Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur tidak lupa saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul Perkembangan Ilmu. Saya beryukur atas berkat kesehatan yang diberikan, sehingga dapat mengumpulkan bahan-bahan materi makalah ini yang bersumber dari internet dan buku-buku yang tentunya berkaitan dengan permasalahan yang akan di bahas. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat dinantikan demi kesempurnaan makalah ini. Selesainya makalah ini tentunya tidak lepas dari peran pihak-pihak yang telah membantu dalam hal pembuatan makalah maupun dalam hal dukungan dan semangat. Terima kasih saya ucapkan kepada Dra. Yuliawati, M.Pd selaku Dosen Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas berupa makalah ini, juga kepada keluarga dan teman-teman yang telah membantu memberikan semangat dalam proses pembuatan makalah ini. Pemberdayaan Bahasa Indonesia dalam

Jakarta, 3 Januari 2012

Isnawaty Habsyi

ABSTRAK
Bahasa merupakan media untuk menyampaikan ilmu atau informasi dari satu individu kepada individu lain, baik itu secara lisan maupun tulisan. Bahasa Indonesia berkembang dengan sendirinya, bukan hal yang mustahil bahasa Indonesia esok akan menjadi bahasa perdaban dunia yang digunakan sebagai bahasa internasional. Dilihat dari struktur dan pembacaan bahasa Indonesia yang sangat sederhana, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang tidak sulit untuk dipelajari. Suatu bukti yang meyakinkan bila esok bahasa Indonesia akan menjadi bahasa peradaban dunia, lebih dari 50 negara di dunia telah mempelajari dan menjadikan bahasa Indonesia sebagai satu diantara mata pelajaran di sekolah mereka. Kita sebagai pemilik bahasa Indonesia harus banggga karena bahasa kita dipelajari bangsa lain. Mengapa kita harus belajar bahasa asing, bila bahasa kita kelak mampu menjadi bahasa Internasional dan bahasa peradaban dunia? Jawaban dari pertanyaan tersebut ada pada diri kita sebagai pemilik dan pengguna bahasa Indonesia. Kita harus konsisten dan bersikap positif terhadap bahasa Indonesia. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sebenarnya tidak sulit, yang membuat sulit karena kita telah terbiasa dengan kesalahan yang ada dan tidak mau untuk mempelajari bahasa Indonesia lebih dalam lagi. Kita selalu beranggapan, untuk apa mempelajari bahasa Indonesia, bukankah kita orang Indonesia yang secara otomatis mengerti menggunakan bahasa Indonesia. Bila pendapat ini terus berkembang, pupus sudah harapan kita menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa perdaban dunia terutama dalam bidang pendidikan.

DAFTAR ISI
Kata Pengantar .....................................................................................................2 Abstrak...................................................................................................................3 Daftar Isi ................................................................................................................4 BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................5 1.1. Latar Belakang .....................................................................................5 1.2. Tujuan Penulisan .................................................................................6 1.3. Rumusan Masalah ............6 1.4. Manfaat Penulisan ............6 1.5. Metode Penulisan .............6 BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................7 2.1. Bahasa Indonesia Sebagai Pendukung kemajuan Bangsa.................7 2.2. Bahasa Menunjukkan Bangsa........................................9 2.3. Arti pentingnya Bahasa Asing..............................................................9 2.4. Level Bahasa......................................................................................10 2.5. Kiat Pemberdayaan Bahasa Indonesia Dalam Perkembangan Peradaban Bangsa..............................................................................11 BAB III PENUTUP ................................................................................................14 3.1. Kesimpulan .........................................................................................14 3.2. Saran ..................................................................................................16 DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................17

