Anda di halaman 1dari 8

SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI IBN HAZM

A. PROFIL Nama Lengkap: Abu Muhammad Ali ibnu Abu Umar Ahmad ibn Said ibn Hazm al-Qurthubi al-Andalusi

Kelahiran : Akhir bulan Ramadhan 184 H (994 M).


Keluarga : Ia berasal dari keluarga bangsawandan kaya. Ayahnya adalah seorang keturunan Persia dan wazir administrasi pada masa pemerintahan Hajib al-Mansur Abu Amir Muhammad bin Abu Amir al-Qanthani (w. 192 H) dan Hajib Abdul Malik al-Mudzaffar (w. 399 H/1009 M).

Pendidikan Ibn Hazm[1]

Ibn Hazm mulai mengenyam pendidikan sejak beliau tinggal di istana dengan para pengasuhnya yang terdiri dari para wanita terelajar. Dari merekalah beliau mulai mengenyam pendidikan Al Quran dan berbagai syair Arab. Dari mereka, belajar baca tulis, membaca dan memahami Al Quran serta berbagai syair Arab. Setelah itu, beliau diserahkan kepada Abu Ali al-Husain bin Ali al Fasi, seorang ulama yang mengesankan hatinya. Di bawah bimbingan gurunya ini, Ibn Hazm mulai menuntut ilmu secara intensif dengan menghadiri berbagai majelis ilmiah baik agama maupun umum. Untuk Hadis dan Fiqh, Ibn Hazm belajar dari Amir Al Jasur ketika beliau berumur 16 tahun. Ibn Hazm mempelajari ilmu dari beberapa ulama lainnya, baik selama ia menetap di Kordova maupun selama pengembaraannya di berbagai kota hingga ke Maroko. Ia belajar berbagai ilmu agama dan umum, seperti tafsir dan hadis, fiqih, ushul fiqh, teologi, perbandingan agama, bahasa, sastra, sejarah, dan filsafat.
[1]

DR. Euis Amalia, M.Ag. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Dari Masa Klasik Hingga Kontemporer. (Depok: Gramata Publishing), hlm. 182

Karir, Kondisi Sosial Politik, Dan Kecenderungan Mazhabnya

A. Karir
Politik : Ibnu Hazm mengikuti jejak ayahnya sebagai wazir selama tiga periode, yakni pada masa khalifah Abdurrahman IV al-Murtadha yang menjadi pembantu Umayyah, pada masa Abdurrahman V al-Mustanshir, dan pada masa Hisyam al-Mutad. Ilmu : Pengajar dan Penulis (Al-Ihkam fi Ushul al-Ahkam, AlMuhalla bi al-Atsar, Al-Fasl fi al-Milal wa al-Ahwa wa alNihal, Thauq al-Hamamah fi Ulfah wa al-Ullaf, al-Akhlaq wassiyar fi mudawati-n-nufus) B. Kondisi Sosial-Politik > Labil (Kekacauan politik, perebutan kekuasaan, intervensi non-muslim, dll)

PEMIKIRAN EKONOMI
1. Masalah Sewa Tanah dan Kaitannya dengan Pemerataan Kesempatan. 2. Jaminan Sosial bagi Orang yang Tak Mampu
a. Pemenuhan kebutuhan pokok dan pengentasan kemiskinan b. Kewajiban mengeluarkan harta selain zakat.

3. Zakat

NIZAM AL MULK
A. RIWAYAT HIDUP
Ia dilahirkan pada tahun 308 H/1017 M. Ia merupakan anggota keluarga pemilik kelas menengah, ayahnya adalah seorang pegawai pemerintah Gaznawi dan pada hari Gaznawinds ditunjuk sebagai pemungut pajak dari Thus oleh gubernur Khurasan, Abu Al-Fadhl Suri. Pendidikan dasarnya adalah mempelajari hadis dan fiqih atas kehendak ayahnya yang ingin menjadikan dia sebagai seorang yang berprofesi hukum.

Karir
Nizam al-Mulk secara perlahan menguasai administrasi dari kekaisaran Saljuq Turki. Setelah tahun 441 H/ 1049 M. Ia pergi ke Ghaznah menjadi pegawai Ghanzawinds. Dengan kata lain ia memperoleh kesempatan mengenal admistrasi mereka. Ketika Sultan Abd al-Rahd terbunuh di tahun 444 H/ 1052 M dan keadaan politik kacau,ia lolos ke Balkah dan menjadi pegawai Ali Ibn Shadan yang kemudian menjadi gubernur di propinsi itu atas nama pemerintahan Turki Saljuq Chagarai Beg Dawud. Ia pergi ke Merv, disana diangkat menjadi mushi (konsul) dan katib (sekertaris) anaknya, Alp Arslan. Atas saran Ali Ibn Shadan, ketika Arslan naik tahta tahun 445 H/ 1062 M. Nizam al-Mulk diangkat menjadi seorang menteri bersama dengan Admid al-Mulk Kuduri.

Pemikiran Ekonomi
Prinsip maslahah dalam Administrasi Pemuas kebutuhan pokok dan stabilitas Nasional Kesempatan kerja dan keamanan nasional Persamaan hak dalam sosio ekonomi Sistem pajak yang adil Kebijaksanaan pertahanan Peranan dan kriteria Muhtasib

Anda mungkin juga menyukai