Anda di halaman 1dari 7

RESUME LAPORAN

PERTANGGUNG JAWABAN
KEGIATAN SURVEY SITE CLASS
LOKASI JARINGAN GEMPA KUAT TAHUN 2015

Oleh :

KEPALA BIDANG SEISMOLOGI TEKNIK

PUSAT SEISMOLOGI TEKNIK GEOFISIKA POTENSIAL DAN TANDA


WAKTU

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

JAKARTA, NOVEMBER 2015

1
RESUME KEGIATAN PENENTUAN SITE CLASS
LOKASI JARINGAN GEMPABUMI KUAT
TAHUN 2015

I. Latar Belakang
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merupakan Lembaga
Pemerintah Non Kementerian (LPNK) yang memiliki tugas dan fungsi untuk
melakukan observasi, pengolahan data serta pelayanan informasi terhadap aktifitas
gempabumi yang terjadi di wilayah Indonesia. Sampai akhir tahun 2015, BMKG telah
memasang jaringan pengamatan gempabumi kuat (The Indonesia Strong Motion
Network) sebanyak 264 unit akselerograf yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Dari seluruh jaringan gempa kuat tersebut, sebanyak 111 unit akselerograf terpasang
pada lokasi yang sama (collocated libra) dengan lokasi seismograf broadband,
sedangkan sisanya, sebanyak 113 unit akselerograf terpasang di kota kota besar di
seluruh wilayah Indonesia (non collocated) serta 40 unit akselerograf hibah dari Jerman
(GFZ), China (CEA) dan Jepang (Jisnet).
Peralatan akselerograf berfungsi untuk merekam tingkat getaran gempabumi kuat.
Hasil analisa data akselerograf akan menghasilkan nilai percepatan puncak muka tanah,
yang biasa dikenal dengan istilah peak ground acceleration (PGA). Agar data PGA
dapat bermanfaat secara maksimal untuk para pengguna lainnya, dibutuhkan beberapa
data tambahan, yang salah satunya adalah data karakteristik jenis tanah dari masing-
masing lokasi akselerograf yang terpasang. Salah satu manfaat yang sangat penting
adalah sebagai informasi yang dimasukkan dalam pembuatan peta guncangan (Shake
Map). Pembuatan Shake Map saat ini berdasarkan data Peak Ground Acceleration
(PGA) dari sensor tiap lokasi. Dalam pembuatan Shake map tersebut diperlukan data
Vs30m dan selama ini masih menggunakan data model dengan nilai constrain. Oleh
karena itu diperlukan pengukuran Vs30m pada masing-masing lokasi site akeselerograf
untuk mendapatkan data riil (Vs30m) dalam rangka perbaikan pembuatan informasi
Shake Map. Guna memenuhi kebutuhan data tersebut, maka BMKG melakukan
kegiatan swakelola Penentuan Site Class Lokasi Jaringan Gempa Kuat Tahun
Anggaran 2014. Peralatan yang digunakan untuk pengukuran karakteristik jenis tanah
adalah Seismik Refraksi 24 Channel, dengan menggunakan metode MASW
(Multichannel Analysis Surface Wave). Dasar hukum dari kegiatan ini adalah :

a. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Sekretariat Utama BMKG Tahun


Anggaran 2014 No. DIPA - 075.01.1.436766 / 2013 tanggal 05 Desember
2013.
b. POK Program Pengelolaan Seismologi Teknik Geofisika Potensial dan Tanda
Waktudengan Kode Kegiatan 013, Penentuan Site Class Lokasi Jaringan
Gempabumi Kuat.

2
II. Maksud dan Tujuan
Tujuan dilaksanakannya Kegiatan Penentuan Site Class Lokasi Jaringan Gempa
Kuat adalah mendapatkan data kecepatan gelombang permukaan (Vs 30m) dari hasil
pengukuran riil di lapangan lokasi akselerograf terpasang yang dapat digunakan untuk
perbaikan pembuatan model Shake Map.

III. Metodologi
1. Penentuan Lokasi Akselerograf
Sesuai dengan anggaran yang telah ditentukan pada DIPA kegiatan Penentuan
Site Class Lokasi Jaringan Gempabumi Kuat, terdapat 18 (delapan belas) lokasi
meliputi 18 stasiun akselerograf selanjutnya dilakukan pengukuran karakteristik jenis
tanah (site class) dengan metode Multichannel Analysis of Surface Waves (MASW).