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Sarana utama dalam pengembangan dan penyebaran ilmu adalah bahasa. Bahasa mempunyai ragam dan tingkat sesuai dengan tujuan dalam mencapai keefektifan komunikasi. Untuk tujuan pengembangan ilmu, bahasa menjadi sarana komunikasi oleh sesama ilmuwan atau pakar dalam bentuk buku atau karya tulis lainnya. Kecermatan bahasa menjamin bahwa makna yang ingin disampaikan penulis akan sama persis seperti makna yang ditangkap pembaca tanpa terikat oleh waktu. Kesamaan interpretasi terhadap makna akan tercapai kalau penulis dan pembaca mempunyai pemahaman yang sama terhadap kaidah kebahasaan yang digunakan. Lebih dari itu, komunikasi ilmiah juga akan menjadi lebih efektif kalau kedua pihak mempunyai kekayaan yang sama dalam hal kosa kata, gramatika, idiom, dan sarana kebahasaan lainnya. Di era globalisasi sekarang ini, hampir disetiap Perguruan tinggi dalam kegiatan pembelajaran sebagian besar sumbernya baik dari segi materi (buku yang dipakai) maupun bahasa pengantar menggunakan bahasa Inggris. Padahal pada hakekatnya bahasa Indonesia cukup kaya dan mempunyai potensi yang besar untuk menjadi bahasa pengantar ilmu pengetahun dan teknologi pada tingkat yang sepadan dengan bahasa Inggris. Hal ini menuntut sikap dan

pandangan baru terhadap bahasa Indonesia di tengah-tengah persaingan antara bahasa Indonesia dengan bahasa asing terutama bahasa Inggris. Dalam rangka mewujudkan peran bahasa Indonesia dalam perkembangan ilmu terutama di dunia pendidikan maka dari itu, tulisan ini akan memfokuskan pada pembahasan masalah mengenai pengembangan bahasa Indonesia dalam berbagai aspek. Mulai dari bahasa Indonesia yang dapat mendukung kemajuan suatu bangsa, bahasa menunjukkan bahasa, arti penting bahasa asing, level bahasa, dan kiat pemberdayaan bahasa Indonesia dalam perkembangan perdaban bangsa.

1.2. Tujuan Penulisan : Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dosen Dra. Hj. Sri Yuliawati, M. Pd. Makalah ini selain sebagai tugas mata kuliah Bahasa Indonesia, dapat berguna untuk pembelajaran dan pengetahuan bagi mahasiswa tentang pemberdayaan bahasa dalam perkembangan ilmu yang bisa memberikan informasi bahwa Bahasa Indonesia bisa dijadikan bahasa pengantar ilmu pengetahuan dan teknologi karena mudah untuk di pahami apabila individunya memiliki banyak kosa kata. 1.3 Rumusan Masalah 1. Apa yang bangsa ? 2. Mengapa Bahasa dikatakan menunjukkan suatu bangsa ? 3. Apakah arti penting bahasa asing dalam kaitannya dengan Bahasa Indonesia juga level bahasa ? 4. Apakah manfaat mempelajari bahasa Indonesia bagi kehidupan berbangsa dan bernegara dalam pembangunan peradaban komunikasi bangsa ? 1.4. Manfaat Penulisan 1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. 2. Memahami bagaimana Bahasa menunjukkan bangsa. 3. Mengetahui maksud Bahasa Indonesia sebagai pendukung kemajuan bangsa, arti pentingnya bahasa asing, dan level bahasa. 4. Memahami bagaimana kiat pemberdayaan bahasa Indonesia dalam perkembangan peradaban bangsa. 1.4. Metode Penulisan Kepustakaan dan pengamatan. melandasi bahasa Indonesia dijadikan pendukung kemajuan

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Bahasa Indonesia Sebagai Pendukung Kemajuan Bangsa Bahasa merupakan salah satu faktor pendukung kemajuan suatu bangsa karena bahasa merupakan sarana untuk membuka wawasan bangsa (khususnya pelajar dan mahasiswa) terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang. Hal itu dilandasi dengan pernyataan Moeliono (1989) yang menegaskan bahwa untuk dapat memodernkan bangsa dan masyarakat, pemodernan bahasa merupakan suatu hal yang sangat penting. Gagasan tersebut telah mendorong usaha untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang bermartabat untuk tujuan keilmuan. Usaha ini telah ditandai dengan dibentuknya Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (sekarang Pusat Bahasa) dan diterbitkannya buku Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Walaupun publikasi tersebut belum secara tuntas menggambarkan aspek kebahasaan yang diharapkan, publikasi tersebut memberi isyarat bahwa untuk memantapkan kedudukan. Bahasa Indonesia perlu ada suatu pembakuan baik dalam bidang ejaan maupun tata bahasa. Pembakuan ini merupakan suatu prasyarat untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa keilmuan. Komunikasi ilmiah dan profesional dalam bahasa Indonesia belum sepenuhnya mencapai titik kesepakatan yang tinggi dalam hal kesamaan pemahaman terhadap kaidah bahasa termasuk kosa kata. Bahasa baku sering menjadi bahan ejekan. Beberapa kenyataan atau faktor mungkin menjelaskan keadaan ini dan menjadi kendala pengembangan bahasa keilmuan. Pertama, kebanyakan orang dalam dunia akademik belajar berbahasa Indonesia secara alamiah. Artinya orang belajar dari apa yang nyatanya digunakan tanpa memikirkan apakah bentuk bahasa tersebut secara kaidah benar atau tidak. Lebih dari itu, akademisi kadangkala lebih menekankan selera bahasa

