Anda di halaman 1dari 3

Kelompok 2 1. Dwimartina Noer Hidayah 2. Kiki Fajriah 3. Lussy Rahminisa 4.

Mustika Ayudinanti

Entrepreneurship

Pengertian Entrepreneurship Istilah entrepreneurship sudah dikenal dalam sejarah ilmu ekonomi sebagai ilmu pengetahuan sejak tahun 1755. Adalah Richard Cantillon. Seorang ahli ekonomi Perancis keturunan Irlandia yang dianggap sebagai orang pertama yang menggunakan istilah entrepreneurship dan entrepreneur (Winardi, 2008). Entrepreneurship adalah sebuah proses dinamika dimana orang menciptakan kekayaan. Kekayaan tersebut diciptakan oleh individu-individu yang menanggung resiko utama, dalam wujud resiko modal, waktu atau komitmen karir dalam hal menyediakan nilai untuk produk atau jasa tertentu. Produk atau jasa tersebut mungkin tidak baru atau bersifat unik tapi entrepreneurship harus menciptakan nilai melalui upaya mencapai dan mengalokasi keterampilan-keterampilan dan sumber-sumberr daya yang diperlukan. Klasifikasi Entrepreneurship Menurut Clerance Danbof dalam bukunya economic development. Menyajikan entrepreneurship dalam klasifikasi yaitu : 1) Innovating Entrepreneurship Entrepreneurship ini dicirikan oleh pengumpulan informasi secara agresif serta analisis tentang hasil-hasil yang dicapai dari kombinasi-kombinasi baru factor produksi. Para entrepreneurship dalam kelompok ini umumnya bereksperimen secara agresif dan mereka terampil mempraktekkan transformasi-trasnformasi kemungkinan atraktif. 2) Imitative Entrepreneurship

Entrepreneurship ini dicirikan oleh kesediaan untuk menerapkan atau meniru inovasiinovasi yang berhasil diterapkan oleh kelompok innovating entrepreneurship. 3) Fabian Entrepreneurship Entrepreneurship ini dicirikan oleh sikap yang teramat berhati-hati dan sikap skeptical, mereka dengan segera akan melaksanakan peniruan-peniruan menjadi jelas sekali yang apabila mereka tidak melakukan peniruan tersebut mereka akan kehilangan posisi dalam industry yang bersangkutan. 4) Drone Entrepreneurship Entrepreneurship ini dicirikan penolakan untuk memanfaatkan peluang-peluang untuk melaksanakan perubahan dalam produksi, sekalipun hal itu akan mengakibatkan kerugian dibandingkan dengan produsen lainnya. Menurut Winardi, masih ada penambahan dalam klasifikasi entrepreneurship yaitu parasitic entrepreneurship. Yang dimaksud dengan parasitic entrepreneurship sekelompok entrepreneur yang senantiasa menunggu kesempatan dalam kesempitan dan begitu ada peluang untuk mendapatkan laba, sekalipun hal tersebut tidak halal, akan dimanfaatkan secara optimal untuk keuntungan dirinya sendiri. Pengertian Entrepreneur Seorang entrepreneur merupakan tulang punggung dari suatu kegiatan entrepreneurship. Istilah entrepreneur sendiri sudah lazim digunakan sejak dahulu saat kegiatan perdagangan mulai dikenal dunia yang mana pelaku perdagangan tersebut sering disebut wirausahawan. Menurut David. H. Holt (2003) entrepreneur adalah orang yang menciptakan sebuah bisnis baru, mengambil inisiatif dan menerima resiko usaha baru tersebut serta dalam pelaksanaanya menciptakan sesuatu yang baru atau melalui pemanfaatan sumber daya untuk menciptakan nilai bagi pelanggan. Karakter Entrepreneur Untuk menjadi entrepreneur tidak cukup hanya memiliki pendidikan dan pengalaman terhadap bisnis tetapi juga harus memiliki karakter seorang entrepreneur. 1) Creation adalah kemampuan untuk menciptakan suatu bisnis dari peluang yang ada.

Seorang entrepreneur harus jeli melihat peluang dan kesempatan yang ada jangan hanya menunggu kesempatan datang tetapi harus mampu menciptakan kesempatan itu dan bertindak untuk merealisasikannya. 2) Innovation Harus mampu mengembangkan inovasi, dalam lingkup bisnisnya, yang meliputi produk baru, proses, market, material dan organisasi. Dimana melalui inovasi-inovasi yang cemerlang dapat membangkitkan keingintahuan orang lain terhadap apa yang dibisniskan. 3) Risk Undertake Harus dapat menerima dan mengambil resiko bahwa bisnis yang dijalankan mungkin akan mengalami kegagalan ataupun kerugian. Entrepreneur tidak boleh takut akan kegagalan karena masih adanya kemungkinan untuk berhasil dan harus dapat menerapkan pola pikir bahwa resiko adalah Sesuatu yang lumrah dalam dunia bisnis. 4) General Management Seorang pemilik bisnis harus dapat mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya yang terbatas dengan semaksimal mungkin. 5) Performance Intention Harus mampu menciptakan pertumbuhan usaha yang tinggi dan mengahasilkan laba. Dimana dalam usahanya entrepreneur harus selalu memantau pertumbuhan bisnisnya secara terus menerus dan berusaha meningkatkannya supaya dapat berkembang ke arah yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai