Anda di halaman 1dari 2

Geothermal, Energi Masa Depan

Geofisika merupakan salah satu cabaang dari ilmu pasti, yaitu fisika. Dalam ilmu geofisika akan membahas atau mempelajari bumi dengan menggunakan prinsip-prinsip atau hokum-hukum fisika. Maka sangatlah erat kaitannya dengan ilmu fisika, karena ilmu yang digunakan adalah ilmu fisika. Adapun ilmu fisika yang digunakan diantaranya gravitasi, gelombang seismic, gelombang elektromagnetik, listrik , dan magnet. Tujuan dari ilmu geofisika itu sendiri adalah untuk mengetahui struktur bawah permukaan bumi, untuk mendapatkan informasi bawah permukaan bumi. Manfaat dari diketahuinya keadaan bawah permukaan bumi diantaranya yaitu bias memperikan adanya sumber daya alam yang berupa minyak bumi dan gas bumi. Selain itu dengan ilmu geofisika dapat mencari dimana adanya geothermal (panas bumi), yang diyakini merupakan energy alternative dimasa yang akan datang. Aplikasi dari geofisika tidak hanya untuk mencari sumber daya alam, tetapi juga digunakan untuk mempelajari gunung api, tsunami, dan gempa bumi. Maka dari itu perkembangan ilmu geofisika sangatlah pesat seiring dengan berkembangnya teknologi informasi dan komputasi. Penulis akan membahas tentang penggunaan geothermal sebagai energy alternative untuk masa depan, sampai sekarang khususnya di Indonesia energy ini belum begitu efektif dicari dab dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat. Enegri ini bisa menjadi pengganti energy bahan bakar fosil yang semakin hari, semakin menipis. Atau setidaknya energy geothermal dapat dijadikan sebagi energy cadangan disamping penggunaan energy bahan bakar fosil. Kita tahu bahwa Indonesia memupunyai enegri geothermal yang besar, sehingga cocok bila dikembangkan di Indonesia. Adapun beberapa langkah untuk mengeksplorasi geothermal diantaranya : 1. Eksplorasi pendahuluan atau Reconnaisance survei dilakukan untuk mencari daerah prospek panas bumi, yaitu daerah yang menunjukkan tanda-tanda adanya sumberdaya panas bumi dilihat dari kenampakan dipermukaan, serta untuk mendapatkan gambaran mengenai geologi regional di daerah tersebut. 2. Eksplorasi Lanjut atau rinci (pre-feabisility study) ,survei yang dilakukan terdiri dari survei geologi, geokimia dan geofisika. Tujuan dari survei tersebut adalah : Mendapatkan informasi yang lebih baik mengenai kondisi geologi permukaan dan bawah permukaan Mengidentifikasi daerah yang diduga mengandung sumberdaya panasbumi. Dari hasil eksplorasi rinci dapat diketahui dengan lebih baik mengenai penyebaran batuan, struktur geologi, daerah alterasi hydrothermal, geometri cadangan panas bumi, hidrologi, system panasbumi, temperatur reservoir, potensi sumberdaya serta potensi listriknya. Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, survei umumnya dilakukan di tempat-tempat yang diusulkan dari hasil survei pendahuluan. Luas daerah yang akan disurvei tergantung dari keadaan geologi morfologi, tetapi umumnya daerah yang disurvei adalah sekitar 500-1000 km2, namun ada juga yang hanya seluas 10-100 km2. 1. Pemboran eksplorasi. Apabila dari data geologi, data geokimia, dan data geofisika yang diperoleh dari hasil survey rinci menunjukkan bahwa di daerah yang diselidiki terdapat sumberdaya panasbumi yang ekonomis untuk dikembangkan, maka tahap selanjutnya adalah tahap pemboran sumur eksplorasi. Tujuan dari pemboran sumur eksplorasi ini adalah membuktikan adanya sumberdaya panasbumi di daerah yang diselidiki dan menguji model system panasbumi yang dibuat berdasarkan data-data hasil survei rinci. Jumlah sumur eksplorasi tergantung dari besarnya luas daerah yang diduga mengandung energi panasbumi. Biasanya di dalam satu prospek dibor 3 5 sumur eksplorasi. Kedalaman sumur tergantung dari kedalaman reservoir yang diperkirakan dari data hasil survei rinci, batasan anggaran, dan teknologi yang ada, tetapi sumur eksplorasi umumnya dibor hingga kedalaman 1000 3000 meter. 1. Studi kelayakan (Fesibility Study), Studi kelayakan perlu dilakukan apabila ada beberapa sumur eksplorasi menghasilkan fluida panas bumi. Tujuan dari studi ini adalah untuk menilai apakah sumber daya panas bumi yang terdapat di daerah tersebut secara teknis dan ekonomis menarik untuk diproduksikan. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah : Mengevaluasi data geologi, geokimia, geofisika, dan data sumur. Memperbaiki model sistem panas bumi.

