Anda di halaman 1dari 7

A.

PEMBAHASAN Kelapa merupakan komoditas perkebunan yang sangat potensial karena seluruh bagian

tanaman ini bermanfaat bagi manusia. Bagian tanaman ini akan bernilai ekonomi setelah melalui proses pengolahan yang baik. Karena rendahnya produktivitas kelapa lokal menyebabkan penggunaan kelapa hibrida dapat memacu meningkatkan produktivitas tanaman Beberapa faktor yang menyebabkan menurunnya produksi kelapa tersebut antara lain adalah: 1. 2. keadaan tanaman yang sudah terlalu tua sistem bercocok tanam yang tidak memenuhi persyaratan teknis 3. pemeliharaan tanaman yang kurang diperhatikan. Kelapa (Cocos nucifera L) termasuk dalam kelas Monocotyledonae, Ordo Palmales, dan familia Palmae. Secara umum tanaman kelapa dibedakan menjadi 3 golongan yaitu Kelapa Dalam (tall palm tree), Kelapa genjah (dwarf palm tree), dan Kelapa Hibrida. a. Varietas Dalam Ciri-ciri varietas dalam antara lain batangnya tinggi dan besar, dapat tumbuh mencapai 30 meter atau lebih, pangkal batangnya membesar, mulai berbuah jika tanaman berumur 5-8 tahun,umur produktif 35 tahun atau lebih, dapat mencapai umur 100 tahun atau lebih, proporsi komponen buah: sabut 41,7%, tempurung 28,4%, dan daging buah 29,7%, jumlah buah tiap tandan lebih sedikit tapi ukuran buah lebih besar dan kadar kopra banyak (150-500 g/buah). Contoh varietas dalam yaitu varietas-varietas Tenga, Palu, Bali, Jepara, varietas viridis (kelapa hijau), rubescens (kelapa merah), Macrocorpu (kelapa kelabu), Sakarina (kelapa manis) dan lain-lain. b. Varietas Genjah Ciri-ciri varietas Genjah antara lain bentuk batang ramping dari pangkal sampai ke ujung, tinggi batang 25 tahun, mencapai 5 meter atau lebih, mulai berbuah cepat jika tanaman telah berumur 4-5 tahun, umur produktif 25 tahun atau lebih, dapat mencapai umur lebih dari 50 tahun, buah berbentuk lonjong, kecuali kelapa gading berbentuk bulat, buahnya kecil (1 kg), jumlah buah tiap tandan lebih banyak tetapi ukuran buah kecil dan kadar kopra rendah (100-150 g/buah). Contoh varietas genjah antara lain varietas-varietas Genjah Raja, Genjah Hijau, Genjah Kuning (kelapa gading), dan Genjah Nias. c. Kelapa Hibrida

Kelapa hibida merupakan hasil persilangan antara varietas genjah dengan varietas dalam. Mulai berbuah sekitar 3-5 tahun, tinggi tanaman 1-5 m, umur produktif 15 tahun lebih, proporsi komponen buah: sabut 43,4%, tempurung 21,48%, dan daging buah 35,2%. Tanaman kelapa tumbuh di daerah tropis dan tumbuh baik dalam keadaan iklim panas yang lembab. Pada ketinggian 0-450 dpl, kelapa dapat tumbuh cepat, berbuahnya pun lebih cepat, kadar minyaknya lebih tinggi sehingga produksinya pun juga tinggi. Keadaan akan terjadi sebaliknya apabila pohon kelapa berada pada ketinggian 450-1000 dpl. Syarat tumbuh dari tanaman kelapa:
1. Tanah yang ideal untuk penanaman kelapa adalah tanah berpasir , berabu gunung, dan

tanah berliat. dengan pH tanah 5,2 hingga 8 dan mempunyai struktur remah sehingga perkarannya dapat berlkembang dengan baik. 2. Sinar matahari banyak minimal 120 jam perbulan , jika kurang dari itu produksi buah akan rendah.
3. Suhu yang paling cocok adalah 27C dengan variasi rata-rata 5-7 C, bila suhu kurang

dari 200 C maka tanaman kurang produktif.


4. Curah hujan yang baik 1300-2300 mm/th. Kekeringan panjang menyebabkan

produksi berkurang 50% ,sedangkan kelembapan tinggi menyebabkan serangan penyakit jamur. 5. Angin yang terlalu kencang terkadang merugikan tanaman yang terlalu tinggi terutama varietas dalam.

Teknik budidaya yang dilakukan dalam budidaya tanaman kelapa adalah sebagai berikut : a. Pembibitan Kelapa diperbanyak dengan biji (buah kelapa). Ada dua macam pembibitan pada tanaman kelapa yaitu pembibitan pendahuluan dan pembibitan lanjutan. Pembibitan pada kelapa genjah dilakukan 9-10 bulan sebelum penanaman di lapangan. Kegiatan pembibitan pada kelapa hibrida dilakukan 10-11 bulan sebelum tanam dan pada kelapa dalam dialakukan 11-12 bulan sebelum tanam.

Pembibitan pendahuluan Pertama dibuat bedengan pembibitan dengan ukuran tinggi 15 cm, lebar 2 m dan panjang tidak lebih dari 25 m. Bedengan dengan ukuran 2 x 25 m dapat menampung sekitar 2.500 buah bibit. Kegiatan pembibitan pendahuluan meliputi persiapan benih, penanaman benih (pendederan), pemeliharaan, dan seleksi kecambah. Pembibitan lanjutan Pembibitan lanjutan dilakukan dengan sistem penyemaian dengan polybag. Setelah dilakukan pengolahan tanah dibuat petakan-petakan dengan ukuran 26 x 10 m. Polybag diatur dengan jarak 1 x 1 m. Satu petakan dapat memuat sekitar 326 buah polybag. Bibit disiram setiap hari pada waktu pagi dan sore hari. Pengendalian gulma juga harus diperhatikan untuk menghindari kompetisi dengan bibit kelapa. Bibit umumnya dipupuk pada umur sembilan bulan. Setelah itu bibit kelapa dapat dipindah ke areal pertanaman setelah berumur sepuluh bulan. a. Penanaman Setiap varietas kelapa mempunyai jarak tanam optimum yang berbeda. Jarak tanam untuk kelapa genjah adalah 6 m x 6 m, kelapa dalam 9 m x 9 m, 10 m x 9 m atau 10 m x 10 m dan kelapa hibrida 8 m x 8 m. Untuk menghemat luas lahan, jarak tanam yang digunakan sebaiknya jarak tanam segitiga sama sisi. Lubang tanam sebaiknya dibuat 2 bulan sebelum penanaman. Ukuran lubang tanam untuk bibit yang menggunakan polybag adalah 40 cm x 40 cm. Lubang tanam dipupuk Rock Phosphate dengan dosis 200 g per lubang. b. Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan secara intensif hingga tanaman berumur 4 tahun. Hal ini perlu dilakukan karena berhasilnya pertumbuhan tanaman muda akan mempercepat produksi dan tanaman akan berpotensi tinggi. Kegiatan pemeliharaan kelapa : Penyulaman dilakukan pada musim hujan. Tujuan penyulaman adalah untuk menggantikan tanaman yang tidak sehat. Bibit yang digunakan untuk penyulaman sebaiknya berumur sama dengan bibit yang diganti. Pemberian naungan dan pemberian mulsa.

Tanaman yang baru ditanam diberi naungan sampai tanaman berumur 1 tahun untuk melindungi tanaman dari sinar matahari dan menjaga kelembabannya. Selain itu lahan perlu diberi mulsa untuk menekan penguapan. Penanaman tanaman penutup tanah. Penanaman tanaman penutup tanah dilakukan untuk mempertinggi kesuburan tanah dan untuk menekan pertumbuhan tanaman pengganggu. Contoh tanaman ini adalah Calopogonium caeraleum dari jenis leguminose yang menjalar dengan pertumbuhan daun baik. Pada garis tengah 1 meter dari batang piringan lebih baik bila bersih dari tanaman pengganggu dan tanaman penutup. Pemupukan Pemberian pupuk dilakukan pada pergantian musim antara musim penghujan ke musim kemarau. Jenis pupuk yang diberikan adalah Urea (45% N), TS (50% P<sub>2</sub>O<sub>5), dan KCl (50% K<sub>2</sub>0). Penggemburan tanah Pengolahan tanah dilakukan dengan pencangkulan dangkal pada piringan kelapa yang berdiameter 1 m. pengolahan tanah dilakukan setiap tiga bulan. Hal ini bertujuan untuk : Mengendalikan gulma di daerah piringan Mengaktifkan kegiatan akar-akar muda Memperbaiki aerasi tanah Pengendalian dan pencegahan hama tanaman Pembersihan mahkota daun Kegiatan ini meliputi membuang pelepah daun tua, membuang seludang yang telah mongering dan membersihkan kotoran-kotoran yang berada di ketiak daun. Pembersihan mahkota bertujuan untuk mempermudah infiltrasi cahaya matahari, penyerbukan bunga kelapa agar lebih sempurna dan untuk sanitasi. c. Pemanenan Pemetikan buah kelapa tergantung dari varietas, faktor iklim, tanah dan tingkat pemeliharaannya. Kelapa dalam umumnya dipanen setelah berumur 6-8 tahun. Kelapa genjah dan hibrida berumur 3-4 tahun. Tanda-tanda buah kelapa yang sudah cukup masak adalah : 1. sabut mulai mengering

2. tempurung sudah berwarna hitam 3. air buah sudah berkurang dan apabila dikocok berbunyi 4. berat buah menurun rata-rata 2 kg untuk kelapa dalam, sedangkan untuk kelapa hibrida 1,5 kg dan untuk kelapa genjah 1 kg. Pemetikan buah kelapa dilakukan dengan menggunakan galah. Keuntungan dengan menggunakan galah adalah bahwa untuk 1 hari mampu memetik hampir 50 pohon kelapa. Tiap pohon bisa menghasilkan 125 butir/tahun. Produksi rata-ratanya adalah 143 ha dibagi produksi per pohon. Buah kelapa yang telah dipanen dipasarkan dalam bentuk butiran. Untuk meningkatkan produktivitas kelapa dan pendapatan petani, kelapa tua perlu diremajakan, kelapa yang relatif muda direhabilitasi. Penanaman baru atau perluasan harus mempertimbangkan kesesuaian lingkungan, dan meningkatkan nilai tambah dari produk yang dihasilkan tidak hanya kelapa butiran, kopra atau minyak akan tetapi aneka ragam produk yang berasal dari tanaman kelapa maupun dari tanaman sela yang ditanam diantara pohon kelapa. Produktivitas lahan usahatani harus dapat ditingkatkan, variasi produk tanaman yang diusahakan dalam satu areal usahatani dituntut untuk lebih beragam. Meningkatkan produktivitas lahan serta ragam jenis tanaman yang diusahakan, dilakukan dengan penanaman tanaman sela semusim maupun tahunan, yang dipilih berdasarkan permintaan pasar sehingga kontribusi pendapatannya terhadap pendapatan usahatani menjadi signifikan. Pemanfaatan lahan usahatani lebih efisien dan produktif; pola pengembangan perkebunan kelapa rakyat secara monokultur sudah saatnya ditinggalkan karena pemanfaatan lahan usahatanitidak efisien mengakibatkan sebagian besar lahan usahatani tidak produktif. Hal ini terlihat bahwa tanaman kelapa yang diusahakan secara monokultur hanya memakai 25% dari lahan yang ada sedang selebihnya sebesar 75% berada dalam keadaan tidak produktif. Dari hasil-hasil penelitian yang telah dilaksanakan menyimpulkan bahwa dengan hadirnya tanaman sela diantara tanaman kelapa memberikan efek ganda mengemukakan bahwa dengan hadirnya tanaman sela pada usahatani kelapa tidak saja menaikkan produksi tanaman pokok tetapi juga meningkatkan produksi tanaman sela. Teknik budidaya responden adalah buah tanaman kelapa (kering) disemai di pekarangan. Tanaman kelapa di tanam dengan jarak tanam sembarang atau tidak memperhatikan jarak tanam dan hanya ditanam di lahan yang masih kosong pada pekarngan. Jumlah janjang per pohon sekitar 6-10 janjang. Jumlah buah per janjang tidak tentu, bisa 5 sampai sekitar 9 buah. Buah kelapa dipanen setiap tiga bulan sekali dan saat pemanenan

dilakukan juga pemeliharaan buah kelapa dengan cara menyemprotkan larutan garam pada buah kelapa. Hasil buah kelapa tersebut dijual dengan harga Rp. 2.500,00/ butir. Buah kelapa yang dijual terlebih dahulu dihilangkan sabut kelapanya. Umur kelapa responden adalah 20-30 tahun, tinggi tanaman 7,7; 10,3; dan 13,8 m, jenis kelapa dalam berwarna hijau, dengan tinggi tempat 194 m dpl. Produktivitas tanaman kelapa tiap tahun dalam lahan adalah 198,7896 butir / pohon / tahun. Bila membandingkan dengan teori yang ada, teknik budidaya yang dilakukan responden kurang sesuai. Karena teknik budidaya yang dilakukan tidak memperhatikan jarak tanam serta pemiliharaannya tidak maksimal. Selain itu dalam pemanenan buah kelapa juga tidak tepat waktu hanya kadang-kadang saja buah kelapa dipanen. Pada di daerah berbah memiliki kondisi wilayah yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa. Dari hasil pengamatan yang ada, maka kebun responden termasuk yang produktivitasnya rendah, karena teknik budidaya yang kurang sesuai sehingga hasilnya rendah yaitu 198,7896 butir / pohon / tahun padahal kelapa dalam memiliki produktivitas sebesar 400 - 500 butir / pohon / tahun.

Anda mungkin juga menyukai