Anda di halaman 1dari 15

BAB I PENDAHULUAN

erilaku manusia sangat berbeda antara satu dengan lainnya. Perilaku itu sendiri adalah suatu fungsi dari interaksi antara seseorang individu dengan lingkungannya. Ditilik dari sifatnya, perbedaan perilaku manusia itu disebabkan karena kemampuan, kebutuhan, cara berpikir untuk menentukan pilihan perilaku, pengalaman, dan reaksi affektifnya berbeda satu sama lain. Perilaku manusia adalah suatu fungsi dan interaksi antara individu dengan lingkungannya. Individu membawa kedalam tatanan organisasi, kemampuan, kepercayaan, pribadi, penghargaan kebutuhan dan pengalaman masa lalunya. Organisasi yang juga merupakan suatu lingkungan bagi individu mempunyai karaktristik yang dimiliki organisasi. Antara peraturan yang yang di wujudkan dalam susunan hirarki pekerjaan-pekerjaan, tugas-tugas, wewenang, dan tanggungjawab, sistem penagijhan (reaward sistem), sistem pengendalian dan sebagainya. Jikalau karakteristik orarganisasi maka akan terwujyud peerilaku individu dalam organisasi.

BAB II PERILAKU INDIVIDU A. KARAKTERISTIK BIOGRAFI INDIVIDU Karaktristik Biografi adalah karakteristik personal yang terdiri dari umur, gender, ras dan lama masa jabatankesemuanya adalah sasaran dan dengan mudah berlaku dari riwayat personal. 1. Umur hubungan antara umur dan kemampuan kerja menjadi persoalan-persoalan yang kian penting selama dasawarsa terakhir. Setidaknya ada tiga alasan. Pertama, berkembang luas kepercayan bahwa kemampuan kerja akan berkurang sejalan dengan bertambahnya usia. Kedua, bahwa realitas kekuatan kerja sesuai dengan usia. Dan yang ketiga di dalam perundang-undangan Amerika untuk semua maksud dan tujuan, diluar perundangundangan perintah pengunduran diri.umur 70 tahun. 2. Gender Sebagian orang mengatakan adanya perbedaan penting antara laki-laki dengan perempuan yang dapat mempenagruhi performasi kerja yaitu dalam hal: kemampuan memecahkan maslah, keterampilan menganalisis, motivasi, keramahan (suka bergaul), dorongan kompetisi, dan kemampuan belajar. Namun kenyataannya perbedaan tersebut tidak konsisten. Dari hasil studi para psikolog telah ditemukan bahwa kebanyakan wanita lebih mau menyesuaikan diri pada kewenangan, dan laki-laki lebih agresif dan lebih ambisius dalam mencapai kesuksesan: akan tetapi skali lagi perbedaan ini sangat kecil. 3. Tenure (Masa Kerja) Hubungan masa kerja dengan dengan produktivitas seseorang yang mempunyai masa kerja lebih lama tidak selamanya lebih produktif bila dibandingkan pekerja baru. Hubungan masa kerja dengan absensi berbanding lurus, maksudnya adalah seseorang yang lebih senior cenderung lebih banyak absensi dibandingkan yunior. Hubungan masa kerja dengan perpindahan adalah negative atau berbanding lurus, maksudnya bahwa yang lebih senior cenderung lebih banyak pindah disbanding dengan yunior, karena fakta menunjukan masa kerja sebelumnya merupakan kekuatan untukpindah pada pekerjaan yang baru. 4. Marital Status (Status Perkawinan) 1

Makalah Perilaku Individu | By: Agus, Auladaningsih, Imas

Hubungan status perkawinan dengan dengan produktivitas, absensi, dan kepuasan kerja, tidak cukup studi untuk menggambarkan dampak status perkawinan terhadap produktivitas, tetapi fakta menunjukan bahwa pegawai yang sudah kawin memiliki angka absensi lebih kecil, menjalani perpindahan lebih sedikit, dan kepuasan kerja lebih besar dibandingkan pegawai yang belum menikah. B. KEMAMPUAN INDIVIDU 1. Intellectual Ability kemampuan intelektual : kemempuan yang diperlukan untuk mengerjakan kegiatan mental.kemampuan berfikir, menalar, dan memecahkan masalah. Beberapa dimensi kemampuan intelektual : kemampuan numeris : kemampuan untuk berhitung dengan cepat dan tepat. Co ; akuntan pemahaman verbal : kemampuan memahami apa yang dibaca atau didengar serta hubungan kata satu sama lain. Co : manajer, personalia kecepatan perseptual : kemampuan mengenali kemiripan dan beda visual dengan cepat dan tepat. Co : penyidik. Lawyer. Penalaran induktif : kemampuan mengenali suatu urutan logis dalam suatu masalah dan kemudian memecahkan masalah tersebut. Co : researcher, observer, Penalaran deduktif : kemampuan menggunakan logika dan menilai implikasi dari suatu argumen. Co : penyelia (memilih diantara dua saran yang berlainan) Visualisasi ruang : kemampuan membayangkan bagaimana suatu objek akan tampak seandainya posisinya dalam ruang dirubah. Co : dekorator interior, designer Ingatan : kemampuan menahan dan mengenang kembali pengalaman masa lalu. Co : juru jual, agent, broker 2. Multiple Intelligences Adalah kecerdasan yang terdiri dari kecerdasan kognitif, kecerdasan social, kecerasan emosional, dan kecerdasan cultural. 3. Physical Abilities (kemampuan fisik) Kemampuan fisik : kemampuan yang diperlukan untuk melakukan tugas tugas yang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan, dan keterampilan. Ada sembilan (9) kemampuan fisik yang terbagi dalam 3 faktor : a. faktor kekuatan : kekuatan dinamis : kemampuan untuk menggunakan kekuatan otot secara berulang ulang berkesinambungan selama beberapa kurun waktu tertentu kekuatan tubuh : kemampuan menggunakan kekuatan otot terutama otot perut kekuatan statik : kekmampuan menggunakan kekuatan terhadap objek luar kekuatan : kemampuan mengahbiskan satu maksimum energi eksplosif dalam satu atau deretan tindakan b. faktor keluwesan : keluwesan extent : kemampuan menggerakkan otot tubuh dan meregang punggung sejauh mungkin keluwesan dinamis : kemampuan melakukan gerakan cepat c. faktor faktor lain :

Makalah Perilaku Individu | By: Agus, Auladaningsih, Imas

koordinasi tubuh : kemampuan mengkoordinasikan tindakan tindakan serentak dari bagian tubuh yang berlainan keseimbangan : kemampuan mempertahankan keseimbangan meskipun ada kekuatan yang mengganggu keseimbangan itu stamina : kemampuan emlanjutkan upaya maksimum dan menuntut upaya yang diperpanjang dalam kurun waktu tertentu. C. PEMBELAJARAN Pembelajaran merupakan suatu peristiwa yang dapat terjadi setiap saat. Oleh karena itu pembelajaran diartikan suatu perubahan perilaku yang relatif permanen yang terjadi setiap saat1. Dari definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa dalam pembelajaran mengandung makna: Pertama, bahwa pembelajaran melibatkan perubahan, dari sudut pandang organisasi pembelajaran ini bisa mempunyai dampak baik dan ada yang berdampak buruk, karena banyak orang yang belajar perilaku yang tidak baik dan ada pula orang yang belajar perilaku yang baik. Kedua, perubahan ini harus relatif permanen, hal ini dapat menggambarkan bahwa selama ini perubahan hanya sementara dan relatif gagal, oleh karena itu pembelajaran yang mengesampingkan perubahan merupakan suatu kelemahan. Ketiga, Mendefinisikan pada fokus perilaku, pembelajaran berlangsung ketika terjadi tindakan, perubahan langsung merupakan pembelajaran yang terjadi apabila terdapat perubahan perilaku pada individu. Untuk mengenal pola-pola perilaku dalam pembelajaran maka kita harus mengetahui terlebih dahulu teori-teori perilaku. Stephen P Robbins 2 mengenalkan tiga teori pola perilaku yaitu teori pengkondisian klasik (classical conditioning), pengkondisian operant (operant conditioning), dan pembelajaran sosial (sosial learning). Pengkondisian klasik merupakan tipe pengkondisisn yang didalamnya individu dapat menanggapi sebuah rangsangan yang biasa menghasilkan tanggapan. Pengkondisian klasik pada hakikatnya, mempelajari respon terkondisi yang melibatkan pembinaan ikatan antara rangsangan tak tekondisi, dengan menggunakan rangsangan berpasangan yang satu memaksa dan yang lain berpasangan, rangsangan netral menjadi rangsangan terkondisi dan yang lain meneruskan rangsangan-rangsangan tak terkondisi. Pengkondisian operat merupakan tipe pengkondisian perilaku sukarela yang diharapkan untuk mendapatkan hadiah atau mencegah hukuman. Kecenderungan untuk mengurangi perilaku ini dipengaruhi oleh ada tidaknya penguatan yang dihadirkan oleh konsekuensi-konsekuensi perilaku tersebut. Oleh karena itu penguatan perilaku tertentu akan meningkatkan perilaku itu untuk diulangi. Hadiah akan lebih efektif jika segera diberikan menyusul respon yang diinginkan, disamping itu, perilaku yang tidak diberikan penghargaan akan lebih kecil kemungkinan untuk diulang. Teori pembelajaran sosial, dimana manusia dapat belajar melalui pengamatana dan pengalaman langsung. Pengaruh model ini merupakan inti dari pembelajaran sosial, dalam pembelajaran sosial ditemukan empat model proses yang mempengaruhi individu dalam menentukan keberhasilan program yaitu: 1. Proses perhatian Orang akan belajar dari model tertentu jika hanya untuk mengenali dan menaruh perhatian pada pitur penting yang menentukan, kita sangat terpengaruh oleh modelmodel yang menarik, muncul berulang-ulang yang serupa menurut pikiran. 2. Proses retensi Pengaruh model tertentu akan berpengaruh pada bertapa baiknya individu mengingat tindakan model itu setelah model itu tidak ada lagi.
1

H.M Weiss, Learning Theory And Industrial And Organizational Psychology (Palo alto:Cosulting psychology gists perss, 1990) hal 172-173. 2 Stephen P Robbins, Organizational Behavior, Thenth Edition (Pearson Education, Inc, 2003) hal 57-60.

Makalah Perilaku Individu | By: Agus, Auladaningsih, Imas

3. Proses repreduksi motor Setelah seseorang melihat perilaku baru dengan mengganti model itu, pengamatan itu akan berubah menjadi perbuatan, maka proses ini akan memperlihatkan bahwa individu itu akan memperlihatkan model itu. 4. Proses penguatan Individu-individu akan termotivasi untuk memperlihatkan perilaku model tertentu jika disediakan rangsangan tertentu atau mendapatkan hadiah. Perilaku yang dikuatkan melalui mekanisme positif akan lebih banyak mendapatkan perhatian, dipelajari lebih baik, danlebih sering dilakukan. Pembentukan perilaku secara sistematis menguatkan setiap langkah secara berurutan yang menggerakan individu lebih dekat ke respon yang diharapkan. Terdapat empat cara dalam membentuk perilaku yaitu: melalui pengauatan positif, penguatan negatif, hukuman dan pemusnahan. Penguatan positif menyusul sesuatu respon yang sangat menyenangkan sebagai contoh memuji karyawan yang menyelesaikan pekerjaannya yang lebih baik, apabila tanggapan tersebut diikuti oleh penghentian atau penarikan kembali sesuatu yang tidak menyenangkan maka respon tersebut berubah menjadi respon negatif. Sedangkan hukuman merupakan kondisi yang tidak menyenangkan dalam menyingkirkan perilaku yang tidak diinginkan. Sementara permusuhan merupakan penghapusan apa saja tentang perilaku tertentu. Penguatan baik yang bersifat positif maupun negatif mempunyai dampak penguatan perilaku dalam organisasi yaitu: 1. Sejumlah tipe penguatan diperlukan untuk menghasilkan perubahan perilaku. 2. Sejumlah tipe hadiah akan lebih efektif digunakan dalam organisasi dari pada cara lain. 3. Kecepatan berlangsungnya proses pembelajaran dan dampak yang permanen akan ditentukan oleh pengaturan waktu penguatan. Terdapat 2 tipe jadual penguatan yaitu secara berkesinambungan dan secara berkala. Jadual penguatan berkesinambungan merupakan perilaku yang diinginkan yang diperkuat dalam setiap perilaku itu di jalankan, sedangkan penguatan berkala merupakan perilaku yang diinginkan diperkuat secara cukup sering untuk membuat perilaku tersebut layak diulangi namun tidak setiap saat ketika perilaku itu berjalan. Penguatan berkala terdiri dari dua tipe interval jadual interval tetap yang merupakan hadiah yang diberikan pada interval dalam waktu yang seragam, dan jadual interval variabel yaitu hadiah yang dimunculkan setelah serangkaian respon diberikan dalam jumlah yang tetap atau konstan. Sedangkan jadual rasio tetap yaitu suatu hadiah yang dimunculkan setelah muncul sejumlah respon tetap atau konsisten, dan jadual rasio variabel merupakan hadiah yang berubah-ubah mengikuti perilaku individu tersebut. Keempat jadual penguatan tersebut dapat dilihat dalam table berikut: Tabel 1 Jadwal Penguatan Jadual penguatan Berkesinambungan Dampak pada Contoh perilaku Hadiah diberikan Pembelajaran cepat Pujian setelah perilaku perilaku baru namun yang diinginkan cepat hilang. Hadiah diberikan Kinerja rata-rata Upah mingguan setelah interval tidakberaturan waktu tetap Hadiah diberikan Kinerja moderat dan PertanyaanSifat penguatan