Menghitung besarnya sumber daya dan cadangan panas bumi (recoverable reserve) serta ppotensi listrik yang dapat dihasilkannya. o Mengevaluasi potensi sumur serta memprekirakan kinerjanya. o Menganalisa sifat fluida panas bumi dan kandungan non condensable gas serta memperkirakan sifat korosifitas air dan kemungkinan pembentukan scale. o Mempelajari apakah ada permintaan energy listrik, untuk apa dan berapa banyak. o Mengusukan alternative pengembangan dan kapasitas instalasi pembangkit listrik. o Melakukan analisa keekonomian untuk semua alternative yang diusulkan. 1. Perencanaan. Apabila dari hasil studi kelayakan disimpulkan bahwa daerah panas bumi tersebut menarik untuk dikembangkan, baik ditinjau dari aspek teknis maupun ekonomis, maka tahap selanjutnya adalah membuat perencanaan secara detail. Rencana pengembangan lapangan dan pembangkit listrik mencangkup usulan secara rinci mengenai fasilitas kepala sumur, fasilitas produksi dan injeksi di permukaan, sistem pipa alir dipermukaan, fasilitas pusat pembangkit listrik. Pada tahap ini gambar teknik perlu dibuat secara rinci, mencangkup ukuran pipa alir uap, pipa alir dua fasa, penempatan valve, perangkat pembuang kondensat dan lain-lain 1. Pemboran Sumur Produksi, Injeksi dan Pembangunan Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi. Untuk menjamin tersedia uap sebanyak yang dibutuhkan oleh pembangkit listrik yang dibutuhkan oleh pembangkit listrik diperlukan sejumlah sumur produksi. Selain itu juga diperlukan sumur untuk menginjeksikan kembali air limbah. Pemboran sumur dapat dilakukan secara bersamaan dengan tahap perencanaan pembangunan 2. Produksi uap, Produksi listrik dan Perawatan. Pada tahap ini PLTP telah beroperasi sehingga kegiatan utama adalah menjaga kelangsungan: 3. Produksi uap dari sumur-sumur produksi. 4. Produksi listrik dari PLTP. 5. Distribusi listrik ke konsumen. Tentu saja dalam setiap langkah langkah diatas memerlukan teknologi informasi dan komputasi yang sangat canggih, seperti yang telah disinggung diawal, bahwa ilmu geofisika berkembang seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komputasi. Adapun dalam hal eksplorasi geothermal teknologi yang digunakan sangat berpengaruh kepada hasil eksplorasi, pada saat awal sebelum eksplorasi seorang geofisikawan harus tahu kirakira didaerah atau tempat mana saj yeng mengandung sumber panas bumi. Untuk mengetahui ini digunakan foto atau citra satelit tempat tersebut. Setelah itu barulah menggunakan metode garvitasi dan magnetic, sebagai studi/survey awal. Dalam survey awal ini menggunakan gravitimeter, yaitu alat untuk mengetahui perbedaan percepatan gravitasi. Dalam survey selanjutnya menggunakan metode geolistrik, untuk memetakan sumber panas bumi. Singkatnya setelah informasi didapatkan, baru dilakukan pengolahan data tersebut dengan menggunakan teknologi yang cangggih, csalah satunya dengan computer yang didesain khusus untuk pengolahan data hasil survey, setelah semuanya terpenuhi barulah mengeksploitasinya. Dengan semakin banyaknya eksplorasi geothermal yang dilakukan diharapkan akan memiliki dampak yang besar dimasyarakat, khususnya dalam hal pemenuhan sumber energy. Sehingga masyarakat tidak terlalu bergantung pada sumber daya fosil (minyak dan gas bumi). Paling tidak enegri ini bisa dijadikan cadangan untuk masa yang akan datang. o

Anda mungkin juga menyukai