Anda di halaman 1dari 4

keluarGa Muslim (Gamus)

Gamus’s event : TOP BGT ( Training Organisasi dan Pelantikan Buat Gamus Terkini)

November 29, 2008

Ini merupakan rangkuman dari kang Agah alumni Gamus dan IMT tentunya dan
sedikit tambahan dari saya. Semoga sedikit tilawah dari beliau bermanfaat dan
dicatat sebagai pahala, amin…

DAKWAH

Ada sebuah analogi, tapi merupakan kisah nyata.

Hiduplah seorang laki-laki disebuah desa, saat itu dia duduk dibangku
SMA. Suatu hari ia bersandar pada sebuah batang pohon. Dia melihat seekor
burung bertengger di dahan pohon, tetapi burung ini tidak bisa terbang
sehingga sulit bagi dia untuk mencari makan. Laki-laki itu berfikir, burung ini
sulit untuk mencari makan dan mempertahankan hidupnya. Akan tetapi,
tiba-tiba datang seekor burung yang membawa makanan diparuhnya dan
menyuapkan makanan itu kepada burung cacat tadi. Laki-laki itu pun
berfikir, setiap makhluk hidup itu rezekinya sudah diatur dan rezeki walau
tak dikejar pun akan datang.

Keesokan harinya laki-laki tersebut tak kelihatan di sekolahnya. Laki-


laki tersebut menghilang, hingga tahun-tahun pun berlalu, laki-laki tersebut
tidak juga muncul. Pada suatu hari setelah beberapa tahun berlalu semenjak
ia menghilang, seorang temannya melihat dia di sebuah mesjid diluar kota.
Setelah berbincang-bincang cukup lama temannya pun bertanya kemana dia
selama ini menghilang. Si laki-laki pun bercerita mengenai keadaan burung
yang pernah ia lihat. Ia yakin rezeki setiap mahkluk itu sudah diatur maka
dia memutuskan untuk meninggalkan bangku sekolah dan mulai merantau,
hidup dari mesjid ke mesjid, dari satu kota ke kota lainnya, karena ia yakin
rezeki sudah diatur sehinnga membuat ia berani untuk hidup seperti ini. Dia
bercerita meskipun tidak bekerja tetapi ada saja yang datang memberi dia
makan.

Saudara-saudaraku tidak salah kita berfikiran bahwa rezeki itu telah


diatur, malah itu dikatakan benar. Namun apabila saya disuruh memilih,
apakah menjadi burung cacat ataukah burung yang satu lagi. Tentunya saya
memilih pilihan kedua, dimana burung ini mengajarkan kita untuk memberi.
Janganlah kita menjadi orang yang hanya menuggu dan meminta. Jadilah
orang yang memberi, karena tangan diatas lebih baik dari pada
dibawah.

Kembali ke judul, yaitu dakwah. Berbicara mengenai dakwah, dakwah


bisa dikatakan memberi ajaran islam atau pun ajaran yang baik namun tetap
berorientasi kepada ajaran islam kepada orang lain. Definisi dakwah bisa kita
cari pada :

Firman Allah : “bertolong-tolonglah kamu sekalian dalam


kebajikan dan taqwa”

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah


kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar, niscaya
Allah akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-
dosamu. Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, maka
sungguh, dia menang dengan kemenangan agung (Qs. Al-Ahzab 70-
71)

Hadits Rasul SAW : “Setiap Nabi mempunyai sahabat dan hawari


yang selalu berpegang teguh dengan petunjuknya dan mengikuti
sunnahnya”.

Jadi merujuk kepada arti dari Al-Qura’an dan Hadist di atas dakwah
setidak-tidaknya dapat diartikan, tolong-menolong dalam kebajikan dan
taqwa, dakwah merupakan ucapan yang baik dan benar. Dakwah bisa juga
mengajarkan sunnah Nabi kepada orang lain. Jadi dakwah tidak harus
ceramah di mimbar mesjid, dakwah bisa dalam kehidupan sehari-hari.
Berpesan yang baik-baik kepada sesama bisa dikatakan dakwah, tidak
bebicara namun mencontohkan perbuatan baik sehingga orang menuruti
apa yang kita lakukan bisa dikatakan dakwah. Misal, ketika bersin
mengucapkan “Alhamdullilah” lalu teman kita mendengar lalu dia menuruti
apa yang kita ucapkan. Bayangkan dari satu perbuatan baik saja kita
mendapatkan dua pahala, pahala berzikir dan pahala berdakwah. Nilainya
pun dapat berlipat ganda apabila teman kita tadi mencontohkan perbuatan
tersebut kepada orang lain. Bisa menjadi amal yang tidak terputus,
Subhanallah… mengajarkan ilmu pun dakwah, bagi yang pintar matematika
bisa mengajar temannya atau adiknya, yang pintar fisika, b.inggris, ekonomi
pun juga bisa. Setiap ajaran kita tersebut pun bisa mendatangkan pahala.

Banyak sekali manfaat dari berdakwah ini, berdasarkan surah Al-Ahzab


di atas salah satu manfaat dakwah adalah diperbaiki amal-amal kita
dan diampuni dosa-dosa. Orang yang tertipu dan rugilah yang tidak ingin
diperbaiki amal-amalnya dan diampuni dosa-dosanya. Apakah amal kita
sudah cukup untuk menjadi tabungan di akhirat? Kita lihat dari ibadah
ritual saja, sholat. Anggaplah batasan umur kita 60 tahun, mulai
sholat pada usia 15 tahun (akhil baligh) 45 tahun dipakai untuk
sholat, belum dikurangi yang bolong-bolongnya, belum dikurangi
yang tidak khusyuknya. Melalui dakwah kita bisa menambah amal
dan diperbaiki amalan kita.

Manfaat lain dari dakwah dapat dilihat dari hadist Rasul :

“Allah senantiasa memberi pertolongan kepada


hambaNya selama hamba itu memberi pertolongan kepada
saudaranya”

“Barangsiapa yang menunjukan kebaikan maka ia


mendapat pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya”.

“Demi Allah, seandainya Allah memberi petunjuk kepada


seseorang lantaran ajakanmu maka itu lebih baik bagimu dari pada
menyedehkahkan ternak yang merah-merah”

Subhanallah, banyak sekali manfaat dari dakwah ini. setiap kebajiakn


yang disampaikan kita mendapatkan pahala. Kalau kita tidak berdakwah
peluang untuk masuk surga kecil. Jadi untuk apa sibuk beraktivitas kalau
akhirnya masuk neraka. Saudaraku, teman itu hanya dua, satu
meembawa kebaikan yang satu lagi membawa keburukan.
Hendaknya kita menjadi dan mencari teman yang membawa
kebaikan bukan sebaliknya.

Dakwah bisa dimana saja dan kapan saja. Contoh, bisa lewat
internet, majalah, Koran, dikelas, dirumah bahkan kepada orang tua pun kita
wajib berdakwah. Ingatlah firman Allah :

“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan


keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia
dan batu ; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras,
yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia
perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan” (Qs At Tahrim 66 : 6 )

Dakwah itu anugerah bukan beban. Tidak akan beban apabila kita
berikir itu untuk kebaikan kita bersama.
Dakwah itu efeknya kongkrit jangan dianggap pahala tertunda.
Contoh, ketika sebentar lagi akan ujian, ada teman kita yang menghapal
hingga 15 bab, sedangkan kita hanya 3 bab akan tetapi ketiga-tiganya keluar
dalam ujian. Contoh lain, ketika dalam perjalanan kita hampir saja ketabarak
mobil tetapi masih selamat. Kedua contoh di atas merupakan anugerah dari
Allah kepada hambanya yang suka berdakwah, ingat firman Allah :
“Sampaikanlah kepadaKu walau hanya satu ayat”.

Jangan merasa diri kita memiliki kekurangan, justru di saat


merasa kekuranganlah mulailah berdakwah sebisanya agar hidup
kita diperbaiki dan ditolong Allah.

Jangan memilih hidup biasa-biasa saja, ketika kita hidup biasa-


biasa saja (tanpa dakwah) sebenarnya kita sedang menipiskan iman
kita. Karena tidak ada kebajikan dalam diri kita, untuk kita dan orang lain.

Kita tidak perlu hebat u/ memulai, tetapi anda dapat memulai


untuk menjadi hebat.

Dakwah itu ciri cinta, jadi jangan dianggap sok suci dan
mencampuri urusan orang lain (ingat At Tahrim 6). “Logis bilang
cinta? Kalau tidak memikirkan dunia dan akhirat.

Anda mungkin juga menyukai