Interval Tetap

Interval Variabel 4

Makalah Perilaku Individu | By: Agus, Auladaningsih, Imas

berdasarkan variable Rasio Tetap Hadiah diberikan berdasarkan tetap

waktu tinggi dengan pertanyaan kepunahan lambat dadakan dapat Kinerja tinggi dan Pembayaran stabil dapat diraih perpotong atau output dengan cepat namun perunit disertai dengan kepunahan cepat.

Rasio Variabel

Hadiah diberikan Kinerja sangat tinggi Penjualan berdasarkan jumlah dengan kepunahan berkomisi output yang lambat diberikan

Modifikasi baru merupakan program dari Emery Air Feight menggunakan modifikasi perilaku atau yang lebih popular disebut dengan OB Mod, istilah ini mencerminkan konsef penguatan individu dalam pengaturan kerja. Program ini mengikuti model pemecahan masalah lima langkah yaitu: (1) mendefinisikan perilaku-perilaku penting, (2) mengembangkan data baseline, (3) mengidentifikasi konsekuensi perilaku, (4) mengembangkan dan mengimplementasikan strategi intervensi, (5) mengevaluasi perbaikan kerja. Segala sesuatu yang dilakukan oleh karyawan pada kerjaannya tidak sama pentingnya menurut hasil kinerja, oleh karena itu langkah pertama dalam OB Mod adalah mengidentifikasi perilaku-perilaku penting yang membawa dampak berarti pada kerjaan karyawan. Langkah kedua menuntut manajer untuk mengembangkan beberapa kinerja baseline dengan menentukan frekuensi perilaku yang di identifikasi dalam kondisi sekarang. Langkah ketiga adalah melaksanakan langkah analisis fungsional untuk mengidentifikasi kontingensi perilaku atau konsekuensi terhadap kinerja. Langkah ini mengungkapkan kemanajer suatu isyarat yang membuahkan perilaku atau konsekuensi terhadap kinerja, dan langkah terakhir adalah mengevaluasi perbaikan kinerja. OB Mud digunakan oleh sejumlah organisasi untuk memperbaiki produktivitas karyawan dan mengurangi angka kesalahan, keabsenan, kelambanan dan meningkatkan keramahan terhadap pelanggan. Penerapan kasus dalam yang mempengaruhi Organisasi yaitu mengganti tunjangan sakit dengan tunjangan sehat, mendisiplinkan karyawan yang bermasalah, mengembangkan program pelatihan karyawan yang efektif, dan menerapkan teori pembelajaran swamanajemen. Organisasi yang menjalankan program cuti sakit mengalami tingkat keabsenan hampir dua kali lebih besar dibandingkan organisasi tampa program tersebut, pada kenyataannya cuti sakit dapat menguatkan pada perilaku salah yaitu absen dari kerja. Ketika karyawan mendapatkan sepuluh hari sakit dengan tanggungan perusahaan setahun maka karyawan akan menggunakan jatah cutinya tak peduli sakit atau tidak. Disiplin karyawan dengan cara mengatakan kepada mereka apa yang tidak boleh dilakukan, maka hal itu tidak akan memberikan suatu perilaku alternatif. Akibatnya hukuman ini akan membuahkan perilaku jangka pendek dan perilaku yang tidak diinginkan akibatnya cenderung membuat ketakutan para manajer terhadap konsekuensikonsekuensi yang dilakukan karyawan dalam perbuatan yang tidak menyenangkan. Mengembangkan program pelatihan hendaknya menggunakan model untu mendapat perhatian peserta yang dilatih, mengembangkan sikap motivasi, membantu mereka yang dilatih dengan mengingatkan kembali apa yang telah di latih. Swamanajemen mempelajari teknik-teknik yang memungkinkan individu mengelola perilaku mereka sendiri sehingga diperlukan lebih sedikit kendali manajemen ekternal. Swamanajemen menuntut individu untuk secara sengaja memanipulasi 5

Makalah Perilaku Individu | By: Agus, Auladaningsih, Imas

rancangan-rancangan, proses-proses internal, dan respon-respon untuk mencapai hasil perilaku peribadi, proses perilaku tersebut merupakan dasar pengamatan dan memberikan hadiah jika memenuhi standar. D. MODEL-MODEL PEMBENTUKAN PERILAKU Pendekatan penguatan (reinforcement) menekankan pada peranan lingkungan dalam perilaku manusia. Lingkungan dipandang sebagai suatu sumber stimuli yang dapat menghasilkan dan memperkuat respon perilaku. Pendekatan reinforcement menyatakan bahwa perilaku itu ditentukan oleh stimuli lingkungan baik sebelum terjadinya perilaku maupun sebagai hasil dari perilaku. Pendekatan reinforcement mengukur stimuli lingkungan dan respon materi atau fisik yang dapat diamati, lewat observasi langsung atau dengan pertolongan sarana teknologi. 1. Positive reinforcement positive Reinforcement,seperti halnya pemberian reward berupa bonus, penghargaan,dan perasaan akan pencapaian dalam menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan. Dalam pelaksanaan positive Reinforcement, dapat dilakukan dengan tiga cara : a. Social Reinforcement. Merupakan salah satu bentuk dari reinforcement yang termudah dan termurah untuk dilakukan, termasuk diantaranya adalah pujian dari atasan dan surat ucapan terimakasih dari pimpinan sebagai pemimpin tertinggi perusahaan b. Intrinstic Reinforcement, bentuk dari Reinforcement yang terjadi sebagai penguatan secara alamiah dari suatu tingkah laku. c. Tangible Reinforcement, bentuk dari positive Reinforcement dimana dalam hal ini termasuk pemberian bonus, tunjangan tunjangan dan lain lain 2. Negative Reinforcement negative Reinforcement, memindahkan konsekwensi. yang tidak menyenangkan ketika menginginkan perilaku yang ditetapkan, termasuk dalam kategori disini adalah penurunan jabatan,pemberhentian, dan teguran. 3. Punishment Memakai kondisi yang tidak menyenangkan/tidak diinginkan, untuk menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan. 4. Extinction penguatan dari perilaku berupa Pemotongan gaji yang menyebabkan penghentian masal E. NILAI, SIKAP DAN KEPUASAN KERJA 1.nilai Nilai mencerminkan perilaku dasar bahwa bentuk khusus perilaku atau bentuk akhir keberadaan secara peribadi atau sosial lebih dipilih dibandingkan dengan bentuk perilaku atau bentuk akhir keberadaan perlawanan atau kebalikan. Nilai sangat penting untuk mempelajari perilaku organisasi karena nilai menjadi dasar untuk memahami sikap dan motivasi serta memahami persepsi kita, individu memasuki organisasi berdasarkan yang dikonsefkan sebelumnya mengenai apa yang seharusnya dan apa yang tidak seharusnya. Milton Rokeatch 3menciptakan nilai Rokeach (RVS) yang merupakan nilai terminal dan instrumental. Nilai terminal merupakan bentuk akhir keberadaan yang sasarannya sangat diinginkan untuk dicapai seseorang dalam hidupnya. Sedangkan, nilai instrumental adalah bentuk perilaku atau upaya-upaya pencapaian nilai-nilai terminal yang lebih disukai oleh orang tertentu.
3

M. Rokeach, The Nature of Human Values. Hal 5

Makalah Perilaku Individu | By: Agus, Auladaningsih, Imas

Nilai kerja dapat dikelompokan kedalam empat kelompok yang mengungkapkan nilai-nilai yang unik dari suatu kelompok atau generasi yang berbeda dalam angkatan kerja yaitu dapat dilihat dalam table berikut:

Kelompok Veteran Boby Bommer

Memasuki Angkatan Kerja 1950-an atau awal 1960-an 1965-1985

Tabel 2 Nilai Kerja Perkiraan memasuki usia saat ini 60+ 40-60

Nilai-nilai dominan Pekerja keras, koservatif, patuh setia kepada organisasai Sukses mencapai prestasi, ambisi tidak menyukai otoritas setia pada karier Keseimbangan pekerjaan/kehidupan berorientasi tim, tidak meyukai peraturan, setia pada hubungan Percaya diri, keberhasilan financial, mengandalkan diri sendiri, namun berorientasi tim, setia pada diri sendiri dan pasangan.

Generasi x

1985-2000

25-40

Nexter

2000-sekarang

Dibawah 25

Pemahaman bahwa nilai-nilai individu berbeda namun cenderung mencerminkan nilai-nilai masyarakat periode mereka dibesarkan dan menjadi bantuan berharga dalam menjalankan dan memperkirakan perilaku. Salah satu bentuk pendekatan secara global yang ditunjuk untuk menganalisis variasi untuk menunjuk kebudayaan-kebudayaan yang dilakukan oleh Greert Hofstede menemukan bahwa para manajer berbeda berdasarkan lima dimensi yaitu: 1. Jarak kekuasaan merupakan suatu atribut kebudayaan nasional yang meggambarkan tingkat penerimaan masyarakat akan kekuasaan dalam intitusi atau organisasi yang didistribusikan secara tidak merata. 2. Individualism versus Kolektivisme. Individualism merupakan atribut kebudayaan nasional yang menggambarkan tingkat dimana orang lebih suka bertindak sebagai individu dari pada sebagai kelompok sedangkan kolektivisme merupakan kebudayaan nasional yang menggambarkan kerangka kerja yang ketat didalamnya orang mengharapkan orang lain dalam kelompok dimana mereka merupakan anggota untuk merawat dan membantunya. 3. Kuantitas kehidupan dengan Kualitas kehidupan. Merupakan atribut kebudayaan nasional yang menggambarkan dimana tingkat nilai kemasyarakatan di cerminkan dengan keberanian berpendapat dan matrealisme, sedangkan kuantitas kehidupan merupakan atribut kebudayaan nasional yang menekankan pada hubungan dan kepedulian terhadap orang lain. 4. Penghindaran Ketidakpastian, merupakan atribut kebudayaan nasional yang menggambarkan tingkat dimana masyarakat merasa terancam oleh keadaan yang tidak menentu atau bermakna ganda dan coba untuk menghindari keadaan tersebut. 7

Makalah Perilaku Individu | By: Agus, Auladaningsih, Imas

5. Orientasi jangka panjang versus jangka pendek. Orientasi jangka panjang merupakan atribut kebudayaan nasional yang menekankan pada masa depan, penghematan, dan keberlanjutan. Sedangkan orientasi jangka pendek merupakan atribut kebudayaan nasional yang menekankan pada masa kini, menghormati tradisi, dan memenuhi kewajiban-kewajiban sosial. 2. Sikap Sikap adalah pernyataan-pernyataan evaluatif baik yang diinginkan atau tidak diinginkan, mengenai objek orang atau peristiwa yang berhubungan yang dapat diketahui dengan melihat tiga komponen sikap yaitu: komponen kognitif, komponen afektif dan komponen perilaku. Komponen kognitif merupakan pernyataan nilai bahwa nilai demokrasi itu salah, komponen afektif adalah komponen yang merupakan segmen emosional dari sikap, sedangkan komponen perilaku sikap adalah komponen yang berfungsi untuk berperilaku dalam waktu tertentu terhadap seseorang atau sesuatu. a. Tipe-Tipe Sikap Tipe yang berkaitan dengan pekerjaan akan membuka evaluasi positif atau negative yang dipegang para karyawan mengenai aspek-aspek lingkungan kerja mereka , yang mencakup pada tiga sikap yaitu kepuasan kerja, keterlibatan kerja, dan komitmen pada organisasi. Istilah kepuasan kerja merujuk pada sikap umum individu terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kerja tinggi menunjukan sikap positif pada pekerjaan itu, seseorang yang puas terhadap pekerjaan menunjukan sikap positif terhadap kerjaan itu. Tingkat keterlibatan kerja merupakan sebuah tambahan yang lebih baru dalam literatur OB dimana tingkat kinerja seseorang mengaitkan dirinya dengan pekerjaannya yang secara aktif berpartisipasi di dalamnya dan menganggap kinerja penting bagi nilai-nilai dirinya. Komitmen keorganisasian merupakan suatu keadaan dimana karyawan mengaitkan dirinya dengan organisasi tertentu dan sasaran-sasarannya dan berharaf akan mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut. Sehingga keterlibatan kerja tinggi berarti mengaitkan diri kepekerjaan seseorang sedangkan komitmen pada organisasi yang tinggi berarti mengaitkan diri ke organisasi yang mempekerjakannya. 1). Teori Desonasi Positif Teori ini berusaha menjelaskan hubungan antara sikap dan perilaku. Disonasi berarti inkonsistensi (ketidakkonsistenan). Disonasi kognitif selalu mengacu pada setiap ketidaksesuaian yang mungkin ditentukan oleh seorang individu antara dua atau lebih sikapnya. Tingkat pengaruh yang diyakini dimiliki oleh individu terhadap unsur-unsur tersebut mempunyai dampak pada bagaimana ia dapat berkreasi terhadap disonasi itu. Jika ia menganggap disonasi itu sebagai akibat yang tidak bisa dikendalikan, dimana mereka tidak mempunyai pilihan maka lebih kecil kemungkinan mereka akan lebih terlibat pada perubahan sikap. 2). Hubungan A-B Hubungan yang diasumsikan antara sikap dan perilaku A-B (Attitude- Behavior). Sikap-sikap yang penting adalah sikap yang mencerminkan nilai-nilai pundamental, kepentingan diri, atau identifikasi dengan individu-individu atau kelompok yang dihargai seseorang pribadi. Sikap yang dianggap penting oleh individu atau oleh kelompok cenderung menunjukkan terdapat hubungan yang kuat dengan perilaku. Hubungan sikap dan perilaku lebih mungkin terjadi ketika tekanan sosial untuk berperilaku dengan cara tertentumempunyai kekuatan yang luar biasa, perbedaan itu cenderung mewarnai perilaku dalam organisasi, sehingga hubungan antara sikap dan perilaku (A-B) akan jauh lebih kuat jika sikap tetentu merujuk kesesuatu yang dengannya individu tersebut mengarahkan pada pengalaman pribadinya. 8

Makalah Perilaku Individu | By: Agus, Auladaningsih, Imas

3). Teori Persepsi Diri Merupakan suatu teori yang mengkaji pengaruh antara persepsi dengan sikap. Dalam teori ini sikap digunakan setelah fakta muncul untuk membenarkan tindakan tertentu yang telah terjadi.teori persepsi diri telah mendapatkan dukungan yang kuat ketika sikap perilaku tradisional pada umumnya positif maka hubungan antara perilaku dan sikap lebih kuat. 3. Kepuasan kerja Kepuasan kerja lebih umum didefinisikan sebagai kepuasan individu terhadap pekerjaannya. Dalam bekerja manusia membutuhkan interaksi dengan teman kerjanya, para atasan, memenuhi aturan-aturan organisasi, memenuhi standar kerja yang seringkali kurang dari ideal dan sebagainya. Berbagai faktor yang mempengaruhi penurunan kepuasan kerja yang mengakibatkan adanya upaya majikan dalam memberdayakan produktivitas melalui peningkatan beban kerja karyawan yang semakin banyak dilaporkan oleh para pekerja adalah bahwa mereka mempunyai kendali kecil atas pekerjaan mereka. Akan tetapi kenyataanya kepuasan kerja akan meningkat jika upah meningkat. a. Dampak kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan Terdapat hubungan antara kepuasan kerja dengan kinerja, ketika data kepuasan dan produktivitas dikumpulkan pada organisasi secara menyeluruh bukan pada tingkat individu, akan tetapi pada organisasi yang mempunyai lebih sedikit karyawan yang puas cenderung lebih efektif dalam pekerjaannya. b. Kepuasan dan Kehadiran Kita menemukan hubungan timbal balik yang konsisten antara kepuasan dan kehadiran dari pekerjaannya faktor-faktor yang lain mendapat dampak pada bulan tersebut yang mengurangi koefisien hubungan. c. Kepuasan dan pengunduran diri Kepuasan kerja lebih penting dalam mempengaruhi karyawan dari pada mempertahankan karyawan buruk untuk tetap bertahan, karena kemungkinan karyawan yang mempunyai kinerja yang baik akan lebih bertahan dibandingkan dengan karyawan yang berkinerja buruk karena dapat menerima pengakuan, pujian, dan hadiah lain yang memberi mereka alasan untuk lebih bertahan. Bentuk ketidakpuasan karyawan dapat diungkapkan dalam sejumlah cara antara lain: 1. Keluar, perilaku yang diarahkan dengan meninggalkan organisasi yang meliputi mencari baru sekaligus mengundurkan diri. 2. Suara, upaya aktif dan konstruktif dalam upaya memperbaiki diri, mendiskusikan masalah dengan atasan sebagai bentuk kegiatan perserikatan. 3. Kesetiaan, ungkapan yang dilakukan secara pasif dengan cara menunggu keadaan yang membaik, yang meliputi pembelaan organisasi dan keritik eksternal dan mempercayai organisasi dan manajemennya untuk melakukan yang terbaik. 4. Pengabdian, secara pasif membiarkan organisasinya memburuk dengan melakukan keterlambatan kronis, penurunan usaha, dan peningkatan tingkat kesalahan. Kepuasan kerja menjadi penentu utama dalam kewargaan organisasi (OCB), karyawan puas kemungkinan besar untuk berbicara secara positif tentang organisasi, membantu orang lain dan membuat pekerjaan melampauai pikiran mereka. Selain itu karyawan yang puas akan lebih patuh terhadap panggilan tugas karena mereka ingin mengulang pengalaman positif mereka. Dalam organisasi jasa kesetiaan dan ketidak setiaan pelanggan sangat tergantung pada karyawan, karyawan puas kemungkinan lebih 9

Makalah Perilaku Individu | By: Agus, Auladaningsih, Imas

besar untuk ramah, ceria, dan respon yang dihargai pelanggan dan karyawan yang lebih puas kemungkinan kecil akan memundurkan diri. F. KEPRIBADIAN Ketika kita berbicara tentang keperibadian, kita tidak berbicara bahwa orang mempunyai pesona pandangan positif terhadap kehidupan. Ketika seorang psikolog berbicara tentang kepribadian mereka menggambarkan hal dinamik yang menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh sistem psikologis seseorang. Gordon Allport mengatakan bahwa keperibadian adalah organisasi dinamik dalam individu dan mempunyai sistem psikologis yang menentukan penyesuaian unik terhadap lingkungan. Keperibadian seseorang dipengaruhi oleh hasil dari keturunan dan lingkungan. Faktor keturunan ditentukan oleh faktor-faktor sejak lahir, misalnya ukuran fisik, daya tarik wajah, jenis kelamin, tempramen, komposisi dan refleksi otot merupakan sebuah ritme yang dianggap dari orang tua yakni susunan biologis, psikologis, fisiologis inheren mereka. Akan tetapi jika keperibadian sepenuhnya ditentukan oleh faktor keturunan, ciriciri tersebut sudah ada sejak dilahirkan dan tidak ada pengalaman yang bisa menggantikannya, yang hal itu sangat tidak mungkin untuk merubah faktor tersebut. Padahal faktor keperibadian tidak sepenuhnya di tentukan oleh faktor keturunan. Diantara faktor yang memberi tekanan pada pembentukan keperibadian adalah kebudayaan dimana kita dibesarkan, pengkondisian awal, keluarga, teman, kelompok sosial dan pengaruhpengaruh lain yang kita alami. Faktor lingkungan ini mempunyai peranan yang penting dalam membentuk keperibadian kita. Selain itu situasi juga mempengaruhi dampak keturunaan dan lingkungan pada kepribadian individu, walaupun pada umumnya stabil dan konsisten dalam situasi yang berbeda-beda, yang menimbulkan situasi aspek yang berbeda pada seseorang, oleh karena itu sebaiknya dalam melihat pola-pola keperibadian tidak secara terpisah. a. 1. Ciri-ciri kepribadian. Indikator Tipe Myers-Briggs (MBTI) Merupakan tes kepribadian yang menggunakan empat karakteristik dan mengklasifikasi orang kedalam 1 sampai dengan 16 tipe kepribadian. Individu diklasifikasikan sebagai ekstovert dan introvert (E atau I), tajam atau intuitif (S atau N), pemikir atau perasa (T atau F) dan memahami atau menilai (P atau J) klasifikasi tersebut kemudian di gabung menjadi 16 tipe kepribadian, yang dapat dilihat dalam table berikut: Tabel 3 Tipe Kepribadian Myers-Briggs Dingin vs Ramah Kurang cerdas vs lebih cerdas Terpengaruh perasaan vs secara emosional stabil Mengalah vs dominan Serius vs ringan hati Ceroboh vs cermat Penakut vs petualang Keras hati vs sensitive Percaya vs curiga Praktis vs imajinatif Langsung vs penuh pertimbangan Percaya diri vs cemas Konservatif vs suka mencoba Tergantung kelompok vs mandiri Tidak terkendali vs terkendali Santai vs tegang 10

Makalah Perilaku Individu | By: Agus, Auladaningsih, Imas

b.

Model Lima Besar Suatu badan riset sangat mendukung lima dimensi dasar saling mendukung dan mencakup sebagian besar perbedaan keperibadian manusia, faktor-faktor lima besar tersebut adalah: a. Ekstroversi, merupakan dimensi kepribadian yang menggambarkan seseorang yang sangat supel, riang dan percaya diri. b. Kemampuan untuk bersepakat, merupakan suatu dimensi yang menggambarkan seseorang yang bersifat baik, kooperatif dan mempercaya. c. Kemampuan untuk mendengarkan suara hati, dimensi keperibadian yang menggambarkan seseorang yang bertanggung jawab, dapat diandalkan, stabil dan tertata. d. Stabilitas emosi merupakan keperibadian yang mencirikan seseorang sebagai seorang yang tenang, percaya diri, tentram (positif) versus gugup, tertekan dan tidak tertekan (negatif). e. Keterbukaan terhadap pengalaman merupakan dimensi keperibadian yang mencirikan seseorang berdasarkan imajinasi, sensivitas dan keingintahuan. Selain itu terdapat terdapat indikator yang berpengaruh terhadap keperibadian seseorang yang dapat mempengaruhi perilaku dalam organisasi Pertama, mereka yang meyakini bahwa mereka yang mengendalikan nasib mereka disebut dengan kondisi internal, Kedua, mereka melihat bahwa kekuatan mereka dikendalikan oleh kekuatan luar, atau yang disebut dengan kekuatan eksternal. Ketiga, fokus seseorang yang dikendalikan oleh sumber nasibnya atau disebut dengan lokus kendali. Meciavellianisme Meciavellianisme diambil dari nama Niccolo Maciavelli, yang menulis cara mendapatkan dan menggunakan kekuasaan. Individu yang Meciavellianismenya tinggi bersifat pragtis, menjaga jarak emosi, dan yakin bahwa tujuan dapat dicapai dengan menghalalkan segala cara. Orang-orang yang Machnya tinggi lebih banyak melakukan manipulasi, lebih sering menang, kurang bisa dibujuk, dapat diperlunak oleh fakor-faktor situasi. Orang-orang yang muchnya tinggi akan berkembang dengan situasi: 1). Ketika mereka berinteraksi dengan orang lain dan bukan berinteraksi secara tidak langsung. 2). Ketikaterjadi situasi dengankaidah aturan yang minimal sehingga memungkinkan terciptanya ruang gerak untuk berimprovipasi 3). Ketika keterlibatanpada rincian-rincian tidak relevan menyingkirkan orang yan muchnya rendah. Keyakinan Diri (self esteem- SE) SE merupakan suatu kondisi dimana orang tersbut tidak menyukai diri mereka sendiri. Orang yang SE-nya rendah akan tergantung pada penggunaan evaluatif dan permintaan evaluasi positif dengan orang lain. Akibatnya mereka lebih mungkin untuk mencari pengakuan dari orang lain dan lebih suka berkompromi dengan keyakinan dan perilaku orang-orang yang mereka hargai dibandingkan dengan orang yang SE-nya tinggi. Dalam posisi manajerial, SE rendah cenderung memperhatikan cara menyenangkan orang lain dan oleh karenanya kurang mungkin mengambil langkahlangkah yang kurang popular di banding dengan orang-orang dengan SE tinggi Pemantauan merupakan suatu ciri kepribadian yang mengukur kemampuan individu dengan menyesuaikan perilakunya dengan faktor-faktor situasi eksternal. Orangorang dengan pemantauan diri yang tinggi memperlihatkan kemampuan menyesuaikan 11

c.

d.