daripada penalaran bahasa. Akibatnya, masalah kebahasaan Indonesia dianggap hal yang remeh atau sepele. Dalam menghadapi masalah bahasa orang lebih banyak menggunakan argumen yang penting tahu maksudnya. Orang lupa bahwa tahu maksudnya juga harus dicapai pada tingkat dan keakuratan yang tinggi khususnya untuk tujuan ilmiah. Kedua, bahasa Indonesia harus bersaing dengan bahasa asing (terutama Inggris). Kenyataan ini tidak hanya terjadi pada tingkat penggunaan sehari-hari dalam kehidupan masyarakat umum tetapi juga dalam kehidupan akademik. Akibatnya, mereka merasa lebih asing dengan bahasa Indonesia. Selanjutnya, mereka lebih nyaman menggunakan bahasa (istilah) asing untuk komunikasi ilmiah tanpa ada upaya sedikit pun untuk memikirkan pengembangan bahasa Indonesia. Ketiga, dalam dunia pendidikan (khususnya perguruan tinggi) sebagian buku referensi atau buku ajar yang memadai dan lengkap biasanya berbahasa asing (terutama Inggris) karena memang banyak ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang di luar negeri. Sementara itu, kemampuan bahasa asing ratarata pelajar dan mahasiswa dewasa ini belum dapat dikatakan memadai untuk mampu menyerap pengetahuan yang luas dan dalam yang terkandung dalam buku tersebut. Kenyataan tersebut sebenarnya merupakan implikasi dari suatu keputusan strategik implisit yang didasarkan pada asumsi bahwa setiap pelajar harus sudah fasih berbahasa Inggris setamatnya dari sekolah. Akibatnya, orang sering merasa lebih asing mendengar kata bahasa sendiri daripada mendengar kata bahasa asing. Anehnya, kalau orang menjumpai kata asing (Inggris) yang masih asing bagi dirinya, mereka dengan sadar dan penuh motivasi berusaha untuk mengetahui artinya dan mencarinya di dalam kamus. Akan tetapi, kalau mereka mendengar kata bahasa Indonesia yang masih asing bagi dirinya, mereka merasa itu bukan bahasanya. Sikap seperti ini sebenarnya menunjukkan bahwa seseorang sudah merasa cukup dan puas dengan bahasa awam atau alamiahnya. Dapat juga sikap semacam itu timbul karena mentalitas rendah diri yang akut.

Akademisi yang bersikap demikian lupa bahwa kemampuan menyerap gagasan dan pengetahuan yang kompleks dan konseptual memerlukan kemampuan berbahasa dan penguasaan kosa kata pada tingkat yang memadai. Lebih dari itu, menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar belum merupakan suatu kebanggaan atau gengsi bagi penuturnya.

2.2. Bahasa Menunjukkan Bangsa Kita memaklumi bahwa bahasa Inggris yang kita kenal sekarang memang dapat dikatakan mempunyai ejaan dan struktur bahasa yang baku yang menjadi bagian penting dari martabat dan kemampuan bahasa. Oleh karena itu, bahasa tersebut telah mencapai kelayakannya untuk digunakan sebagai bahasa keilmuan. Hal seperti itu dapat terjadi karena pemilihan ejaan didasarkan pada kaidah yang baku. Kesadaran akan adanya pedoman yang baku mencerminkan bahwa masyarakat mempunyai mentalitas untuk mengikuti apa yang menjadi ketentuan atau kesepakatan bersama. Dalam kehidupan sehari-hari, bila dalam kehidupan bermasyarakat lebih banyak kebijaksanaan (yang berarti penyimpangan) daripada ketentuan hukum yang berlaku maka kepercayaan masyarakat terhadap hukum menjadi berkurang dan akhirnya masyarakat lebih mempercayai jalan simpang. Oleh karena itu, semboyan bahasa menunjukkan bangsa sebenarnya bukan sekadar ungkapan klise melainkan semboyan yang mempunyai makna filosofis yang sangat dalam. Sikap masyarakat terhadap bahasa barangkali dapat dijadikan indikator mengenai sikap masyarakat dalam hidup bernegara.

2.3. Arti pentingnya Bahasa Asing Mungkin banyak orang menjadi khawatir bahwa kalau bahasa Indonesia menjadi maju dan semua buku sudah ditulis dalam bahasa Indonesia maka kemampuan pelajar dan mahasiswa berbahasa asing menjadi berkurang sehingga tidak mampu bersaing. Sekali lagi bersaing secara global hendaknya tidak diartikan sebagai bersaing secara individual tetapi secara nasional.

Mengembangkan dan memodernkan bahasa Indonesia di masa mendatang tidak

berarti mematikan bahasa asing. Yang sebenarnya harus dicapai adalah membuka pola pikir pelajar dan mahasiswa terhadap pengetahuan dan teknologi sejak dini tanpa harus menunggu fasih berbahasa asing. Hal inilah yang perlu dipertimbangkan secara serius sebagai kebijakan nasional. Masih langkanya buku-buku keilmuan berbahasa Indonesia dewasa ini mengharuskan kita menguasai bahasa asing (khususnya bahasa Inggris). Dua hal yang perlu dicatat adalah bahwa seseorang dapat menguasai bahasa asing (termasuk membaca buku teks) dengan baik, kalau dia juga menguasai bahasa sendiri (Bahasa Indonesia) dengan baik pula. Bagaimana mungkin seseorang dapat belajar Bahasa Inggris yang mempunyai struktur bahasa yang baku dan canggih, kalau dia sendiri tidak menguasai Bahasa Indonesia yang baku (yang sebenarnya juga canggih dan bermartabat).

2.4. Level Bahasa Mahasiswa sering mengeluh bahwa mereka sukar memahami suatu buku yang ditulis dalam bahasa Indonesia. Ada berbagai alasan yang dapat menerangkan hal tersebut. Pertama, buku yang dibacanya membahas masalah konkret dan sederhana tetapi ditulis dengan bahasa yang kurang memadai sehingga sulit dipahami apalagi kalau pembaca hanya menggunakan struktur bahasa alamiahnya sehingga pembaca tidak tahu bahwa struktur bahasa dalam buku tersebut keliru dan menjadi tidak mudah dipahami maksudnya. Kedua, mahasiswa membaca buku yang memerlukan pemikiran mendalam tetapi membacanya seperti membaca berita di koran sehingga pemahaman tidak diperoleh. Ketiga, ini yang justru sering terjadi, buku tersebut memang ingin mengungkapkan sesuatu yang kompleks dan konseptual yang memerlukan struktur bahasa dan kosa kata yang canggih dan ditulis dalam bahasa yang sangat memadai dan baku pada tingkatnya tetapi mahasiswa menggunakan struktur bahasa alamiahnya untuk memahami. Buku dengan tingkat bahasa yang tinggi dibaca dengan kemampuan bahasa pada tingkat rendah. Buku dengan

10

tingkat bahasa standar yang tinggi dibaca dengan tingkat bahasa pergaulan umum. Sayangnya, banyak orang yang menuduh bahwa suatu buku sulit dipahami padahal sebenarnya orang tidak mempunyai kemampuan bahasa dan daya nalar yang memadai untuk memahami. Bahasa memang mempunyai level ditinjau dari luasnya kosa kata khusus dan ragam bahasa. Buku bacaan asing (berbahasa Inggris) sering diberi keterangan mengenai level bahasa yang digunakan atas dasar kosa kata khusus. Oleh karena itu, kalau mahasiswa ingin menikmati dunia pengetahuan yang luas dan tinggi, mahasiswa harus memperbaiki kemampuan bahasanya (baik Indonesia maupun Inggris).

