Anda di halaman 1dari 2

Nama : Arif Budi Satrio NPM UU no 1 tahun 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN Pasal 3 Perumahan dan

kawasan permukiman diselenggarakan untuk: a. Memberikan kepastian hukum dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman b. Mendukung penataan dan pengembangan wilayah serta penyebaran penduduk yang proporsional melalui pertumbuhan lingkungan hunian dan kawasan permukiman sesuai dengan tata ruang untuk mewujudkan keseimbangan kepentingan, terutama bagi MBR c. Meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya alam bagi pembangunan perumahan dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan, baik di kawasan perkotaan maupun kawasan perdesaan d. Memberdayakan para pemangku kepentingan bidang pembangunan perumahan dan kawasan permukiman e. Menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, dan budaya; dan f. Menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur, terencana, terpadu, dan berkelanjutan : 0906634510

Pada butir pertama menjelaskan bahwa penyelenggaraan perumahan dan kawasan pemukiman bukanlah sesuatu yang dipandang sebelah mata sehingga butuh payung hukum yang dapat memberikan kepastian hukum dalam pelaksanaannya, dengan demikian segala bentuk penyelewengan yang terjadi dapat dilakukan penanganan yang pasti. Adanya butir kedua ini disebabkan karena keterbatasan lahan yang telah terjadi karena semakin tingginya kepadatan penduduk yang diikuti dengan meningkatnya jumlah hunian pada suatu daerah sehingga lahan yang telah diatur oleh dinas terkait (dinas tata kota) yang perunttukannya bukan sebagai hunian, pada kenyataannya dipergunakan sebagai hunian. Banyak kepentingan yang mengambil peran pada kawasan perumahan sehingga peraturan yang membatasi antara kepentingan yang satu dengan yang lainnya perlu dibuat agar tercipta suatu keseimbangan kepentingan. Butir ketiga mengatur tentang material-material yang digunakan pada setiap bangunan sebaiknya memanfaatkan bahan-bahan yang sekitar sehingga dapat meningkatkan daya gunanya, tetapi perlu diingat bahwa pemanfaatan sumber daya alam tersebut juga harus diimbangi dengan pelestariannya sehingga alam tida menjadi rusak akibat dari pemanfaatan tersebut. Butir keempat lebih membahas bahwa benar dalam sebuah perumahan terdapat banyak pihak yang terlibat dalam pembangunannya. Mulai dari pemerintah sebagai pengawas dan pemberi kebijakan guna mensejahterakan warganya, kemudian para developer sebagai pemasok dari rumahrumah tersebut, pihak selanjutnya yaitu rakyat sebagai konsumen yang menikmati dan menggunakan hunian tersebut. Ketiga pihak ini saling menyeimbangkan sehingga satu denga yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Butir kelima menjelaskan bahwa sebuah perumahan tidak hanya masalah rumah tempat tidur saja, tetapi juga pada perumahan juga harus menunjang bidang-bidang lain seperti ekonomi yang

berarti perumahan tersebut harus dapat meningkatkan perekonomian warga. Perumahan juga harus menunjang kehidupan sosial pada kawasan tersebut. Selanjutnya, perumahan juga harus menunjang terciptanya kawasan yang berbudaya. Rumah sebagai salah satu kebutuhan pokok manusia haruslah merupakan hunian yang layak huni dan berada pada lingkungan yang sehat sehingga menciptakan SDM yang berkualitas. Rumah bukan suatu yang sementara sehingga rumah tersebut harus sustainable dan tahan lama sehingga tidak perlu membangun rumah baru. Pada pasal ini menjelaskan tentang tujuan dari penyelenggaraan perumahan tersebut, fungsi sebenarnya dari terciptanya perumahan, sehingga perumahan tersebut meningkatkan taraf hidup seseorang.

Anda mungkin juga menyukai