Anda di halaman 1dari 2

VoIP vs.

Internet Telephony

Onno W. Purbo

Pada hari-hari ini saat tarif telkom di naikan, berbagai usaha untuk menghemat tarif
menjadi sangat menarik perhatian banyak orang. VoIP menjadi bahan pembicaraan,
perdebatan antara pemerintah, DPR (perwakilan rakyat) melawan masyarakat. Aneh tapi
nyata.

VoIP memang sudah banyak dibicarakan, tapi apakah VoIP merupakan suatu solusi akhir
teknik membangun komunikasi suara? Jawab singkatnya bukan! Teknologi masih
berkembang terus. Awal perkembangan memang hanya voice over internet yang berhasil
mengirimkan suara melalui Internet dan kita dapat berbicara antar pengguna komputer.
International Telecommunication Union (ITU) http://www.itu.int yang merupakan
organisasi tertinggi dunia telekomunikasi kemudian mengembangkan standar H.323 yang
memungkinkan signaling, dial-tone di jaringan telekom untuk bisa berinteraksi melalui
Internet. Hal ini yang kemudian di kenal sebagai telephony over Internet. Tentunya
telephony over Internet, yang awalnya di rancang untuk jaringan kabel, Public Switch
Telephone Network (PSTN), tidak bisa 100% mengambil manfaat & kelebihan yang ada
di infrastruktur Internet. Tapi sudah lumayan membuat kuping operator, pemerintah
bahkan DPR menjadi merah.

Kesan yang diberikan selama ini, kita tergantung pada operator khususnya Telkom,
Pemerintah & DPR untuk menyelenggarakan ini semua. Sebetulnya jika kita tilik baik-
baik tidak juga, kita terutama hanya tergantung pada nomor telepon. Bayangkan pada saat
ini ada 6 juta SST di Telkom, 5.8 juta SST selular, dan 4 juta pengguna Internet.
Sebetulnya hanya 1/3 dari populasi pengguna telekomunikasi yang tergantung Telkom,
sisanya dapat berkomunikasi tanpa Telkom.

Bagaimana evolusi telephony over Internet selanjutnya? Evolusi ternyata di lanjutkan


oleh Internet Engineering Task Force (IETF) http://www.ietf.org dan di dukung oleh
organisasi seperti IPTel http://www.iptel.org dan SIP Forum http://www.sipforum.org.
Konsep yang dikembangkan adalah internet telephony bukan sekedar telephony over
Internet yang sudah membuat pusing pemerintah & DPR itu. Berbeda sangat drastis
dengan telephony over Internet, pada internet telephony pengalamatan, penomoran
pelanggan tidak dilakukan dengan nomor seperti saat ini, tapi berupa URL seperti situs
Internet atau e-mail address. Nomor telepon yang kita pakai sekarang hanyalah subset,
bagian kecil, dari teknik identifikasi pengguna.

Beberapa contoh bentuk identifikasi Internet Telephony, adalah:

• sip:onno@indo.net.id – anda akan berhubungan telepon langsung dengan


onno@indo.net.id.
• sip:djancoek@surabaya.com; transport=tcp – anda akan berhubungan telepon
langsung dengan djancoek@surabaya.com dengan transport TCP agar lebih reliable.
• sip:+001-234-567 8967@sipgate.jakarta.com ; user=phone – anda akan berhubungan
langsung dengan rekan anda di Amerika Serikat yang menggunakan telepon biasa.

Terlihat jelas bahwa nomor telepon tradisional yang kita kenal hanyalah subset dari
internet telephony. Semakin sedikit saja ketergantungan kita kepada kekuasaan
pemerintah yang memegang kekuasaan akan nomor telepon. Dalam bahasa politiknya,
kita tidak lagi harus tergantung pada Telkom, operator, pemerintah, bahkan DPR untuk
mengoperasikan internet telephony, kekuasaan mutlak terletak pada rakyat! Barangkali
akan mengerikan melihat kenyataan semakin hari kekuasaan-nya akan berpindah dari
tangan pemerintah kepada rakyat.

Ada banyak sekali skenario operasional SIP yang akan sulit di jelaskan dalam artikel
singkat ini, sebagian besar dapat di ambil secara gratis dari http://www.ietf.org,
http://www.iptel.org dan http://www.sipforum.org. Beberapa software SIP yang open
source dapat di ambil dari situs Open Source seperti http://www.sourceforge.org. Dengan
adanya gerakan open source internet telephony bukan mustahil akan mendorong
terbentuknya industri-industri lokal di Indonesia yang mandiri untuk pengembangkan
internet telephony.

Infrastruktur selular barangkali merupakan infrastruktur yang akan paling serius untuk
mengadopsi teknologi ini. Pada hari ini di Indonesia, kita berada pada teknologi generasi
ke dua 2G atau 2.5G. Beberapa negara telah berkembang pada 3G. dalam spesifikasi
teknologi selular 4G, Internet akan menjadi basis utamanya, bukan lagi ISDN. 4G akan
menggunakan SIP sebagai tumpuan utama berdampingan dengan IP v6 dan teknologi
routing Internet yang optimal. Artinya? Infrastruktur & teknologi Telkom akan secara
perlahan di tinggalkan orang! Mengerikan, tapi nyata … oleh karena itu agak
mengherankan mengapa pemerintah & DPR tetap ngotot dan arogan menahan kreatifitas
manusia Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai