Anda di halaman 1dari 21

Laporan Community Visit

BLOK XIV CHILDHOOD & ADOLESCENT TK IT UMMI Lampeuneurut, Banda Aceh

Disusun oleh: Kelas B-04 Amelia Pratiwi Asri Mukti Nanta Kazi Muntazeri Khairunnisak Melly Afriyati Nuriah Riri Putria Riska Anjla Harahap Risna Oktavia Revina Ilka Busri Reza Oktarama Putra Suci Rahmi

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012

I.

PENDAHULUAN

A. Definisi Tumbuh Kembang Secara Alamiah, Setiap individu hidup akan melalui tahapan pertumbuhan dan perkembangan, yaitu sejak masa embrio sampai akhir hayatnya mengalami perubahan kea rah peningkatan baik secara ukuran maupun secara perkembangan. Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan anak akan bervariasi dari satu anak dengan anak lainnya bergantung pada beberapa hal yang mempengaruhinya. ( Yupi, 2002:48) Whaley dan Wong (2000) mengemukakan pertumbuhan sebagai suatu peningkatan jumlah dan ukuran, sedangkan perkembangan menitikberatkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran. (Yupi, 2002: 49) Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolic ( retensi kalsium dan nitrogen tubuh). ( Soetjiningsih, 1995 : 1) Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan system organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. (Soetjiningsih, 1995 : 1) Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ/individu. Walaupun demikian, kedua peristiwa itu terjadi secara sinkron pada setiap individu. (Soetjiningsih, 1995 : 1)

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak. Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain: 1) Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak yaitu : Ras/etnik atau bangsa, Keluarga, Umur, Jenis kelamin, Genetik, Kelainan kromosom, Faktor luar (eksternal). 2) Faktor Prenatal yaitu : Gizi, Mekanis, Toksin/zat kimia, Endokrin Radiasi, Infeksi, Kelainan imunologi, Anoksia embrio, Psikologi ibu. 3) Faktor Pascasalin yaitu : Gizi, Penyakit kronis/ kelainan kongenital

Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan, Lingkungan fisis dan kimia, Psikologis, Endokrin, Sosio-ekonomi, Lingkungan pengasuhan, Stimulasi, Obatobatan. ( Soetjiningsih. 1995 :2) Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang Anak Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan.Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: 1) Perkembangan menimbulkan perubahan.Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan.Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf. 2) Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya. Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya. 3) Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.

Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan

perkembangan pada masing-masing anak. 4) Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan. Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.
3

5) Perkembangan mempunyai pola yang tetap. Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu: a. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal). b. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimodistal). 6) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan. Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik. Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling berkaitan. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar. (Soetjiningsih. 2010 : 86) Periode Tumbuh Kembang Anak Tumbuh-Kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan

berkesinambungan yang dimulai sejak konsepsi sampai dewasa.Tumbuh kembang anak terbagi dalam beberapa periode. Berdasarkan beberapa kepustakaan, maka periode tumbuh kembang anak adalah sebagai berikut: 1) Masa prenatal atau masa intra uterin (masa janin dalam kandungan).

Masa ini dibagi menjadi 3 periode, yaitu : Masa zigot/mudigah, sejak saat konsepsi sampai umur kehamilan 2 minggu. Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8/12 minggu. 2) Masa janin/fetus, sejak umur kehamilan 9/12 minggu sampai akhir kehamilan. Masa ini terdiri dari 2 periode yaitu: Masa fetus dini yaitu sejak umur kehamilan 9 minggu sampai trimester ke-2 kehidupan intra uterin. Pada masa ini terjadi percepatan pertumbuhan, pembentukan jasad manusia sempurna. Alat tubuh telah terbentuk serta mulai berfungsi. Masa fetus lanjut yaitu trimester akhir kehamilan. Pada masa ini pertumbuhan berlangsung pesat disertai perkembangan fungsi-fungsi. Periode yang paling penting dalam masa prenatal adalah trimester pertama kehamilan. Pada periode ini pertumbuhan otak janin sangat peka terhadap pengaruh lingkungan janin. 3) Masa bayi (infancy) umur 0 sampai 11 bulan. Masa ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu : Masa neonatal, umur 0 sampai 28 hari dan bayi umur 1-11 bulan . Pada masa
4

ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi organ-organ. Masa neonatal dibagi menjadi 2 periode: Masa neonatal dini, umur 0 - 7 hari. Masa neonatal lanjut, umur 8 - 28 hari. 4) Masa anak dibawah lima tahun (anak balita, umur 12-59 bulan). Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi ekskresi. Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah pada masa balita. Setelah lahir terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung; dan terjadi pertumbuhan serabut serabut syaraf dan cabang-cabangnya, sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks. Pada masa balita, perkembangan kemampuan bicara dan bahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian anak juga dibentuk pada masa ini. Masa anak prasekolah (anak umur 60-72 bulan). Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung dengan stabil. Terjadi perkembangan dengan aktivitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya ketrampilan dan proses berfikir. Memasuki masa prasekolah, anak mulai menunjukkan keinginannya, seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya. 5) Masa Sekolah : Usia 6 18/20 tahun 6) Masa Pra remaja : usia 6 10 tahun 7) Masa Remaja : masa remaja dini wanita usia 8 13 tahun, pria usia 1015 tahun, Masa temaja lanjut Wanita usia 13 18 tahun, Pria usia 15 20 tahun.

B. Tanner Stages Maturitas seksual remaja dapat diukur dengan skala tanner. (Manuaba, 2000:575) Tanner Stage / Skala Tanner / adalah skala perkembangan fisik dari anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Skala ini mendefinisikan pengukuran fisik berdasarkan perkembangan fisik eksternal berdasarkan karakteristik seks primer dan sekunder, seperti ukuran payudara, alat kelamin, dan perkembangan rambut kelamin. Pertama kali diidentifikasi oleh James Tanner. Usia perkembangan karakteristik seksual sekunder sangat bervariasi. perkembangan payudara pada anak wanita dimulai pada umur 8 tahun dan berlanjut selama 5 tahun berikutnya. Perkembangan rambut pubis pada anak wanita terjadi pada saat yang sama . perkembangan testis pada anak pria dimulai sekitar umur 9
5

10 tahun. Rambut pubis mulai berkembang pada anak laki-laki sekitar umur 10-11. (Swartz, 1995 :446) a. Stadium Perkembangan Genital : Anak Pria Stadium Karakteristik 1 Pra-pubertas. Testis , skrotum, dan penis dengan ukuran hampir sama dan proporsi seperti pada awal masa kanak-kanak 2 Pertumbuhan yang jarang dari rambut yang sedikit berpigmen, halus. Hanya bergelombang, dan lebih gelap 3 Pembesaran penis, terutama dalam panjang. Pertumbuhan lanjut dari testis dan skrotum 4 Pembesaran lanjut dari penis dengan pertumbuhan lebar dan panjang. Pembesaran glans penis. Kulit skrotum menjadi lebih gelap 5 Genitalia dewasa

(Swartz, 1995:446)

b. Stadium Rambut Pubis : Anak Pria dan Wanita Stadium Karakteristik 1 2 Pra-pubertas. Tidat terdapat rambut pubis sebenarnya Pertumbuhan yang jarang dari rambut yang sedikit berpigmen, halus. Hanya bergelombang, dan lebih gelap 3 Pertambahan rambut, yang menjadi lebih kasar, bergelombang dan lebih gelap 4 Rambut jenis dewasa, tetapi dalam daerah terbatas. Tidak ada penyebaran ke medial paha. 5 Rambut jenis dewasa dengan penyebaran ke paha

(Swartz, 1995:447)

c. Stadium Perkembangan Payudara : Anak Wanita Stadium Karakteristik 1 2 Prapubertas. Hanya papilla yang menonjol. Payudara dan papila menonjol sebagai bukit kecil, diameter areola bertambah (8,9-12,9) years

Payudara dan areola membesar, tidak ada pemisahan garis bentuk (9,913,9) years

4 5

Areola dan papila membentuk bukit kedua (10.5-15.3) years Bentuk dewasa, papila menonjol, areola merupakan bagian dari garis bentuk umum payudara (13-16) years

(Marshall dan Tanner, 1969 dalam Nelson, 2000)

Gambar : Skala Tanner pada remaja wanita Sumber : Ilmu Kesehatan Anak Nelson, 2000
7

C. Gangguan Tumbuh Kembang

Perkembangan dipengaruhi oleh lingkungan biofisikopsikososial dan faktor genetik. Dalam perkembangan terdapat berbagai tahapan yang harus dilalui anak untuk menuju usia dewasa. Tahapan yang terpenting adalah pada masa 3 tahun pertama, karena pada 3 tahun pertama ini tumbuh kembang berlangsung dengan pesat dan menentukan masa depan anak kelak. Perkembangan anak meliputi perkembangan fisik, kognitif, emosi, bahasa, motorik (kasar dan halus), personal social dan adaptif. Berbagai masalah gangguan perkembanagan dapat timbul. Deteksi dini dan intervensi dini sangata membantu agar tumbuh kembang anak dapat berlangsung seoptimal mungkin. Peran orang tua dalam tumbuh kembang sangat besar artinya. (Soetjiningsih. 2010: 86) Gangguan tumbuh kembang anak bisa disebabkan oleh dua faktor, yaitu internal dan eksternal. Internal itu berarti gangguan yang disebabkan oleh ketidaksempurnaan kondisi fisik tubuh atau fungsi organ tertentu yang seharusnya bisa menunjang proses tumbuh kembangnya. Sedangkan gangguan dengan faktor eksternal adalah yang disebabkan kurangnya stimulasi dari lingkungan sekitar dan asupan nutrisi yang kurang tepat, sehingga proses tumbuh kembangnya mengalami keterlambatan. Beberapa Gangguan Tumbuh-Kembang Yang Sering Ditemukan. 1. Gangguan bicara dan bahasa. Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak. Karena kemampuan berbahasa sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan pada sistem lainnya, sebab melibatkan kemampuan kognitif, motor, psikologis, emosi dan lingkungan sekitar anak. Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan bicara dan berbahasa bahkan gangguan ini dapat menetap. 2. Cerebral palsy. Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif, yang disebabkan oleh karena suatu kerusakan/gangguan pada sel-sel motorik pada susunan saraf pusat yang sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya. 3. Sindrom Down. Anak dengan Sindrom Down adalah individu yang dapat dikenal dari fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21 yang berlebih. Perkembangannya lebih lambat dari anak yang normal. Beberapa faktor seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia yang berat, masalah biologis atau

lingkungan lainnya dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik dan keterampilan untuk menolong diri sendiri. 4. Perawakan Pendek. Short stature atau Perawakan Pendek merupakan suatu terminologi mengenai tinggi badan yang berada di bawah persentil 3 atau -2 SD pada kurva pertumbuhan yang berlaku pada populasi tersebut. Penyebabnya dapat karena varisasi normal, gangguan gizi, kelainan kromosom, penyakit sistemik atau karena kelainan endokrin. 5. Gangguan Autisme. Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejalanya muncul sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat, yang mempengaruhi anak secara mendalam. Gangguan perkembangan yang ditemukan pada autisme mencakup bidang interaksi sosial, komunikasi dan perilaku. 6. Retardasi Mental. Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah (IQ < 70) yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal. 7. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian yang seringkali disertai dengan hiperaktivitas. 8. Keterlambatan bicara adalah salah satu penyebab gangguan perkembangan yang paling sering ditemukan pada anak. Penyebab gangguan bicara dan bahasa sangat luas dan banyak, terdapat beberapa resiko yang harus diwaspadai untuk lebih mudah terjadi gangguan ini. Deteksi dini gangguan bicara dan bahasa ini harus dilakukan oleh semua individu yang terlibat dalam penanganan anak ini, mulai dari orang tua, keluarga, dokter kandungan yang merawat sejak kehamilan dan dokter anak yang merawat anak tersebut. Masalah perkembangan anak yang sering timbul, antara lain gangguan perkembangan fisik, gangguan perkembangan motorik, gangguan perkembangan bahasa, gangguan fungsi vegatatif, kecemasan, gangguan suasana hati (mood disorder), bunuh diri dan percobaan bunuh diri, gangguan kepribadian yang terpecah (Disruptive behavioural disorder), gangguan perilaku seksual, gangguan

perkembangan pervasive dan psikosis pada anak, disfungsi nuerodevelopmental pada anak usia sekolah, kelainan saraf dan psikiatrik akibat dari trauma otak, penyakit psikosomatik. (Soetjiningsih, 2010:89)