Makalah Perilaku Individu | By: Agus, Auladaningsih, Imas

diri yang tinggi dan menyesuaikan perilaku mereka dengan faktor-faktor situasi eksternal. Orang yang mempunyai pemantauan diri tinggi akan mampu menyajikan kontradiksi yang mencolok antara personal publik dan diri pribadi mereka. Orang yang mempunyai pemantauan diri rendah tidak dapat menyamarkan diri dengan cara itu mereka cenderung menampilkan disposisi dan sikap mereka yang sebenarnya dalam setiap situasi oleh karena itu terdapat konsistensi perilaku sikap mereka denga apa yang mereka lakukan. Dalam memanfaatkan peluang orang orang sangat berbeda, kecenderungan mereka ada memanfaatkan rsiko dan ada pula yang menghindari resiko, berapa banyak waktu yang mereka butuhkan untuk mengambil keputusan dan berapa banyak informasi yang mereka perlukan sebelum menentukan pilihan mereka. Pada umumnya para manajer dalam organisasi yang besar cenderung menghindari resiko berbeda dengan para wirausahawan yang cenderung berorientasi pada mengambil resiko dalam memanfaatkan bisnis-bisnisnya. Hal itu dapat menjadi sebuah hambatan besar bagi akuntan yang melakukan kegiatan pengauditan, oleh karena itu kebanyakan akuntan disuatu perusahaan akan di isi dengan orang yang cenderung lebih rendah dalam mengambil resiko. e. Kepribadian tipe A Kepribadian tipe A cenderung lebih agresif dalam perjuangan selama bertahuntahun untuk meraih lebih banyak dan waktu yang lebih sedikit dan jika perlu melawan upaya lain atau orang lain yang menentang. Adapun sifat sifat keperibadian tipe A: 1. Serba cepat dalam bergerak, berjalan dan makan 2. Merasa tidak sabar atas tingkat kejadian sebagian peristiwa yang berlangsung 3. Berusaha keras untuk berfikir, untuk melakukan dua hal atau lebih sekaligus 4. Tidak dapat menikmati waktu luang 5. Terobsesi dengan jumlah, mengukur kesuksesan berdasar berapa banyak yang mereka peroleh Sangat kontras perbedaan keperibadian tipe A dengan tipe B, yang pada umumnya orang yang mempunyai kepribadian tipe B jarang didorong oleh keinginan untuk mendapatkan barang yang jumlahnya semakin meningkat dan partisipasi dan semakin banyak rangkaian peristiwa terakhir dalam waktu yang semakin menurun. Adapun sifat-sifat tipe B adalah: 1. Tidak pernah mengalami keterdesakan waktu atau ketidaksabaran 2. Merasa tidak perlu memamerkan atau membahas prestasi mereka atau apa yang sudah mereka capai kecuali paparan itu dituntut oleh situasi 3. Bermain untuk mendapatkan kegembiraan dan relaksasi dan bukan untuk memperlihatkan suprioritas mereka. 4. Dapat santai tampa merasa bersalah. Teori Kecocokan orang dengan pekerjaan Mengidentifikasi enam tipe kepribadian dan mengusulkan bahwa tipe kepribadian dan lingkungan kerja membentuk kepuasan dan pengunduran diri. Ciri-ciri dari model ini adalah: 1. Terdapat perbedaan-perbedaan intrinsic dalam kepribadian dalam kalangan individu 2. Terdapat jenis-jenis pekerjaan yang berbeda 3. Ruang dan lingkugan yang kongruen dengan tipe kepribadian mereka akan lebih luas dan berpeluang dan lebih kecil untuk mengundurkan diri disbanding orang yang lebih kongruen. Teori kecocokan organisasi-orang 12

f.

g.

Makalah Perilaku Individu | By: Agus, Auladaningsih, Imas

Sejauh organisasi menghadapi lingkungan yang dinamik dan berubah menuntut karyawan yang siap bealih tugas dan terus beralih kesepuluh tim. Mungkin lebih penting bahwa kepribadian-kepribadian karyawan cocok dengan seluruh kebudayaan dengan karakteristik pekerjaan Biasanya orang yang tidak cocok dengan kepribadiannya akan cenderung meninggalkan organisasinya. Dengan menggunakan model lima besar misalnya kita dapat memberikan bahwa orang yang ekstoversi tinggi lebih cocok edengan kebudayaan yang agresif dan berorientasi tim, orang dengan tingkat kesepakatan tinggi akan cocok dengan organisasi yang suportif dibanding dengan orang yang berfokus pada keagresifan, keterbukaan tinggi terhadap pengalaman lebih cocok dengan organisasi-organisasi yang menekan inovasi organisasi bukan standarisasi. G. PERSEPSI DAN KEPUTUSAN INDIVIDU Apa yang dimaksud dengan persepsi? seperti diketahui yang dimaksud dengan Persepsi menurut Robbins dan Timothy A. Judge, adalah; proses dimana individu mengatur dan menginterprestasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungannya. Namun apa yang diterima seseorang bisa berbeda dari realitas objektif yang diharapkan.4 Mengapa persepsi itu penting dalam studi perilaku organisasi, karena dari perilaku individu inilah persepsi mendasari cara pandang mereka dalam menghadapi kenyataan hidup, dalam melakukan proses aktifitas atau kegiatan untuk mencapai tujuan yang akan memberikan hasil yang terbaik sesuai dengan harapan mereka. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Dalam menjelaskan bagaimana seseorang atau individu bisa melihat sesuatu hal yang sama, namun dalam mengartikan akan apa yang dilihatnya berbeda-beda. Hal ini dapat saja terjadi dikarenakan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor ini bisa terletak dalam diri pembentuk persepsi itu sendiri (dalam diri individu yang bersangkutan), atau dalam diri objek (target) yang di artikan, atau dalam konteks setuasi dimana persepsi tersebut dibentuk. (Lihat Gambar 1).

Gambar 1; Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persepsi


Faktor-faktor Dalam Diri Pengarti : Sikap-sikap Motif-motif Minat-minat Pengalaman Harapan-harapan Faktor-faktor dalam setuasi; Waktu Keadaan kerja Keadaan sosial

Persepsi

(Jakarta, Penerbit : Salemba Empat), 2007, hal. 175 Latar belakang Kedekatan 13 Makalah Perilaku Individu | By: Agus, Auladaningsih, Imas Kemiripan

Faktor-faktor Dalam Diri Target; : Sesuatu yang baru Gerakan Suara Stephen P. Robbins Timothy A. Judge,Perilaku Organisasi (Penterjermah : Diana Angelica), Ukuran

Karakteristik target yang sering di observasi dan yang bisa mempengaruhi apa yang diartikan individu yang bersuara keras cenderung diperhatikan dalam sebuah kelompok dibandingkan individu yang diam. Konteks di mana kita melihat berbagai objek atau peristiwa, itu juga penting. Waktu adalah sebuah objek atau peristiwa yang dilihat, dapat mempengaruhi perhatian, seperti halnya; lokasi, cahaya, panas, dan lain sebagainya. Teori hubungan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi sebuah persepsi. Persepsi kita terhadap individu berbeda dengan persepsi kita tentang bendabenda mati, seperti kursi, jendela, rumah, karena kita membuat kesimpulan tentang berbagai tindakan dari individu yang tidak kita temui pada benda-benda mati. Teori hubungan ini merupakan suatu usaha ketika individu-individu mengamati perilaku untuk menentukan apakah hal ini disebabkan secara internal atau eksternal. H. MOTIVASI Setiap individu memiliki kondisi internal, dimana kondisi internal tersebut turut berperan dalam aktifitas dirinya sehari-harinya. Salah satu kondisi internal tersebut adalah motivasi. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Definisi motivasi di sini adalah; sebuah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya.5 Motivasi juga dapat dikatakan sebagai perbedaan antara dapat melaksanakan dan mau melaksanakan. Motivasi di sini adalah kekuatan, baik dari dalam maupun luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan kata lain motivasi juga dapat dikatakan sebagai proses untuk mencoba mempengaruhi orang atau orang-orang yang dipimpinnya agar melakukan pekerjaan yang diinginkan, sesuai dengan tujuan tertentu yang telah ditetapkan lebih dahulu.6 1. Beberapa Teori Mengenai Motivasi; a. Teori Kebutuhan; Dalam hal ini ada empat teori yang terfokus pada kebutuhan-kebutuhan. Teoriteori ini adalah hierarki Maslow, ERG, teori kebutuhan McClellend, dan teori dua faktor. Tidak ada satupun dari teori-teori ini yang mendapat dukungan penjelasan secara luas, meskipun teori dari McClelland inilah yang terkuat yang ada hubungannya antara pencapaian dan produktivitas. b. Teori Harapan; Teori harapan didasarkan pada keyakinan bahwa orang dipengaruhi oleh perasaan mereka tentang gambaran hasil tindakan mereka. Sebagai contoh; bahwa orang yang menginginkan kenaikan pangkat, akan menunjukkan kinerja yang baik kalau mereka menganggap kinerja yang tinggi diakui dan dihargai dengan kenaikan pangkat.
5 6

Stephen P. Robbins Timothy A. Judge, ibid., hal. 222 Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd., Teori Motivasi & Pengukuran Analisis Di Bidang Pendidikan (Jakarta, Penerbit : Bumi Aksara), 2007, hal. 1

14

Makalah Perilaku Individu | By: Agus, Auladaningsih, Imas

Teori ini berfokus pada variable-variabel kinerja. Dimana terbukti memberikan sebuah penjelasan yang relatif kuat mengenai produktifitas karyawan, ketidakhadiran, dan perputaran karyawan. Tetapi teori ini mengasumsikan bahwa karyawan memiliki sedikit batasan dalam keleluasaan keputusan mereka sendiri. c. Teori Adilan/Keadilan Organisasional; Teori ini berhubungan dengan variabel produktivitas, kepuasan, ketidakhadiran, dan perputaran karyawan. Yang paling penting di sini adalah kalau teori ini memberikan ide untuk penelitian mengenai keadilan organisasional, yang lebih banyak dukungannya dalam literature.

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Perilaku organisasi dipengaruhi oleh karakter dan kemampuan individu. Karakter dan kemampuan individu yang berlangsung lama yang membentuk prilaku organisasi. 2. Kemampuan individu dalam perilaku organisasi terdiri dari kemampuan Inteletual, multiple intellegences, dan kemampuan fisik. 3. Nilai-nilai mempunyai dampak langsung terhadap perilaku, dan nilai-nilai sangat kuat dalam mempengaruhi sikap seseorang. Oleh karena itu, pengetahuan atas sistem nilai individu akan memberikan gambaran atas nilai-nilai tersebut. Para manajer lebih menghargai, lebih mengevaluasi positif, dan memberikan imbalan kepada karyawan yang cocok. Hal tersebut akan membantu para manajer untuk mendapatkan karyawan yang mempunyai system nilai yang selaras dengan organisasi. 4. Persepsi merupakan proses dimana individu mengatur dan menginterprestasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungannya. Karena persepsi penting dalam studi perilaku organisasi, dari perilaku individu inilah persepsi mendasari cara pandang mereka dalam menghadapi kenyataan hidup, dalam melakukan proses aktifitas atau kegiatan untuk mencapai tujuan yang akan memberikan hasil yang terbaik sesuai dengan harapan mereka. 5. Sedangkan motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. B. SARAN 1. Perilaku organisasi sangat dupenagruhi oleh karakter dan kemampuan individu. Organisasi sebaiknya memperhatikan perekrutan individu dan mempunyai tahaptahap perekrtutan yang kompeten. 2. Para manajer dalam merekrut karyawan sebaiknya harus melihat sikap para calon karyawan yang akan di pekerjakan, karena sikap akan mempengaruhi perilaku yang akan berdampak pada kemajuan organisasi. 3. Cara pandang seseorang sebagai individu yang memiliki tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya, hendaknya sesuai dengan cara sudut pandangnya atas apa yang di lihat, dirasa, maupun yang diharapkannya. Untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

15

Makalah Perilaku Individu | By: Agus, Auladaningsih, Imas

Anda mungkin juga menyukai