2.5. Kiat Pemberdayaan Bahasa Indonesia Dalam Perkembangan Peradaban Bangsa Bahasa Indonesia sebagai sistem alat komunikasi berbagai ilmu adalah kiat pemberdayaan dalam pembangunan komunikasi bangsa. Kiat itu memberikan peluang dan kesempatan bagi pengguna dalam memberdayakan bahasa Indonesia secara kreatif dan inovatif. Dengan kreativitas dan inovasi itulah pemberdayaan bahasa Indonesia dapat dikembangkan dalam pembangunan peradaban komunikasi bangsa Indonesia. Sejalan dengan bahasa adalah seperangkat kebiasaan. Kebiasaan yang baik tentu menjadi harapan semua komunitas yang peduli dengan nilai-nilai budaya yang beradab. Sehubungan dengan hal tersebut, Pusat Bahasa (pernah) memperkenalkan slogan Gunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar! . Slogan itu mengandung maksud dan tujuan terjadinya kebiasaan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di masyarakat. Pembiasaan berbahasa Indonesia dengan baik dan benar merupakan salah satu strategi pembudayan. Pembisaan penggunaan bahasa Indonesia memiliki posisi strategis dalam pembangunan budaya berbahasa Indonesia, yang pada gilirannya menjadi salah satu pilar pembangunan peradaban komunikasi bangsa. Oleh karena itu penggunaan bahasa Indonesia harus efektif. Kiat pembudayaan penggunaan bahasa yang efektif terutama di kalangan pelajar merupakan kiat

11

strategis. Dengan kiat itu, akan terbangun segmen masyarakat yang menandai budaya komunikasi yang cermat dalam penggunaan bahasa, budaya berhati-hati, budaya menjujung tinggi nilai-nilai yang beradab, dan budaya terbiasa menggunakan alur pikir terpelajar. Kiat pembudayaan yang demikian itu juga menjadi andalan untuk meningkatkan penggunaan bahasa sampai pada penggunaan bahasa Indonesia yang canggih. Dengan kecanggihannya itu, tidak ada alasan bagi siapapun untuk tidak dapat mengungkapkan gagasan dan maksud dengan bahasa Indonesia. Sebagai bahasa yang hidup, bahasa Indonesia Indonesia mengalami pertumbuhan dan perkembangan sejalan dengan pertumbuhan dan

perkembangan masyarakat penggunanya dalam berbagai bidang kehidupan dan perkembangan ilmu. Kondisi demikian sudah terbukti bahwa bahasa Indonesia sampai saat ini telah dapat digunakan sebagai alat komunikasi dalam berbagai kehidupan. Kondisi keandalan bahasa Indonesia yang selalu dapat mengikuti perkembangan tersebut tidak lepas dari upaya perancangan bahasa Indonesia yang dilakukan secara melembaga oleh Pusat Bahasa (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa). Perancangan bahasa itu telah mewujudkan perangkat bahasa Indonesia yang memadai sebagai alat komunikasi yang dinamis. Pengguna bahasa Indonesia dituntut memanfaatkan karakternya yang dinamis itu dengan inovasi penggunaan, tentu dengan kreativitas yang tinggi. Dengan demikian, pembudayaan bahasa Indonesia yang inovatif menjadi salah satu andalan dalam pembangun peradaban komunukasi berbahasa Indonesia. Sejalan dengan prinsip bahwa dengan kaidah yang terbatas dengan inovasi tersebut dapat dibentuk sejumlah alternatif budaya penggunaan bahasa Indonesia. Dalam rangka membangun peradaban komunikasi, inovasi yang diperlukan adalah inovasi yang menandai perkembangan budaya bernilai positif dan terpelajar sehingga peradaban komunikasi yang terwujud adalah peradaban komunikasi yang positif dan terpelajar. Kemampuan berbahasa dan menggunakan bahasa sebagai alat ekspresi buah pikiran bukan merupakan bakat alam melainkan keterampilan yang harus dipelajari dengan penuh kesadaran. Sayangnya banyak di antara kita yang sudah

12

merasa

dapat

berbahasa

(bahasa

Indonesia

khususnya)

bukan

karena

mempelajarinya secara sadar akan tetapi memperolehnya secara alamiah. Untuk percakapan dan penulisan sehari-hari dalam pergaulan umum, bahasa yang diperoleh secara alamiah memang cukup tetapi tingkat kecanggihan bahasa tersebut sebenarnya ada pada tingkat yang paling bawah. Ciri umum bahasa tersebut adalah struktur bahasa yang sederhana (sering tidak lengkap dan mengandung salah makna) dan kosa kata yang sangat terbatas. Bahasa tersebut cukup untuk sarana komunikasi umum dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, bahasa alamiah tidak mampu untuk mengungkapkan hal-hal yang bersifat ilmiah dan abstrak atau konseptual. Untuk mengungkapkan hal ini diperlukan struktur bahasa dan kosa kata yang lebih canggih. Ciri-ciri bahasa keilmuan adalah kemampuannya untuk membedakan gagasan atau pengertian yang memang berbeda dan strukturnya yang baku dan cermat. Dengan karakteristik ini, suatu gagasan dapat terekspresi dengan cermat tanpa kesalahan makna bagi penerimanya (untuk masalah ilmiah). Dapat dikatakan bahwa pemberdayaan bahasa Indonesia menempati posisi strategis dalam pembangunan peradaban komunikasi bangsa Indonesia. Karena itu, pembangunan peradaban komunikasi bangsa Indonesia dapat diwujudkan melalui pemberdayaan bahasa Indonesia. Pemberdayaan bahasa Indonesia itu pada gilirannya berperan sebagai proses pembentukan budaya komunikasi bangsa yang menandai tingkat peradaban komunikasi bangsa Indonesia.

13

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan Bahasa sebagai pendukung kemajuan bangsa mempunyai dampak yang luas dalam penyebaran maupun pemahaman ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahasa Indonesia sedang bersaing dengan bahasa asing dalam menemukan ciri khasnya. Bahasa Indonesia tampaknya masih dipandang sebagai simbol persatuan tetapi belum dikembangkan menjadi sarana komunikasi untuk pengungkapan informasi yang kompleks dalam bidang keilmuan. Bahasa Indonesia sebenarnya mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan menjadi bahasa yang maju dan canggih sebagai bahasa keilmuan sehingga para pelajar dapat menikmati karya-karya sastra, ilmu pengetahuan, dan teknologi yang tinggi tanpa harus menunggu kefasihan berbahasa asing. Pada gilirannya, kefasihan berbahasa Indonesia akan sangat membantu proses dan pemahaman dalam belajar bahasa asing itu sendiri. Pembentukan istilah yang konsisten dan berkaidah akan memudahkan pengartian makna atau gagasan yang sangat terasa manfaatnya dalam bahasa keilmuan yang mensyaratkan kecermatan ekspresi. Pengembangan pengetahuan dan bahasa sering menjadi terhambat karena orang mempertahankan apa yang sudah kaprah tetapi secara kaidah dan makna bahasa keliru sehingga penangkapan dan pemahaman suatu konsep dalam pengetahuan juga ikut keliru (walaupun tidak disadari). Perguruan tinggi merupakan pusat pengembangan ilmu sehingga

perguruan tinggi tidak dapat melepaskan diri dari fungsinya sebagai pengembang bahasa Indonesia. Perguruan tinggi tidak harus tunduk pada apa yang nyatanya dipraktikkan tetapi harus dapat mempengaruhi selera penggunaan bahasa oleh masyarakat. Kalau perguruan tinggi hanya mengajarkan apa yang nyatanya dipraktikkan dalam masyarakat maka hilanglah fungsi perguruan tinggi sebagai tempat pengembangan dan perubahan (kemajuan). Apa yang diungkapkan oleh Moeliono (1989) dapat menjadi landasan kita dalam bersikap terhadap pengembangan bahasa. Gagasan Moeliono di atas memberi isyarat bahwa kalau

14

ada istilah yang salah tetapi kaprah, tugas dunia pendidikan dan profesilah untuk memberi alternatif yang lebih baik sehingga lambat laun kesalahkaprahan dapat dihilangkan. Dalam kenyataannya, sikap yang diambil dalam pengajaran di perguruan tinggi justru memantapkan kesalahkaprahan dengan dalih agar mahasiswa tidak bingung dalam praktik. Bangsa Indonesia masih dalam proses memangun diri dalam berbagai bidang kehidupan, baik pembangunan fisik maupun

pembangunan non-fisik. Salah satu pembangunan non-fisik yang sangat vital dan mendesak adalah pembangunan peradaban, dan pembangunan peradaban komunikasi berbahasa Indonesia. Kultur komunikasi berbahasa Indonesia itu merupakan cerminan dan representasi peradaban bangsa karena bahasa Indonesia merupakan salah satu identitas utama bangsa Indonesia. Sejalan dengan hakikat bahasa pada umumnya, bahasa Indonesia merupakan sistem tanda alat komunikasi. Sistem itu memiliki daya berkembang sesuai dengan kebutuhan di berbagai bidang kehidupan yang juga selalu berkembang. Bahasa Indonesia memiliki fleksibilitas untuk menjadi alat komunikasi bangsa sesuai dan sejalan dengan tuntutan perkembangan zaman. Pemberdayaan bahasa Indonesia memiliki posisi strategis dalam

pembangunan peradaban komunikasi bangsa Indonesia. Melalui pemberdayaan bahasa Indonesia itu, peradaban komunikasi bangsa dapat dirancang dan diwujudkan karena bahasa merupakan representasi kehidupan bangsa Indonesia, yang berarti juga representasi budaya dan peradaban bangsa. Karena itu, pemberdayaan bahasa Indonesia dalam pembangunan ilmu dan peradaban komunikasi bangsa tentu perlu terfokus pada kehidupan yang menandai komunikasi nasional, yang secara konkret menjadi agenda kegiatan nasional. Pemberdayaan bahasa Indonesia dalam pembangunan peradaban bangsa mempersyaratan kompetensi manusia Indonesia. Kompetensi yang memadai pengguna bahasa Indonesia akan menentukan kadar ketercapaian target pembangunan peradaban komunikasi bangsa Indonesia. Sehubungan dengan itu, pembentukan komptensi melalui jalur Kondisi bahasa Indonesia yang sudah memadai sebagai alat komunikasi bangsa, Untuk memberdayakan bahasa

15

Indonesia dalam pembangunan ilmu dan peradaban komunikasi bangsa, sejumlah kiat dapat digunakan. Salah satunya dengan menguasai bahasa Indonesia dengan baik, karena dengan begitu bahasa asing (terutama bahasa Inggris) dapat dikuasai pula.

3.2. Saran Dari pembahasan diatas ada hal-hal yang perlu diperhatikan supaya pemberdayaan bahasa Indonesia dalam perkembangan ilmu dan peradaban bangsa dapat terlaksana, yaitu : Agar pemodernan bahasa dapat terwujud, individu dari berbagai bidang khususnya dalam bidang pendidikan harus belajar untuk membiasakan diri menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari. Dan mau mengaplikasikan setiap pembaruan yang terjadi dalam istilah-istilah kebahasaan. Harus ada keseimbangan antara bahasa Indonesia dengan bahasa asing terutama bahasa Inggris. Karena terlihat sekali bahasa asing lebih sering digunakan sebagai pengantar dalam perkuliahan juga buku-buku yang dipakai. Setiap masyarakat harus mau mempertinggi kemampuan bahasaannya. Karena untuk dapat mengerti makna dari suatu bahasa (baik Indonesia maupun asing, terutama Inggris) tidak cukup hanya bermodalkan

kemampuan bahasa yang biasa dipakai dalam pergaulan saja. Bila masyarakat ingin mencapai dan menikmati pikiran-pikiran dan gagasangagasan ilmiah, maka bahasa yang dikuasai secara alamiah harus di tingkatkan menjadi bahasa ilmiah.

16

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1988). __________. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta: Perum Balai Pustaka, 1988). Moeliono, Anton M. Beberapa Aspek Masalah Penerjemahan ke Bahasa Indonesia, dalam Kembara Bahasa: Kumpulan Karangan Tersebar (Jakarta: PT Gramedia, 1989).

Moeliono, Anton M. 1985. Pembinaan dan Pengembangan Bahasa: Ancangan Alternatif dalam Perencanaan Bahasa. Jakarta: Djambatan.

http://PU-Suparno-Pemberdayaan-Bahasa-Indonesia.pdf

http://Akuntan-Muda-Juli-2011.pdf

http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/05/contoh-kata-pengantar-yang-baik.html

http : //www.google.com/paragraf bahasaindonesia

17

Anda mungkin juga menyukai