Anda di halaman 1dari 38

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu sepanjang hidupnya. Sedangkan proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di dalamnya terjadi proses Siswa belajar dan guru mengajar dalam konteks interaktif, dan terjadi interaksi edukatif antara guru dan Siswa, sehingga terdapat perubahan dalam diri Siswa baik perubahan pada tingkat pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan atau sikap.1 Pendidikan memegang peranan penting yang menyangkut kemajuan dan masa depan bangsa, tanpa pendidikan yang baik mustahil suatu bangsa akan maju. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3 menyebutkan bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan Nasional. Berhasil atau tidak suatu pendidikan dalam suatu negara salah satunya adalah karena guru. Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan dan kemajuan anak didiknya. Dari sinilah guru dituntut untuk dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Untuk dapat mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Guru harus pandai memilih media yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan anak didik. Supaya anak didik merasa senang dan gembira dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, proses belajar mengajar yang di selenggarakan di sekolah atau lembaga formal, dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan diri Siswa secara terencana, baik perubahan dalam pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan atau sikap. Proses belajar mengajar di sekolah atau di lembaga formal sangat dipengaruhi oleh lingkungan belajar. Lingkungan belajar tersebut
1 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Bandung, 2001, hlm. 48

antara lain meliputi: Siswa, guru, karyawan sekolah, bahan atau materi pelajaran (buku paket, majalah, makalah dsb), sumber belajar lain yang mendukung dan fasilitas atau media belajar (laboratorium, pusat sumber belajar, perpustakaan yang lengkap dan sebagainya). Guru adalah orang yang penting statusnya di dalam kegiatan belajar mengajar, karena guru memegang tugas yang paling penting yaitu mengatur dan mengemudikan bahtera kehidupan kelas. Bagaimana suasana kelas berlangsung merupakan hasil kerja dari guru. Suasana dapat hidup, Siswa belajar tekun tapi tidak merasa terkekang atau sebagainya, suasana muram, Siswa belajar kurang bersemangat dan diliputi suasana takut. Itu semuanya sebagai akibat dari hasil pemikiran dan upaya guru. 2 Bersamaan dengan perkembangan zaman, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan juga mendorong guru untuk mengadakan upaya pembaharuan dalam proses kegiatan belajar mengajar dan memanfaatkan hasil-hasil teknologi. Guru di tuntut untuk mampu menggunakan alat-alat yang bisa memudahkannya dalam menjalankan proses belajar mengajar dan memudahkan Siswa dalam belajar, baik alat bantu yang sesuai dengan perkembangan zaman seperti komputer, LCD Proyektor, slide dan sebagainya. Ataupun alat bantu mengajar yang sederhana, murah dan efisien seperti gambar, grafik, dan bagan. Untuk mencapai tujuan pembelajaran di samping guru di tuntut mampu menggunakan alat-alat tersebut, guru juga di tuntut untuk mampu mengembangkan media pembelajaran yang akan digunakan tetapi tersedia, karena media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pembelajaran.3 Media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar banyak sekali, begitu juga dalam pembelajaran Sosiologi (Sosiologi ) juga bisa menggunakan media pembelajaran untuk memudahkan guru, Siswa dalam belajar. Media yang dimanfaatkan dalam pembelajaran Sosiologi antara lain: komputer, rekaman CD, LCD Proyektor, gambar, grafis (peta konsep) dan sebagainya. Media-media tersebut mempunyai karakteristik
2 Supriyadi Saputro, Dasar-dasar Metodologi Pengajaran Umum, IKIP, Malang, 1993 hlm. 4 3 Arief S, Media Pengajaran (Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatan), P.T Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 82

tersendiri, sehingga dapat memudahkan dalam mempelajari mata pelajaran Sosiologi formal. Berdasarkan paparan di atas bahwa proses belajar mengajar sebaiknya menggunakan media pembelajaran untuk mempermudahkan Siswa dalam memahami materi Sosiologi maka penulis terdorong untuk meneliti tentang: Penggunaan Media Audio-Visual Dalam Pembelajaran Sosiologi Guna Meningkatkan Pemahaman Siswi Kelas X.9 MAN Tambakberas, Jombang . B. Rumusan Masalah Berdasarkan diskripsi di atas dan agar lebih terfokus dalam pembahasan penelitian ini, maka peneliti memusatkan perhatian pada pertanyaan sebagai berikut: 1. Apakah Penggunaan Media Audio-Visual Dalam Pembelajaran Sosiologi Guna Meningkatkan Pemahaman Siswi Kelas X.9 MAN Tambakberas, Jombang ? 2. Bagaimanakah Penggunaan Media Audio-Visual Dalam Pembelajaran Sosiologi Guna Meningkatkan Pemahaman Siswi Kelas X.9 MAN Tambakberas, Jombang ? C. Tujuan Penelitian. Berdasarkan rumusan masalah yang kami susun di atas, maka penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui penggunaan media audio-visual dalam pembelajaran Sosiologi dapat meningkatkan Pemahaman Siswi Kelas X.9 di MAN Tambakberas, Jombang 2. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan media audio-visual dalam pembelajaran Sosiologi dapat meningkatkan Pemahaman Siswi Kelas X.9 di MAN Tambakberas, Jombang D. Hipotesis Penelitian (Sosiologi ) yang ada di sekolah-sekolah terutama di lembaga

Jika penggunaan media audio-visual dalam pembelajaran Sosiologi dioptimalkan, maka dapat meningkatkan Pemahaman Siswi Kelas X.9 di MAN Tambakberas, Jombang E. Manfaat penelitian. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut: 1. Bagi Lembaga. Sebagai pemberi informasi tentang hasil dari penggunaan media audiovisual dalam proses pembelajaran Sosiologi , serta sebagai bahan pertimbangan bagi lembaga untuk memberikan kebijakan kepada para guru dalam proses pembelajaran Sosiologi . 2. Bagi Guru. Agar guru lebih mudah dalam menyampaikan materi yaitu secara logis, praktis dan sistematis serta efektif dan efesien dalam mencapai hasil pembelajaran yang maksimal. 3. Bagi Siswa. Siswa agar lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan guru serta lebih mudah dalam memahami konsep dalam mata pelajaran Sosiologi untuk direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari. 4. Bagi Peneliti. Penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti dalam menggunakan media audio-visual dalam pembelajaran Sosiologi .

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Sosiologi 1. Pengertian Sosiologi Sosiologi merupakan ilmu yang masih tergolong muda, walaupun telah mengalami perkembangan cukup lama. Sosiologi terlahir sebagai ilmu pengetahuan yang tergolong paling akhir, sehingga Sosiologi didasarkan pada kemajuan yang telah dicapai oleh ilmu pengetahuan lainnya. Sosiologi mengalami perkembangan di Eropa Barat yang pada tahun 1984 oleh Auguste Comte diberi nama Sosiologi . Auguste Comte juga akhirnya disebut dan di kenal sebagai The Father Of Sociology atau bapak Sosiologi . Semula Sosiologi hanya memfokuskan diri sebagai ilmu murni atau pure science, yaitu ilmu pengetahuan yang bersifat teoritis dan abstrak. Namun, dengan perkembangan kehidupan dan kompleksitas kebutuhan manusia, akhirnya Sosiologi berkembang menjadi ilmu terapan atau applied science. Secara etimologis, Sosiologi berasal dari bahasa latin socious(teman) dan dari Bahasa Yunani yaitu logos(pembicaraan atau kata). Oleh karena itu, secara harfiah Sosiologi dapat diartikan brbicara mengenai teman atau masyarakat. Pengertian Sosiologi Menurut Para Pakar Max Weber Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan- tindakn sosial. Auguste Comte Sosiologi adalah ilmu yang pertama mempelajari manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan sesamanya. Pitirim A. Sorokin Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari: a) Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejalagejala sosial.

b) Hubungan dan Pengaruh timbal balik antara gejala sosial dan gejala nonsosial Ciri-ciri umum dan semua jenis gejala-gejala sosial.

