Anda di halaman 1dari 34

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sarana penting dalam keseharian hidup manusia di dunia. Tak ada satu halpun yang dilakukan oleh manusia yang tidak berhubungan dengan pendidikan. Bahkan sadar atau tidak kita selalu mengalami proses pendidikan setiap harinya. Sejak kecil hingga dewasa manusia selalu melakukan proses pendidikan baik secara informal maupun formal. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia dalam pembangunan human capital yang merupakan pendorong utama sumber daya manusia dalam mencapai tujuan hidupnya, sehingga pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan nasional yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pendidikan juga merupakan investasi dalam pembangunan sumber daya manusia, dimana peningkatan kecakapan dan kemampuan diyakini sebagai factor pendukung upaya manusia dalam mengarungi kehidupan yang penuh dengan ketidakpastian. Gagasan investasi memiliki manfaat ekonomi dan sosial jangka panjang bagi individu, masyarakat luas maupun bagi negara. Hal ini senada dengan fungsi pendidikan yang tertuang dalam undang-undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003, yang menyatakan bahwa . fungsi pendidikan adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa..1 Dalam rangka inilah pendidikan diperlukan dan dipandang sebagai kebutuhan dasar bagi masyarakat yang ingin maju, demikian halnya bagi masyarakat Indnesia yang memiliki wilayah yang sangat luas. Dengan diberlakukannya otonomi daerah (desentralisasi) yang ditempuh oleh pemerintah daerah akan meningkatkan, termasuk dalam penganggaran pendidikan. Pemerintah daerah diharapkan untuk senantiasa meningkatkan kemampuannya dalam berbagai tahap pembangunan pendidikan, mulai dari tahap perumusan kebijakan pendidikan nasional untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Melalui desentralisasi pengelolaan pendidikan akan dapat menghadirkan sekolah sebagai suatu lembaga yang memiliki otoritas dan kewenangan yang tidak lagi tergantung kepada kebijakan dan birokrasi pendidikan yang sentralistik. Sekolah akan mampu secara mandiri meningkatkan kinerjanya untuk memajukan sistem pendidikannya dengan menggali, memanfaatkan dan mengalokasikan berbagai potensi sumber daya yang pada akhirnya ditujukan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dalam kerangka inilah sekolah sebagai lembaga pendidikan formal berperan sangat dominan dalam sistem pendidikan nasional untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia. 1 Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional (Bandung: Citra Umbara, 2003) h. 7. Sejalan dengan kebijakan otonomi daerah, yang menyerahkan masalah pendidikan ke daerah dan sekolah masing-masing, maka masalah keuanganpun menjadi kewenangan yang diberikan secara langsung dalam pengelolaanya kepada sekolah. Dalam hal ini, kepala sekolah memiliki tanggung jawab penuh terhadap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pertanggungjawaban keuangan sekolah. Masalah keuangan sekolah juga dipengaruhi oleh masalah ekonomi dan politik yang sedang berkembang di masyarakat, demikian halnya masalah evaluasi keuangan sekolah tidak terlepas dari masalah politik. Agar keuangan sekolah dapat menunjang kegiatan pendidikan dan proses belajar mengajar di sekolah, maka perlu dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan keuangan sekolah tersebut. Untuk menjadi Kepala Sekolah yang profesional dituntut kemampuan menggelola keuangan sekolah, baik melakukan perencanaan, pelaksanaan (pengelolaan keuangan), evaluasi dan pertanggungjawabanya. Disamping itu kepala sekolah juga harus memahami konteks politik dan ekonomi serta

implikasinya terhadap keuangan sekolah. Pendidikan dalam operasionalnya tidak dapat terlepas dari masalah biaya. Biaya pendidikan yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan pendidikan tidak akan tampak hasilnya secara nyata dalam waktu singkat. Oleh karena itu, uang yang dikeluarkan oleh pemerintah, masyarakat, maupun orang tua (keluarga) untuk menghasilkan pendidikan bagi anaknya harus dipandang sebagai investasi. Uang yang dikeluarkan dibidang pendidikan sebagai bentuk investasi pada periode tertentu, dimasa yang akan datang harus dapat menghasilkan keuntungan (benefit) atau manfaat, baik dalam bentuk uang (financial atau non financial). E. Mulyasa berpendapat bahwa; masalah keuangan merupakan masalah yang cukup mendasar di sekolah. Karena seluruh komponen pendidikan disekolah erat kaitannya dengan komponen keuangan sekolah. Meskipun tidak sepenuhnya, masalah keuangan akan berpengaruh secara langsung terhadap kualitas sekolah, terutama berkaitan dengan sarana dan prasarana. Banyak sekolah yang tidak dapat melakukan kegiatan belajar mengajar secara optimal, hanya karena masalah keuangan, baik untuk menggaji guru maupun untuk mengadakan sarana dan prasarana pembelajaran. Dalam kaitan ini, meskipun tuntutan reformasi adalah pendidikan yang murah dan berkualitas, namun pendidikan yang berkualitas senantiasa memerlukan dana yang cukup banyak.2 Manajemen keuangan sekolah merupakan bagian dari kegiatan pembiayaan pendidikan, yang secara keseluruhan menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan (mengelola keuangan), mengevaluasi serta mempertanggungjawabkannya secara efektif dan transparan. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, manajemen keuangan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan.3 Manajemen keuangan sekolah yang baik dan benar perlu dilakukan untuk menunjang penyediaan sarana dan prasarana dalam rangka mengefektifkan kegiatan belajar-mengajar, dan meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Hal ini penting, terutama dalam rangka manajemen berbasis sekolah, yang memberikan kewenangan kepada sekolah untuk mencari dan memanfaatkan berbagai sumber dana sesuai dengan keperluan masing-masing sekolah karena pada umumnya dunia pendidikan selalu dihadapkan pada permasalahan keterbatasan dana dan program yang harus dilakukan cukup banyak, sementara 2E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. Ke-5, h. 193-194 3 Ibid, h. 194 sumber daya yang dimiliki sangatlah terbatas, apalagi dalam kondisi krisis seperti sekarang ini. Oleh karena itu manajemen keuangan memiliki peranan yang sangat penting dalam mengelola sumber daya yang ada agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai yang telah diamanatkan negara yaitu sebagaimana yang telah termaktub dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) yang terdapat pada BAB II Dasar, Fungsi dan Tujuan Pendidikan, Pasal 2 dan 3 yang berbunyi: Pasal 2 : Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pasal 3 : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggungjawab.4 SMA ISLAM AL-AZHAR 3, merupakan salah satu lembaga pendidikan swasta yang berada di bawah binaan Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar, SMA Islam Al-Azhar 3 sebagai lembaga pendidikan formal di bawah naungan DEPDIKNAS secara umum hingga saat ini keberadaannya sangat memberikan kontribusi yang sangat besar bagi keberlangsungan dunia pendidikan di tanah air ini. Hal ini mendorong penulis untuk menjadikannya objek penelitian yang terfokus kepada pelaksanaan manajemen keuangan, oleh karenanya penulis memberi judul .Pelaksanaan manajemen keuangan sekolah., peneliti memilih 4 Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, op.cit., 6 objek penelitian pada SMA Islam Al-Azhar 3 Kebayoran Baru didasari pada hal yang oleh peneliti anggap layak untuk melakukan penelitian di lokasi tersebut, yaitu: SMA Islam Al-Azhar yang telah memiliki Akreditasi A, dan memiliki sarana pembelajaran yang cukup memadai serta tanaga pendidik dan tenaga kependidikan yang berkompetensi pada bidangnya hal yang demikian ini merupakan wujud dari telah terlaksananya fungsi manajemen keuangan sekolah yang cukup baik. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian di atas penulis mengidentifikasi peremasalahan pada pelaksanaan manajemen keuangan pada sektor perencanaan penyusunan anggaran keuangan sekolah serta kendala yang dihadapi SMA Islam Al-Azhar 3 Kebayoran Baru. C. Pembatasan Masalah Agar pembahasan hasil penelitian ini tidak terlalu luas dan lebih terarah, maka penulis membatasi permasalahan yang diteliti sebagai berikut: Pelaksanaan Manajemen Keuangan sekolah yang meliputi perencanaan penyusunan anggaran keuangan sekolah serta kendala yang dihadapi di lembaga pendidikan SMA Islam Al-Azhar 3 yang berlokasi di Kebayoran Baru Jakarta Selatan. D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Bagaimanakah perencanaan keuangan sekolah yang berlaku di SMA Islam Al-Azhar 3? b. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan manajemen keuangan sekolah di SMA Islam AlAzhar 3? E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut, tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan manajemen keuangan sekolah, yang mencangkup hal sebagai berikut: a. Untuk mengetahui pelaksanaan manajemen keuangan sekolah pada sector perencanaan penyusunan anggaran keuangan sekolah di SMA Islam Al-Azhar 3. b. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan manajemen keuangan pada sektor perencanaan penyusunan anggaran keuangan sekolah di SMA Islam Al-Azhar 3. 8 2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, diantaranya: a. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah kepustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Kependidikan Islam serta menjadi bahan masukan bagi mahasiswa Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Kependidikan Islam untuk penelitian yang terkait atau sebagai contoh untuk penelitian dimasa yang akan datang, khususnya mengenai pelaksanaan manajemen keuangan dalam meningkatkan kualitas pendidikan, pada tingkat Sekolah Menengah Atas. b. Secara praktik, hasil penelitian memberikan masukan bagi para pengelola pendidikan, baik para tata usaha, kepala sekolah dan instansi yang terkait dalam penyelenggaraan pendidikan, untuk dapat meningkatkan dan mengembangkan lembaga pendidikan melalui peranan manajemen keuangan di era desentralisasi. 9 BAB II ACUAN TEORITIK A. Kajian Teori 1. Hakikat Manajemen Keuangan a. Pengertian Manajemen Keuangan Secara etimologis, .Manajemen berasal dari bahasa Inggris yaitu dari kata kerja to manage yang disinonimkan dengan to hand yang berarti mengurus, to control memeriksa, to guide memimpin. Apabila dilihat dari asal katanya, manajemen berarti pengurusan, pengendalian atau pembimbing.1 Hingga saat ini manajemen terus dikaji oleh pakar manajemen, mereka mendefinisikan manajemen sebagai ilmu, ada juga yang mendefinisikan manajemen sebagai kiat atau seni, serta ada yang mendefinisikan manajemen sebagai profesi.2 Luther Gulick misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai .suatu bidang ilmu pengetahuan (science) yang secara sistematis untuk memahami 1 EK.Mochtar Effendy, Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta: Bintara, 1996), Cet. Ke-2, h.9. 2 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, {Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-7, h. 1-4 10 mengapa dan bagaimana manusia bekerjasama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan..3 Menurut pengertian ini manajemen sebagai ilmu pengetahuan memiliki serangkaian teori-teori yang membantu dalam mengetahui mengapa dan bagaimana tugas orang dalam bekerjasama dan memerlukan disiplin ilmuilmu pengetahuan lain dalam penerapannya, dalam pengertian di atas manajemen juga berfungsi .menerangkan fenomena-fenomena (gejala-gejala), kejadian-kejadian, keadaan-keadaan, jadi memberikan penjelasanpenjelasan .4 terhadap apa yang akan dan telah terjadi. George Terry menyatakan bahwa definisi manajemen itu adalah .suatu tindakan perbuatan seseorang yang berhak menyuruh orang lain mengerjakan sesuatu, sedangkan tanggung jawab tetap di tangan yang memerintah..5