2. Metode MASW
Metode Multichannel Analysis of Surface Waves (MASW) merupakan metode
yang digunakan untuk mengukur dan mendapatkan profil kecepatan gelombang geser
di permukaan tanah sampai kedalaman tertentu. Model kecepatan gelombang geser
yang dihasilkan dalam arah vertikal biasanya mempunyai jangkauan kedalaman hingga
30 meter. Dari pengukuran dengan metode MASW ini juga akan dapat memodelkan
sifat sifat fisis tanah pada kondisi beban siklis pada kedalaman dangkal, sampai 30 m.
Beban siklis dapat berupa pukulan dari martil atau jatuhan beban dengan berat tertentu.
Dari nilai kecepatan gelombang geser yang dihasilkan, akan mendapatkankarakteristik
jenis tanah di lokasi pengukuran. Hal ini dapat ditentukan dengan mengacu pada tabel
United Building Code (SNI-2002) untuk site class classifications (Tabel 1). Sifat sifat
pada puluhan meter pertama merupakan parameter yang dapat digunakan untuk
menentukan kapasitas beban dan pemilihan serta perancangan sistem rehabilitasi pada
suatu kontruksi. Keuntungan dalam menggunakan metode MASW adalah dapat
menghitung seluruh gelombang seismik dari alam yang kompleks yang selalu
mengandung gelombang noise yang mengganggu seperti noise moda tinggi dari
gelombang permukaan, gelombang badan, gelombang hamburan, gelombang lalu
lintas, dan lain lain. Metode MASW menggunakan beberapa langkah untuk
menghasilkan kecepatan gelombang geser rata rata terhadap kedalaman. Langkah
langkah tersebut dapat dilihat pada gambar 1.1 berikut.

3
Gambar 1.1. Langkah langkah Metode MASW
(Sumber: Presentasi Gunawan Handayani Ph.D, 2011)

Tabel 1. Klasifikasi tanah berdasarkan SNI-2002

3. Peralatan
1. Digitizer, 24 unit geophone 4.5 Hz, 2 buah Rol kabel yang berisi masing -
masing 24 Channel untuk penghubung geophone ke Digitizer, Landstermer,
Kabel konektor dari Digitizer ke catu daya (Aki) sebanyak 1 buah dan Palu 10
Kg, serta lempeng besi
2. Aki 12 Volt 1 buah
3. Charger Aki
4. Laptop dan mini keyboard
5. Toolkit

4
6. Flash Disk, GPS dan Kamera digital
7. Lampu penerangan

IV. Pengambilan Data di Lapangan


Pelaksanaan kegiatan pengukuran site class (Vs30m dan karakteristik jenis tanah)
ke lokasi sensor akselerograf terpasang dilaksanakan oleh 7 (tujuh) tim. Satu kali
perjalanan terdiri dari 1 (satu) tim dan 1 (satu) tim terdiri dari 3 (tiga) orang pegawai
BMKG Pusat dan 2 orang pegawai di UPT. Selanjutnya melakukan pengukuran Site
Class di lapangan dengan mekanisme pengukuran sebagai berikut :
Jarak antara geophone disamakan dengan interval 2 meter. (2 X 24 = 48 meter).
Sumber pembangkit (source) diletakan sejauh 2 meter dari geophone pertama.
Lokasi pengukuran dilakukan dengan jarak sekitar 5-10 meter dari lokasi alat
akselerograf yang sudah berfungsi.
Lintasan dipilih daerah yang mempunyai kondisi datar dan dapat ditarik garis
lurus sepanjang 50 m.
Metode yang digunakan dalam pengukuran site class adalah metode MASW 1
dimensi dengan fixed receiver dengan model forward.
Pengukuran dengan palu 10 Kg dan hasil pengukuran tersimpan dalam bentuk file
dengan format yang berektensi .dat.

Berikut ini adalah lokasi site strongmotion akselerograf yang telah dilakukan
pengukuran MASW :
1) Lokasi Akselerograf Cipanas Lebak Banten
2) Lokasi Akselerograf Balai Besar Wil Ii Ciputat - Banten
3) Lokasi Akselerograf Staklim Pdk Betung - Banten
4) Lokasi Akselerograf Tasikmalaya Jawa Barat
5) Lokasi Akselerograf Garut Jawa Barat
6) Lokasi Akselerograf Jatiwangi Jawa Barat
7) Lokasi Akselerograf Cianjur Jawa Barat
8) Lokasi Akselerograf Gunung Batu Lembang Jawa Barat
9) Lokasi Akselerograf Samarinda Kalimantan Timur
10) Lokasi Akselerograf Stageof Balikpapan Kalimantan Timur
11) Lokasi Akselerograf Stamet Banjarmasin - Kalimantan Selatan
12) Lokasi Akselerograf Stamet Banjar Baru Kalimantan Selatan
13) Lokasi Akselerograf Stamet Kota Baru Kalimantan Selatan
14) Lokasi Akselerograf Taliwang Nusa Tenggara Barat
15) Lokasi Akselerograf Stamet Sumbawa Besar Nusa Tenggara Barat
16) Lokasi Akselerograf Waikabubak Waingapu
17) Loka si Akselerograf Stamet Waingapu Waingapu
18) Lokasi Akselerograf Stageof Waingapu Waingapu

V. Hasil Pengolahan Data

5
Dari hasil pengolahan dan analisa data, maka hasil pengukuran secara keseluruhan
dapat ditampilkan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 2. Tabel kesimpulan hasil pengukuran site class di 18 lokasi

Kecepatan
N Jenis
Lokasi Kode Lat Lon Gelomban
o Tanah
g Vs30m
6.56605 106.40396 Tanah
1 CIPANAS LEBAK CLJO 340.66 m/s
LS BT Sedang
BALAI BESAR WIL II 106.7566 Tanah
2 JABI 6.3031 LS 244.08 m/s
CIPUTAT BT Sedang
STA KLIM PDK 106.7509 Tanah
3 JAPE 6.2612 LS 241.22 m/s
BETUNG BT Sedang
Tanah
4 TASIKMALAYA TSJN 7.326 LS 108.223 BT 306.19 m/s
Sedang
Tanah
5 GARUT GTJN 7.215 LS 107.902 BT 236.67 m/s
Sedang
108.2631 Tanah
6 JATIWANGI JCJI 6.7344 LS 272.04 m/s
BT Sedang
Tanah
7 CIANJUR CNJI 7.309 LS 107.13 BT 214.26 m/s
Sedang
GUNUNG BATU
8 GBJO 6.83 LS 107.63 BT 804.11 m/s Tanah Keras
LEMBANG
117.2085 Tanah
9 SAMARINDA SMKI 0.4461 LS 299.11 m/s
BT Sedang
1 STA GEOF Tanah
BGKI 1.25 LS 116.91 BT 265.23 m/s
0 BALIKPAPAN Sedang
1 STA MET 114.7525 Tanah
BJMI 3.4387 LS 258.52 m/s
1 BANJARMASIN BT Sedang
1 STA MET BANJAR 114.8411 Tanah
BBKI 3.4625 LS 278.66 m/s
2 BARU BT Sedang
1 STA MET KOTA 116.1668 Tanah
KBKI 3.2995 LS 295.38 m/s
3 BARU BT Sedang
1 116.8821
TALIWANG TWSI 8.7382 LS 1151.1 m/s Tanah Keras
4 BT
1 STA MET SUMBAWA 117.4135 Tanah
SUBE 8.4879 LS 208.64 m/s
5 BESAR BT Sedang
1 119.3911 Tanah
WAIKABUBAK WBSI 9.6411 LS 394.49 m/s
6 BT Sedang
1 STA GEOF 120.2998 Tanah
WGNI 9.6694 LS 173.90 m/s
7 WAINGAPU BT Lunak
1 120.2976 Tanah
STA MET WAINGAPU WMNI 9.669 LS 144.08 m/s
8 BT Lunak

Sehingga dari seluruh jumlah stasiun strongmotion akselerograf yang BMKG miliki
sudah 92 site yang telah dilakukan pengkuran MASW dari tahun 2011-2015. ********

VI. Kesimpulan

6
*****(belum lengkap)

DIAGRAM ALUR PEMANFAATAN DATA Vs30 DARI MASING-MASING SITE


STRONGMOTION AKSELEROGRAF

Pelaksanaan Survey
Hasil Analisa
(Pengukuran MASW di
Lapangan)

Input Shakemap

(Data Vs30)

Shakemap Site
Strong motion
Stasiun UPT

Anda mungkin juga menyukai