D. Gangguan Gizi Beberapa Pengertian Dasar Mengenai Gizi Melaksanakan pemberian makan yang sebaik-baiknya pada bayi dan anak bertujuan sebagai berikut : 1. Memberikan nutrien yang cukup untuk kebutuhan, memelihara kesehatan dan memulihkan nya bila sakit, melaksanankan berbagai aktivitas pertumbuhan dan perkebangan jasmani dan psikomotor 2. Mendidik kebiasaan yang baik tentang memakan, menyukai dan menentukan makanan yang di perlukan Dalam Ilmu Gizi, banyak digunakan istilah yang sering bercampur dengan istilah-istilah yang biasa digunakan sehari-hari, sehingga kadang-kadang mengakibatkan salah pengertian. Nutrien adalah zat penyusun bahan makanan yang diperlukan oleh tubuh untuk metabolisme, yaitu ; air,protein, lemak,karbohidrat dan mineral. Bahan makanan ialah hasil produksi pertanian , perikanan, dan peternakan. ( Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2007 ) Defisiensi / Gangguan Gizi Dengan adanya gangguan pencernaan, hilang nya cairan elektrolit dan vitamin, maka kemungkinan defisiensi akan terjadi. Disamping itu keperluan akan faktor makanan esensial bertambah pada penyakit tertentu. Gangguan gizi yang pertama terjadi ialah gangguan biokimia intra sel atau disfungsi enzim yang menyebabkan perubahan fisiologis jaringan. Kemudian timbul perubahan histopatologis dan diikuti oleh gejala objektif dan subjective. Gejala-gejala seperti apatis ,depresi, lemah badan dan berkurang nya nafsu makan , merupakan tanda-tanda defiseinasi gizi. ( Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2007 ) Proses metabolik anak pada dasarnya sama, akan tetapi relatif lebih aktive dibandingkan dengan orang dewasa. Anak membutuhkan lebih banyak makanan untuk tiap kilogram berta badannya, karena sebagian dari makanan tersebut harus disediakan untuk pertumbuhan dan pertukaran energi yang lebih aktive. Tubuh yang hidup seperti halnya dengan mesin, memerlukan bahan bakar dan bahan untuk pengganti maupun perbaikan. Anak yang sedang tumbuh memerlukan makanan tambahan untuk pertumbuhan. Keperluan ini dapat dipenuhi dengan pemberian makanan yang mengandung cukup kalori. Dalam makanan

10

tersebut harus cukup tersedia protein, karbohidrat, mineral, air, vitamin dan beberapa macam asam lemak dalam jumlah tertentu. ( Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2007 ) Undernutrition Diet dalam bentuk apapun, harus mengandung cukup energi untuk mempertahankan suhu tubuh, aktivitas jantung, paru , otot, alat pencernaan dan sebagainya. Bila kebutuhan minimal akan energi atau kalori tidak dapat dipenuhi oleh pemberian makanan tersebut dalam waktu yang lama, maka akan timbul gejala undernutrition. Kekurangan kalori dalam diet yang berlangsung lama akan menimbulkan gejala undernutrition yang sangat ekstrim, yaitu marasmus nutritional. Gejala marasmus Pertumbuhan berkurang atau terhenti, anak masih menangis walaupun telah mendapat minum atau disusui, sering bangun pada waktu malam, diare. Bila anak menderita diare, maka akan terlihat berupa bercak hijau tua yang terdiri dari lendir dan sedikit tinja. Jaringan lemak dibawah kulit akan menghilang, sehingga kulit kehilangan turbor nya dan keriput. Pada keadaan yang berat, lemak pipi pun menghilang sehingga wajah penderita seperti wajah orang tua. vena superficialis tampak lebih jelas, ubun-ubun besar cekung, tulang pipi dan dagu kelihatan menonjol, mata tampak besar dan dalam. Ujung tangan dan kaki terasa dingin dan tampak sianosis, perut membuncit atau cekung dengan gambaran usus yang jelas, kemudian oto atropi. Mula-mula anak tampak penakut akan tetapi pada keadaan lebih lanjut menjadi apatis. Patologi marasmus Pada keadaan ini yang menyolok ialah pertumbuhan yang kurang atau terhenti disertai atropi otot dan menghilang nya lemak dibawah kulit. Pada mula nya kelaina demikian merupakan proses fisiologis. Untuk kelangsungan hidup jaringan, tubuh memerlukan energi yang dapat dipenuhi oleh makanan yang diberikan, sehingga harus didapat dari tubuh sendiri, sehingga cadangan protein digunakan juga untuk memenuhi kebutuhuan energi tersebut. Penghancuran jaringan pada defisiensi kalori tidak saja membantu memenuhi kebutuhan energi, akan tetapi juga untuk memungkinkan sintesis glukosa dan metabolik esensial lainnya seperti asam amino untuk komponen homeostastik. Oleh karena itu pada marasmus berat, kdanga-kadang masih ditemukan assam amino yang normal, sehingga masih dapat membentuk cukup albumin.

