I. II. III.
:3 : Reaksi Uji Protein : Untuk mengetahui adanya reaksi positif dan reaksi negatif pada protein
IV.
Dasar Teori Protein adalah polimer biologi yang tersusun dari molekul-molekul kecil yang dinamakan asam amino. Rentang massa molekulnya dari 6000 sampai puluhan ribu, sehingga protein dapat merupakan molekul sangat besar. Selain tersusun dari asam amino, banyak protein juga mengandung komponen lain seperti ion logam (misalnya Fe2+, Zn2+, Cu2+dan Mg2+) atau mengandung molekul organik kompleks. Rumus struktrur dari asam amino secara umum adalah: H NH2 C COOH R Dimana Asam amino bisa dengan pengaruh pH akan menjadi gugus amino
terprotonasi (NH3+) dan gugus karboksil terionisasi (COO-). Pembangun protein adalah asam -amino, sering disebut asam amino saja, yang mempunyai struktur sebagai berikut: H O
+
NH3 C CO
R Efek pada gambar tersebut adalah efek zwitter (atau ionisasi ganda). Dengan adanya ion ganda ini menyebabkan bereaksi dengan asam ataupun basa. Terdapat 20 macam asam amino yang ditemukan dalam protein. Berdasarkan gugus R-nya asam amino terdiri dari:
1. Asam Amino dengan gugus R-nya berupa hidrogen atau rantai karbon yaitu glisin, alanin, valin, leusin, isoleusin dan fenilalanin 2. Asam Amino dengan gugus R-nya mengandung gugus hidroksil (-OH) yaitu Serin, treonin, dan tirosin 3. Asam Amino dengan gugus R-nya mengandung gugus karboksil yaitu asam aspartat dan asam glutamat. 4. Asam Amino dengan gugus R-nya mengandung N yaitu asparagin, glutamin, lisin, arginin, histidin dan triptofan 5. Asam Amino dengan gugus R-nya mengandung S yaitu sistein, metionin 6. Asam Amino dengan gugus R-nya membentuk ikatan siklik dengan gugus amin yaitu prolin Protein bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dengan larutan asam dan basa. Daya larut protein berbeda di dalam air, asam, dan basa; ada yang mudah larut dan ada yang sukar larut. Namun, semua protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti eter dan kloroform. Apabila protein dipanaskan atau ditambah etanol absolut, maka protein akan menggumpal (terkoagulasi). Hal ini disebabkan etanol menarik mantel air yang melingkupi molekul-molkeul protein. Kelarutan protein di dalam suatu cairan, sesungguhnya sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, pH, suhu, kekuatan ionik dan konstanta dielektrik pelarutnya. Protein seperti asam amino bebas memiliki titik isoelektrik yang berbeda-beda. Titik Isoelektrik (TI) adalah daerah pH tertentu dimana protein tidak mempunyai selisih muatan atau jumlah muatan positif dan negatifnya sama, sehingga tidak bergerak ketika diletakkan dalam medan listrik. Pada pH isoelektrik (pI), suatu protein sangat mudah diendapkan karena pada saat itu muatan listriknya nol. Menurut Lehninger (1982), fungsi protein dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu sebagai bahan struktural dan sebagai mesin yang bekerja pada tingkat molekuler. protein dapat memerankan fungsinya sebagai bahan structural karena seperti halnya polimer lain, protein memiliki rantai yang panjang dan juga dapat mengalami cross-linking dan selain itu juga dapat berperan sebagai biokatalis untuk reaksi-reaksi kimia dalam sistem makhluk hidup. (-COOH)
V.
Tabung reaksi Penjepit tabung Pipet tetes Gelas ukur Beker gelas
b. Bahan
-
Putih telur Kuning telur Albumin Susu bubuk Susu cair Larutan ikan gabus
- Larutan Buffer asetat - Larutan etanol - Larutan HCl - Larutan BaCl2 - Fusion Mixture - Larutan NaOH
VI.
Prosedur Kerja a. Pengendapan dengan alcohol Tabung Larutan protein HCl 0,1 M NaOH 0,1 M Buffer asetat pH 4,7 Etil alcohol 95% 1 5 ml 1 ml 6 ml 1 ml 6 ml 2 5 ml 1 ml 6 ml 3 5 ml
b. Denaturasi Protein
Tabung Larutan protein HCl 0,1 M NaOH 0,1 M Buffer asetat pH 4,7 -
1 9 ml 1 ml -
2 9 ml
3 9 ml 1 ml -
1 ml
Tempatkan ketiga tabung dalam air mendidih selama 15 menit dan dinginkan pada temperature kamar. Dalam tabung mana yang keliahatan mengendap. Untuk tabungtabung (1) dan (2) tambahkan 10 ml buffer asetat pH 4,7. Tulis hasilnya.
c. Uji Sulfur dalam Protein Campurkan 0,5 gram serbuk albumin dengan dua kali berat fusion mixture. Panaskan dalam cawan porselin sampai tak berwarna. Dinginkan dan dilarutkan dalam air panas. Saring jika perlu. Asamkan filtrate dengan HCl. Panaskan hingga mendidih dan tambahkan beberapa tetes larutan BaCl2
VII.
Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan Putih Telur + HCl + Alkohol 95% Endapan warna putih, wadah menjadi hangat
Putih Telur + Buffer + Alkohol 95% Endapan warna putih (lebih sedikit dari percobaan menggunakan HCl)
Putih Telur + NaOH + Alkohol 95% tidak ada endapan, larutan agak keruh Kuning Telur Kuning Telur + HCl + Alkohol 95% Endapan warna putih kekuningan (banyak)
Kuning Telur + Buffer + Alkohol 95% Endapan warna putih kekuningan (Sedikit)
Kuning Telur + NaOH + Alkohol 95% Endapan warna putih kekuningan (banyak) Susu Cair Susu Cair + HCl + Alkohol 95% Endapan warna putih, Susu Cair + Buffer + Alkohol 95% Endapan warna putih (lebih sedikit dari percobaan menggunakan HCl)
Susu Cair + NaOH + Alkohol 95% tidak ada endapan Susu Bubuk Putih Telur + HCl + Alkohol 95% Endapan warna putih, wadah menjadi hangat
Putih Telur + Buffer + Alkohol 95% Endapan warna putih (lebih sedikit dari percobaan menggunakan HCl)
Putih Telur + NaOH + Alkohol 95% tidak ada endapan Albumin Putih Telur + HCl + Alkohol 95% Endapan warna putih, wadah menjadi hangat
Putih Telur + Buffer + Alkohol 95% Endapan warna putih (lebih sedikit dari percobaan menggunakan HCl)
Denaturasi Protein
Putih Telur
Putih Telur + HCl (pemanasan) mengendap/ denaturasi kemudian ditambah buffer 10 ml endapan jadi larut perlahan (melunak)
Putih Telur + NaOH (Pemanasan) Tidak ada perubahan, ditambah buffer 10 ml mengendap Kuning Telur Kuning Telur + HCl (pemanasan) tidak berubah kemudian ditambah 10 ml buffer larutan keruh
Kuning Telur + NaOH (Pemanasan) tidak berubah kemudian ditambah 10 ml buffer larutan keruh Susu Cair Susu Cair + HCl (pemanasan) Ada endapan dipermukaan, kemudian ditambah buffer 10 ml mengendap
Susu Cair + NaOH (Pemanasan) Ada endapan dipermukaan, kemudian ditambah buffer 10 ml mengendap Susu Bubuk Susu Bubuk + HCl (pemanasan) mengendap, kemudian ditambah buffer 10 ml mengendap
Susu Bubuk+ NaOH (Pemanasan) mengendap, kemudian ditambah buffer 10 ml mengendap Albumin Albumin + HCl (pemanasan) Ada endapan dipermukaan,kemudian ditambah buffer 10 ml mengendap
Albumin + Fusion Mixture (dipanaskan) kemudian dilarutkan air panas timbul endapan berwarna kekuningan Uji Sulfur dalam Protein
Filtrat + HCl sampai pH 6 pada larutan terhadap buih kemudian dipanaskan hingga mendidih dan ditambahkan BaCl2 maka timbul endapan.
H3N+ - CH COOCOOR R
H3N+ - CH R
Denaturasi protein
O
H O, H+ 2
Pb2+ + 4OH
PbO22- + 2H2O
PbS + 4OH
S 2- + 2H2O + PbO2
IX.
Pembahasan Pada percobaan yang pertama yaitu uji pengendapan dengan alkohol; putih
telur, kuning telur, susu cair, susu bubuk dan albumin yang diuji dengan menggunakan larutan HCl, buffer kemudian ditambah alcohol menghasilkan reaksi positif yang ditandai dengan terbentuknya endapan , hal ini dikarenakan terjadi proses dimana pelarut organic akan mengubah (mengurangi) konstanta dielektrika dari air, sehingga kelarutan protein berkurang. Selain itu, alcohol juga akan berkompetisi dengan protein terhadap air. Pada Buffer asetat menghasilkan endapan karena memiliki pH 4,7 yang sama dengan pH isolistrik protein (4,554,90). Sedangkan untuk protein yang diujikan dengan larutan NaOH menunjukkan hasil uji negative (tidak terbentuk endapan), hal ini karena NaOH merupakan basa kuat. Jika pH terlalu basa akan melarutkan protein sehingga tidak mengendap. Percobaan kedua adalah denaturasi protein. Denaturasi protein meliputi gangguan dan kerusakan yang mungkin terjadi pada struktur sekunder dan tersier protein. Pemanasan akan
Laporan Tetap Biokimia I : Reaksi Uji Protein
membuat protein bahan terdenaturasi sehingga kemampuan mengikat airnya menurun. Hal ini terjadi karena energi panas akan mengakibatkan terputusnya interaksi non kovalen yang ada pada struktur alami protein tapi tidak memutuskan ikatan kovalennya yang berupa ikatan peptida. Pada uji denaturasi, larutan protein yang dipanaskan pada air mendidih yang ditambahkan dengan NaOH membentuk endapan paling banyak. Karena NaOH merupakan basa kuat, sehingga panas mampu memutuskan ikatan hidrogen dan akan menyebabkan penggumpalan lebih banyak daripada larutan yang memiliki pH sedang seperti buffer asetat dan pada asam kuat (HCl). Percobaan ketiga yaitu menguji sulfur di dalam protein. Albumin dan fusion mixture dipanaskan bertujuan untuk menghilangkan kandungan hidrat di dalam zat, lalu dicampurkan dengan air panas terbentuk endapan berwarna kekuningan. Saat filtrat ditambahkan HCl sampai pH 6, pada larutan timbul. Penambahan BaCl2 selanjutnya menimbulkan endapan pada larutan, yang paa endapan tersebut mengandung sulfur.
X.
Kesimpulan a. Pengendapan protein oleh alcohol menunjukkan hasil yang positif jika di uji dengan HCl dan Buffer asetat yang ditandai dengan timbulnya endapan.
b. Pengendapan protein dengan alcohol menunjukkan reaksi negative jika di uji
dengan NaOH, karena sifatnya yang basa kuat sehingga dapat melarutkan protein.
c. Denaturasi protein meliputi gangguan dan kerusakan yang mungkin terjadi pada
hidrogen dan akan menyebabkan penggumpalan lebih banyak. e. Pada uji sulfur, uji positif ditandai dengan adanya endapan yang terbentuk pada larutan.
DAFTAR PUSTAKA
Lehninger, Albert. 1983. Dasar-dasar Biokimia Jilid I. Bogor : Institut Pertanian Bogor. Sukaryawan, Made. 2011. Petunjuk Praktikum Biokimia I. Indralaya : Universitas Sriwijaya. http://www.scrib.com/laporan-biokimia-4/htm. Diakses pada tanggal 10 Maret 2012. http://www.scrib.com/laporan-biokimia-protein/htm. Diakses pada tanggal 10 Maret 2012. http://www.rismaka.net/uji-kualitatif-protein-dan-asam-amino/htm. Diakses pada tanggal 10 Maret 2012.
GAMBAR ALAT
PERTANYAAN :
a. Pengendapan Dengan Alkohol 1. Tabung-tabung mana yang menunjukkan protein yang tidak larut. Apakah kelarutan albumin dalam air pada titik isoelektriknya? Jawab: Tabung yang berisi protein yang diujikan dengan Buffer asetat dan larutan HCl mengalami pengendapan (protein tidak larut) kecuali protein yang di ujikan dengan larutan NaOH. Protein akan mengendap pada titik isoelektriknya yaitu sekitar pH 4,7.
b. Denaturasi Protein 1. Sifat fisik apa dari protein yang mempengaruhi kelarutan dari protein dalam percobaan ini ? Jawab : Pengaruh pH, pemanasan, pelarut, zat terlarut, logam berat, garam dan radiasi.
2. Metode lain apakah yang digunakan untuk denaturasi protein ? Jawab : Metode
Jawab : Terputusnya interaksi non kovalen yang ada pada struktur alamiprotein tapi tidak memutuskan ikatan kovalennya yang berupa ikatan peptide, hal ini terjadi karena pemanasan.
c. Uji Sulfur Dalam Protein 1. Mengapa protein memberikan uji positif untuk sulfur ? Jawab : karena jika dalam larutan yang ditambahkan mengandung sulfur dan logam, maka logam akan mendenaturasi protein dan berikatan dengan sulfur membentuk endapan.
2. Unsur-unsur apakah yang biasa ada dalam protein tetapi tidak ada dalam