Selo Soemarjan dan sulaiman Soemardi Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial. Paul B. Horton Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut. Mayor Polak Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai

keseluruhan, yakni hubungan antara manusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, baik kelompok formal maupun kelompok nonformal, atau kelompok dinamis maupun statis. 2. Tujuan dan Ruang Lingkup Pembelajaran Sosiologi . Secara umum, Sosiologi bertujuan untuk menghasilakan pengertian polapola umum dari suatu realitas sosial. a. Sosiologi bersifat empiris karena didasarkan pada pengamatan (observasi) terhadap kenyataan sosial dan hasilnya tidak bersifat spekulatif. b. Sosologi teoritis yang artinya sosiologi selalu berusaha untuk menyusn kesimpulan dari hasil observasi untuk menghasilkan teori keilmuan. c. Sosiologi bersifat komulatif yang artinya teori dalam sosiologi dibentuk atas dasar reori ynag sudah ada sebelumnya kemudian diperbaiki, diperluas, serta diperdalam. d. Sosiologi bersifat non etis yang artinya sosiologi tidak mempersoalkan baik buruknya fakta, tetapi yang lebih penting adalah menjelaska fakta tersebut secara analitis dan apa adanya.

Sosiologi mempunyai objek kajian manusia. Sosiologi mempelajari manusia dari aspek sosial yang disebut masyarakat. Manusia merupakan makhluk sosial yang berinteraksi dengan orang lain dalam kelompok masyarakat. Dalam interaksi tersebut, timbul produk-produk berupa nnilai dan norma yang dianut oleh anggota-anggotanya. Objek kajian sosiologi terdiri dari objek material dan objek formal. Objek material sosilogi adalah kehidupan sosial, gejala, dan proses hubungan antar manusia yang memengaruhi kesatuan hidup manusia sendiri. Sedanngakan objek formal sosiologi lebih di tekankan pada hubungan anatar manusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia dalam masyarakat. Dari objek kajian formal dan material, dapat diuraikan lebih lengkap sebagai berikut: a) Hubungan timbale balik antara manusia dengan manusia lain. b) Hubungan antara indifidu dengan kelompok c) Hubungan antara kelompok satu degan kelompok lain. d) Sifat dari kelompok sosial yang beraneka macam coraknya. B. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran Kata media merupakan bentuk jamak dari medium yang berarti perantara, sedangkan menurut istilah adalah wahana pengantar pesan. Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (Siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan audien (Siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujua yang ingin dicapai.4 Beberapa teknologi pembelajaran, banyak memberikan batasan definisi tentang media pembelajaran, diantaranya: 1. Menurut AECT (Association of Education end Communication Tecnonology) memberi batasan mengenai media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi.
4 Asnawir, Usman Basyiruddin, Media Pembelajaran, Ciputat Pers, Jakarta, 2002. hlm. 11

2. Menurut NEA (National Education Assocation) menyatakan bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya. Dan hendakanya dapat dimanupulasi, dilihat, didengar dan dibaca. 3. Gagne menyatakan bahwa, media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan Siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. 4. Briggs berpendapat, media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang Siswa untuk belajar, misalnya buku, film bingkai, kaset dan lain-lain.5 Perkembangan selanjutnya Martin dan Briggs (1986) memberikan batasan mengenai media pembelajaran yaitu mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan Siswa.6 Kesimpulan dari berbagai pendapat di atas adalah: 1. Media adalah wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada penerima pesan tersebut 2. Bahwa materi yang ingin disampaikan adalah pesan instruksional 3. Tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar pada penerima pesan (anak didik) Berdasarkan beberapa batasan tentang media pengajaran, maka dapat dikemukakan ciri-ciri umum yang terkandung dalam media pengajaran, antara lain: 1. Media pembelajaran memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu yang dapat dilihat, didengar atau diraba dengan panca indera. 2. Media pembelajaran memiliki pengertian non fisik yang dikenal sebagai soft ware (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang meupakan isi yang ingin disamapaikan kepada Siswa. 3. Penekanan media pembelajaran terdapat pada visual dan audio. 4. Media pembelajaran memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar
5 Soetomo, Dasar-dasarInteraksi Belajar Mnegajar, Usaha Nasional, Surabaya, 1993, hlm 197198 6 Opcit. Muhammad dkk, hlm. 91

baik dalam kelas maupun di luar kelas. 5. Media pembelajaran digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan Siswa dalam proses belajar mengajar. 6. Media pembelajaran dapat digunakan secara massa (misalnya: radio, televisi) kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya: slide, film, vidio,OHP) atau perorangan (misalnya: modul, komputer, radio, tape/kaset video recorder). 7. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan suatu ilmu.7 Jadi dari batasan-batasan dan ciri-ciri umum di atas media pengajaran berupa hard ware dan soft ware dan bisa dilihat serta didengar dan juga bisa membantu guru untuk memperlancar dalam proses belajar mengajar sehingga terjadi komunikasi dan interaksi edukatif. Dan membantu mempermudah Siswa dalam memahami pesan yang disampaikan oleh guru. 2. Jenis-jenis Media Pembelajaran Ada beberapa jenis media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar, antara lain:8 a. Media Grafis Media grafis adalah media visual. Dalam media ini, pesan yang akan disampaikan dapat dituangkan dalam bentuk simbol. Oleh karena itu simbolsimbol yang digunakan perlu difahami benar artinya, agar dalam penyampaian materi dalam proses belajar mengajar dapat berhasil secara efektif dan efisien. Media grafis berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan apabila tidak digrafiskan, misalnya: Faktor-fator pembentukan kepribadian, dan konsep lainnya. Media grafis selain sederhana dan mudah pembuatannya, media grafis juga termasuk media yang relatif murah ditinjau dari segi biayanya. Adapun jenisjenis media grafis, antara lain: 1. Gambar/Foto
7 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta , 2002, hlm 6

Media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Gambar/Foto merupakan bahasa yang umum yang dapat dimengerti dan dinikmati di manamana. Sebagaimana pepatah Cina mengatakan sebuah gambar berbicara lebih banyak daripada seribu bahasa. Dalam penggunaan media pembelajaran ini, gambarnya harus disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. 2. Sketsa Sketsa adalah gambar yang sederhana, atau draf kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Karena setiap orang yang normal dapat diajar menggambar, maka setiap guru yang baik haruslah dapat menuangkan ide-idenya dalam bentuk sketsa. Sketsa, selain dapat menarik perhatian Siswa, menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan, harganya pun tak perlu dipersoalkan karena media dibuat guru langsung. 3. Diagram Diagram adalah suatu gambar sederhana yang dirancang untuk menggambarkan hubungan timbal balik, yang menggunakan garis-garis dan simbol-simbol. Diagram biasanya menggambarkan struktur dari obyeknya secara garis besar, menunjukkan hubungan yang ada antar komponennya atau sifat-sifat proses yang ada di situ. 4. Bagan Bagan seperti halnya media grafis yang lain yaitu termasuk media visual. Fungsinya yang pokok adalah menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Bagan juga mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi. Pesan yang disampaikan biasanya berupa ringkasan visual suatu proses, perkembangan atau hubungan-hubungan penting. 5. Grafik Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, grafis atau gambar. Untuk melengkapinya seringkali simbol-simbol verbal digunakan pula di situ. Fungsinya adalah untuk menggambarkan data secara kuantitatif dan teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas. 6. Kartun

Kartun sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis, yaitu suatu gambar interpretatife yang digunakan simbol-simbol untuk menyampaikan sesuatu pesan secara cepat dan ringkas atau sesuatu sikap terhadap orang situasi, atau kejadian-kejadian tertentu. Kemampuannya besar sekali untuk menarik perhatian, mempengaruhi sikap atau tingkah laku. Kartun biasanya hanya menangkap esensi pesan yang harus disampaikan dan menuangkannya ke dalam gambar sederhana, tanpa detail menggunakan simbol-simbol serta karakter yang mudah dikenal dan dipahami dengan cepat.9 b. Media Audio-Visual Media audio-visual berbeda dengan media grafis, media audio-visual berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam lambang-lambang auditif, baik verbal maupun non verbal. Untuk menggunakan media audio-visual seperti yang ada sekarang masih banyak hambatannya bagi kita di Indonesia ini. Sebabnya di antara alat-alat audio-visual yang modern, ada yang memerlukan alat khusus seperti proyektor yang pada gilirannya memerlukan aliran listrik. Alat-alat audio-visual dapat menyampaikan pengertian atau informasi dengan cara yang lebih konkrit atau lebih nyata daripada atau ditulis. Oleh karena itu alat-alat audio-visual membuat suatu pengertian atau informasi menjadi lebih berarti. Kita lebih mudah dan lebih cepat belajar dengan melihat alat-alat sensori seperti gambar, bagan, contoh barang atau model. Dengan melihat dan sekaligus mendengar, orang yang menerima pelajaran, penerangan atau penyeluhan dapat lebih mudah dan lebih cepat mengerti tentang apa yang dimaksud oleh yang memberi pelajaran, penerangan atau penyuluhan.10 Alat-alat audio-visual adalah alat-alat yang audible artinya dapat didengar dan alat-alat yang visible artinya dapat dilihat. Alat-alat audio-visual gunanya untuk membuat cara berkomunikasi menjadi efektif. Adapun ciri-ciri media audio-visual sebagai berikut: a. Mereka biasanya bersifat linear b. Mereka biasanya menyajikan visual yang dinamis
9 Opcit. Arief S, hlm. 28-47 10 Hamzah Amir S, Media Audio-Visual, Gramedia, Jakarta, 1981. hlm. 17

11

c. Mereka digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang atau pembuatnya d. Mereka merupakan reprsentasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak e. Mereka dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif f. Umumnya mereka berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang rendah. Ada beberapa jenis media yang dapat dikelompokkan dalam media audiovisual, antara lain: a. Radio Radio adalah media audio-visual yang programnya dapat direkam dan diputar sesuka kita. Media ini relatif murah dan variasi progamnya lebih banyak dan bisa dipindah-pindah dan dapat digunakan bersama-sama. Radio merupakan elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan actual, dapat mengetahui beberapa kejadian atau peristiwa-peristiwa penting dan baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya. b. Alat Perekam Pita Magnetic (tape recorder) Alat perekam pita magnetic atau tape recorder adalah salah satu media pembelajaran yang tidak dapat diabaikan untuk menyampaikan informasi, karena mudah menggunakannya. Pita yang digunakan itu adalah pita magnetik, berupa pita plastic yang tipis dan elastis. Satu sisi permukaannya berkilat, sedangkan permukaan lainnya kusam yang mengandung lapisan oksida besi yang mengnetik. c. Laboratorium Bahasa Laboratorium bahasa adalah alat untuk melatih Siswa mendengar dan berbicara dalam bahasa asing dengan jalan menyajikan materi pelajaran yang disiapkan sebelumnya. Dalam laboratorium bahasa Siswa duduk sendiri-sendiri pada bilik akuistik dan kotak suara yang telah tersedia. Media ini yang dipakai adalah alat perekam.11

11 Ibid, hlm. 52-55

c. Media Proyeksi Diam Media proyeksi diam (still proyektif medium) mempunyai persamaan dengan media grafis dalam arti menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Untuk itu bahan-bahan grafis banyak sekali dipakai dalam media proyeksi diam. Perbedaan antara media grafis dan proyeksi diam, yaitu pada media grafis dapat secara langsung berinteraksi dengan pesan media bersangkutan, pada media proyeksi proyeksi diam ini diam pesan yang terkandung di dalamnya harus semua menggunakan transparan yang kemudian diproyeksikan dengan proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran.12 Dalam diproyeksikan menggunakan proyektor. 3. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran Dalam memilih media pembelajaran sebaiknya memperhatikan criteriakriteria sebagai berikut: 1. Ketepatannya dengan tujuan pembelajaran dipilih atas dasar tujuantujuan instruktional yang telah ditetepkan. 2. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah difahami. 3. Kemudahan memperoleh media, media yang diperlukan mudah diperoleh, setidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar. 4. Keterampilan guru dalam menggunakannya, guru mampu menggunakannya, dengan baik dalam proses belajar mengajar. 5. Tersedia waktu untuk menggunakannya. 6. Sesuai dengan taraf berfikir Siswa, memilih media pembelajaran sesuai dengan taraf berfikir Siswa sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat difahami oleh Siswa.13 Dengan kriteria pemilihan media di atas, guru akan lebih mudah menggunakan media mana yang dianggap tepat untuk membantu dalam proses
12 Ibid, hlm. 57 13 Nana Sudjana, M edia Pengajaran, Sinar Baru, Bandung, 1989, hlm. 4

13

belajar mengajar sehingga dengan adanya media yang tepat dapat melaksanakan proses belajar mengajar dengan efektif dan efisien. 4. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran Secara umum media pembelajaran mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas, sehingga mempermudah Siswa dalam memahami pesan tersebut. 2. Mengatasi keterbatasan ruang waktu dan daya indera. 3. Menarik perhatian Siswa dalam proses belajar mengajar. 4. Menimbulkan gairah belajar pada Siswa. 5. Memungkinkan terjadinya interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan. 6. Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya. 7. Mempersamakan pengalaman dan persepsi antar Siswa dalam menerima pesan.14 Berdasarkan batasan-batasan mengenai batasan media di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media pengajaran segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan pendidikan dari pengirim pesan atau guru kepada penerima pesan (Siswa) dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian Siswa sehingga terjadi proses belajar mengajar yang mempermudah Siswa dalam memahami pesan. Menurut Oemar Hamalik, manfaat dari penggunaan media dalam proses belajar mengajar adalah: 1. Meletakkan dasar-dasar yang konkret dalam berfikir dan mengurangi verbalisme 2. Memperbesar perhatian Siswa dalam proses belajar mengajar 3. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan proses belajar mengajar dan membuat pelajaran yang mantap 4. Menumbuhkan pemikiran yang teratur, lentur dan kontinue terutama melalui gambar hidup membantu tumbuhnya pengertian yang dapat

14 Opcit, Arief S, hlm. 16 19 Opcit, Azhar Arsad, hlm. 15

membantu perkembangan kemampuan berbahasa.15 BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Latar Belakang Obyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Tambakberas Jombang terletak di wilayah Jombang tepatnya di Dusun Tambakberas, Desa Tambakrejo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang. Madrasah yang mempunyai 3 kampus ini berada lebih kurang 2000 m dari pusat kota. Memiliki visi dan misi sebagai berikut : a. Visi: Madrasah Aliyah Negeri Tambakberas Jombang siap mewujudkan insan yang beriman bertaqwa, berilmu, dan beramal. b. Misi: 1. Menjadikan agama sebagai prioritas utama layanan pendidikan. 2. Membudayakan iklim Islami di lingkungan Madrasah. 3. Meningkatkan kajian kitab kuning. 4. Meningkatkan kualitas lulusan dan potensi Siswa (akademik non akademik). 5. Mengembangkan pemikiran ilmiah. 6. Mempersiapkan lulusan yang terampil di bidang ilmu Agama, Ilmu pengetahuan dan teknologi. 7. Meningkatkan kerjasama dengan semua pihak yang terkait.. MAN Tambakberas Jombang memiliki luas tanah 10.236 M2 dengan fasilitas-fasilitas yang menunjang kegiatan akademik di dalamnya. Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar (akademik) di MAN Tambakberas Jombang tersedia gedung belajar, laboratorium (meliputi lab. IPA, lab. Biologi, lab. Kimia, lab. Fisika, lab. Bahasa, lab. Komputer, lab. Otomotif, dan lab. Meubeleir), gedung pertemuan (aula), islamic centre, perpustakaan, fasilitas olahraga, gedung UKS, dan parkir. Secara lebih detail, berikut tabel fasilitas yang berupa gedung (ruang) di 15

