Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di era otonomi daerah sesungguhnya pemerintah daerah (propinsi, kabupaten dan kota) mempunyai kewenangan yang sangat luas dalam mengkreasi dan lebih inovatif dalam kegiatan pembangunan di daerahnya. Seiring dengan hal tersebut diatas, Daerah berusaha untuk mengembangkan potensi sumberdaya daerahnya, untuk kepentingan pembangunan ekonomi di daerahnya. Sumberdaya daerah yang termasuk didalamnya potensi sumberdaya pariwisata merupakan salah satu modal dasar pembangunan daerah, oleh karena itu pemanfaatannya dalam kegiatan pembangunan daerah di segala bidang harus direncanakan dan dilaksanakan, serta dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh generasi sekarang maupun generasi mendatang dengan memperhatikan sistem pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Wilayah Propinsi Jawa Timur dibagi menjadi wilayah Kabupaten dan Kota, yang terdiri dari 29 Kabupaten dan 9 Kota. dan terbagi habis ke dalam 657 Kecamatan dan 8.484 Desa. Jawa Timur mempunyai potensi sumberdaya pariwisata yang besar baik berupa obyek dan daya tarik wisata alam, budaya maupun minat khusus, lebih-lebih semakin lengkapnya sarana prasarana wisata dan jasa wisata. Hasil kinerja memberikan konstribusi yang cukup sebagaimana disampaikan Gubernur Iman Utomo (2006) : Sektor pariwisata yang meliputi perdagangan, hotel dan restoran telah menyumbang pertumbuhan ekonomi Jawa Timur sebesar 27,17 % sesudah sektor industri pengolahan yang sebesar 29,99 %. Jumlah devisa yang disumbangkan pariwisata Jawa Timur sebesar 97,59 juta USD. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur berdasarkan BPS telah mencapai 5,85 %. Tahun 2005 kunjungan wisman melalui bandara juanda mencapai 87.271 orang dan yang menginap di akomodasi sebanyak 213.688 orang. Lama tinggal 5,66 hari dengan tingkat pengeluaran per hari per orang senilai 80,38 USD. Potensi sumberdaya pariwisata di Jawa Timur tersebut diatas, banyak yang letaknya berada di desa-desa dan merupakan kawasan spesifik, dan mempunyai daya tarik atau atraksi untuk menarik wisatawan, yang bila dikembangkan desa-desa tersebut akan bisa menjadi destinasi atau daerah tujuan wisata. Sejalan dengan Paradigma baru dalam pengembangan pariwisata yaitu Bersaing menampilkan keunggulan budaya daerah. Salah satu upaya yang dilakukan dengan pengembangan desa wisata, dengan pemberdayaan seluruh potensi sumberdaya pariwisata yang ada di desa tersebut termasuk potensi desa di sekitarnya. kepariwisataan Jawa Timur besar bagi pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur,

Pendekatan pengembangan desa wisata yang biasa dilakukan adalah community approach atau community based development. Dalam hal pengembangan desa wisata, masyarakat lokal sebagai pelaku yang menjadi aktor yang akan membangun, memiliki dan mengelola langsung fasilitas wisata serta pelayanannya, sehingga dengan demikian masyarakat diharapkan dapat menerima secara langsung keuntungan ekonomi. Ada 2 pengertian mengenai desa wisata, apabila tamu itu menginap disebut Desa Wisata, tetapi apabila tamu hanya melakukan kunjungan saja disebut Wisata Desa.

B. Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut :

1. 2. 3.
Timur ?

bagaimanakah gambaran situasi kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan pariwisata di lokasi desa wisata di Jawa Timur ? bagaimanakah kondisi lingkungan fisik, sosial ekonomi, sosial budaya dan pengelolaan, serta positioning situasi antar profil desa wisata di Jawa Timur ? bagaimanakah langkah strategi kebijakan pengembangan desa wisata di Jawa

C. Tujuan Penelitian
1. 2. 3. Timur. mendapatkan gambaran situasi kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan pariwisata di lokasi desa wisata di Jawa Timur mendapatkan penilaian kondisi lingkungan fisik, sosial ekonomi, sosial budaya mendapatkan langkah strategi kebijakan pengembangan desa wisata di Jawa dan pengelolaan, serta positioning situasi antar profil desa wisata di Jawa Timur;

Anda mungkin juga menyukai