Pengertian manajemen yang diutarakan oleh Goerge Terry terdapat suatu kelemahan yaitu tidak dilimpahkan tanggung jawab, pada hal manajemen itu adalah mengenai pertanggungjawaban. Berikut ini dapat kita lihat mengenai kewajiban bertanggungjawab dalam ajaran Islam, Firman Allah dalam AlQur.an: 3 T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta:BPFE, 1995), Cet. Ke-9, h.1 4 M. Manulung, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985) Cet. Ke-11, h. 17. 5 Ek. Mochtar Effendy, Manajemen Suatu Pendekatan berdasarkan Ajaran Islam, (Jakarta:Bhratara Karya Aksara, 1986) h, 9-10. 11 Artinya: .Barang siapa yang mengerjakan sesuatu amal kebajikan seberat atom (zarrah) pun, niscaya dia akan melihat balasannya, dan barang siapa yang mengerjakan perbuatan jahat seberat atom (zarrah) pun niscaya dia akan melihat balasannya pula.. [surat (99) Az-Zilzal: 7-8]. Firman Allah Subhanahu Wata.ala ; Artinya: Tiap manusia bertanggung jawab (terikat) atas yang diperbuatnya.. [surat (74) Al-Muddatsir: 38]. Demikianlah beberapa contoh saja ayat-ayat Tuhan dalam Al-Qur.an mengenai prinsip manajemen yang dikemukakan. Menurut Mery Parker Follet (Stoner, 1986) manajemen sebagai .seni untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang.. (The art of getting thing done through people)6. Hal senada juga diungkapkan Henry M, Botinger, manajemen sebagai .suatu seni membutuhkan tiga unsur, yaitu pandangan, pengetahuan teknis, dan komunikasi. Ketiga unsur tersebut terkandung dalam manajemen..7 Dua definisi tersebut menggunakan kata seni. Mengartikan manajemen sebagai seni mengandung arti bahwa hal itu adalah kemampuan atau ketrampilan para manajer dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang 6 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, op.cit., h.3 7 Ibid 12 mungkin diperlukan, sebab dalam mencapai tujuan diperlukan kerjasama dengan orang lain dimana diperlukan cara memerintah seseorang untuk dapat bekerjasama, untuk itu diperlukan suatu kiat atau seni bagaimana orang lain mau melakukan pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama. Stephen P. Robibins dan Mary Coulter mengistilahkan .manajemen mengacu pada proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatankegiatan kerja agar diselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain..8 Stephen P. Robbins telah menggunakan kata proses, proses tersebut sebagaimana telah termaktub dalam buku .MANAJEMEN Edisi 2. karya; T. Hani Handoko. Mengungkapkan bahwa .cara sistematis untuk melakukan pekerjaan..9

Kemudian manajemen juga berarti profesi. Profesi adalah .suatu pekerjaan yang menuntut persyaratan tertentu..10 Persyaratan suatu profesi menghendaki berbagai kompetensi sebagai dasar keahlian khusus, diakui dan dihargai oleh masyarakat dan pemerintah dan memiliki kode etik dalam pelaksanaannya. Atas dasar beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan akan arti dari manajemen itu sendiri adalah .bekerja dengan melibatkan orang banyak untuk menentukan, mengiterpretasikan, mencapai tujuan-tujuan organisasi 8 Stephen P. Robbins & Mary Coulter, alih bahasa T. Hermya, management, sixth Edition, (Jakarta: PT. Indojaya Multitama, 1999), Edisi ke-6, Jilid 1, h, 8. 9 T. Hani Handoko, op.cit, h. 8. 10 Stephen P. Robbins & Mary Coulter, alih bahasa T. Hermya, management, sixth Edition, op.cit., h, 8. 13 dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia, pengarahan, kepemimpinan dan pengawasan..11 Kegiatan manajemen merupakan sebuah proses kegiatan atau aktivitas yang terorganisir untuk mengelola sumber daya, peluang dengan pendekatan ilmiah secara sistematik untuk menentukan keputusan dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan secara efektif dan efesien atau sekurang-kurangnya itulah apa yang didambakan oleh manajemen. Demikianlah manajemen sangat berguna dalam mengatasi permasalahan yang ada khususnya pada hal yang menyangkut dengan masalah keuangan. Oleh karena itu seyogyanya dapat dilihat bagaimana pemahaman tentang manajemen keuangan itu sendiri dalam suatu organisasi. Keuangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai .seluk beluk uang, urasan uang, keadaan keuangan..12 Sedangkan menurut B Suryosubroto, Menulis .soal-soal yang menyangkut keuangan sekolah pada garis besarnya berkisar pada uang sumbangan pembinaan pendidikan (SPP), uang kesejahteraan personal dan gaji serta keuangan yang berhubungan langsung dengan penyelenggaraan sekolah seperti perbaikan sarana dan sebagainya..13 11 T. Hani Handoko, Manajemen, op.cit, h. 10 12 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995) Edisi 2, h. 1093. 13 B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), Cet ke-1, h. 131 14 Dapat penulis simpulkan bahwa keuangan adalah segala kegiatan atau aktivitas yang berhubungan dengan uang, sedangkan keuangan dalam pendidikan yaitu segala urusan aktivitas kegiatan pendidikan yang melibatkan uang. Menurut R. Agus Sartono, .manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen dana, baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif dan efesien maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau pembelanjaan secara

efesien.14 Suad Hasan dan Enny Pudjiastuti menyatakan bahwa .Manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis dan pengendalian kegiatan keuangan.15 Dari uraian pendapat di atas, penulis dapat simpulkan bahwa manajemen keuangan adalah aktivitas yang menggunakan prinsip manajemen yang meliputi perencanaan keuangan, menganalisis penggunaan uang, dan mengendalikan penggunaan keuangan lembaga atau organisasi sebagai bentuk pelaksanaan keuangan untuk mengambil keputusan. Maka berdasarkan pengertian tersebut manajemen keuangan disini mengarah pada uang dan bagaimana mengatur keuangan agar sesuai dengan 14 R.Agus Sartono, Manajemen keuangan Teori dan Aplikasi,(Yogyakarta; FE UGM, 2001), Cet ke-1, h. 6. 15 Suad Hasan dan Enny Pudjiastuti, Dasar-dasar Manajemen Keuangan,(Yogyakarta: UUP AMP YKPN, 1998), H.4. 15 tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen keuangan dalam pendidikan menuntut lembaga pendidikan formal melakukan suatu usaha pengelolaan sumber keuangan, pemanfaatan keuangan, mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan dengan baik. b. Fungsi Manajemen Keuangan Agar tujuan lembaga pendidikan yang telah ditetapkan dapat terlaksana dengan baik dan tercapai dengan efektif serta efesien maka perlu memfungsikan manajemen keuangan itu sendiri dengan baik. Berdasarkan catatan Depdiknas Didasmen, pengelolaan keuangan adalah kegiatan sekolah untuk merencanakan, menggunakan, mengevaluasi dan mempertanggungjawabkan keuangan sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan.16 Sedangkan menurut Suad Hasan dan Enny Pudjiastuti: .Manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis, dan pengendalian kegiatan keuangan.17 Dengan kata lain fungsi manajemen keuangan terdiri dari perencanaan keuangan, pelaksanaan keuangan, evaluasi dan pertanggungjawaban. Jones mengemukakan .financial planning yang disebut juga budgeting yang merupakan suatu kegiatan mengkoordinasi semua sumber daya yang tersedia 16 Depdiknas Didasmen TK dan SD, Manajemen Berbasis Sekolah Untuk Sekolah Dasar, (Jakarta: Depdiknas, 2001), h. 26. 17 Suad Hasan dan Enny Pudjiastuti, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, op. cit, h. 4. 16 untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematis tanpa efek samping yang merugikan.18 Pelaksanaan anggaran (keuangan) atau implementation involes accounting ialah kegiatan berdasarkan rencana yang telah dibuat dan kemungkinan terjadi penyesuaian bila diperlukan.19 hal terpenting adalah evaluasi sebagai proses penilaian pencapaian tujuan. Evaluasi sangatlah penting mengingat penggunaan sumber daya khususnya yang berbentuk uang yang tidak tepat dapat mengganggu proses kegiatan dan dapat merusak citra

suatu organisasi. Berdasarkan penjelasan di atas fungsi manajemen keuangan di lembaga pendidikan formal biasanya melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Perencanaan Keuangan 2. Pelaksanaan Anggaran 3. Evaluasi dan Pertanggungjawaban20 1. Perencanaan Keuangan Perencanaan yaitu tindakan yang akan dilakukan untuk mendapatkan hasil yang ditentukan dalam jangka ruang dan waktu tertentu.21 Dengan demikian, perencanaan itu merupakan suatu proses pemikiran, baik secra garis 18 Goerg R. Terry, alih bahasa J. Smith d.f.m, Prinsip-prinsip Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksra, 1980), h. 171. 19 Ibid. 20 E. Mulyana, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), Cet ke-4, h. 198. 21 Ek. Mochtar Effendy, Manajemen Suatu Pendekatan berdasarkan Ajaran Islam, (Jakarta:Bhratara Karya Aksara, 1986) h, 74. 17 besar maupun secara mendetail dari suatu kegiatan/pekerjaan yang dilakukan untuk mencapai kepastian yang paling baik dan ekonomis. Suatu perencanaan yang baik dan diharapkan mencapai hasil harus berisi berbagai kegiatan, mulai dari forescasting, objectives, policies, programes, schedules, procedures, dan bugget. Banyak terdapat di dalam Al-Qur.an, baik secara tegas maupun secara sindiran agar sebelum mengambil suatu tindakan haruslah dibuat perencanaan; Firman Allah Subhanahu Wata.ala Artinya: Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal. [Surat (2) Al-Baqoroh: 197]. Allah Subhanahu Wata.ala memerintahkan kita untuk berbekal di dalam menghadapi suatu pekerjaan atau suatu tidakan. Hal ini mengandung pengertian bahwa suatu perbuatan atau tindakan itu haruslah dimulai dengan suatu perencanaan yang konkret, guna menghindari kekeliruan yang dapat merugikan. Perencanaan merupakan suatu proses berpikir sebagaimana telah diuraikan di atas. Nabi Muhammad Shalallahu .alaihi Wasallam menyatakan bahwa berpikir itu adalah ibadah. Jadi, sebelum kita melakukan sesuatu wajiblah dipikirkan kterlebih dahulu. Ini berarti bahwa semua pekerjaan harus diawali dengan perencanaan. Allah Subhanahu Wata.ala memberikan kepada 18 kita akal dan ilmu guna melakukan suatu ikhtiar, untuk menghindari kerugian atau kegagalan. Ikhtiar di sini adalah perwujudan dari proses berpikir, dan merupakan konkrentasi dari suatu perencanaan. Semua tindakan atau perbuatan seseorang haruslah dipikirkan terlebih dahulu, kemudian diikhtiarkan agar dengan kerugian yang sekecil-kecilnya dan mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya. Oleh karena itu, tidak boleh semberono dan tidak

boleh gegabah, agar tidak mengalami kerugian yang fatal. Perencanaan dalam manajemen keuangan adalah merencanakan sumber dana untuk menunjang kegiatan pendidikan dan tercapainya tujuan pendidikan.22 Dalam perencanaan manajemen keuangan meliputi mulai dari penerimaan sampai pelaporan yang tersusun secara tertib. Untuk itu dirancang anggaran dengan jalan menganalisa kebutuhan sesuai dengan data yang akurat. 2. Pelaksanaan Anggaran Orgainizing merupakan unsur kedua dari manajemen yang sangat penting. Setiap orang, baik manajer atau karyawan biasa merupakan bagian dari organisasi, karena itu, setiap orang yang termasuk di dalam organisasi berkewajiban untuk memenuhi tugas dan fungsinya karena ia adalah bagian dari organisasi secara keseluruhan. Seorang manajer atau pimpinan harus selalu mendorong orang-orangnya kearah perkembangan organisasi yang positif, kreatif dan produktif. 22 Ibid., h. 173. 19 Adanya inisiatif, sikap yang kreatif dan produktif dari semua anggota dari pangkat yang serendah-rendahnya sampai yang tertinggi akan menjamin organisasi berjalan dengan baik. Sebagaimana Firman Allah Subhanahu Wata.ala; Artinya; Dan Dia meninggikan kamu atas yang lain beberapa derajat. [Surat (6) Al- An.am: 165] Artinya: Setiap orang mempunyai tingkatan menurut pekerjaannya masingmasing. [Surat (6) Al- An.am: 165] Artinya: Bekerjalah kamu, nanti Allah akan memperlihatkan bukti pekerjaankalian masing-masing. [Surat (9) t-Taubah: 105] Dalil-dalil di atas dari nash Al-Qur.an yang dengan tegas dan jelas menunjukkan bahwa manusia dalam prakteknya berkarya menurut kecakapan masing-masing. Kecakapan mereka, baik berupa ilmu yang dimilikinya maupun sebagai pengalaman, akan menempatkan mereka pada posisi tertentu. Hal ini dalam posisi ilmu ekonomi disebut division of labour. Pembagian kerja itu pada akhirnya menjurus menjadi spesialisasi, akibat perbedaan kecakapan, perbedaan ilmu dan ketrampilan masing-masing. 20 Secara garis besarnya pelaksanaan keuangan dikelompokkan dalam dua kegiatan, yakni penerimaan dan pengeluaran.23 Berikut penjelasan mengenai pelaksanaan manajemen keuangan: a. Penerimaan. Setiap lembaga pendidikan pada umumnya melaksanakan tugasnya menerima dana dari berbagai sumber. Penerimaan dari sumber-sumber dana perlu dibukukan sedangkan prosedur pengelolaannya selaras dengan ketetapan yang disepakati, baik berupa konsep teoritis maupun peraturan yang berlaku.

b. Pengeluaran. Setiap penggunaan keuangan perlu melalui pengajuan keuangan secara tertulis dan sedapat mungkin hanya program-program yang termasuk dalam perencanaan keuangan saja yang didanai, agar mudah pengawasannya. Aturan pengeluaran keuangan harus dicatat sesuai dengan waktu serta peruntukkannya. 3. Evaluasi dan Pertanggungjawaban Dalam manajemen keuangan evaluasi dan pertanggiungjawaban menjadi penting. Evaluasi merupakan suatu proses sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan informasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan program sekolah dengan kriteria tertentu untuk keperluan pembuatan keputusan.24 Informasi hasil evaluasi dibandingkan dengan sasaran yang telah ditetapkan pada program. Apabila 23 Ibid., h. 200-201 24 Depdiknas Didasmen Direktorat SLTP, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Buku 3 Panduan Monitoring dan Evaluasi, (Jakarta: Depdiknas, 2002), Edisi 4, h. 2. 21 hasilnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan, berarti program tersebut efektif. Jika sebaliknya, maka program tersebut dianggap tidak efektif (gagal). Melalui evaluasi akan dapat diketahui pula apa saja hambatan yang terjadi, dan bagaimana mengatasi masalah tersebut. Demikian pula, melalui evaluasi secara komprehensif akan dapat diketahui sejauhmana kemajuan atau hasilhasil pendidikan dapat dicapai. Dalam implementasi manajemen keuangan evaluasi berkaitan dengan pertanggung jawaban terhadap apa yang telah dicapai harus dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan pertanggungjawaban diartikan oleh cormark sebagai auditing, auditing merupakan pembuktian dan penentuan bahwa apa yang dimaksud sesuai dengan yang dilaksanakan, sedang apa yang dilaksanakan sesuai dengan tugas. Proses ini menyangkut pertanggung jawaban penerimaan, penyimpanan dan pembayaran atau penyerahan dana kepada pihak-pihak yang berhak.25 2. Model Pelaksanaan Manajemen Keuangan Dalam pelaksanaan manajemen keuangan sekolah setidaknya melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: a. Perencanaan Keuangan Sekolah Perencanaan keuangan sekolah setidaknya mencakup dua kegiatan, yakni: penyusunan anggaran keuangan sekolah, dan pengembangan rencana 25 E. Mulyana, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, op. cit., h. 204-205 22 anggaran belanja sekolah (RAPBS). Kedua kegiatan pokok tersebut diuraikan sebagai berikut: a.1. Penyusunan Anggaran Keuanggan Sekolah penyusunan anggaran berangkat dari rencana kegiatan atau program yang telah disusun dan kemudian diperhitungkan berapa biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut, bukan dari jumlah dana yang tersedia dan bagaimana dana tersebut dihabiskan. Penyusunan anggaran keuangan sekolah atau sering disebut anggaran belanja sekolah (ABS),

biasanya dikembangkan dalam format-format yang meliputi: (1) Sumber pendapatan dan (2) Pengeluaran untuk kegiatan belajar mengajar, pengadaan, pemeliharaan sarana dan prasarana, bahan-bahan dan alat pelajaran, honorarium dan kesejahteraan. Langkah-langkah penyusunan anggaran adalah sebagai berikut: a. Menginventarisasi rencana yang akan dilaksanakan. b. Menyusun rencana berdasarkan skala prioritas pelaksanaannya. c. Menentukan program kerja dan rincian. d. Menetapkan kebutuhan untuk pelaksanaan rincian program. e. Menghitung dana yang dibutuhkan. f. Menentukan sumber dana untuk membiayai rencana.26 26 Depdiknas Didasmen Direktorat SLTP, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Buku 2 Rencana dan Program Pelaksanaan, (Jakarta: Depdiknas, 2002), Edisi 4, h. 42. 23 Perencanaan keuangan sekolah memerlukan data yang akurat dan lengkap sehingga semua perencanaan kebutuhan untuk masa yang akan datang dapat diantisipasi dalam rancangan anggaran. Perencanaan keuangan sekolah dapat dikaembangkan secara efektifjika didukung oleh beberapa sumber yang esensial, seperti: a. Sumber daya manusia yang kompeten dan mempunyai wawasan yang luas tentang dinamika sosial masyarakat. b. Tersedianya informasi yang akurat dan tepat waktu untuk menunjang pembuatan keputusan. c. Menggunakan manajemen dan teknologi yang tepat dalam perencanaan. d. Tersedianya dana yang memadai untuk menunjang pelaksanaan.27 a.2. Pengembangan Rencana Anggaran Belanja Sekolah (RAPBS) setelah penyusunan anggaran, perencanaan keuangan memasuki kegiatan pengembangan rencana anggaran. Proses pengembangan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) pada umumnya menempuh langkah-langkah pendekatan dengan prosedur sebagai berikut: a. Pada tingkat kelompok kerja. b. Pada tingkat kerjasama dengan komite sekolah. c. Sosialisasi dan Legalitas.28 27 E. Mulyana, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, op. cit., h. 200 28 E. Mulyana, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, op. cit., h. 200-201 24 Pada tingkat kelompok kerja. Sekolah perlu membentuk kelompok kerja dengan tugas mengidentifikasi kebutuhan biaya-biaya yang harus dikeluarkan, selanjutnya diklasifikasikan dan dilakukan perhitungan sesuai dengan kebutuhan kemudian hasil analisis kebutuhan diseleksi lokasinya. Pada tingkat kerjasama dengan komite sekolah. Komite sekolah ini dapat memberikan pertimbangan juga sekaligus membantu mengontrol kebijakan program sekolah. Kerjasam antara komite sekolah dengan kelompok kerja yang dibentuk, hal ini dilakukan sehubungan dengan pengembangn RAPBS.

Sosialisasi dan Legalitas. Setelah RAPBS dibicarakan dengan komite sekolah selanjutnya disosialisasikan kepada berapa pihak. Pada tahap sosialisasi dan legalitas ini kelompok kerja melakukan konsultasi dan laporan pada pihak pengawas, serta mengajukan usulan RAPBS kepada yayasan untuk mendapat pertimbangan dan pengesahan. b. Pelaksanaan Keuangan Sekolah Pelaksanaan keuangan sekolah dalam garis besarnya dapat dikelompokkan ke dalam dua kegiatan, yakni penerimaan dan pengeluaran.29 b.1.Penerimaan Lembaga pendidikan dalam melaksanakan tugasnya menerima dana dari beberapa sumber. Penerimaan keuangan sekolah dari sumber-sumber perlu dibukukan berdasarkan prosedur pengelolaan yang selaras dengan 29 Ibid., h. 201 25 ketetapan yang disepakati, baik berupa konsep teoritis maupun peraturan yang berlaku. Berdasarkan buku pedoman rencana, program dan penganggaran, sumber dana pendidikan yang dapat dikembangkan dalam anggaran belanja sekolah antara lain meliputi anggaran rutin, anggaran pembangunan, dan penunjang pendidikan, dana masyarakat, donator dan lain-lain yang dianggap sah oleh semua pihak. Pendanaan pendidikan yang pada dasarnya bersumber dari pemerintah, orang tua dan masyarakat, namun dapat diperoleh dari bentuk kerjasama usaha atau wakaf. Namun pada dasarnya sekolah yang berdiri di bawah naungan yayasan memiliki kewenangan dan keleluasan yang cukup dalam bagaimana mendapatkan sumber dana keuangan untuk mengoptimalkan kegiatan pendidikan di sekolah. b.2.Pengeluaran Dana yang diperoleh dari berbagai sumber perlu digunakan secara efektif dan efisien. Artinya setiap perolehan dana dalam pengeluarannya harus didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan yang telah disesuaikan dengan perencanaan pembiayaan pendidikan. Dalam manajemen keuangan sekolah, pengeluaran keuangan (UYHD) harus dibukukan sesuai dengan pola yang ditetapkan oleh peraturan. Beberapa hal yang harus dijadikan patokan bendahara dalam pertanggungjawaban pembukuan, meliputi format buku kas harian, buku tabelaris, dan format laporan daya serap penggunaan anggaran serta beban pajak. Aliran pengeluaran keuangan harus dicatat sesuai dengan waktu serta 26 peruntukkannya. Sebagai bendahara sekolah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan masalah pelaksanaan keuangan sekolah, yaitu: a. Pada setiap akhir tahun anggaran, bendahara harus membuat laporan keuangan sekolah kepada kepala sekolah untuk dicocokkan dengan RAPBS. b. Laporan keuangan harus dilampiri bukti-bukti pengeluaran yang ada termasuk bukti penyetoran pajak (PPN dan PPh) bila ada. c. Kwitansi atau bukti pembelian atau bukti penerimaan berupa tanda tangan penerima honorarium atau bantuan atau bukti pengeluaran lain

yang sah. d. Neraca keuangan juga harus ditunjukkan untuk diperiksa oleh tim pertanggungjawaban keuangan dari komite sekolah.30 B. Evaluasi dan Pertanggungjawaban Keuangan Sekolah Dalam manajemen keuangan evaluasi dan pertanggungjawaban menjadi penting. Evaluasi dan pertanggungjawaban keuangan sekolah dapat diidentifikasikan kedalam tiga hal, yaitu pendekatan pengendalian penggunaan alokasi dana, bentuk pertanggungjawaban keuangan sekolah, dan keterlibatan pengawasan pihak internal lembaga pendidikan.31 30 Sulthan Masyhud, et. All., Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka, 2003), h. 190. 31 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, op. cit., h. 204-205. 27 Melalui hasil evaluasi berupa informasi untuk mengambil keputusan, sehingga informasi/datanya harus dapat dipertanggungjawabkan (valid/reliable). Pertanggungjawaban keuangan berisi deskripsi penerimaan, penggunaan dan pengadministrasian keuangan, khususnya yang digunakan untuk program-program sekolah. Deskripsi hendaknya sampai pada analisis apakah dana digunakan secara efesien dan sesuai dengan pedoman administrasi keuangan yang berlaku. 28 B. Kerangka Berfikir Biaya Investasi Satuan Pendidikan 1. Sarana Prasarana 2. Buku 3. Alat Pelajaran 4. Tanah 5. Bangunan Biaya Operasional Satuan Pendidikan 1. Personil; Kesejahteraan Pengembangan Personil 2. Non Personil; Alat Tulis Kantor Perawatan Kegiatan Pembelajaran PERENCANAAN Menyusun RAPBS 29 Segala macam bentuk kegiatan yang berlangsung di lembaga pendidikan formal khususnya tidak akan mungkin berjalan dengan baik tanpa ada bantuan dana atau keuangan. Dana atau keuangan yang diperoleh tentunya perlu dikelola dengan baik, dan tentu saja hal itu merupakan tugas dan tanggungjawab seorang pimpinan yaitu kepala sekolah. Memanaj atau mengelola keuangan secara efisien dan efektif merupakan

suatu kegiatan yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan, karena tahapan pengelolaan keuangan yang baik akan menentukan kegiatan sekolah dapat terselenggara dengan baik. Untuk manajemen keuangan bukanlah pekerjaan yang mudah namun juga bukan hal yang tak mungkin untuk dilakukan, semua itu tergantung dari niat serta keinginan dan kemampuan seseorang melaksanakan seluruh langkah-langkah manajemen seperti: merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, pengawasan, dan melakukan evaluasi terhadap keuangan yang telah dilakukan atau dilaksanakan dan juga akan dilaksanakan. Sebelum melaksanakan kegiatan, sekolah harus terlebih dahulu melakukan kegiatan perencanaan, hal ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan apa yang akan dilaksanakan, berupa anggaran atau biaya yang dibutuhkan. Setelah itu baru dilakukan kegiatan pengorganisasian, hal ini bertujuan mengetahui yang terlibat dalam kegiatan tersebut sekaligus mengetahui isi dari masing-masing personil yang terlibat agar tiap personil mengetahui tugasnya, sehingga tidak terjadi tumpangtindih pada pendanaan untuk suatu kegiatan. Kegiatan yang paling akhir yang 30 dilakukan seorang kepala sekolah adalah evaluasi, hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah kegiatan yang dilakukan berjalan secara efektif atau tidak. Besarnya peran manajemen keuangan dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran disebuah lembaga pendidikan dijalankan oleh bagian yang menangani khusus manajemen keuangan ini, atau setidaknya ada orang yang khusus ditunjuk dalam melaksanakan manajemen keuangan, jadi keseluruhan pelaksanaan manajemen keuangan yang dilaksanakan oleh bagian (manajemen keuangan) sebagaimana diuraikan di atas lebih baik. Dengan demikian dapat diduga bahwa pelaksanaan manajemen keuangan di sekolah akan berjalan dengan lancar bila pengelolaan keuangan ditangani oleh seseorang yang mengerti betul cara pengelolaan keuangan sekolah. 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di SMA Islam Al-Azhar 3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Penelitian ini dilakukan pada masa dan bulan belajar mengajar efektif sehingga memudahkan penelitian untuk menjaring data dan informasi yang dibutuhkan dari responden, dari bulan Juli 2007 sampai September 2007. Hal ini untuk memungkinkan peneliti memahami lebih dalam obyek penelitian kemudian benar-benar mendapatkan gambaran jelas tentang obyek tersebut. B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu .suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu set pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang..32 Digunakannya metode deskriptif dalam penelitian ini dengan tujuan untuk menggambarkan suatu kegiatan pelaksanaan manajemen keuangan 32 Moh. Nazir, Metode penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), Cet ke-6, h. 54

32 khususnya perencanaan penyusunan RAPBS di SMA Islam Al-Azhar 3 Kebayoran Baru yang terlebih dahulu menganalisis proses pelaksanaannya. C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah .cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.. Untuk memperoleh hasil penelitian yang signifikan penulis menggunakan metode dan instrumen pengumpulan data berupa: 1. Teknik Observasi dengan Instrumen Panduan Observasi Observasi yaitu .teknik pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian, data-data tersebut dapat diamati oleh peneliti. Dalam arti bahwa data tersebut dihimpun melalui pengamatan peneliti melalui penggunaan pancaindra.. Teknik observasi digunakan untuk mengamati dan mencatat seluruh kegiatan pelaksanaan manajemen keuangan yang ada di SMA Islam Al-Azhar 3 Jakarta Selatan, serta mengamati secara langsung data-data yang diperlukan. Dengan demikian data yang didapat oleh penulis selama observasi berlangsung dapat menjadi masukan bagi penulisan skripsi ini. Dalam pelaksanaan observasi peneliti membuat panduan observasi, sebagai berikut: 33 a. Lingkungan SMA Islam Al-Azhar 3 Jakarta Selatan. b. Kegiatan Manajemen Keuangan SMA Islam Al-Azhar 3 Jakarta Selatan. c. Kegiatan unit usaha SMA Islam Al-Azhar 3 Jakarta Selatan. 2. Teknik Wawancara dengan Instrumen Pedoman Wawancara Wawancara adalah .peruses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide.. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya, responden pada wawancara ini merupakan yang memiliki keterkaitan langsung dengan pelaksanaan manajemen keuangan sekolah, pihak-pihak tersebut adalah Kepala Sekolah, Tata Usaha, Komite Sekolah, Tenaga Pendidik, Siswa dan Siswi SMA Muhammadiyah 1 Jakarta Pusat. Dalam pelaksanaan wawancara yang dilakukan terhadap responden, dibantu dengan pedoman wawancara ini tentang: a. Perencanaan keuangan sekolah yang berlaku di SMA Islam Al-Azhar 3. b. Pengelolaan keuangan sekolah yang dilaksanakan. c. Evaluasi dan pertanggungjawaban keuangan sekolah yang berlaku. d. Kendala yang dihadapi pada pelaksanaan manajemen keuangan sekolah. 3. Teknik Dokumentasi dengan Instrumen Daftar Checklist Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, 34 lengger, agenda dan sebagainya.. Teknik dokumentasi sebagai sumber data

diharapkan dapat mendukung hasil penelitian yang lebih kredibel. Untuk itu dibuat pedoman dokumentasi sebagai berikut: a. Profil SMA Islam Al-Azhar 3. b. Struktur organisasi c. Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) d. Laporan keuangan sekolah. D. Kisi-kisi Instrumen Pengumpulan Data Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode (dalam penelitian). Kisi-kisi instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam memperoleh data dan informasi-informasi di SMA Islam Al-Azhar 3 Jakarta Selatan pada penelitian ini yang dijadikan pedoman sebagai berikut: Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Fokus Dimensi Indikator Sejarah Sejarah Sekolah & Perkembangannya Perkembangan Sekolah Visi, Misi & Visi dan Misi Tujuan Umum Tujuan Umum Struktur Organisasi Struktur Organisasi Profil Sekolah Sumber Daya Manusia SDM Tenaga Pendidik & Kependidikan Identifikasi Sumber Dana Pola Penyusunan RAPBS Pelaksanaan Manajemen Keuangan Perencanaan Keuangan (RAPBS) Menggalang Dana Internal & Eksternal Kendala Kendala yang dihadapi Pelaksanaan Keuangan Kendala Pelaksanaan Keuangan Penyelesaian atas kendala yang dihadapi 35 E. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari observasi (catatan lapangan), wawancara, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Setelah data terkumpul dari pengumpulan data, maka penulis segera menganalisa data. Untuk menganalisa data, penulis menggunakan langkahlangkah sebagai berikut: Editing, Mengodekan Data, Tabulasi dan Penafsiran

Data. 1. Editing. Setelah penelitian selesai menghimpun data di lapangan data tersebut perlu diedit terlebih dahulu sebelum data diolah, dengan kata lain, data atau keterangan yang telah dikumpulkan dalam record book, daftar pertanyaan ataupun pada interview guide perlu dibaca sekali lagi dan diperbaiki jika masih terdapat hal-hal yang masih meragukan. 2. Pengkodean. Setelah tahap editing selesai dilakukan, kegiatan berikutnya adalah mengklasifikasikan data-data tersebut melalui tahapan koding. Maksudnya bahwa data yang telah diedit tersebut diberi identitas sehingga memiliki arti tertentu pada saat dianalisis. 36 3. Tabulasi (proses pembeberan). Tabulasi merupakan bagian terakhir dari pengolahan data. Dengan memasukkan data pada tabel-tabel tertentu dan mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagi kategori. F P = X 100% N Keterangan: P = Angka prosentase F = Frekuensi (Jumlah jawaban responden) N = Number of cases (jumlah responden) 37 b. Fungsi Manajemen Keuangan 2. Model Pelaksanaan Manajemen Keuangan Sekolah a. Perencanaan Keuangan Sekolah b. Pelaksanaan Keuangan Sekolah c. Evaluasi dan Pertanggungjawaban Keuangan Sekolah B. Kerangka Teori 38 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di SMA Islam Al-Azhar 3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Penelitian ini dilakukan pada masa dan bulan belajar mengajar efektif sehingga memudahkan penelitian untuk menjaring data dan informasi yang dibutuhkan dari responden, dari bulan Juli 2007 sampai September 2007. Hal ini untuk memungkinkan peneliti memahami lebih dalam obyek penelitian kemudian benar-benar mendapatkan gambaran jelas tentang obyek tersebut. B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu .suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu set pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang..1 Digunakannya metode deskriptif dalam penelitian ini dengan tujuan

untuk menggambarkan suatu kegiatan pelaksanaan manajemen keuangan 1 Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), Cet ke-6, h. 54 32 khususnya perencanaan penyusunan RAPBS di SMA Islam Al-Azhar 3 Kebayoran Baru yang terlebih dahulu menganalisis proses pelaksanaannya. C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah .cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya..2 Untuk memperoleh hasil penelitian yang signifikan penulis menggunakan metode dan instrumen pengumpulan data berupa: 1. Teknik Observasi dengan Instrumen Panduan Observasi Observasi yaitu .teknik pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian, data-data tersebut dapat diamati oleh peneliti. Dalam arti bahwa data tersebut dihimpun melalui pengamatan peneliti melalui penggunaan pancaindra..3 Teknik observasi digunakan untuk mengamati dan mencatat seluruh kegiatan pelaksanaan manajemen keuangan yang ada di SMA Islam Al-Azhar 3 Jakarta Selatan, serta mengamati secara langsung data-data yang diperlukan. Dengan demikian data yang didapat oleh penulis selama observasi berlangsung dapat menjadi masukan bagi penulisan skripsi 2 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), Cet ke-7, h. 100 -101. 3 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2006), Cet ke-2, h. 134. 33 ini. Dalam pelaksanaan observasi peneliti membuat panduan observasi, sebagai berikut: a. Lingkungan SMA Islam Al-Azhar 3 Jakarta Selatan. b. Kegiatan Manajemen Keuangan SMA Islam Al-Azhar 3 Jakarta Selatan. c. Kegiatan unit usaha SMA Islam Al-Azhar 3 Jakarta Selatan. 2. Teknik Wawancara dengan Instrumen Pedoman Wawancara Wawancara adalah .proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan Interview guide..4 Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya, responden pada wawancara ini merupakan yang memiliki keterkaitan langsung dengan pelaksanaan manajemen keuangan sekolah, pihak-pihak tersebut adalah Kepala Sekolah, Tata Usaha, Komite Sekolah, Tenaga Pendidik, Siswa dan Siswi SMA Muhammadiyah 1 Jakarta Pusat. Dalam pelaksanaan wawancara yang dilakukan terhadap responden, dibantu dengan pedoman wawancara ini tentang: a. Perencanaan keuangan sekolah yang berlaku di SMA Islam Al-Azhar 3. b. Pengelolaan keuangan sekolah yang dilaksanakan. c. Evaluasi dan pertanggungjawaban keuangan sekolah yang berlaku.

d. Kendala yang dihadapai pada pelaksanaan manajemen keuangan sekolah. 4 Moh. Nazir, Metode Penelitia, op. cit., h. 193-194. 34 3. Teknik Dokumentasi dengan Instrumen Daftar Checklist Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya..5 Teknik dokumentasi sebagai sumber data diharapkan dapat mendukung hasil penelitian yang lebih kredibel. Untuk itu dibuat pedoman dokumentasi sebagai berikut: a. Profil SMA Islam Al-Azhar 3 b. Struktur organisasi c. Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) d. Laporan keuangan sekolah. D. Kisi-kisi Instrumen Pengumpulan Data Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode (dalam penelitian).6 Kisi-kisi instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam memperoleh data dan informasi-informasi di SMA Islam Al-Azhar 3 Jakarta Selatan pada penelitian ini yang dijadikan pedoman sebagai berikut: Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Fokus Dimensi Indikator Profil Sekolah Sejarah & Sejarah Perkembangannya Perkembangan 5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002) Cet ke-12, Edisi V, H. 206. 6 Ibid., h. 126. 35 Visi, Misi & Visi . Misi Tujuan Umum Tujuan umum Struktur Organisasi Struktur organisasi Sumber Daya Manusia SDM Tenaga Pendidik & Kependidikan Identifikasi Sumber Dana Pola Penyusunan RAPBS Pelaksanaan Manajemen Keuangan Perencanaan Keuangan (RAPBS) Menggalang dana internal & eksternal Kendala Kendala yang dihadapi Pelaksanaan Keuangan Kendala Pelaksanaan Keuangan Penyelesaian atas kendala yang dihadapi E. Teknik Analisis Data Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari observasi (catatan lapangan), wawancara, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.7 Setelah data terkumpul dari pengumpulan data, maka penulis segera menganalisa data. Untuk menganalisa data, penulis menggunakan langkahlangkah sebagai berikut: Editing, Mengodekan Data, Tabulasi dan Penafsiran Data.8 1. Editing. Setelah penelitian selesai menghimpun data di lapangan data tersebut perlu diedit terlebih dahulu sebelum data diolah, dengan kata lain, data atau 7 Sugiyono, Memahami Penelitin Kualitatif, (Bandung: ALFABETA, 2005), Cet ke-1, h. 89. 8 Moh. Nazir, Metode Penelitian, op. cit., h. 346-374 36 keterangan yang telah dikumpulkan dalam record book, daftar pertanyaan ataupun pada interview guide perlu dibaca sekali lagi dan diperbaiki jika masih terdapat hal-hal yang masih meragukan. 2. Pengkodean. Setelah tahap editing selesai dilakukan, kegiatan berikutnya adalah mengklasifikasikan data-data tersebut melalui tahapan koding. Maksudnya bahwa data yang telah diedit tersebut diberi identitas sehingga memiliki arti tertentu pada saat dianalisis. 3. Tabulasi (Proses Pembeberan). Tabulasi merupkan bagian terakhir dari pengolahan data. Dengan memasukkan data pada tabel-tabel tertentu dan mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagi kategori. F P = X 100% N Keterangan: P = Angka prosentase F = Frekuensi (Jumlah jawaban responden) N = Number of cases (jumlah responden) 4. Penafsiran Data. Merupakan penjelasan yang terperinci tentang arti yang sebenarnya dari materi yang dipaparkan. Data yang telah dalam bentuk tabel, misalnya, perlu diberikan penjelasan yang terperinci. 37 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Temuan Penelitian 1. Sejarah Singkat SMA Islam Al-Azhar 3.1 Seiring dengan banyaknya minat masyarakat untuk menyekolahkan anakanak mereka untuk dididik di SMA Islam Al-Azhar 1 Kebayoran Baru serta tidak berimbangnya antara jumlah kapasitas yang dimiliki lembaga dengan jumlah peminat peserta didik yang mendaftarkan dirinya. Maka sesuai dengan program Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar dan tuntutan masyarakat agar Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar segera membuka sekolah baru setingkat SMA Islam

Al-Azhar 1, maka pada tanggal 1 Maret 1997 Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar mendirikan SMA Islam Al-Azhar 3 yang berlokasi di Kebayoran Baru dengan menempati gedung sendiri. Berdirinya SMA Islam Al-Azhar 3 merupakan suatu kebijakan yang sangat tepat sekali yang dilakukan oleh Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar melalui: 1 Hasil Studi Dokumentasi 38 a. Surat Keputusan No: 305/YPI/Pend/Sek/III/1997 dalam mendukung terwujudnya generasi bangsa yang bermartabat, sebagaimana yang tertera dalam undang-undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 pada bab II, Dasar, Fungsi dan Tujuan, Pasal 3 Yang berbunyi:.Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2. b. Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No: 2.139/A2.1.2/Kp/1997, tertanggal 20 Januari 1997. c. Piagam persetujuan berdirinya SMA Islam Al-Azhar 3 yang ditandatangani oleh Drs. H. Sri Sudono Sumarto selaku Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan DKI Jakarta, tetanggal 5 April 1998. Kini SMA Islam Al-Azhar 3 dengan luas tanah 17.209 m2 dan luas gedung 5.324 m2 yang beralamat di Jl. Sisingamangaraja Kebayoran Baru Jakarta Selatan merupakan bagian dari lembaga pendidikan unggulan yang berada di antara lembaga-lembaga pendidikan formal setingkat SMA lainnya di daerah DKI 2 Undang-undang Repblik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra Umbara, 2003), h. 7. 39 JAKARTA. Pada tanggal 5 Desember 2000 SMA Islam Al-Azhar 3 telah diakreditasi, status disamakan dengan klasifikasi A (Amat Baik), dengan seiring perputaran waktu pada tanggal 25 September 2006 SMA Islam Al-Azhar 3 diakreditasi oleh Badan Akreditasi Sekolah Provinsi DKI Jakarta, memperoleh sertifikat dengan peringkat A (Amat Baik). 2. Visi, Misi dan Tujuan SMA Islam Al-Azhar 3 memiliki Visi dan Misi yang berinduk kepada Visi dan Misi Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar, Yaitu: VISI AL-AZHAR .Mewujudkan cendikiawan muslim yang taqwa dan berakhlak mulia, sehat jasmani dan rohani, cerdas, cakap dan terampil, percaya kepada diri sendiri, memiliki kepribadian yang kuat, berwatak pejuang dan mamiliki pula kemampuan untuk mengembangkan diri dan keluarganya serta bertanggungjawab atas pembangunan umat dan bangsanya..3 MISI AL-AZHAR

a. Mewujudkan sistem pendidikan yang bertumpu kepada IMTAQ dan IPTEK. b. Al-Azhar diharapkan menjadi sumber penghasil guru berkualitas tinggi yang menguasai ilmu agama maupun ilmu umum, guru hasil didikan Al-Azhar ini 3 Dokumentasi, Buku Penerimaan Siswa Baru. 40 diharapkan juga akan membantu menyebarkan misi Al-Azhar di sekolah tempat mereka mengajar. c. Al-Azhar diharapkan menjadi sumber sekolah unggulan yang menjadi rujukan dari sekolah-sekolah lain, dalam kualitas lulusan, kualitas metodologi dan kualitas gurunya. d. Al-Azhar diharapkan juga menjadi penyebar lulusan pendidikan berkualitas yang dijiwai Islam melalui pentebaran teknologi pendidikan serta guru yang berkualitas. e. Al-Azhar juga bermaksud untuk membantu pendidikan anak .jam sekolah tradisional. dengan melaksanakan pendidikan dari pagi sampai sore. Sasaran dari kegiatan ini adalah anak-anak dari orang tua yang sibuk dan sulit meluangkan waktu untuk mendidik anak diluar jam sekolah tradisional. TUJUAN Tujuan SMA Islam Al-Azhar 3 adalh sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan tujuan pendidikan di Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar, Yaitu: a. Menghasilkan anak didik ilmunya berlandaskan Islam, dan menghasilkan teknologi pendidikan yang berlandaskan Islam. b. Melaksanakan dan mengembangkan fungsi dan perannya sebagai lembaga pendidikan yang menyeluruh serta memiliki sifat kepemimipinan baik di bidang pendidikan umum maupun dalam kelompok lembaga pendidikan Islam. 41 Dan secara khusus berusaha memiliki keunggulan dalam hal: a. Keimanan dan Ketaqwaan kepada Allah Subhanahu Wata.ala. b. Nasionalisme dan Patriotisme yang tinggi. c. Wawasan IPTEK dan IMTAQ yang mendalam dan luas. d. Motivasi dan Komitmen yang tinggi untuk mencapai prestasi. e. Kepekaan sosial, budaya dan kepemimpinan. f. Disiplin dan Tanggungjawab yang tinggi. Visi pendidikan yang telah ditetapkan oleh tim manajemen SMA Islam Al-Azhar 3 Kebayoran Baru syarat dengan perhatiannya terhadap perkembangan dan tantangan masa depan sehingga visi sekolah akan mampu mengakomodasi sekaligus memanfaatkan peluang yang terkandung pada perkembangan tersebut, visi pendidikan SMA Islam Al-Azhar pun tetap berada dalam koridor pendidikan nasional, karena pendidikan yang unggul, berdasarkan pada iman, taqwa, budaya bangsa memang merupakan prinsip-prinsip pendidikan nasional, sebagaimana yang tertera dalam uandang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; Bab II Dasar, Fungsi, dan Tujuan Pasal 3 yang berbunyi: .Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 42 berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab..4 Misi pendidikan yang telah ditetapkan oleh tim manajemen SMA Islam Al-Azhar 3 Kebayoran Baru merupakan bentuk layanan untuk memenuhi tuntunan yang telah ditetapkan dalam visi pendidikan sebelumnya. Isi dari misi yang telah menjadi ketentuan syarat dengan .tindakan. diman SMA Islam AlAzhar 3 Kebayoran Baru tidak hanya mewujudkan sistem pendidikan yang bertumpu kepada IMTAQ dan IPTEK sehingga lulusan menjadi manusia yang unggul dan berkepribadian, namun SMA Islam Al-Azhar 3 Kebayoran Baru pun menjadi sumber penghasil guru yang berkualitas tinggi serta menjadi sekolah rujukan dalam kualitas lulusan, kualitas metodologi dan kualitas gurunya. Tujuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh tim manajemen SMA Islam Al-Azhar 3 Kebayoran Baru pun merupakan wujud dari visi dan misi pendidikan yang telah ditetapkan serta memiliki kesesuaian dengan prinsipprinsip pendidikan nasional, sebagaimana yang termaktub dalam undang-undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003; Bab II Dasar, Fungsi dan Tujuan, Pasal 3. 4 Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS. 43 3. Struktur Organisasi ------------ Garis Koordinasi Garis Perintah Jam.iyah Kepala Sekolah Drs. Taufiq Hidayat Wakil Kepala Sekolah Drs. Nuzuar Tata Usaha Koordinator Bidang Agama Musopa, S.Ag Koordinator Bidang Kemuridan Farikhin, S.Pd. Koordinator Bidang TANSE Drs. Ismanto Koordinator Bidang TANSE Drs. Ismanto Guru Bimbingan Guru Mata Pelajaran Konseling

Murid-murid 44 Struktur organisasi yang saat ini berlaku di SMA Islam Al-Azhar 3 Kebayoran Baru tidak mengalami suatu perubahan dari tahun sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa struktur organisasi yang dibuat sangat membantu akan alur koordinasi dan perintah suatu bagian untuk menjalankan fungsi serta tugas yang menjadi hak dan kewajibannya. Dapat kita lihat bahwa kepala sekolah bahwa merupakan jabatan tertinggi dalam institusi pendidikan yang memiliki power untuk mengintruksikan kesegenap jajaran yang berada di bawahnya untuk melakukan suatu kegiatan yang berkenaan dengan proses belajar mengajar sesuai dengan fungsi dan tugasnya serta Kepala Sekolah dapat bekoordinasi dengan Jam.iyah untuk mengatasi permasalahannya. Dalam pelaksanaan manajemen sekolah Kepal Sekolah dibantu oleh 4 koordinator bidang yaitu 1. Koordinator Bidang Kurikulum, 2. Koordinator Bidang TANSE, 3. Koordinator Bidang Kemuridan, 4. Koordinator Bidang Agama untuk mewujudkan visi dan misi serta tujuan pendidikan SMA Islam AlAzhar 3 Kebayoran Baru yang telah ditetapkan. 4. Fasilitas Pendidikan dan Pengajaran Tabel 1. Fasilitas Pendidikan dan Pengajaran NO FASILITAS JUMLAH KETERANGAN 1 Kantor Kepala Sekolah 1 Ruang Sangat Baik 2 Kantor Guru 1 Ruang Sangat Baik 45 3 Kantor Tata Usaha 1 Ruang Sangat Baik 4 Ruang Kelas X 6 Ruang Sangat Baik 5 Ruang Kelas XI 6 Ruang Sangat Baik 6 Ruang Kelas XII 6 Ruang Sangat Baik 7 Laboratorium IPA/Biologi 2 Ruang Sangat Baik 8 Laboratorium Bahasa 2 Ruang Sangat Baik 9 Laboratorium Komputer 3 Ruang Sangat Baik 10 Perpustakaan 1 Ruang Sangat Baik 11 Koperasi 1 Ruang Sangat Baik 12 Kantin 1 Ruang Sangat Baik 13 Aula 1 Ruang Sangat Baik 14 OHP 18 Unit Sangat Baik 15 Lapangan Bola 1 Lapangan Sangat Baik 16 Lapangan Basket 1 Lapangan Sangat Baik 17 Lapangan Bola Voly 1 Lapangan Sangat Baik 18 Lapangan Bulu Tangkis 1 Lapangan Sangat Baik 19 Tempat Parkir 1 Ruang Sangat Baik 20 Telephon 4 Unit Sangat Baik 21 Mesjid 1 Gedung Sangat Baik 22 Proyektor/LCD 10 Unit Sangat Baik 23 TV-Tape 12 Unit Sangat Baik 24 Komputer 130 Unit 40 Unit/Lap

10 Unit berada di Ruang Kep Sek, Wakepsek, Ruang TU dan Ruang Guru. Syarat dari suatu lembaga pendidikan yang berkualitas adalah memiliki seperangkat alat/sarana prasarana pembelajaran yang dapat menunjang proses belajar mengajar pada lembaga pendidikan tersebut. Kelengkapan sarana prasarana pembelajaran yang dimiliki oleh suatu lembaga pendidikan merupakan wujud dari baiknya proses manajemen keuangan yang berlaku di lembaga pendidikan tersebut seperti halnya lembaga pendidikan SMA Islam Al-Azhar 3. 46 Fasilitas yang dimiliki oleh SMA Islam Al-Azhar 3 saat ini merupakan wujud dari visi, misi serta tujuan pendidikan SMA Islam Al-Azhar 3 untuk menciptakan proses belajar mengajar yang syarat dengan kompetensi yang tinggi sehingga menghasilkan peserta didik [out put] yang berkualitas yang dijiwai Islam melalui pentebaran teknologi pendidikan serta sebagai sumber penghasil guru yang berkualitas tinggi dalam penguasaan ilmu pengetahuan dibidangnya dan kemampuan dalam penggunaan teknologi sebagai sarana prasarana pembelajaran. 5. Keadaan Guru, Tata Usaha, Siswa dan Karyawan Tabel 2 Keadaan Guru NO NAMA IJAZAH JABATAN 1 Drs. Taufiq Hidayat S1 Kepala Sekolah 2 Drs. Nuzuar S1 Wakil Kepala Sekolah 3 Udin Syamsudin, S.Pd. S1 Koord. Bid. Kurikulum/Guru 4 Drs. Ismanto S1 Koord. Bid. Tanse/Guru 5 Farikhin. S.Pd S1 Koord. Bid. Kemuridan/Guru 6 Musopa.S.Ag S1 Koord. Bid. Agama/Agama 7 Drs. H. Sukoharno S1 Guru/BP 8 Drs. Hilmudin S1 Guru 9 Drs. Uun Mas.un S1 Wali Kelas X/Guru 10 Drs. H. Ismanto, MM. S2 Wali Kelas XII/Guru 11 Drs. Mukhtar. F S1 Wali Kelas XI/Guru 12 Heriyanto, S.Pd S1 Guru 13 Dra. Iin Koesnaini S1 Wali Kelas XI/Guru 14 Syarif Hidayat. BA S1 Guru 15 Dra. Hernayati S1 Wali Kelas X/Guru 16 Drs. Iskandar S1 Guru 17 Hj. Tietin Mulyati, BA S1 Wali Kelas XI/Guru 47 18 Dra. Endang S1 Guru 19 Drs. Budi Susanto S1 Wali Kelas X/Guru 20 Dra. Maryamah S1 Guru 21 Hasan Basri, SE S1 Guru

22 Dra. Sunanih S1 Guru 23 Drs. Ismail Amin, M.Pd S2 Wali Kelas XII/Guru 24 Dra. Tarsiti S1 Guru 25 Tatang Surajat, A. Md S1 Wali Kelas XI/ Guru 26 Rahmat, S.Pd S1 Guru 27 Drs. Dedi Nurjamil S1 Wali Kelas X/Guru 28 Fuad Faisal, S.Ag S1 Guru 29 Drs. H. Hamdan S1 Wali Kelas XI/Guru 30 Drs. Mukija S1 Guru 31 Drs. H. Zaenal, M.Pd S2 Wali Kelas XII/Guru 32 Mulyono, S.Pd S1 Guru 33 Tri Iswati, S.Pd S1 Guru 34 Drs. Ardila S1 Guru 35 Drs. H. Alwi. MM S2 Wali Kelas XII/Guru 36 Dra. Hj. Nina Ningsih S1 Wali Kelas XII/Guru 37 Muhammad Nisyad, S.Pd S1 Guru 38 Didi Wahyudi, S.Pd S1 Guru 39 Dra Yuyun Yuliani S1 Wali Kelas XII/Guru 40 M. Indra Mulyana, SE S1 Guru 41 Edwin Fauzi, A. Md S1 Guru 42 Dian Rosikawati, S.Pd S1 Wali Kelas X/Guru 43 Hendra Bayu S, S.Kom S1 Guru 44 Nurmaeli, S.Pd.I S1 Guru 45 Drs. Udien Nurdin S1 Wali Kelas XI/Guru 46 Figur Hasmanda, S. Kom S1 Wali Kelas X/Guru Syarat dari suatu lembaga pendidikan yang berkualitas selain memiliki seperangkat sarana prasarana pembelajaran yang dapat menunjang proses belajar mengajar, lembaga pendidikan tersebut harus memiliki tenaga pendidik yang profesional. Untuk menghasilkan produk berupa sumber daya manusia yang 48 kompetitif dan berkualitas diperlukan tenaga pendidik sebagai produsen yang mampu bekerja secara profesional. Dapat kita lihat pada tabel 2. keadaan Guru, bahwa SMA Islam Al-Azhar 3 Kebayoran Baru memiliki 46 guru/tenaga pendidik, terdiri dari 89.130435% guru dengan latar belakang pendidikan S1, 8.6956522% guru dengan latar belakang pendidikan S2 serta 2.173913% guru dengan latar belakang sarjana muda, hal ini menunjukkan bahwa SMA Islam Al-Azhar 3 telah menjalankan tugasnya sebagai lembaga pendidikan formal yaitu menempatkan tenaga pendidik yang telah memiliki kualifikasi dan sertifikasi pada lembaga pendidikan tersebut meskipun masih terdapat seorang guru yang tidak memenuhi standar kualifikasi dan sertifikasi dikarenakan sebagai guru tertua dalam masa pengabdiannya pada lembaga pendidikan Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar, sebagaimana yang tertera dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; Bab XI Pasal 42 ayat [1 dan 2],5 yang berbunyi: Ayat [1] Pendidik harus memiliki minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki

kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Ayat [2] Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi dihasilkan oleh perguruan tinggi yang terakreditasi. 5 Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS, op. cit. h.29. 49 Tabel 3 Keadaan Tata Usaha NO NAMA IJAZAH JABATAN 1 Amrullah, S.Pd. S1 Kepala Tata Usaha 2 Tarwiyah, S.Pd. S1 TU/Administrasi 3 Awang Anwaruddin, .S.Pd. S1 TU/Administrasi 4 Heru Wahyudi S1 TU/Keuangan Wujud dari lembaga pendidikan yang berkualitas adalah pelaksanaan administrasi serta pelayanan teknis yang baik untuk menunjang proses pendidikan. Kini tenaga kependidikan yang tugasnya sebagai pelayan administrasi ditangani oleh 100% oleh tenaga yang memiliki kualifikasi serta sertifikasi pada bidangnya. Sebagai lembaga pendidikan formal yang memiliki visi dan misi serta tujuan yang ingin tampil menjadi yang terbaik, SMA Islam Al-Azhar 3 Kebayoran Baru menempatkan tenaga kependidikannya yang memiliki kualifikasi serta sertifikasi pada bidangnya yang bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan serta pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan. Sebagaimana yang tertera dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional; Bab XI Pasal 39 ayat [1],6 yang berbunyi: Tenaga Kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. 6 Ibid., h. 27 50 Tabel 4 Keadaan Siswa KELAS LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH 1 129 123 252 2 113 127 240 3 113 134 247 Jumlah 355 384 739 Suatu lembaga pendidikan formal yang berkualitas banyak diminati oleh masyarakat. Minat masyarakat untuk menyekolahkan anak mereka ke lembaga pendidikan yang berkualitas memiliki alasan yang tepat yaitu keinginan mendapatkan pelayanan pendidikan yang terbaik. Sebagaimana yang terjadi pada SMA Islam Al-Azhar 3 Kebayoran Baru yang telah mendapatkan akreditasi A [Amat Baik] dari Departemen Pendidikan Nasional, Kini SMA Islam Al-Azhar 3 Kebayoran Baru mendapatkan perhatian yang begitu besar dari masyarakat khususnya masyarakat kelas menengah atas hal ini dapat dilihat dari banyaknya antusias masyarakat yang mendaftarkan anak mereka ke lembaga tersebut, tahun

ajaran 2007/2008 SMA Islam Al-Azhar 3 Kebayoran Baru menerima 252 siswa dari 371 siswa-siswi yang terdaftar sebagai siswa-siswi baru. Tabel 5 Keadaan Karyawan NO NAMA IJAZAH JABATAN 1 Daang Hanangga SLTA Cleaning Servis 2 Mukhtar SLTA Cleaning Servis 51 Sebagai lembaga pendidikan yang berbasis pada ajaran Islam, SMA Islam Al-Azhar 3 Kebayoran Baru sangat memperhatikan kebersihan dan keindahan lokasi pembelajaran dan lingkungan sekolah hal ini terlihat dari adanya 2 orang karyawan sebagai petugas cleaning service yang dipekerjakan oleh lembaga tersebut sebagai penanggungjawab akan kebersihan dan keindahan serta keasrian lokasi pembelajaran dan lingkungan sekolah yag tertata rapih merupakan syarat terlaksananya proses pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan, merupakan wujud dari lembaga pendidikan yang berkualitas, lembaga pendidikan yang berkualitas syarat dengan terlaksananya manajemen keuangan sekolah yang baik. 6. Pendidikan Manajemen Keuangan Sekolah SMA Islam Al-Azhar 3 merupakan lembaga pendidikan Islam yang berada di bawah naungan Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar. Yang dalam hal ini sistem pelaksanaan manajemen keuangan diatur sepenuhnya oleh Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar. Seluruh lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar wajib mengajukan RAPBS yang telah disusun untuk selam satutahun ajaran kepada pihak Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar. Dalam pelaksanaan manajemen keuangan pihak Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar bekerjasama dengan Bank Bukopin, para peserta didik dapat dengan mudah mambayar iuran SPPnya melalui rekening YPI Al-Azhar yang ada pada Bank Bukopin. 52 Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai SMA Islam Al-Azhar 3 terlebih dahulu menyiapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah. Anggaran tersebut sebagai bahan acuan atau pedoman bagi SMA Islam Al-Azhar 3 untuk melakukan kegiatan pendidikannya. Anggaran ini juga memuat segala macam kegiatan SMA Islam Al-Azhar 3, alokasi dana untuk setiap kegiatan, sumber-sumber dana dan penanggungjawab setiap kegiatan atau bagian. Sumber dana atau keuangan terbesar dan terpenting untuk seluruh kegiatan pendidikan berasal dari masyarakat dalam bentuk iuran sumbangan pembinaan pendidikan [SPP], dana tersebut dialokasikan berdasarkan keperluan yang sudah direncanakan untuk: [1] Biaya Perlengkapan, [2] Biaya Penerimaan Siswa Baru, [3] Biaya Kegiatan Kurikuler, [4] Biaya Ekstrakulikuler, [5] Biaya Keperluan Kantor, [6] Biaya Kesejahteraan Pegawai, [7] Biaya Pemeliharaan, [8] Biaya Pembinaan/Pengembangan, [9] Biaya Pembelian Inventaris, [10] Cicilan Ke Bank, [11] Biaya Penyusutan, dan [12] Infaq Pendidikan. Untuk penggunaan keuangan cash max Rp 500.000 dapat menggunakan keuangan bersumber dari keuangan kas harian sekolah dengan persetujuan Kepala Sekolah tentunya, namun jika penggunaan keuangan lebih dari Rp 500.000 maka

pihak sekolah mangajukan proposalkepada pihak Biro Keuangan Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar agar dana yang dibutuhkan dalam kegiatan tersebut cair atau dapat digunakan setelah adanya persetujuan dari Biro Keuangan YPI AlAzhar. 53 Setelah kegiatan dilakukan selanjutnya adalah membuat laporan pertanggungjawaban [LPJ]. LPJ harus dibuat setelah dilaksanakannya kegiatan dengan tenggang waktu 2 minggu setelah pelaksanaan kegiatan berlangsung. Hasil LPJ akan diserahkan langsung kepada Kepala Sekolah dan dilanjutkan kepada Biro Keuangan YPI Al-Azhar. 54 B. Analisa Data Peranan Manajemen Keuangan sangatlah menentukan efektif dan efisiensi dalam pelaksanaan penggunaan keuangan tersebut, maka diperlukan kemampuan untuk pelaksanaan manajemen keuangan yang memadai tentunya sehingga pelaksanaan manajemen keuangan sekolah dapat berjalan sesuai acuan efektif dan efesiensi. Perencanaan Keuangan Sekolah Tabel 6 Perencanaan Keuangan Sekolah NO ALTERNATIF JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE Penyusunan RAPBS dilakukan pada awal tahun pembelajaran Selalu 15 75% Kadang 4 20% 1 Tidak Pernah 1 5% Jumlah 20 100% Penyusunan RAPBS melibatkan guru-guru Selalu 10 50% Kadang 3 15% 2 Tidak Pernah 7 35% Jumlah 20 100% Penyusunan RAPBS Melibatkan Komite Sekolah Selalu 1 5% Kadang 3 15% 3 Tidak Pernah 16 80% Jumlah 20 100% 55 NO ALTERNATIF JAWABAN FREKUENSI PROSENTASE Pihak sekolah berkoordinasi dengan pihak Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar dalam menggalang dana Selalu 10 20% Kadang 7 35% 4

Tidak Pernah 3 15% Jumlah 20 100% Pengalokasian anggaran ditentukan atas dasar efektif Selalu 5 35% Kadang 12 55% 5 Tidak Pernah 3 10% Jumlah 20 100% Pengalokasian anggaran ditentukan atas dasar efesien Selalu 7 35% Kadang 11 55% 6 Tidak Pernah 2 10% Jumlah 20 100% Sebelum kegiatan dimulai SMA Islam Al-Azhar 3 Kebayoran Baru terlebih dahulu membuat RAPBS pada awal tahun pembelajaran hal ini dapat dilihat dari hasil data yang diperoleh penulis sebanyak 75% dari 20 responden [pada poin ke-1], dengan melibatkan para guru dalam pembuatan rancangan anggaran pendapatan belanja sekolah [pada poin ke-2, dengan persentase 50%] hal ini dilakukan agar ketika proses pembelajaran dimulai segala sesuatu kegiatan yang berkaitan dengan proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan maksimal. Setelah perencanaan keuangan sekolah disusun maka pihak sekolah senantiasa berkoordinasi dengan pihak Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar mengenai isi dari RAPBS tersebut [pada poin ke-4 dengan persentase 50%]. Hingga saat ini 56 RAPBS dibuat terkadang berdasarkan efektif dan efesien [pada poun ke-5 dan ke6, dengan presentase 60% dan 50%]. Ketika penganggaran keuangan sekolah berdasarkan efektif dan efesiensi maka harapannya adalah proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik penuh harapan yang telah ditentukan namun jika penganggaran keuangan sekolah tidak lagi berdasarkan pada efektif dan efesien dikhawatirkan akan anggaran yang diperuntukkan tidak tepat sasaran serta yang lebih dikhawatirkan akan terjadinya tindakan KORUPSI di dunia pendidikan. Pola sistem yang berlaku di lembaga pendidikan SMA Islam Al-Azhar 3 Kebayoran Baru merupakan sistem sentralistik, keuangan seluruhnya ditangani oleh pihak Yayasan, pengelolaan keuangan sekolah ditangani oleh tenaga keuangan yang berkompetensi dibidang keuangan. Sehingga dalam pelaksanaannya bila satuan lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan YPI Al-Azhar membutuhkan anggaran dana [di atas Rp 1.000.000,-] untuk kegiatan yang sebagaimana telah tercantum dalam RAPBS maka pihak lembaga [SMA Islam Al-Azhar 3] mengajukan kepada Biro keuangan YPI Al-Azhar dalam bentuk proposal. Namun bila kebutuhan anggaran dana di bawah Rp 1.000.000,- maka cukup melalui kas kecil/harian sekolah dengan seizin dari Kepala Sekolah tentunya Untuk pelayanan pembayaran SPP para peserta didik dapat melakukan transaksi pembayaran melalui rekening YPI Al-Azhar yang terdaftar pada Bank Bukopin, pihak Biro Keuangan YPI Al-Azhar pun memberikan pelayanan

pembayaran secara manual/langsung di sekolah dengan pelayanan yang sopan dan 57 ramah. Pihak tata usaha Div. Keuangan sekolah akan melakukan pemanggilan wali murid bagi para siswa yang terlambat dalam pembayaran SPP. Hingga saat ini dana yang telah diperuntukan dapat dikatakan sedikit banyaknya telah memberikan kontribusi terhadap keberhasilan pendidikan. Dalam pelaksanaan manajemen keuangan senantiasa diawasi oleh tim pengawas internal yang dibentuk oleh pihak YPI Al-Azhar 3 yang benar-benar dapat diandalkan kemampuan dan kejujurannya kegiatan pengawasan ini dilakukan secara berkala kegiatan evaluasi keuangan sekolah selalu dilaksanakan pada akhir semester guna mendapatkan informasi tentang hasil dari kegiatan tersebut, dimana informasi hasil ini kemudian akan dibandingkan dengan sasaran yang telah ditetapkan, dimana kegiatan evaluasi pengelolaan keuangan sekolah terkadang dengan melibatkan, para guru, serta komite sekolah. Setelah kegiatan yang berkenaan dengan proses pembelajaran usai dilakukan yang menggunakan keuangan sekolah selanjutnya adalah membuat laporan pertanggungjawaban [LPJ] dibuat oleh semua yang telah ditunjuk sebagai penanggungjawab atas dana yang diperuntukkan. LPJ tersebut kemudian akan diaudit oleh internal audit, hasilnya/temuan audit internal tersebut dijadikan sebagai bahan referensi terhadap kegiatan yang akan dilakukan apakah sesuai dengan perencanaan atas proposal yang telah diajukan. Laporan pertanggungjawaban menjadi bahan referensi terhadap perencanaan keuangan serta pengelolaan keuangan guna meningkatkan efesiensi serta efektifitas dari penggunaan dana tersebut 58 Kendala Pelaksanaan Keuangan Sekolah Tabel 7 Kendala Pelaksanaan Keuangan Sekolah No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase Pihak sekolah mengalami kendala dalam melaksanaakan keuangan sekolah Selalu 3 15% Kadang 16 80% 1 Tidak Pernah 1 5% Jumlah 20 100% Pihak manajemen keuangan sekolah mengadakan pertemuan bila mengalami kendala guna menyelesaikan hal tersebut Selalu 7 35% Kadang 5 25% 2 Tidak Pernah 8 40% Jumlah 20 100% Pihak sekolah terkadang mengalami kendala dalam pengelolaan keuangan sekolah, kendala tersebut bisa datang dari dalam sekolah [hal ini dapat dilihat pada poin ke-1 dengan persentase 80%]. Untuk itu terkadang pihak manajemen keuangan sekolah mengadakan pertemuan bila mengalami kendala guna

menyelesaikan hal tersebut [hal ini dapat dilihat pada poin ke-2 dengan persentase 35%]. 59 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Lembaga pendidikan SMA Islam Al-Azhar 3 dalam menyusun perencanaan keuangan sekolah dilakukan ketika akan memasuki awal tahun pembelajaran baru dimulai dengan melibatkan tenaga pendidik terkait serta dalam penyusunan perencanaan keuangan sekolah atau Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah [RAPBS] pihak manajemen SMA Islam Al-Azhar 3 nampaknya berusaha untuk menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah [RAPBS] berdasarkan pada efektif dan efesien. Hal ini menunjukkan bahwa SMA Islam Al-Azhar 3 telah memperhitungkan segala bentuk kebutuhan dengan cermat dan tepat guna sehingga terwujudnya proses pembelajaran yang telah ditetapkan. Pihak manajemen SMA Islam Al-Azhar 3 senantiasa berkoordinasi kepada pihak Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar baik mengenai kebutuhan dana maupun mengenai kegiatan lainnya. Hal ini menunjukkan 60 adanya hubungan yang harmonis antara pihak manjemen SMA Islam AlAzhar 3 dengan pihak Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar. Dengan terjalinnya hubungan yang harmonis akan lahir program-program unggulan, dengan adanya program-program unggulan maka harumlah harkat dan martabat lembaga pendidikan tersebut. Setelah penyusunan RAPBS selesai dibuat, maka pihak manajemen SMA Islam Al-Azhar 3 menyerahkan kepada Biro Keuangan Pendidikan Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar. 2. Pengelolaan keuangan sekolah yang berlaku bahwa YPI Al-Azhar yang mengatur akan keuangan sekolah-sekolah yang ada, namun bukan berarti bahwa lembaga pendidikan yang berada di bawah kendali YPI Al-Azhar tak boleh mengelola keuangan, lembaga pendidikan tersebut dapat mengelola keuangan kas harian keuangan sekolah yaitu penggunaan anggaran maksimal Rp 1.000.000,- [Satu juta rupiah] hal ini cukup diketahui dan disetujui oleh Kepala Sekolah, untuk penggunaan keuangan lebih dari Rp 1.000.000,- [Satu juta rupiah] mak pihak manajemen SMA Islam Al-Azhar 3 mangajukan proposal permohonan dana kepada pihak Biro Keuangan Pendidikan YPI Al-Azhar. Dalam hal ini menunjukkan bahwa pola pengelolaan keuangan sekolah yang terkoordinir serta terperencana inilah menjadi salah satu bagian dari faktor yang membesarkan nama lembaga pendidikan SMA Islam Al-Azhar 3. 61 3. Kegiatan evaluasi keuangan sekolah yang berlaku hingga penulisan ini

berlangsung dilakukan pada akhir semester dengan melibatkan tenaga terkait penggunaan keuangan sekolah, namun sayangnya tidak selalu ada tindak lanjut dari hasil evaluasi kegunaan keuangan sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa lemahnya peranan evaluasi kegunaan keuangan sekolah pada SMA Islam Al-Azhar 3. Bukankah evaluasi merupakan bagian terpenting dalam manajemen keuangan? Pembuatan laporan pertanggungjawaban atas penggunaan keuangan sekolah yang berlaku di SMA Islam Al-Azhar 3 maksimal 10 hari kerja, hal ini diberlakukan sebagai wujud pembuktian dan penentuan bahwa apa yang dimaksud sesuai dengan yang dilakukan, sedang bahwa apa yang dilakukan sesuai dengan tugas. Laporan pertanggungjawaban yang telah dipelajari dan dikaji oleh pihak manajemen SMA Islam Al-Azhar 3 dengan Biro Keuangan YPI Al-Azhar dijadikan sebagai bahan referensi dalam meningkatkan efektif dan efesien baik ketika penyusunan maupun ketika pengelolaan keuangan tersebut. 4. Dalam pelaksanaan manajemen keuangan sekolah yang berlaku pihak manajemen keuangan sekolah mengalami kendala, namun kendala yang dihadapi pihak manajemen sekolah mengadakan pertemuan guna mendapatkan solusi yang terbaik. 62 B. Saran 1. Lembaga pendidikan SMA Islam Al-Azhar 3 diharapkan dapat mengoptimalkan kegiatan evaluasi, bahkan meningkatkan volume evaluasi yang pada awalnya evaluasi dilakukan setiap awal tahun pembelajaran baru menjadi evaluasi dilakukan setiap kegiatan yang menggunakan dana sekolah, sehingga pihak manajemen SMA Islam Al-Azhar 3 mendapatkan sejumlah informasi mengenai tingkat keberhasilan pelaksanaan suatu program yang telah dilaksanakan atau hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan program serta dapat mempertahankan tingkat efektif dan efesien keuangan sekolah dalam perencanaan maupun pengelolaan. 2. bagi manajemen SMA Islam Al-Azhar 3 agar tetap mengawasi penggunaan keuangan sekolah untuk mengantisipasi penyalahgunaan keuangan. DAFTAR PUSTAKA E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004a -------------, Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004b. EK. Mochtar Effendy, Manajemen Pendidikan Islam. Jakarta: Bintara, 1996. -------------, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam. Jakarta: Bhratara Karya Aksara,1986. Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004. T. Hani Handoko, Manajemen. Yogyakarta: BPFE, 1995. Stephen P. Robbins dan Mary Coulter, alih bahasa T. Hermaya, Management, Sixth Edition. Jakarta: PT. Indojaya Multitama, 1999. Depdikbud, Kamus Besar Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1995. B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2004. R. Agus Sartono, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: FE UGM, 2001. Suad Hasan & Enny Padjiastuti, Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 1998. Depdiknas Didasmen TK dan SD, Manajemen Berbasis Sekolah untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas, 2001. Goerg R. Terry, alih bahasa J. Smith d.f.m, Prinsip-prinsip Manajemen. Jakarta Bumi Aksara, 1980. Depdiknas Didasmen Direktorat SLTP, Manajemen Peningkatan MutuBerbasis Sekolah .Panduan Mentoring dan Evaluasi. Buku 3. Jakarta: Depdiknas, 2002. Sulthan Masyud, et. All., Manajemen Pondok Pesantren. Jakarta: Diva Pustaka, 2003. Moh. Nasir, Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia, 2005. Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2005. -----------------------, Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Sugiyono, Memahami Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfa BETA, 2005. M. Burhan Bungin, Metologi Penelitian. Jakarta: Kencana, 2006. M. Manulung, Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesi, 1985.

Anda mungkin juga menyukai