi tendon:mintalah pasien untuk plantar flexi. Cara : ketukan hammer pada tendon achilles Respon : plantar fleksi kaki krena kontraksi m.gastroenemius

2. Reflek Pathologis Bila dijumpai adanya kelumpuhan ekstremitas pada kasus-kasus tertentu. a. Reflek babinski: Pesien diposisikan berbaring supinasi dengan kedua kaki diluruskan. Tangan kiri pemeriksa memegang pergelangan kaki pasien agar kaki tetap pada tempatnya. Lakukan penggoresan telapak kaki bagian lateral dari posterior ke anterior Respon : posisitf apabila terdapat gerakan dorsofleksi ibu jari kaki dan pengembangan jari kaki lainnya

eflek chaddok Penggoresan kulit dorsum pedis bagian lateral sekitar maleolus lateralis dari posterior ke anterior Amati ada tidaknya gerakan dorsofleksi ibu jari, disertai mekarnya (fanning) jari-jari kaki lainnya.

Reflek schaeffer Menekan tendon achilles. Amati ada tidaknya gerakan dorso fleksi ibu jari kaki, disertai mekarnya (fanning) jari-jari kaki lainnya.

Reflek oppenheim Pengurutan dengan cepat krista anterior tibia dari proksiml ke distal

Amati ada tidaknya gerakan dorso fleksi ibu jari kaki, disertai mekarnya (fanning) jari-jari kaki lainnya.

Reflek Gordon menekan pada musculus gastrocnemius (otot betis) Amati ada tidaknya gerakan dorsofleksi ibu jari kaki, disertai mekarnya (fanning) jari-jari kaki lainnya

Reflek gonda Menekan (memfleksikan) jari kaki ke-4, lalu melepaskannya dengan cepat. Amati ada tidaknya gerakan dorso fleksi ibu jari kaki, disertai mekarnya (fanning) jari-jari kaki lainnya.

6.

Jaras dibagi menjadi 2 : 1. Jaras Ascendens. 2. Jaras Descendens. 1. Jaras ascendens.(Sensorik) a. Berawal dari medula spinalis, menuju ke b. Divisi lateral jaras anterolateral dengan bantuan radiks dorsalis dan ganglion spinal c. kemudian ke medula oblongata d. ke bagian Lemniskus medialis untuk menuju ke mesensefalon e. dalam mesensefalon ad ramus yg kemudian menuju ke kapsula interna f. korteks cerebrum g. bagian cranii keseluruhan

2. Jaras Descendens (Motorik) a. Koreks motorik b. Bag. Posterior kapsula interna c. genu korpus kolosum d. fasikulus longitudinalis pons e. bag. Piramidal medula oblongata f. traktus kortikospinal lateral sama ventralis g. medula spinalis.

7. Vaskularisasi SSP Arteri Otak Otak disuplai oleh A.Carotis interna (2) dan A.Vertebralis (2). Keempat arteri ini beranastomosis pada permukaan inferior otak dan membentuk circulus anteriosus. Arteri carotis interna keluar dari sinus cavernosus pada sis medial processus clinoideus anterior dengan menembus duramater, kemudian arteri ini membelok kebelakang menuju sulcus serebri lateralis. Disini, arteri ini bercabang menjadi A.cerebri anterior dan A.cerebri media. Cabang-cabang dari A.carotis

interna adalah A.Opthalamica, A.Communis posterior, A.Choroidea, A.Cerebri Anterior dan A.Cerebri Media Arteri vertebralis cabang dari bagian pertama A.Subclavia berjalan ke atas melalui foramen proc.transversus vertebra C1-6. Pembuluh ini termasuk ke tengkorak melalui foramen magnum dan berjalan ke atas, depan dan medial medula oblongata. Pada pinggir bawah pons, arteri ini bergabung dengan arteri dari sisi lainnya membentuk A.basilaris Vena Otak Vena-vena diotak tidak mempunyai jaringan otot didalam dindingnya yang sangat tipis dan tidak mempunyai katup. Vena tersebut keluar dari otak dan bermuara kedalam sinus venosus cranialis. Terdapat vena-vena cerebri, cerebelli dan batang otak. Vena magna serebri dibentuk dari gabungan kedua V.interna serebri dan bermuara kedalam sinus rectus.

Arteri columna vertebralis - Cervical : Cabang dari a.occipitalis, a.carotis externa dari a.vertebralis, cabang a.subclavia, a.cervicalis profunda, truncus

costocervicalis, a.subclavia, cabang a.cervicalis ascendens, a.thyroidea - Thoracal - Lumbal - Sacral : Cabang a.intercostalis posterior : Cabang a.subcostalis dan lumbalis : Cabang dari a.illiolumbalis, a.sacralis lateralis, a.illiaca interna.

Vena columna vertebralis Plexus venosus vertebralis externus, bermuara ke v.vertebralis, v.intercostalis, v. Lumbalis dan v.sacralis Plexus venosus vertebralis internus, bermuara kedalam v.intervertebralis.

DAFTAR PUSTAKA

Putz R,. Pabst R. 2006. Atlas Anatomi Sobotta edisi 22. Jakarta. EGC Guyton A. C, Hall J.E. 2008. Buku Ajaran Fisiologi kedbinsookteran Edisi 4. Jakarta. EGC Robbins, Cotran, Kumar. 2006. Buku Ajar Patologi Edisi 7. Jakarta. EGC Ganon WF.2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 20. Jakarta. EGC. Word, Jeremy dkk. 2009. At a Galance Fisiologi. Erlangga Lumbatobing. 2003. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental. Balai Penerbit FKUI. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai