Anda di halaman 1dari 8

ELECTROMAGNETIC PULSE EMP - GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

NAMA NPM FAKULTAS JURUSAN MATA KULIAH DOSEN

: : : : : :

Jonathan Martin Limbong 1006706845 TEKNIK Teknik Elektro ELEKTROMAGNETIK Ir. Amien Rahardjo M.T

DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2012


1

Electromagnetic Pulse Gelombang Elektromagnetik


Oleh :Jonathan Martin Limbong

I.

PENGENALAN Electromagenetic Pulse (Getaran Gelombang Elektromagnetik) atau biasa

disebut EMP adalah sebuah ledakan radiasi elektromagnetik. Gelombang perusak ini biasanya dating dari suatu ledakan energi yang besar, contohnya ledakan nuklir. Hasil dari ledakan radiasi elektromagnetik itu akan merubah secara cepat dan terusmenerus baik medan magnet dan medan listrik dari area yang terkena ledakan, sehingga merusak semua alat elektronik yang terkena daerah ledakan radiasi elektromagnetik. EMP tergolong alat atau senjata militer. Sebab fungsi utama dari EMP adalah mematikan/ merusak semua alat elektronik dalam radius ledakan radiasi elektromagnetik. Tetapi ledakan tersebut tidak mematikan bagi manusia, karenanya EMP penting dimiliki sebagai senjata militer.

Gambar 1: Contoh ledakan EMP.

II.

SEJARAH

Fakta bahwa EMP diproduksi dari sebuah ledakan nuklir tidak langsung diketahui pada saat uji coba senjata nuklir. Efek dari EMP yang mematikan semua alat elektronik,tidak disadari untuk beberapa waktu. Sebab alat elektronik yang rusak/ mati tersebut pasti akan hancur juga terkena ledakan nuklir. Sebetulnya yang terjadi pada ledakan nuklir adalah saat nuklir jatuh menyentuh tanah atau bumi, faktanya untuk waktu yang singkat nuklir tidak akan langsung meledak, tetapi nuklir akan mengirimkan sebuah gelombang dengan energi yang tinggi. Gelombang itulah yang kita kenal dengan EMP. EMP akan mematikan semua alat elektronik, namun efek itu menjadi tidak berarti karena langsung dihancurkan oleh ledakan nuklir. Saat uji coba senjata nuklir oleh Amerika Serikat untuk pertama kalinya saat 16 Juli 1945, alat-alat elektronik diberi perlindungan. Hal itu dikarenakan pendapat Enrico Fermi akan adanya gelombang elektromagnetik dari sumber ledakan nuklir. Secara resmi terjadi sebuah kasus saat itu dimana alat-alat perekam dasar kehilangan data-data yang direkam setelah ledakan nuklir itu terjadi. Sebuah demonstrasi ledakan nuklir bernama Starfish Prime yang merupakan demonstrasi ledakan nuklir pada ketinggian 400 kilometer di atas permukaan Laut Pasifik. Ternyata perhitungan & perkiraan Ilmuwan saat itu salah, sehingga gelombang EMP sampai ke Hawai (sekitar 1500 kilometer dari ledakan), merusakkan sekitar 300 lampu jalan, membunyikan banyak alarm pencuri dan merugikan alat dari perusahaan telepon. III. KARAKTERISTIK dari EMP Nuklir Faktanya, EMP tidak hanya ditimbulkan oleh ledakan nuklir. Namun lebih mudah diciptakan pada ledakan nuklir. EMP yang ditimbulkan oleh ledakan nuklir memiliki gelombang elektromagnetik yang berbeda, yaitu gelombang elektromagnetik yang lebih kompleks. Gelombang yang kompleks itu biasanya didefinisi sebagai 3 komponen. Ketiga komponen itu disebut E1, E2 & E3.

E1
Karakteristik yang pertama dari E1 adalah, komponen EMP yang sangat cepat. Komponen dari E1 adalah medan elektromagnetik yang sangat cepat/ singkat namun sangat kuat yang dapat menyebabkan tegangan sangat tinggi pada konduktor elektrik dalam waktu cepat. Komponen dari E1 tersebut menyebabkan kerusakan besar dari kemampuannya untuk menyebabkan tegangan breakdown. 3

Komponen dari E1 itulah yang mampu menghancurkan komputer dan alat-alat komunikasi karena komponen tersebut berganti sangat cepat. Komponen dari E1 tercipta saat radiasi gamma dari ledakan nuklir mendorong elektron di atmosfer keluar dari atom mereka. Elektron mulai berpencaran ke arah bawah pada kecepatan 90% dari kecepatan cahaya. Dengan tidak adanya medan magnet, maka hal tersebut akan menyebabkan terciptanya arus listrik yang sangat besar di atas atmosfer dari area yang bersangkutan terkena pencaran elektron. Kemudian medan magnet bumi akan mengambik alih arah pergerakan dari elektron tersebut, biasanya ke arah bawah.

Gambar 2: Komponen Radiasi Gamma yang mendorong elektron.

Fisikawan Conrad Longmire telah memberikan perhitungan untuk kasus E1 yang tercipta dari generasi nuklir sebagai senjata perang. Menurut dia ketika sinar gamma bertabrakan dengan elektron dari atom-atom di atmosfer, sinar gamma tersebut mendorong keluar elekron. Hal tersebut dikenal dengan nama Efek Compton dan hasilnya menghasilkan arus yang dikenal dengan sebutan Compton Current. Sinar gamma tersebut telah mentransfer setengah dari energinya kepada elektron . Elektron-elektron awalnya mempunyai sekitar 1MeV. Setelah terkena sinar gamma, maka hal itu menyebabkan elektron terbang dengan kecepatn 94% kecepatan Cahaya, dan hukum Relatifitas menyebabkan elektron-elektron berenergi tinggi ini memiliki kenaikan massa sebesar 3 kali massa normalnya. Jika tidak ada medan geomagnetik dan tidak ada atom-atom pada atmosfer bawah, elekton akan terus berterbangan dengan rata-rata kerapatan arus 48 ampere per meter persegi. Medan magnet bumi yang memiliki kemiringan kebawah mempengaruhi pergerakan elektron untuk ledakan nuklir di ketinggiaan (udara). Seperti dimisalkan 4

adanya ledakan nuklir diatas negara Amerika Serikat, maka medan E1 dari ledakan akan cenderung berbentuk U, sebab Amerika Serikat berada diatas garis khatulistiwa bumi.

Gambar 3: Medan E1 yang terbentuk dari ledakan nuklir di atas Amerika Serikat akan cenderung membentuk huruf U, sebab elektron dipengaruhi oleh medan magnet Bumi

Pada ekuator atau khatulistiwa maka medan E1 yang terbentuk akan cenderung menjadi simetris(lingkaran) yang terbentuk dari pusat ledakan nuklir. Elektron yang terlempar oleh radiasi gamma pada medan E1 akan bertabrakan dan pada akhirnya berhenti oleh sebab atom-atom yang terdapat di udara, yang seharusnya elektron-elektron tersebut dapat memutari bumi akibat pengaruh medan magnet bumi. Sebagai kesimpulan, E1 adalah gelombang elektromagnetik yang disebabkan oleh interaksi antara elektron yang bergerak cepat dan terbebankan negative, dengan medan magnet. Gelombang tersebut biasanya naik menjadi nilai tertinggi dalam waktu 5 nano-detik. Lalu kemudian akan turun kembali menjadi setengah dari harga puncak dalam waktu 200 nano-detik. Semua proses E1 terjadi dalam waktu 1 micro-detik (1000 nano-detik) yang melibatkan elektron sebanyak 1025. Proses dari radiasi gamma yang menabrak elektron pada atom di atmosfer pertengahan, menciptakan atmosfer tersebut menjadi konduktor sementara karena adanya ionisasi, suatu proses lainnya yang memblokir sinyal elektromagnetik lain dan menciptakan kekuatan medan menjadi sekitar 50.000 Volt per meter. Kekuatan E1 tersebut tergantung dari intensitas radiasi sinar gamma yang tercipta dari senjata

nuklir dan kecepatan pemancaran sinar gamma. Selain itu E1 besarnya juga tergantung dari ketinggian nuklir diledakkan.

E2
Komponen-komponen dari E2 tercipta dari persebaran sinar gamma dan gamma inelastic yang dihasilkan oleh neutron dari senjata nuklir. Komponen E2 adalah "waktu antara" gelombang itu, , berlangsung dari sekitar 1 mikrodetik untuk 1 detik setelah awal dari gelombang elektromagnetik. Komponen E2 memiliki banyak kesamaan dengan gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh petir, meskipun gelombang elektromagnetik yang disebabkan oleh sambaran petir di dekatnya mungkin jauh lebih besar daripada komponen E2 dari EMP nuklir. Karena kesamaan untuk gelombang kilat-disebabkan dan meluasnya penggunaan teknologi proteksi petir, gelombang E2 umumnya dianggap yang paling mudah untuk melindungi. Menurut komisi EMP Amerika Serikat, potensi masalah utama dengan komponen E2 adalah kenyataan bahwa ia akan segera mengikuti komponen E1, yang mungkin telah merusak perangkat yang biasanya terlindungi terhadap E2. Menurut Laporan Komisi Eksekutif EMP tahun 2004, "Secara umum, tidak akan menjadi masalah bagi sistem infrastruktur kritis karena mereka telah memiliki cara perlindungan untuk pertahanan terhadap sambaran petir. Risiko yang paling signifikan adalah sinergisitas, karena komponen E2 mengikuti sebagian kecil dari satu detik dalam masa terjadinya komponen pertama E1, yang memiliki kemampuan untuk merusak atau menghancurkan fitur pelindung dan kontrol banyak.

E3

Komponen E3 sangat berbeda dari dua komponen utama lainnya EMP nuklir.Komponen E3 pulsa adalah gelombang yang sangat lambat, dapat bertahan hingga ratusan detik, yang hal tersebut disebabkan oleh ledakan nuklir serta menaik-turunkan medan magnet bumi keluar dari jalur, lalu diikuti oleh pemulihan medan magnet ke tempat awalnya. Komponen E3 memiliki kesamaan dengan badai geomagnetik disebabkan oleh badai matahari yang sangat parah. Seperti badai geomagnetik, E3 dapat menghasilkan arus yang teriinduksi secara geomagnetic dalam konduktor listrik yang panjang, yang kemudian dapat merusak komponen seperti transformator daya. 6

Karena kesamaan antara badai matahari geomagnetik dan E3 nuklir, maka untuk badai matahari geomagnetik dikenal sebagai "EMP - Solar". Pada kenyataannya di bumi, bagaimanapun, "EMP Solar (EMP Matahari)" tidak dikenal untuk menghasilkan komponen E1 atau E2.

PRAKTIKAL dari EMP NUKLIR


Teknologi lama yang bekerja atas prinsip tabung vakum adalah peralatan yang umumnya jauh lebih kuat terhadap EMP dibandingkan dari peralatan terbaru yang ada saat ini. Pada Era Perang Dingin Soviet pesawat militer sering lebih banyak memiliki alat-alat elektronik berdasarkan prinsip tabung vakum karena keterbatasan baik di kemampuan ekonomi untuk membeli teknologi yang lebih dan keyakinan bahwa peralatan tabung-vakum akan bertahan lebih baik. Meskipun tabung vakum jauh lebih tahan terhadap EMP, komponen lain dalam sirkuit tabung vakum dapat dirusak oleh EMP. Peralatan vakum tabung benar-benar rusak pada tahun 1962 saat pengujian nuklir EMP. Juga, teknologi lebih canggih RRC-77 VHF - Manpackable 2-Way radio selamat atas pengujian EMP. Versi mula-mula dari RRC-25, hampir sama dengan vakum tabung kecuali untuk tahap amplifikasi akhir, dan telah diuji dalam simulator EMP tetapi tidak disertifikasi untuk tetap berfungsi penuh. Banyak ledakan nuklir terjadi menggunakan bom yang dijatuhkan oleh pesawat. Pesawat B-29 yang menjatuhkan senjata nuklir di Hiroshima dan Nagasaki tidak kehilangan daya akibat kerusakan sistem mereka listrik atau elektronik. Hal ini hanya karena elektron (didorong dari udara dengan sinar gamma, E1) dihentikan dengan cepat di udara normal untuk semburan dibawah jarak 10 km (sekitar 6 mil), sehingga mereka tidak mendapatkan kesempatan untuk secara signifikan dibelokkan oleh medan magnet bumi (menyebabkan EMP kuat hanya terlihat dalam semburan ketinggian tinggi), sehingga penggunaan terbatas oelh ketinggian ledakan untuk EMP yang lebih luas. Jika pesawat yang membawa bom Hiroshima dan Nagasaki telah dalam zona radiasi nuklir ketika bom meledak di atas kota-kota, maka mereka akan menderita efek dari pemisahan muatan (radial) EMP. Tapi ini hanya terjadi dalam radius ledakan berat bagi ledakan dibawah ketinggian sekitar 10 km. Selama uji coba nuklir pada tahun 1962, gangguan EMP dialami pesawat KC135 pesawat terbang fotografi yang terbang sekitar 300 km (190 mil) dari ledakan 7

nuklir Bluegill Tripel Prime 410 kt (1.700 TJ) dan ledakan Kingfish 410 kt (1.700 TJ) (48 dan 95 km (30 dan 59 mil) meledak ketinggian, masing-masing). Tetapi elektronik pesawat yang penting memakai teknologi kurang canggih dari hari ini kebanyakan saat ini dan pesawat mampu mendarat dengan aman.

Anda mungkin juga menyukai