Obesitas
11

Obesitas ialah akumulasi jaringan lemak dibawah kulit yang berlebihan dan terdapat diseluruh tubuh. Sering dihubungkan dengan overweight( kelebiha berat badan), walaupun tidak selalu identik, oleh karena obesitas mempunyai ciri-ciri tersendiri. Umumnya disebabkan oleh masukan energi yang lebih dari yang dibutuhkan oleh tubuh untuk metabolisme basa, spesifik dynamic action terhadap berbagai makanan yang dimakan, pengeluaran ekskreta, pertumbuhan dan perkembangan dan berbagai kegiatan jasmani. Bila kelebihan energi tersebut berlangsung terus menerus, misalnya 500 kalori setiap hari, maka dalam waktu seminggu akan terjadi kenaikan berat badan kira-kira 500 gram. Kelebihan energi oleh tubuh akan diubah menjadi zat lemak yang kemudian disimpan sebagai jaringan lemak dibawah kulit dan juga pada organ-organ lain. Kelebihan energi dapat terjadi sebagai akibat masukan energi yang berlebihan, penggunaan energi yang kurang atau kombinasi dari kedua hal tersebut. Masukan energi yang berlebihan terdapat pada keadaan sebagai berikut : 1. Gangguan emosionil Dalam hal ini makanan merupakan pengganti untuk mencapai kepuasan dalam memperoleh kasih sayang, ketenangan dan ketentraman jiwa yang tidak diperoleh penderita. 2. Kelainan pada otak Hipotalamus atau Hipofifsis yang mengakibatkan gangguan terhadap pusat rasa kenyang . 3. Kelebihan insulin Pengguanaan kalori yang kurang dapat terjadi karena: a. Merendahnya nilai untuk metabolisme basal, spesific dynamic action dan energy expenditure untuk berbagai kegiatan jasmani. b. Endokrinopatia, misalnya hipotiroidea, sindrom adrenalgenital dan sebagainya. c. Aktivitas jasmani kurang Di negeri dengan keadaan sosial ekonomi yang telah maju, obesitas merupakan penyakit gizi yang penting. Di Indonesia hanya terdapat pada anak beberapa keluarga yang biasanya tergolong mampu, sehingga belum merupakan masalah gizi yang penting. Obesitas pada anak lebih sering ditemukan pada keluarga dengan kedua orangtua atau salah seorang (terutama ibu) yang juga menderita obesitas. Bila obesitas yang mulai timbul pada masa anak kemudian berlanjut sampai dewasa, biasanya lebih sukar diatasi. Mungkin karena faktor penyebab yang telah menahun dan sel-sel lemak yang telah bertambah banyak disamping
12

bertambah besar. Obesitas membahayakan kesehatan karena mempermudah terjadinya penyakit lain dan juga mempersulitpenyembuhan beberapa penyakit seperti artritis, hipertensi dan sebagainya. Obesitas dapat terjadi pada semua golongan umur, akan tetapi pada anak biasanya timbul menjelang remaja dan dalam masa remaja, terutama anak wanita. Selain berat badan meningkat dengan pesat, juga pertumbuhan dan perkembangan lebih cepat (termyata jika diperiksa usia tulangnya), sehingga pada akhirnya anak yang ceopat tumbuh dan matang itu akan mempunyai tinggi badan yang realtif rendah dibandingkan dengan anak yang sebayanya. Bentuk tubuh, penampilan dan raut muka penderita obesitas: 1. Raut muka : Hidung dan mulut tampak relatif kecil dengan dagu yang relatif ganda. 2. Dada dan payudara : Bentuk payudara mirip dengan payudara yang telah tumbuh. Pada anak pria keadaan demikian menimnbulkan perasaan yang kurang

menyenangkan. 3. Abdomen : Membuncit dan menggantung serupa dengan bentuk bandul lonceng (pendulum), kadang-kadant terdapat striae putih atau ungu. 4. Genitalia luar : Pada pria penis seakan-akan terpendam dalam jaringan lemak mons pubis,sehingga tampak kecil dari bagian yang tersembul keluar. 5. Anggota badan :Lengan atas dan paha tampak besar,terutama pada bagian proksimal. Tangan relatif kecil dengan jari-jari yang berbentuk runcing. Terdapat kelainan berupa koksa vara dengan genu valgum pada tungkai. 6. Kelainan emosi Membuat diagsosis obesitas tidak selalu mudah. Yang terpenting ialah ditemukannya gejala klinis obesitas yang disokong oleh pemeriksaan antropometri. Diagnosis obesitas dibuat bila terdapat data antripometri untuk perbandingan berat dan tinggi, lingkaran lengan, dan tebalnya kulit, paling sedikit 10% diatas normal dan gejala klinis obesitas.

Pemeriksaan Antropometri Keadaan gizi penderita dapat dinilai dengan melakukan beberapa pengukuran antropemetri, yaitu yang terpenting: 1. Pengukuran berat badan
13

2. Pengukuran panjang badan 3. Pengukuran lingkaran lengan atas 4. Penugkuran tebal lipatan kulit yang dilakukan pada lengan atas kanan bagian belakang tengah, diatas otot trisep. ( Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2007 )

E.Tatalaksana Gangguan Gizi Penatalaksanaan Obesitas 1. Memperbaiki faktor penyebab, baik berupa kelainan organis maupun psikologis. 2. Motivasi penderita tentang perlunya menguruskan tubuh. 3. Memberikan diet iuntuk menguruskan tubuh, kemudian membimbing pengaturan makanan yang sesuai untuk mempertahankan keadaan gizi yang ideal sesuai dengan pertumbuhan. 4. Menganjurkan ( merangsang) penderita untuk melakukan olahraga yang teratur. Penatalaksanaan obesitas dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu pengobatan dasar dan pengobatan terhadap komplikasinya. Pengobatan Dasar 1) Diet. Dianjurkan diet dengan rendah kalori tetapi cukup gizi,ialah 15 20 kalori/kg.bb.,dengan komposisi 20% protein, 65%karbohidrat dan 15% lemak, komposisi tersebut mirip dengan komposisi diet B1 dari Askandar.Diet yang tak lazim misalnya diet hanya dengan protein saja (tiger diet), diet tidak makan nasi sama sekali, pada saatsekarang ini tidak sesuai lagi 2) Olah Raga. Di samping mempercepat metabolisme, juga dapat membuat kondisi tubuh lebih segar dan dapat menambah estetika. 3) Obat-obatan. Obat-obatan yang banyak digunakan untuk obesitas terdiridari obat penahan nafsu makan di antaranya alah golongan amfetamin, obat yang meningkatkan/mempercepat metabolism tubuh misalnya preparat tiroid, obat pemacu keluarnyacairan tubuh misalnya diuretika; pencahar. Namun obat-obat tersebut bila digunakan dalam jangka panjang akan

14

menyebabkan efek samping sangat merugikan tubuh. Oleh karena itu penggunaannya sebaiknya disertai kontrol ketat. 4) Pembedahan. Operasi jejuno-ileal by-pass dilakukan memotong sebagian usus halus yang menyerap makanan, tetapi resikonya cukup besar sehingga hal tersebut harus dilakukan dengan indikasi yang cukup kuat, yaitu apabila obesitas tak dapat diobati dengan tindakan konservatif. Operasi pengambilan jaringan lemak (adipektomi), lebih cenderung bersifat estetika.

Penatalaksanaan marasmus Tujuan pengobatan pada penderita marasmus adalahpemberian diet tinggi kalori dan tinggi protein serta mencegah kekambuhan(14). Penderita marasmus tanpa komplikasi dapat berobat jalan asal diberi penyuluhan mengenai pemberianmakanan yang baik; sedangkan penderita yang mengalamikomplikasi serta dehidrasi, syok, asidosis dan lain-lain perlu mendapat perawatan di rumah sakit.Penatalaksanaan penderita yang dirawat di RS dibagi dalam beberapa tahap(13,17). Tahap awal yaitu 24-48 jam pertamamerupakan masa kritis, yaitu tindakan untuk menyelamatkanjiwa, antara lain mengkoreksi keadaan dehidrasi atau asidosis dengan pemberian cairan intravena. Cairan yangdiberikan ialah larutan DarrowGlucosa atau Ringer LactatDextrose 5%. Cairan diberikan sebanyak 200 ml/kg BB/hari. Mula-mula diberikan 60 ml/kg BB pada 4-8 jam pertama.Kemudian 140 ml sisanya diberikan dalam 16-20 jamberikutnya. Tahap kedua yaitu penyesuaian. Sebagian besar penderitatidak memerlukan koreksi cairan dan elektrolit, sehingga dapatlangsung dimulai dengan penyesuaian terhadap pemberianmakanan. Pada hari-hari pertama jumlah kalori yang diberikan sebanyak 30-60 kalori/kg BB/hari atau rata-rata 50 kalori/kg BB/hari, dengan protein 1-1,5 g/kg BB/hari. Jumlah ini dinaikkan secara berangsur-angsur tiap 1-2 hari sehingga mencapai 150-175 kalori/kg BB/hari dengan protein 3-5 g/kg BB/hari. Waktu yang diperlukan untuk mencapai diet tinggi kalori tinggi protein ini lebih kurang 7-10 hari.Cairan diberikan sebanyak 150 ml/kg BB/hari. Pemberian vitamin dan mineral yaitu vitamin A diberikan sebanyak 200.000. i.u peroral atau 100.000 i.u im pada hari pertama kemudian pada hari ke dua diberikan 200.000 i.u. oral. Vitamin A diberikan tanpa melihat ada/tidaknya gejala defisiensi Vitamin A. Mineral yang perlu ditambahkan ialah K, sebanyak 1-2 Meq/kg BB/hari/IV atau dalam bentuk preparat oral 75-100 mg/kg BB/hari dan Mg, berupa MgS04 50% 0,25 ml/kg BB/hari atau megnesium oral 30 mg/kg BB/hari. Dapat diberikan 1 ml vit Bc dan 1 ml vit. C im,
15

selanjutnya diberikan preparat oral atau dengan diet. Jenis makanan yang memenuhi syarat untuk penderita malnutrisi berat ialah susu. Dalam pemilihan jenis makanan perlu diperhatikan berat badan penderita. Dianjurkan untukmemakai pedoman BB kurang dari 7 kg diberikan makananuntuk bayi dengan makanan utama ialah susu formula atau susuyang dimodifikasi, secara bertahap ditambahkan makananlumat dan makanan lunak. Penderita dengan BB di atas 7 kgdiberikan makanan untuk anak di atas 1 tahun, dalam bentukmakanan cair kemudian makanan lunak dan makanan padat.Antibiotik perlu diberikan, karena penderita marasmussering disertai infeksi. Pilihan obat yang dipakai ialah procainpenicillin atau gabungan penicilin dan streptomycin. Hal-hal yang lain perlu diperhatikan : a) Kemungkinan hipoglikemi dilakukan pemeriksaan dengandextrostix. Bila kadar gula darah kurang dari 40% diberikanterapi 1-2 ml glukose 40%/kg BB/IV b) Hipotermi Diatasi dengan penggunaan selimut atau tidur dengan ibunya. Dapat diberikan botol panas atau pemberian makanansering tiap 2 jam. Pemantauan penderita dapat dilakukan dengan carapenimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan serta tebal lemak subkutan. Pada minggu-minggu pertama sering belum dijumpai pertambahan berat badan. Setelah tercapaipenyesuaian barulah dijumpai pertambahan berat badan.Penderita boleh dipulangkan bila terjadi kenaikan sampai kira-kira 90% BB normal menurut umurnya, bila nafsu makannya telah kembali dan penyakit infeksi telah teratasi.Penderita yang telah kembali nafsu makannya dibiasakanuntuk mendapat makanan biasa seperti yang dimakansehari-hari. Kebutuhan kalori menjadi normal kembali karena tubuh telah menyesuaikan diri lagi. Sementara itu kepada orang tua diberikan penyuluhan tentang pemberian makanan, terutama mengenai pemilihan bahan makanan, pengolahannya, yang sesuai dengan daya belinya.

16

II.

LAPORAN HASL KUNJUNGAN DAN KESESUAIN DENGAN TEORI

A. Riwayat Penyakit Siswa yang Dikunjungi Pada salah satu siswa TK yang kami periksa saat itu kondisi dalam batas normal, tidak ada riwayat penyakit apapun. Dulu pernah mengalami demam. B. Factor Resiko Gizi yang Ada pada Siswa Tidak ditemukan adanya factor resiko gizi yang kurang baik, karena TK , memiliki pola pengasuhan yang cukup baik, seperti makan siang membawa bekal dari rumah, dan pada beberapa bekal makanan anak yang kami amati, bekal sudah cukup baik, berisi kan nasi dan lauk pauk , bahkan ada yang dibekali juga disamping nasi beserta susu dan snack berupa roti-rotian. C. Status Gizi Siswa Berdasarkan grafik antropometri, status gizi anak tidak lebih dari +2 ataupun kurang dari -2, ini menandakan pertumbuhan gizi anak sesuai dengan usia. D. Masalah Masalah Lain yang Ada pada Siswa (Ekonomi,Budaya,Dll) Berdasarkan pengamatan kelas B-04 , tidak ditemukan masalah ekonomi dan budaya dalam kegiatan di TK, namun ini hanya berdasarkan pengamatan dari bekal yang dibawa dan pakaian yang dipakai siswa, serta pengamatan subjective kelas B-04, tetapi tidak diikuti dengan melihat data orang tua siswa lebih detail pada pengurus TK. E. Keterkaitan Hasil Observasi Dengan Masalah Pasien - obesitas : (-) - mengompol : (-) - gangguan pemusatan perhatan : (-) - bullying : (-)

- ketergantungan obat/rokok/game/internet : (-)

17

III.

EVALUASI

a. Hal-hal positif dan menyenangkan yang didapatkan selama kunjungan. - Kita disambut dengan ramah oleh para guru - Para guru juga ikut membantu selama penyuluhan dan anak-anak sangat bersahabat - Anak-anak didik sangat patuh terhadap guru-guru mereka - Karena tk tersebut adalah TK IT (Taman Kanak-kanak Islam terpadu), anak-anak sudah terbiasa dengan cara-cara sesuai yang diajarkan Rasulullah - Lingkungan sekolah yang bersih, aman, dan rapi - Semua anak membawa bekal bergizi sehingga tidak ada yang jajan di luar

b. Hal-hal negative selama kunjungan. - Selama penyuluhan berlangsung, ada sebagian anak lebih mendominasi sehingga anak yang lain tidak mendapat kesempatan yang sama untuk berinteraksi. - Selama penyuluhan, ada anak yang ingin ceritanya di dengarkan juga oleh temantemannya, sehingga sedikit mempersulit jalannya penyuluhan. - Pengaturan waktu yang kurang baik, sehingga penyuluhan berlangsung lebih lama dari waktu yang telah ditentukan.

c. Hal-hal menarik yang didapatkan. - Anak sangat bersemangat dengan permainan-permainan yang diberikan di selasela materi. - Anak juga tertarik dengan penyampaian materi melalui gambar dan perumpamaan-perumpamaan yang mereka tau.

18

Referensi : Brehman, Kliegman. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Vol.1. Jakarta : EGC Manuaba, Ida Bagus Gde. 2000. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta: EGC Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC. Soetjiningsih. 2010. Perkembangan Anak dan Permasalahannya, dalam buku, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: Sagung Seto. Staf Pengajar Ilku Kesehatan Anak FKUI. 2007. Buku Kuliah 1 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Supariasa, I Dewa Nyoman, dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC. Supartini, Yupi. 2002. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC. Swartz, Mark H. 1995. Buku Ajar Diagnostik Fisik. Jakarta : EGC.

19

LAMPIRAN

20

21

Anda mungkin juga menyukai