15

MAN Tambakberas Jombang. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 15 16 17 18 19 20 21 Jenis Ruang (Gedung) Kelas Tamu Perpustakaan Kepala Madrasah Dewan Guru BP/BK Tata usaha Wakasek Lab IPA Lab Biologi Lab Kimia Lab Fisika Lab Bahasa Lab Komputer Lab Otomotif Lab Meubelair UKS Koperasi & Kantin OSIs Kamar Mandi & WC Guru Kamar Mandi & WC Murid Aula Ruang Ibadah/Musholla Jumlah 46 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 15 15 1 1 Luas (M2) 3.900,8 56 1.521 48 104 64 112 64 116 116 116 116 116 128 288 288 48 36 48 40 42 192 32 Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Keterangan Baik

Dari jumlah ruang kelas yang dimiliki, yakni 46 ruang kelas, 22 di

antaranya sudah terpasang fasilitas TV Plasma dengan ukuran 43 inchi. Hal ini untuk memudahkan proses belajar mengajar berbasis IT. Selain itu, dalam hal penilian saat ujian, proses pengoreksian dan penilaian dilakukan dengan mesin scanner (pemindaian). Saat ini MAN Tambakberas Jombang sudah memiliki mesin scanner sebanyak 3 unit. Bahkan, saat ini MAN Tambakberas Jombang sudah memiliki 2 buah kendaraan, yakni Elf dan Mini Bis. Satu fasilitas lagi yang dimiliki MAN Tambakberas Jombang adalah Islamic Centre. Bangunan masjid berlantai dua yang megah ini ke depan sangat berpotensi menjadi ikon baru MAN Tambakberas. Keberadaannya di lintasan jalan menuju makam K.H. Wahab Hasbullah memang dimaksudkan untuk memudahkan para peziarah bersauh, memenuhi waktu salat mereka. Dalam perjalanannya, banyak yang mendukung keberadaan bangunan ini. Di samping Bapak/Ibu Guru, Pengurus Komite, para Siswa, beberapa keluarga pesantren (Gus dan Ning) bahkan rela menyisihkan sebagian gajinya untuk disalurkan dalam bangunan. Campur tangan pemerintah bisa dibilang nol persen, sehingga bisa dibilang islamic centre ini hasil swadaya keluarga MAN Tambakberas dibantu oleh para simpatisan.

17

Program Kelas MAN Tambakberas Jombang mempunyai 4 program jurusan, yakni Program IPA, Program IPS, Program Bahasa, dan Program Agama. Selain 4 program jurusan, MAN Tambakberas juga mempunyai beberapa program kelas, di antaranya kelas unggulan, kelas prestasi, kelas keterampilan, dan kelas reguler. Kelas Unggulan merupapkan Rintisan Madrasah Berstandar Internasional (RMBI) dengan target Sukses Akademis (Ujian Nasional dan Perguruan Tinggi Negeri) dan Sukses Nonakademis (Baik tingkat regional maupun nasional). Kelas unggulan ini menggunakan model pembelajaran konstruktivistik, Bilingual Methode pada pelajaran MIPA, matrikulasi dan outbond yang diberikan saat awal KBM, Praktik Ilmiah Lapangan (PIL) pada tiap semester, dan Kursus Bahasa Inggris dan Bahasa Arab. Adapun waktu KBM dimulai pukul 06.40 s.d. 15.05. Sarana pendidikan untuk kelas unggulan, yakni sarana prasarana modern dengan kursi standar perguruan tinggi, ruangan ber-AC, media projector, LCD TV, Komputer, Jaringan internet unlimited, perpustakaan kelas, surat kabar The Jakarta Post. Kelas Prestasi merupakan kelas untuk mengakomodir keinginan para wali murid terhadap Siswa berprestasi serta Siswa yang tidak diterima di Kelas Unggulan namun memiliki prestasi. Pembelajaran kelas prestasi ini mengacu pada program IPA, menerapkan sistem gugur terhadap perkembangan prestasi Siswa yang tidak memenuhi kriteria, outbound pada awal KBM, kursus Bahasa Inggris, dan Kegiatan Ilmiah Lapangan. Dan, waktu KBM dimulai pukul 06.40 s.d. 13.15. Sarana pendidikan untuk kelas prestasi, yakni kursi standar perguruan tinggi, papan whiteboard, kipas angin, dan LCD TV. Kelas Keterampilan merupakan kelas reguler khusus dengan penambahan materi keterampilan untuk membekali Siswa menuju dunia kerja. Kelas keterampilan ini meliputi kelas otomotif, kelas meubelair, dan kelas tata busana. Para Siswa yang masuk di kelas keterampilan ini akan diberikan pelatihan dan magang ke beberapa perusahaan yang nantinya akan mendapat

sertifikat keterampilan dari Dinsosnakertrans Kabupaten Jombang. Sarana pendidikan untuk kelas keterampilan ini, yakni ruang kelas reguler dan ruang workshop terpadu dari Islamic Development Bank (IDB). Kelas Reguler merupakan kelas dengan muatan kurikulum dari Kementerian Agama Republik Indonesia dan mengembangkan muatan lokal keagamaan yang berciri khas kepesantrenan dalam bentuk Pelajaran Takhasus, Tahfidussuwar, dan Qiroatul Kutub. Sarana pendidikan untuk kelas regular ini, yakni ruang kelas nyaman dan berkipas angin (dari 46 ruang kelas 22 di antaranya sudah terpasang TV Plasma) dan peralatan IT swakelola.

19

Prestasi Prestasi MAN Tambakberas Jombang tiap tahunnya tidak bisa diragukan lagi. Banyak sekali prestasi-prestasi yang ditorehkan oleh Siswa-Siswa MAN Tambakberas. Bukan hanya pada tingkat antarsekolah saja, tetapi juga pada tingkat provinsi bahkan tingkat nasional. Berikut prestasi-prestasi membanggakan yang diraih Siswa-Siswa MAN Tambakberas Jombang untuk tahun 2011. 1) Juara 1 Tenis Meja tingkat Kabupaten 2) Juara 1 Bulutangkis tingkat Kabupaten 3) Juara 1 Atletik Cabang Lari 100m tingkat Kabupaten 4) Juara 1 Pidato Bahasa Inggris tingkat Kabupaten 5) Juara 1 Desain Grafis tingkat Kabupaten 6) Juara 1 Qosidah Modern tingkat Kabupaten 7) Juara 1 KIR Agama tingkat Kabupaten 8) Juara 2 KIR Sonic Linguistic 2011 MAN Insan Cendekia Serpong tingkat Nasional 9) Juara 1 KIR 1 Abad Abdul Wahid Hasyim Semarang tingkat Nasional 10) Juara 1 Debat Politik tingkat Provinsi 11) Juara 1 Baca Puisi tingkat Kabupaten 12) Juara 2 Airboad Competition: Kompetisi tahunan yang diselenggarakan oleh Politeknik Perkapalan ITS dan memperebutkan piala Direktur Poltek Perkapalan, tingkat Provinsi 13) Juara 2 Lomba Pidato bahasa Jepang dalam festival Bunkasai 14 se Jatim, 2012 14) Juara 3 Lomba membaca bahasa Jepang dalam festival Bunkasai 14 se Jatim, 2012 2. Sejarah Berdirinya Madrasah Aliyah Negeri Tambakberas Jombang Berdirinya MAN Tambakberas Jombang dimulai sejak 1954, dengan nama Madrasah Mualimin (Muallimat) Atas atau MMA dengan masa studi 4 tahun. Didirikan oleh para Ulama dan diprakarsai oleh Al-Maghfurlah K.H. Fatah

Hasyim. Ciri khas Madrasah ini adalah lembaga pendidikan Pondok Pesantren dengan mengutamakan kajian kitab-kitab kuning dan berada di lingkungan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang Jawa Timur. Untuk peningkatan mutu, dimunculkan gagasan menambah masa studi, dari 4 tahun menjadi 6 tahun, dan diberi nama Madrasah Muallimin Muallimat Atas 6 Tahun (MMA). Karenanya pada 1969 berdasarkan SK Menag No. 23 Tanggal 4 Maret 1969, Madrasah Muallimin Muallimat Atas dinegerikan dengan perubahan kelas 1, 2, 3 menjadi Madrasah Tsanawiyah Agama Islam Negeri (MTsAIN), dengan kepala madrasah Drs. H. Moh. Syamsul Huda As, S.H., dan kelas 4, 5, 6 menjadi Madrasah Aliyah Agama Islam Negeri (MAAIN) dengan kepala madrasah Al Maghfurlah K.H. Alfatich Abd. Rohim. Pada 1980, MAN memiliki 3 (tiga) program jurusan, yaitu program Agama, IPA, dan IPS. Namun pada tahap berikutnya, muncul kebijakan baru dari Depag RI yang menghapus Program Agama, maka MAN Tambakberas merespon perubahan itu dengan mengganti program baru, yaitu Program Bahasa. Dalam perkembangan berikutnya, agar Madrasah Aliyah Negeri (MAN) benar-benar dapat melaksanakan kurikulum Depag RI secara penuh dan Madrasah Muallimin Muallimat Atas (MMA) tetap berjalan sesuai ciri khas utama Pondok Pesantren, yaitu kurikulum yang lebih banyak memporsikan kajian kitab-kitab kuning, maka Madrasah ini dipisahkan menjadi MMP dan MTsAIN (setingkat SLTP) dan MMA dan MAAIN (setingkat SMA). Dengan adanya pemisahan ini maka MAN Tambakberas Jombang dapat lebih fokus dalam pembinaan dan menjadi semakin berkembang hingga saat ini. Namun, pada 2010 MAN Tambakberas Jombang kembali lagi membuka Program Agama. Dan, sampai saat ini MAN Tambakberas Jombang mempunyai 4 program jurusan, yakni Program IPA, Program IPS, Program Bahasa, dan Program Agama. Selama kurun waktu hampir 57 tahun, MAN Tambakberas Jombang telah beberapa kali mengalami estafet kepemimpinan. Para kepala madrasah yang telah berjasa untuk memimpin MAN Tambakberas Jombang mulai awal berdirinya sampai sekarang, beliau adalah:

21

1. K.H. Ach. Alfatich AR. (Alm.) (1969 1980) 2. Drs. K.H. Moh. Syamsul Huda AS, SH, M.Hi. (1980 1995) 3. Drs. H. Abd. Madjid (Alm.) (1995 1999) 4. Drs. H. Moh. Azam, M.Sc. (1999 2006) 5. Drs. H. Ahsan Sutari, M.Pd. (2006 2008 dan 2008 sekarang) Penelitian merupakan suatu aktivitas ilmiah yang direncanakan dan dilakukan secara sistematik, logis, rasional, dan terarah untuk menjawab rasa ingin tahu berdasarkan data yang dikumpulkan secara metodologis. Berawal dari suatu fenomena sosial dengan penetapan konsep tertentu sebagai konsep awal. Dilanjutkan dngan pengembangan rasa ingin tahu dan aktivitas ekstrapolasi lalu diciptakan konsep baru yang kemudian dirumuskan permasalahan penelitian. Penelitian kualitatif dapat dibedakan dari yang kuantitatif dari segi masalah penelitian, perspektif, teori, hipotesis, teknik pengumpulan data, instrument, bentuk sajian data, analisis data dan kesimpulan. Dalam penelitian ini peneliti memilih pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat diperoleh dengan menggunakan prosedur statistik atau dengan cara lain dari pengukuran.16 Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kegiatan pembelajaran dalam mengatasi kesulitan Siswa dalam pembelajaran. Menurut T. Raka Joni dalam F.X Soedarsono penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tindakantindakan yang dilakukannya itu serta memperbaiki kondisi-kondisi di mana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan.17
16 Anselm, dkk, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif (Prosedur, Tehnik danTeori Grounded), Penyadur Junaidi Ghony, P T Bina Ilmu, 1997. hlm. 11 17 Soedarsono, F.X, AplikasiPenelitian Tindakan Kelas. Departemen Pendidikan Nasional, hlm. 2

B. Rencana Tindakan Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri Tambakberas JombangMalang dan difokuskan pada kelas X.9 pada saat mengikuti kegiatan proses belajar mengajar mata pelajaran Sosiologi dengan jumlah Siswi 37 orang. 1. Perencanaan Tindakan a. Diskusi dengan Guru Pamong tentang kelas yang akan dipilih b. Diskusi dengan Guru mata pelajaran, Dosen pembimbing lapangan tentang penggunaan media audio-visual dalam proses belajar mengajar c. Guru mata pelajaran membantu peneliti sebagai pengamat dalam kegiatan pembelajaran, memantau peneliti dalam melakukan kegiatan belajar mengajar d. Membuat perencanaan pembelajaran e. Menyusun materi yang akan disampaikan f. Membuat alat observasi untuk mengetahui keaktifan dan tingkat kreatifitas Siswi dalam proses belajar mengajar g. Menyiapkan media audio-visual yang akan digunakan dalam pembelajaran h. Menyusun langkah-langkah pembelajaran i. Menyusun alat evaluasi 2. Implementasi Tindakan a. Pendahuluan
o o Doa memulai pelajaran. Perkenalan

b. Kegiatan Inti Guru Menginformasikan Rancangan pembelajaran melalui peta konsep tentang sosialisasi, pembentukan kepribadian dan peranan nilai dan norma dalam sosialisasi menggunakan media audio-visual Guru menyampaikan Materi tentang pengertian sosialisasi, fungsi

23

dan tujuan sosialisasi, media sosialisasi. Membentuk kelompok yang anggotanya 7-8 orang menjadi 5 kelompok. Tiap kelompok mendapat satu pembahasan mengenai media-media sosialisasi yaitu :
1. Keluarga 2. Teman sebaya 3. Sekolah 4. Lingkungan kerja 5. Organisasi dan media masa

c. Penutup Siswi dan guru membuat rangkuman tentang hakikat dari sosialisasi dan siswa mencatat beberapa hal yang penting tentang pengendalian sosial. Selama Guru memberikan pesan agar siswi Aktif dalam kegiatan diskusi pada pertemuan yang akan datang Diakhiri dengan doa dan salam kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti melakukan 3. Observasi dan Interpretasi pengambilan data berupa hasil pengamatan dan hasil belajar Siswi. Hasil pengamatan dicatat pada lembar observasi tentang perilaku Siswi, yaitu: a. Kegiatan Siswi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung b. Nilai hasil tugas diskusi di kelas dan nilai tes ulangan harian 4. Analisis dan Refleksi Berdasarkan data yang diperoleh dari tindakan yang telah dilakukan, maka data tersebut dianalisis untuk memastikan bahwa dengan menerapkan media audio-visual dalam pembelajaran Sosiologi dapat meningkatkan pemahaman Siswi. Peneliti menggunakan tehnik reduksi data, paparan data, dan kesimpulan. Reduksi data merupakan proses pemilahan data yang relevan dan penting. Langkah yang digunakan yaitu dengan menyederhanakan dengan membuat fokus, klasifikasi, abstraksi data kasar menjadi data yang bermakna untuk dianalisis. Data yang telah direduksi selanjutnya disajikan dalam bentuk

paparan data yang memungkinkan untuk ditarik kesimpulan. Kesimpulan merupakan intisari dari analisis yang memberikan dampak dari penelitian tindakan kelas. Data hasil pengamatan dan hasil belajar Siswi, setelah dianalisis dapat digunakan untuk menyusun refleksi. Refleksi merupakan bagian integrasi dan interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh. C. Siklus Penelitian Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti membagi menjadi dua siklus. Tiap siklus terdiri dua kali pertemuan. Hal ini berdasarkan 2 pokok bahasan, yakni proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian (3 X 45 menit dengan 3 kali pertemuan), dan terjadinya perilaku menyimpang dan sikap-sikap anti sosial (3 X 45 menit dengan 3 kali pertemuan). D. Pembuatan Instrumen Dalam penelitian ini peneliti di lapangan menjadi syarat utama, peneliti mengumpulkan data dalam latar alamiah, di mana peneliti bertindak sebagai instrumen kunci. Selain itu peneliti juga berperan sebagai perencana dan pelaksana tindakan kelas yang terlibat langsung, pengumpul dan penganalisis data dan akhirnya menjadi pelapor hasil penelitian. Instrumen pendukung adalah lembar pedoman observasi perilaku Siswi di dalam kelas selama proses belajar mengajar, nilai tugas dari setiap siklus dan nilai test ulangan harian. E. Pengumpulan Data Data yang akurat akan bisa diperoleh ketika proses pengumpulan data tersebut dipersiapkan dengan matang. Dalam penelitian ini akan digunakan beberapa cara untuk mengumpulkan data selama proses penelitian, yaitu: 1. Pengamatan Partisipatif Cara ini digunakan agar data yang diinginkan bisa diperoleh, sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti. Penelitian partisipatif maksudnya adalah peneliti terlibat secara langsung dan bersifat aktif dalam turut mengumpulkan data yang diinginkan dan juga peneliti kadang-kadang mengarahkan pada data yang ingin diperoleh oleh penelti. 2. Observasi Aktifitas Kelas Observasi aktifitas kelas dilaksanakan oleh penliti ketika peneliti selama proses belajar mengajar dikelas dengan menggunakan media audio-visual

25

sehingga peneliti akan memperoleh gambaran suasana kelas dalam penggunaan media audio-visual dalam pembelajaran Sosiologi untuk meningkatkan pemahaman Siswa 3. Pengukuran Hasil Belajar Data yang telah diperoleh dilapangan akan diukur untuk peneliti dengan menggunakan pedoman lembar observasi perilaku Siswa dan presentase hasil tugas serta nilai ulangan harian kelas Untuk mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data dan data yang diperoleh tidak hilang maka peneliti melakukan perekaman dengan membuat catatan dari hasil yang telah diperoleh selama proses penelitian.Tehnik perekaman yang dilakukan adalah dengan membuat catatan-catatan pada pedoman observasi berdasarkan perkembangan Siswi setiap siklus, yakni siklus I dan siklus II. F. Indikator Kinerja Penelitian yang dilaksanakan selama 8 kali tatap muka (8 x 45) dengan observasi kelas, yakni tes ulangan harian pada tatap muka ke-8 dirasa sudah cukup untuk menilai apakah penggunaan media audio-visual dalam pembelajaran Sosiologi dapat mempermudah pemahaman Siswi. Hal ini dapat kita lihat dari catatan pada pedoman observasi perilaku Siswi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, nilai tugas dan tes ulangan harian.

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian Uraian berikut adalah salah satu uapaya untuk mendeskripsikan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan. Dengan demikian kita akan mengetahui bahwa penggunaan media audio-visual dalam pembelajaran

Sosiologi dapat meningkatkan Pemahaman Siswi Kelas X.9 di MAN Tambakberas, Jombang Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 22 Januari 2012 sampai dengan tanggal 27 Februari 2012 selama 8 kali tatap muka, tiap hari minggu jam ke 8 dan Senin jam ke 6 yaitu tanggal 22 januari (observasi kelas), 23, 29,30 Januari,19, 20 dan 26 februari, dan 27 Februari (Ulangan Harian 2). Dengan demikian, prakter atau proses kegiatan belajar dan mengajar yang dilakukan peneliti hanya berlangsung 6 kali Tatap Muka dengan 2 pokok bahasan yaitu bab Sosialisasi (3X45 menit dengan 3 kali tatap muka) dan bab Penyimpangan Sosial (3X45 menit dengan 3 kali0020Tatap Muka). 1. Siklus I a. Rencana tindakan siklus I Pada perencanaan tindakan I, peneliti menerapkan penggunaan media audio-visual dalam proses belajar mengajar dengan tujuan untuk mempermudah pemahaman Siswa terhadap materi Sosiologi di kelas X.9 yang Siswinya memiliki back ground akademik yang Unggulan. Siklus ini terdiri dari satu pokok bahasan yaitu proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian (3 X 45) menit dengan 3 kali tatap muka. Sebelum pembelajaran dilaksanakan penelitian ini dimulai dari beberapa tahapan persiapan, yaitu: 1. Membuat rencana pembelajaran meliputi perencanaan satuan dan analisis program 2. Membuat atau menyiapkan media audio-visual, tentang materi proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian. 3. Membagi materi proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian menjadi tiga sub, yaitu Pengertian Sosialisasi, Fungsi dan Tujuan Sosialisasi, dan media sosialisasi 4. Mempersiapkan peralatatan untuk memulai melaksanakan pembel ajaran dengan menggunakan media audio-visual 5. Membagi kelas menjadi beberapa kelompok diskusi dan tanya jawab dan melakukan demonstrasi tentang materi yang telah disampaikan (Media Sosialisasi)

27

6. Membuat alat atau pedoman observasi untuk mengetahui, kinerja Siswa, kreatifitas Siswa dalam proses belajar mengajar sebagai wujud dari pemahaman Siswa terhadap materi yang telah dijelaskan dengan menggunakan media audio-visual. b. Pelaksanaan Pelaksanaan siklus ini terdiri dari satu pokok bahasan, yaitu bab proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian (3X45 menit dengan 3 kali pertemuan), dimana: Pertemuan I: 1X 45 menit (Tatap Muka ke I tanggal 23, Januari 2012) Pendahuluan Awali dengan mengucapkan salam dan berdo'a Menggali pengetahuan awal (apersepsi) tentang materi yang akan disampaikan Penjelasan singkat tentang kompetensi dan materi yang akan dimiliki/dikuasai Siswa sebagai hasil belajar melalui peta konsep. Kegiatan Inti Guru menyampaikan Materi tentang pengertian sosialisasi, fungsi dan tujuan sosialisasi, media sosialisasi menggunakan Media Power Point Membentuk kelompok yang anggotanya 7-8 orang menjadi 5 kelompok. Tiap kelompok mendapat satu pembahasan dan akan mempresentasikan hasil diskusinya menggunakan Media Audio_Visual mengenai media-media sosialisasi yaitu : a. Keluarga b. Teman sebaya c. Sekolah d. Lingkungan kerja
e. Organisasi dan media masa

Guru memberikan kesimpulan materi yang disampaikan secara utuh Selama kegiatan berlangsung, guru mengamati keaktifan Siswa

Penutup Siswa dan guru membuat rangkuman tentang hakikat dari sosialisasi dan siswa mencatat beberapa hal yang penting tentang pengendalian sosial. Penugasan Aktif dalam kegiatan diskusi pada pertemuan berikutnya. Diakhiri dengan doa dan salam

Pertemuan II: 1 X 45 menit (Tatap Muka II Minggu, 29 Januari 2012) Pendahuluan Awali dengan mengucapkan salam dan berdo'a o Guru mereview pertemuan pertama. o Guru mempersilahkan Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas melalui media LCD dan papan tulis secara bergantian yaitu kelompok 1 dan 2, akan tetapi diganti kelompok 2 menjadi kelompok 3 dikarenakan kelompok 2 belum siap untuk presentasi. o Kelompok audience diberi kesempatan bertanya dan menanggapi kelompok presenter. o Selama kegiatan berlangsung, guru mengamati dan keaktifan Siswa Penutup Guru dan siswi memberikan hadiah tepuk tangan ditujukan ke kelompok presenter yang maju pada tatap muka ini. Guru memberikan informasi bahwa sisa kelompok yang belum mempresentasikan hasil diskusinya maka kelompok tersebut akan presentasi dipertemuan yang akan datang Diakhiri dengan doa dan salam Kegiatan Inti

Pertemuan III: 1 X 45 menit (Tatap Muka III Senin, 30 Januari 2012) Pendahuluan Awali dengan mengucapkan salam dan berdo'a Mempersilahkan kelompok 2,4 dan 5 untuk siap-siap

29

mempresentasikan hasil diskusinya menggunakan media Power Point. Kegiatan Inti o Guru mempersilahkan Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas melalui media LCD (Power Point) dan papan tulis secara bergantian yaitu kelompok 2,4 dan 5 o Kelompok audience diberi kesempatan bertanya dan menanggapi kelompok presenter. o Selama kegiatan berlangsung, guru mengamati dan keaktifan Siswa Penutup Guru dan siswi memberikan hadiah tepuk tangan ditujukan ke kelompok presenter yang maju pada tatap muka ini. Guru memberi tugas kepada siswa untuk mempelajari materi tentang pembentukan kepribadian dalam sosialisasi Untuk pertemuan berikutnya. Diakhiri dengan doa dan salam c. Pengamatan siklus I Selama kegiatan pembelajaran, peneliti bertindak sebagai guru sekaligus sebagai observer yang mencatat lembar pengamatan pada pedoman observasi (lampiran 1). Hasil pengamatan pada siklus I, kegiatan Siswa cukup baik dengan antusias mengikuti kegiatan belajar mengajar. Memasuki kegiatan inti, guru menjelaskan dengan menggunakan media audio-visual, tentang pengertian sosialisasi, fungsi dan tujuan sosialisasi, media sosialisasi dan pembentuk kelompok yang anggotanya 7-8 orang menjadi 5 kelompok yang mana mereka akan menggunakan media audio-visual ketika mempresentasikanya. Setelah Siswa menerima materi pelajaran dan melakukan diskusi, guru melakukan feed back terhadap hasil diskusi dan memberikan kesempatan kepada Siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti. d. Refleksi siklus I Penggunaan media audio-visual dengan menggunakan power poin tentang

pengertian sosialisasi, fungsi dan tujuan sosialisasi, media sosialisasi. pada siklus I berjalan dengan cukup baik. Hal ini terlihat pada antusias Siswa dalam mengikuti pelajaran dan kreatifitas Siswa dalam kegiatan diskusi serta pelaksanaan demontasi dari tiap-tiap sub bab yang telah guru sampaikan dan yang siswi presentasikan. Menyikapi kenyataan di atas maka diambil langkah-langkah: 1. Memacu Siswi untuk lebih berani mengungkapkan gagasannya 2. Memacu Siswi untuk lebih banyak membaca buku-buku atau sumber lain mengenai sosialisasi, dan memberi gambaran kepada mereka akan pentingnya proses sosialisasi itu sendiri. 2. Siklus II a. Rencana siklus II Pada perencanaan tindakan II, peneliti menerapkan penggunaan media audio-visual dalam pembelajaran Sosiologi dengan tujuan untuk mempermudah Pemahaman Siswi Kelas X.9 Siklus II ini terdiri dari satu pokok bahasan, yaitu Mendeskripsikan terjadinya perilaku menyimpang dan sikap-sikap anti social (3X45 menit dengan 3 kali Tatap muka). Sebelum pembelajaran dilaksanakan penelitian ini dimulai dari beberapa tahapan persiapan, yaitu: 1. Membuat rencana pembelajaran meliputi perencanaan satuan dan analisis program 2. Membuat atau menyiapkan media audio-visual yang berkaitan dengan materi terjadinya perilaku menyimpang dan sikap-sikap anti social 3. Membuat alat observasi untuk mengetahui kreatifitas kinerja Siswa, antusias Siswa dalam proses belajar mengajar sebagai akibat dari pemahaman Siswa terhadap penyajian materi dengan tehnik menggunakan media audio-visual. b. Pelaksanaan Pelaksanaan siklus II ini juga terdiri dari satu pokok bahasan yaitu terjadinya perilaku menyimpang dan sikap-sikap anti social (3X45 menit dengan 3 kali pertemuan), yaitu:

31

Pertemuan IV: 1 X 45 menit (Tatap Muka ke IV Minggu, 19 Februari 2012) Pendahuluan Awali dengan mengucapkan salam dan berdo'a Menggali pengetahuan awal (apersepsi) tentang materi yang akan disampaikan Penjelasan singkat tentang kompetensi dan materi yang akan dimiliki/dikuasai Siswa sebagai hasil belajar Kegiatan Inti Guru menyampaikan Materi tentang Pengertian Penyimpangan sosial, Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang dan Berbagai Bentuk Perilaku Menyimpang, Jenis-Jenis Penyimpangan audio-visual 2012) Pendahuluan Awali dengan mengucapkan salam dan berdo'a Penjelasan singkat tentang kompetensi dan materi yang akan dimiliki/dikuasai Siswa sebagai hasil belajar Kegiatan Inti Guru Mempersilahkan siswi bertanya apabila ada yang belum dipahami dari penjelasan Guru menceritakan suatu pengalaman yang berkaitan dengan materi Guru melanjutkan dengan dialog interaktif dengan Siswa terkait materi pelajaran Guru memberikan kesimpulan materi yang disampaikan secara utuh Selama kegiatan berlangsung, guru mengamati dan menilai kinerja Siswa Penutup Guru memberikan penjelasan terkait materi yang akan disampaikan pada pertemuan yang akan dating Diakhiri dengan doa dan salam Pertemuan V dan VI: 2 X 45 menit (senin, 20 dan minggu 26 februari Sosial menggunakan media

Guru memberikan perintah untuk mencari Hal-hal yang perlu diketahui yang berhubungan dengan materi penyimpangan social dari kegiatan menonton sebuah film, yaitu o What : Apa kejadianya? o Who : siapa pelakunya? o Where : dmana ? o When : kapan terjadinya? o Why : kenapa kuk bisa terjadi? o How : Bagaimana bisa terjadi? o Komentar siswa tentang kasus yang diceritakan? Guru mempersilahkan seorang siswi memutar Film di layar LCD yang telah guru tentukan filmnya, yaitu Film yang berjudul Satu jam saja Guru menugaskan semua siswi menyimak film dengan seksama. Selama kegiatan berlangsung, guru mengamati dan menilai kinerja Siswa Penutup Siswa dan guru membuat rangkuman mengenai isi film Guru memberikan penjelasan terkait materi yang akan disampaikan pada pertemuan yang akan dating Diakhiri dengan doa dan salam c. Pengamatan siklus II Selama kegiatan pembelajaran, peneliti bertindak sebagai guru sekaligus sebagai observer yang mencatat lembar pengamatan pada pedoman obserfasi (lampiran 2). Hasil pengamatan siklus II kegiatan Siswi sudah baik dengan antusias dalam mengikuti KBM. Memasuki kegiatan inti, guru menjelaskan dengan menggunakan media audio-visual, yaitu membuat ide pokok materi dalam bentuk tulisan yang ada di power point dengan materi terjadinya perilaku menyimpang dan sikap-sikap anti social agar mempermudah siswi

33

dalam memahami kejadian penyimpangan social yang berada dalam cerita film satu jam saja. Setelah Siswi menerima materi pelajaran dan menonton film, guru melakukan feed back terhadap isi film dan memberikan kesempatan kepada Siswa untuk bertanya pada materi yang belumdimengerti. d. Refleksi siklus II Penggunaan media audio-visual dengan menggunakan power point pada siklus II berjalan dengan baik. Hal ini terlihat pada antusias Siswa dalam mengikuti pelajaran dan kretifitas Siswa dalam memberikan komentar pada kegiatan menonton film. Oleh karena itu perlu diambil langkah-langkah: 1. Kualitas belajar Siswi perlu dipacu lagi khususnya menyangkut kemampuan Siswa dalam mengemukakan pendapat dan melatih Siswa untuk dapat menarik kesimpulan dengan bahasa mereka 2. Menjaga agar kualitas aspek belajar yang sudah berkembang dengan baik tetap terpelihara dan memotifasinya agar lebih meningkatkan disiplin belajar. B. Pembahasan Dari paparan data di atas dapat dianalisa dengan cara membandingkan data yang diperoleh pada pertemuan pertama dengan pertemuan selanjutnya. 1. Penggunaan Metode Audio-Visual dalam Pembelajaran Sosiologi 2. Berdasarkan paparan data di atas antara pembelajaran yang menggunakan Metode Audio-Visual dengan pembelajaran Sosiologi dan yang tidak menggunakan Metode Audio-Visual, memiliki hasil yang jauh berbeda, di mana dalam pembelajaran yang tidak menggunakan metode Audio-Visual siswa-siswa banyak mengalami kebosanan dan kesulitan dalam belajar. Sedangkan dalam pembelajaran yang menggunakan metode Audio-Visual dapat memudahkan siswa dalam belajar ini sangat terlihat dalam tabel nilai ulangan siswa kelas X.9 MAN Tambakberas Jombang di atas. Dari tabel tersebut secara klasikal pembelajaran yang terlaksana telah mencapai ketuntasan atau kelulusan. Pada ulangan mereka rata-rata mendapat nilai bagus dan tuntas

dalam belajar. 3. Penetapan Metode Audio-Visual dalam Pembelajaran Sosiologi Berdasarkan data yang telah kami peroleh, dan pelaksanaan tindakan peneliti dalam kelas dan dari pengamatan guru-guru lain dalam mengajar. Pada umumnya guru dalam mengajar menggunakan metode atau strategi mengajar dalam menjelaskan materi. Penggunaan Metode Audio-Visual dalam pembelajaran Sosiologi mempunyai beberapa keuntungan antara lain: a. Metode Audio-Visual dapat diolah sendiri oleh guru b. Metode Audio-Visual sederhana dan tidak memakan waktu. c. Bila di kelas, kelas menjadi lebih hidup, yang sebelum metode ini digunakan para siswi tidak terlalu aktif dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dikelas. Tetapi lain halnya ketika metode ini digunakan, alhamdulilah mereka selalu memancarkan semangat dalam belajarnya. Maka berdasarkan paparan data dan analisis data, penggunaan Metode Audio-Visual sangat diperlukan dalam pembelajaran Sosiologi, karena penggunaan Metode Audio-Visual bertujuan mempermudah siswa dalam memahami berbagai teori-teorinya, kaitan dengan fenomena sosial, ,sekaligus menjadikan siswi lebih faham dalam kehidupan bermasyarakat kelak seperti yang telah di bahas dalam pelajaran Sosiologi. Dan metode ini sangat membantu dalam meningkatkan hasil proses belajar mengajar.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari paparan data di atas, yakni penelitian tentang penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran Sosiologi guna meningkatkan Pemahaman Siswi

35

Kelas X.9 di Tambakberas, Jombang, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Penggunaan media audio-visual dapat mempermudah Siswa dalam memahami pelajaran Sosiologi . Hal ini tercermin dari beberapa hal, yaitu: a. Antusias, kecerian dan kretafitas dalam bentuk keaktifan Siswa dalam selama kegiatan proses belajar mengajar. b. Kemampuan Siswa dalam melaksanakan dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok serta tugas mengomentari isi film dengan mengunakan bahasa sistematis c. Hasil tes ulangan harian yang mencerminkan kelulusan 100 % terhadap materi-materi yang dijelaskan dengan tehnik menggunakan media audio-visual 2. Dalam penggunaan media audio-visual dalam pembelajaran Sosiologi agar dapat mempermudah pemahaman Siswi, maka harus memeperhatikan bebera hal, antara lain: a. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah difahami. b. Kemudahan memperoleh media, media yang diperlukan mudah diperoleh, setidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar dan keterampilan guru dalam menggunakannya c. Sesuai dengan taraf berfikir Siswi, memilih media pembelajaran sesuai dengan taraf berfikir Siswi sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat difahami oleh Siswi B. Saran-saran Kami selaku penulis sekaligus pengamat dalam hal ini memberikan beberapa saran yang sifatnya membangun demi berkembangnya pembelajaran Sosiologi , yaitu: 1. Agar guru mempersiapkan media pengajaran yang kreatif inofatif, efektif dan efesien, agar Siswa tidak merasa kesulitan didalam pembelajaran Sosiologi

2. Agar para staf pendidikan, khusunya para pengajar dilembaga pendidikan terkait dapat meyakinkan kepada para Siswa bahkan pembelajaran Sosiologi merupakan pelajaran yang sangat penting, supaya pelajaran Sosiologi tidak diremehkan oleh Siswa. 3. Hendaknya guru selalu memberikan kesempatan kepada Siswa untuk mengembangkan daya nalar atau imajinasinya dalam memahami suatu permasalahan. 4. Dalam menggunakan media pengajaran diharapkan sesuai dengan topik yang diajarkan sehingga Siswi lebih maksimal dalam mengikuti proses belajar mengajar.

DAFTAR PUSTAKA Anselm, dkk. 1997. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif (Prosedur, Tehnik dan Teori Grounded) Penyadur Junaidi Ghony. P T Bina Ilmu. Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Muhaimin. 2001. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. __________1996. Strategi Belajar Mengajar. Surabaya: CV Citra Media.

37

2006. Nuansa Baru Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Muhammad dkk. 1996. Stra tegi Belajar Mengajar. Surabaya: CV citra Media. Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 1997. Media Pengajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sadiman. Arief dkk. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional. Soedarsono. F.X. Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas. Departemen Pendidikan Nasional. Sudjana, Nana. 1989. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru. Saputro, Supriyadi. 1993. Dasar-dasar Metodologi Pengajaran Umum. Malang: IKIP Zakiyah Darajat, 1987. Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental. Jakarta: Gunung Agung Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers. Asnawir, M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers. Hamzah, Amir S. 1988. Media Audio-Visual. Jakarta: PT. Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai