Anda di halaman 1dari 12

Skenario 2 Pendahuluan Telinga adalah organ sensoris sangat sensitive yang menerima dan mengubah suara, antara 16 dan

20.000 siklus/det menjadi implus saraf yang diinterpretasikan dipusat auditori otak. Organ pendengaran terdiri atas tiga bagian: telinga luar yang menangkap gelombang suara, telinga tengah tempat gelombang suara diubah oleh ketiga tulang pendengaran kecil menjadi getaran mekanik, yang diteruskan ke cairan dari telinga dalam. Gerak cairan menggetarkan membrane tipis yang ditangkap oleh sel epitel khusus mlalui ujung-ujung terkait dari nervus auditorius. Selain organ untuk presepsi dan menganalisis suara, telinga dalam juga mengandung organ vestibular yang menangkap sensasi linear atau rotasional kepala dan membangkitkan impuls saraf yang berfungsi mempertahankan keseimbangan badan. Tujuan pembuatan makalah ini agar mahasiswa lebih memahami tentang struktur telinga, mekanisme dan fungsi dari pendengaran. Struktur telinga secara makroskopis Telinga eksterna mempunyai dua bagian: auricula dan meatus akustikus eksterna. Aurikula menonjol dari samping kepala, terdiri dari: fibrokartilago (tipis dan elastic), ditutupi kulit berbentuk corong, yang mengantar gelombang suara menuju ke akustikus eksterna. Meatus akustikus eksterna merupakan bentuk lintasan tubular sekitar 4 cm memanjang kebagian temporal. Sepertiga bagian luar memiliki diding kartilago dan dupertiga kanal yang melengkung, lengkungan depan atas, lengkungan belakang atas, dan lengkungan depan, dan sedikit menurun. Lengkungan ini bias diluruskan oleh tarikan lunak, pada aurikula dewasa:ditarik keatas-belakng, pada anak-anak: hanya ditarik kebelakang, pada bayi: ditarik kebawah belakang. Ujung eksternal meatus bagian dalam ditutupi oleh membrane timpani . pada tepi kulit kartilago meatus terdapat rambut-rambut halus dan banyak kelenjar yg mengeksresi serumen, yang melindungi kanal dari debu atau benda asing lain, tetapi serumen sendiri dapat menjadi hambatan akibat akumulasi sehingga untuk mengeluarkan diperlukan penyemprotan. Telinga bagian tengah merupakan ruang kecil dalam tulang temporal, dipisahkan oleh membrane timpani dari telinga bagian luar, dinding selanjutnya dibentuk oleh dinding bagian lateral telinga
1

dalam. Rongga tersebut dikelilingi membrane mukosa dan berisi udara yang masuk dari faring melalui saluran pendengaran. Hal ini membuat tekanan udara dikedua sisi membrane timpani sama. Telinga tengah terdiri dari tiga tulang tipis, yang disebut osikel, yang menghantarkan getaran ke membrane timpani melalui telinga dalam. Membrane timpani tipis dan semitransparan dan tempat melekatnya maleus, osikel pertama, melekat dengan kuat ke permukaan dalam. Inkus berartikulasi dengan maleus dan stapes, bagian dasar osikel, yang menempel pada fenestra vestibule dan mengarah kebagian dalam telinga, dinding posterior telinga tengah terbuka tidak beraturan. Mengarah ke mastoid antrum dan membelok ke sekelompok sel udara mastoid, seperti sinus nasal yang terinfeksi. Telinga bagian dalam, yang terletak di dalam bagian petrosa tulang temporal, terdiri dari dua bagian: tulang labyrinth yang menonjol ( bony labyrinth) dan membrane labyrinth. Tulang labyrinth sekali lagi terbagi menjadi tiga bagian: vestibula, koklea, dank kanal semisirkular. Vestibula berdampingan dengan telinga tengah melewati dua lubang: fenestra vestibule, yang ditempati oleh dasar stapes dan fenestra koklea, yang terisi oleh jaringan fibrosa. Di bagian belakang, ada muara menuju kekanal semisirkular dan dibagian depan, ada sebuah muara yang mengarah ke koklea. Koklea penting bagi fungsi pendengar. Koklea adalah saluran berbentuk spiral yang membentuk dua pertiga putaran mengitari pusat tulang yang disebut modiolus. Menurut panjangnya, saluran ini dibagi menjadi tiga terowongan oleh dua membrane, yaitu membrane basilar dan membrane vestibular, yang merengang dari modiolus kedinding luar. Pada saluran bagian luar, terdapat skala vestibule dibagian atas dan skala timpani dibagian bawah. Saluran ini berisi perilimfe dan bergabung dengan puncak modiolus. Bagian ujung skala timpani yang lebih rendah ditutupi fibrosa fenestra koklea. Bagian tengah saluran disebut duktus koklear dan berisi endolimfe. Bentuknya sama dengan tulang labyrinth dan disebut membrane labyrinth.didalam duktus koklear terdapat ujung-ujung saraf pendengaran, yang disebut sel-sel rambut. Kanal semisirkular berjumlah tiga dan terletak di atas dan di belakang vestibula dalam tiga ruang yang berbeda, satu vertical, satu horizontal, dan yang lain transversal. Semua ruang ini berisi perilimfe. Bila posisi kepala berubah, gerakan endolimfe merangsang sel-sel khusus yang memiliki tonjolan seperti rambut-rambut, yang terdapat diujung setiap kanal. Labyrinth membranosa terdapat didalam tulang labyrinth walaupun ukurannya lebih kecil. Membrane ini meliputi: utrikel, sakul, duktus semikular, dan duktus koklea. Utikel dan sakulus ialah dua kantung kecil dalam vestibula yang satu sama lain dihubungkan oleh saluran penyambung ( connecting tube). Kantung-kantung tersebut berisi paotongan kecil saraf sel
2

rambut yang distimulasi oleh gaya gravitasi pada Kristal-kristal kecil ( otolith) yang menempel pada sel-sel tersebut. Bentuk duktus semisirkular sama dengan kanal semisirkular dan terletak di dalam duktus tersebut, tetapi diameternya hanya nya duktus ini berisi endolimfe. Duktus koklear merupakan saluran spiral di dalam kanal koklea yang menonjol dan membentang di sepanjang didnding luar. Langit-langitnya dibentuk oleh membrane vestibular dan bagian dasarnya oleh membrane basiler dan kedua dinding luarnya oleh tonjolan dinding koklea.

Gambar 1.1 struktur telinga membrana propria danpada beberapa daerah dapat menembus kelenjar-kelenjar ekrin kecil. Masing-masing serabut membentuk jaringan berbentuk keranjang disekeliling folikel rambut.1 Struktur telinga secara mikroskopis Telinga luar Aurikula Aurikula atau pinna terdiri atas lempeng tulang rawan elastis dengan bentuk tidak teratur, setebal 0,5-1 mm, dibungkus perikondrium yang mengandung banyak serat elastis. Kulit yang menutupi tulang rawan mempunyai lapis subkutan jelas hanya dibagian posterior aurikula. Ia dilengkapi
3

beberapa rambut pendek dan kelenjar sebasea terkait. Pada orang tua, rambut-rambut besar dan kaku tumbuh ditepian aurikula dan pada lobus telinga. Kelenjar keringat jarang ada dan bila ada, hanya kecil-kecil. Meatus akustikus eksternus Meatus akustikus adalah saluran yang terbentang antara aurikula sampai ke membrana timpani ( gendang pendengaran). Dengan panjang sekitar 2,5 cm. sepertiga bagian luarnya merupakan lanjutan dari tualang rawan aurikula dan dupertiga bagian dalamnya adalah saluran dalam tulang temporal. Kulit yang melapisi meatus itu tipis dan melekat erat pada perikondrium dan periosteum dibawahnya. Terdapat banyak rambut kasar terjulur kedalam sepertiga meatus bagian luar dan mereka makin nyata pada orang tua. Kelenjar sebasea pada folikel rambut sangat besar. Kulit pada segmen ini juga mengandung kelenjar seruminosa yang merupakan bentuk khusus kelenjar keringat apokrin yang tubular bergelung, yang menksekresi serumen, yaitu secret sejenis lilin coklat. Setiap tubul kelenjar dikelilingi jalinan tipis sel-sel mioepitel. Pada keadaan rihat, lumen kelenjar itu besar dan epitel pelapisnya kuboid, namun pada keadaan aktif, sel-selnya kolumnar dan lumenya mengkerut. Saluran keluar kelenjar seruminosa bermuara pada permukaan bebas kulit atau pada leher folikel rambut. Serumen itu diduga membuat kulit yang melapisi meatus setempat kedap air dan bersama rambut-rambut kasar tadi, di duga mencegah masuknya serangga. Telinga tengah Telinga tengah mencakup kavum timpani dan isinya, tulang-tulang pendengaran, tuba eustachii, dan membrana timpani atau gendang pendengaran, yang menutupi kavum timpani diluaranya. Kavum timpani adalah ruang berisikan udara berbentuk tak teratur dengan diameter sekitar 6-15 mm, di dalam tulang temporal. Dinding lateralnya sebagian besar dibentuk oleh membrane timpani dan dinding medialnya oleh dinding tulang dari telinga dalam. Ke posteriornya, ia menyatu dengan rerongga berisikan udara dari proses mastoid tulang temporal, dan keanterior ia berlanjut ke dalam tuba auditorius ( tuba eustachii), yang menghubungkan kavum timpani dan nasofaring. Kavum mengandung tiga tulang pendengaran dan muskulus tensor timpani dan muskulus stapedius, yang berhubungan dengan tulang pendengaran. Kavum ini dilapisi epitel

gepeng, namun dekat muara tuba auditorius dan dekat tepian membrana timpani, ia kuboid dan mungkin bersilia. Tidak ada kelenjar disini. Tulang pendengaran Tiga tulang bersendi kecil, malleus, inkus, dan stapes, terbujur melintang kavum dari perlekatan malleus pada membrana timpani ke dinding medial, tempat stapes duduk diatas fenestra vestibule atau foramen ovale, lubang pada labirin tulang dari telinga dalam. Landasan stapes ditahan pada foramen ovale oleh ligament annulare fibrosa. Ketiga tulang dihubungkan oleh sendi diartrosis khas dan disokong dalam kavum oleh ligament-ligamen halus. Pelapis kavum timpani ikut menutupi tulang pendengaran dan melekat erat pada periosteumnya. Fungsi tulang pendengaran adalah meneruskan energy dari gelombang tekanan suara yang relative lemah dari udara dalam meatus akustikus eksternus menjadi getaran kuat dari cairan ditelinga dalam. Rantai tulang pendengaran lebih berfungsi sebagai tekanan hidraulik, dengan aksi mirip piston dari landasan stapes yang mengubah tekanan lemah pada permukaan menbran timpani menjadi tekanan yang 20 kali lipat besarnya pada cairan telinga dalam. Membran timpani Membran timpani ini semi- transparan, lonjong, berbentuk kerucut sangat rendah dengan apeks mengarah ke medial. Bentuk kerucutnya dipertahankan oleh insersio, pada permukaan medialnya, manubrium dari malleus, yang cenderung menarik bagian pusat membran kemedial. Membrane ini dibentuk oleh dua lapis serat kolagen dan fibroblast. Dilapis luar, serat kolagen terorientasi radial, sedangkan pada lapis dalam tersususn melingkar. Juga terdapat jalinan tipis serat-serat elastin. Pada rodentia, serat-serat lebih halus dari membrana timpani tidak memiliki gari-garis melintang khas kolagen. Dan dikatakan bahwa mereka adalah protein tersendiri khusus untuk fungsi unik dari membrane ini. Meskipun begitu, pada manusia mereka dilaporkan sebagai serat-serat halus kolagen khas. Serat-serat itu kuat di sebagian besar dari membrane, membentuk pars tensa, namun di kuadran anterosuperior terdapat daerah segitiga kecil, pars flaccid ( membran schrapnell), yang longgar dan hamper bebas serat kolagen. Permukaan luar membrane timpani dilapisi selapis kulit sangat tipis ( 50-60m) tanpa rambut atau kelenjar. Permukaan dalamnya dilapisi mukosa dari rongga timpani. Setebal hanya 20-40 m dan terdiri atas epitel

gepeng dan lamina propria tipis dengan sedikit serat kolagen dan kapiler. Pembuluh dan saraf mencapai pusat membrane melalui jaringan ikat subepitel diatas manubrium malleus.

Tuba auditorius ( tuba eustachii) Dari dinding anterior kavum timpani, tuba auditorius berjalan anteromedial dan inferior sejauh 4 cm dan bermuara pada dinding postero dorsal nasofaring. Sepertiga bagian pertama, dekat kavum timpani, disokong oleh tulang dan sisanya disokong di medial oleh tulang rawan dan di lateral oleh jaringan ikat fibrosa. Pada potongan melintang tuba auditorius, tulang rawan yang menyokong bagian medial dan superior memiliki konfigurasi mirip kait. Tulang rawannya elastic hampir diseluruh panjangnya namun serat-serat elastisnya hilang dan menjadi tulang rawan hialin didekat ujung faringeal maupun ujung timpani. Pada bagian tulang tuba, ia relative tipis dan terdiri atas epitel kolumnar rendah berilsilia, duduk di atas lamina propria tipis, yang melekat erat pada periosteum. Pada bagian tulang rawan tuba, epitel itu bertingkat dan terdiri atas sel-sel kolumnar tinggi. Banyak di antaranya bersilia. Lamina propria dibawahnya, pada segmen ini , mengandung banyak kelenjar tubule alveolar kompleks, yang menggetahkan mucus melalui saluran yang bermuara ke dalam lumen saluran pada daerah ini, dekat faring, sel-sel goblet tersebar diantara sel-sel epitel kolumnar. Terdapa variasi individual besar dalam jumlah dan penyebaran sel-sel goblet dan yang bersilia, dan dalam derajat perkembangan unsure-unsur kelenjar. Diseluruh lamina propria, pada kedua segmen tuba, ditemukan sangat banyak limfosit, yang jumlahnya bervariasi menurut umur dan dari orang ke orang. Dekat muara faringeal, sering ditemukan kumpulan jaringan limfoid membentuk yang disebut tonsila tuba. Tuba auditorius biasanya tertutup, namun selama proses menelan atau menguap, ia terbuka sesaat oleh berkerutnya otot platina di dekatnya, yang memungkinkan tekanan dalam kavum timpani dapat disamakan dengan tekanan diluar.2 Telinga dalam Telinga dalam atau labirin terdiri atas labirin tulang, labirin membranosa dan system perilimfatik. Labirin tulang seluruhnya terpendam dalam os petrosum dan terdiri atas :

Vestibulum, yaitu suatu ruangan yang di dalamnya terdapat utrikulus dan sakulur yang merupakan bagian labirin membranosa. Koklea, terletak anteromedial terhadap vestibulum, di dalamnya terdapat labirin membranosa yang berisi organ corti. Bentuk koklea mirip rumah siput sehingga pada potongan melalui sumbunya ( modiolus) terlihat sebagian untaian lingkaran di kiri-kanan modiolus, makin keatas makin kecil dan satu lingkaran dipuncaknya. Modiulus terdiri atas jaringan ikat dan jaringan saraf. Dalam koklea terdapat skala vestibule, skala timpani dan skala media. Skala media ditempati organ corti. Skala timpani dan skala vestibule menyatu di puncak koklea membentuk helikotrema. Tiga kanalis semisirkularis keluar dari vestibulum yang pangkalnya melebar membentuk ampula. Labirin membranosa Sebenarnya labirin membranosa merupakan isi labirin tulang dan terdiri atas: Duktus koklearis yang terletak dalam koklea Utrikulus yang terletak dalam vestibulum Sakulus yang terletak dalam vestibulum Ampula dan duktus semisirkularis yang mengisi kanalis semisirkularis Semua bangunan tersebut di atas berisi endolimf dan berhubungan satu sama lain. Dktus koklearis terdapat dalam koklea. Didalamnya terdapat alat pendengaran yaitu organ corti. Dalam rumah siput, duktus koklearis diapait oleh skala vestibuli disebelah atas dan skala timpanai di sebelah bawah yang keduanya berisi perilimf. Organ corti dududk di atas membrana basilaris yang membatasi duktus koklearis dengan skala timpani. Membrana basilaris disebelah luar bersatu dengan ligamentum spiralis dan dibagian dalam bergabung dengan jaringan modiolus tempat keluarnya n. koklearis. Dari luar kedalam ( dari lateral ke medial) organ corti tersusun: Sel hensen, bentuk selnya panjang-panjang Sel falangs luar yang langsin dan tinggi Sel rambut luar, di dukung oleh sel falangs luar yang langsing, puncak rambutnya tertanam ke dalam membrana tektoria di atasnya.
7

Sel hensen terletak di sebelah lateral sel falangs luar. Antara keduanya terdapat terowongan luar. Sel tiang luar bersama sel falangs luar yang termedial membentuk ruang nuel Sel tiang dalam, memeluk atau mendukung sel rambut dalam Sel batas ( border cells) merupakn sel yang paling medial Medial dari sel-sel batas terdapat sulkus spiralis interna. Diatas sulkus spiralis interna terdapat limbus spiralis tempat munculnya membrana tektoria. Diatas membrana tektoria terdapat membrane vestibularis reisner yang membatasi duktus kolearis dan skala vestibuli. Dinding lateral duktus koklearis dibatasi oleh stria vaskularis yang pada daerah dekat membrane basilaris menonjol membentuk prominensia spiral. Adanya tonjolan memanjang ini menyebabkan terbentuknya sulkus spiralis eksterna tempat terdapatnya sel Claudius yang berbentuk kuboid. Sel boetcher terdapat di bawah sel Claudius tetapi masih diatas membrane basilaris.3 Telinga sebagai indera pendengaran Telinga dapat mendengaran jika ada gelombang suara. Gelombang suara adalah suatu perubahan rapatan dan renggangan molekul udara yang disebabkan oleh bergetarnya suatu benda. Keras lemahnya suara bergantung pada besarnya getaran ( amplitude), sedangkan tinggi rendahnya suara bergantung pada frekuensi. Daun telinga berfungsi seperti corong yang mengumpulkan gelombang suara, kemudian disalurkan kesaluran telinga luar. Gelombang suara akan diteruskan ketulang-tulang pendengaran. Getaran pada tulang sanggurdi akan menyebabkan tingkap oval bergetar sehingga perilimfe pada skala vestibule juga bergetar. Pada tingkap oval terjadi penguatan getaran sekitar 20 kali. Getaran perilimfe pada skala vestibule akan melintasi membrane vestibularis sehingga menggetarkan membrane basilaris. Akibatnya, rambut pada sel rambut akan bergetar terhadap membrane tektoria dan menimbulkan implus yang akan dijalarkan ke saraf otakVIII lalu ke korteks otak bagian pendengaran untuk diinterpretasikan. Telinga sebagai indera keseimbangan Indera keseimbangan merupakan indera khusus yang terletak di dalam telinga. Indera keseimbangan secara structural terletak dekat indera pendengaran, yaitu dibagian belakang telinga dalam yang membentuk struktur utrikulus dan sakulus, serta kanalis semisirkularis, struktur tersebut berfungsi dalam pengaturan keseimbangan tubuh yang dihubungkan dengan
8

bagian keseimbangan dari saraf otak VIII. Dengan demikian, saraf otak VIII mengandung dua komponen, yaitu komponen pendengaran dan komponen keseimbangan. 4 Alat keseimbangan dinamis Dalam ampula duktus semisirkularis terdapat Krista ampularis yang merupakan penonjolan jaringan perilimfatik, dengan sel-sel rambut dan sel-sel penyokong pada puncaknya. Kedua macam sel ini diliputi kapula. Alat keseimbangan statis Pada utrikulus dan sakulus dipelajari macula utrikulu dan macula sakuli yang terdiri atas sel penyokong, sel rambut dan penebalan jaringan perilimfatik dibawahnya. Di atas macula diliputi oleh membrane otolith. Duktus dan sakus endolimfatikus serta duktus reunions biasanya jarang terpotong. System perilimfati terdapat di antara labirin tulang dan labirin membranosa.5 Mekanisme pendengaran Gelombang suara adalah suatu gelombang getaran udara yang timbul akibat getaran sebuah obyek. Vibrasi senar biola atau pita suara menimbulkan getaran udara yang kontak dengannya dan menghasilkan gelimbang getaran yang menyebar kesemua arah, seperti riak kolam air yang muncul bila air kolam dilempari kerikil. Untuk menghasilkan suara, vibrasi harus bearda pada kecepatan tertentu. Telinga manusia dirangsang hanya oleh vibrasi dengan kecepatan antar 30 sampai 30.000 perdetik. Getaran yang lambat menimbulkan suara yang tinggi. Inilah penyebab suara pria lebih panjang dan bergetar lebih lambat, sementara pita suara wanita lebih pendek dan bergetar lebih cepat. Pertumbuhan laring yang cepat, yang menyebabkan pita suara memanjang pada masa pubertas, menyebabkan suara pecah. Gelombang suara dihantar dengan kecepatan 340 meter/detik, lebih lambat daripada kecepatan cahya. Oleh karena itu kilat terlihat sebelum Guntur terdengar. Gelombang suara secara normal dihantarkan oleh udara, tetapi juga dapat melewati benda padat dan pada kenyataan hantaran benda padat lebih cepat daripada hantaran udar. Misalnya jika anda meletakkan telinga didasar lantai, anda dapat mendengar langkah kaki dari jarak yang lebih jauh daripada mendengar biasa ( hantaran udara). Akan tetapi, bagaimanapun secara normal orang akan mendengar melalui hantaran udara. Pendengaran, dalam hal ini gelombang suara, membuat membrane timpani bergetar, sehingga osikel dan
9

vestibuli fenestra bergetar, yang kemudian menyebabkan perilimfe bergerak. Saat cairan dalam telinga tidak tertekan, perilimfe dapat bergetar hanya jika fenestra koklea mampu menonjol keluar seiring fenestra vestibule menonjol kedalam. Vibrasi perilimfe menyebabkan fibrasi pada endolimfe, sehingga rambut-rambut getar menonjol ke dalam dan merangsang ujung-ujung saraf pada merman koklea. Saraf membawa rangsang ke dalam pusat pendengaran di lobus temporal otak, tempat rangsang dinilai dan diinterpretasi. Penilaian suara tersebut menyebabkan stimulus dibawa oleh saraf pendengara ke pusat pendengaran, tetap arti suara tersebut tergantung pada pengalaman sebelumnya dan kekuatan pemberian makna.6 Gangguan pendengaran Gangguan telinga luar dan telinga tengah dapat menyebabkan tuli konduktif, sedangkan gangguan telinga dalam menyebabkan tuli sensorineural, yang terbagi atas tuli koklea dan tuli rertrokoklea. Sumbatan tuba eustachius menyebabkan gangguan telinga tengah dan akan terdapat tuli konduktif. Gangguan pada vena jugulare berupa aneurisma akan menyebabkan telinga berbunyi sesuai dengan denyut jantung. Antar inkus dan maleus berjalan cabang n. fasialisis yang disebut korda timpani. Bila terdapat radang di telinga tengah atau trauma mungkin korda timpani terjepit, sehingga timbul gangguan pengecapan. Di dalam telinga dalam terdapat alat keseimbangan dan alat pendengaran. Obat-obat dapat merusak stria vaskularis, sehingga saraf pendengran rusak, dan terjadi tuli sensorineural. Setelah pemakaian obat ototoksi seperti streptomisin, akan terdapat gejala gangguan pendengaran berupa tuli sensoneural dan gangguan keseimbangan. Tuli dibagi atas tuli konduktif, tuli sensorineural ( sensorineural deafness) serta tuli campur ( mixed deafness). Pada tuli konduktif terdapat gangguan hantaran suara, disebabkan oleh kelainan atau penyakit di telinga luar atau di telinga tengah. Pada tuli sensorineural ( preseptif) kelainan terdapat pada koklea ( telinga dalam), nervus VIII atau di pusat pendengaran, sedangkan tuli campur, disebabkan oleh kombinasi tuli konduktif dan tuli sensorineural. Tuli campur dapat merupakn suatu penyakit, misalnya radang telinga tengah dengan komplikasi ke telinga dalam atau merupakan dua penyakit yang berlainan, misalnya tumor nervus VIII ( tuli saraf) dengan radang telinga tengah ( tuli konduktif). Jadi jenis ketulian sesuai dengan letak kelainan. Suara yang di dengar dapat dibagi dalam bunyi, nada murni, dan bising. Bunyi ( frekuensi 20 Hz- 18.000 Hz) merupakan frekuensi nada murni yang dapat didengar oleh telinga normal. Nada murni ( pure tone), hanya satu frekuensi, misalnya dari garpu tala, piano. Bising (
10

noise) di bedakan antara: NB ( narrow band), terdiri atas beberapa frekuensi, spektrumnya terbatas dan WN ( white noise), yang terdiri dari banyak frekuensi.7 Cara pemeriksaan pendengaran Untuk memeriksa pendengaran diperlukan pemeriksaan hantaran melalui udara dan melalui tulang dengan memakai garpu tala atau audiometer nada murni. Kelainan hantaran melalui udara menyebabkan tuli konduktif, berarti ada kelainan telinga luar dan telinga tengah, seperti atresia liang telinga, eksostosis liang telinga, serumen, sumbatan tuba eustachius serta radang telinga tengah. Kelainan di telinga dalam menyebabkan tuli sensorineural koklea dan retrokoklea. Secara fisiologik telinga dapat mendengar nada antara 20 sampai 18.000 Hz. Untuk pendengaran sehari-hari yang paling efektif antara 500-2000 Hz. Oleh karena itu, untuk memeriksa pendengaran dipakai garputala 512, 1024, dan 2048 Hz. Penggunaan ketiga garpu tala ini penting untuk pemeriksaan secara kualitatif. Bila salah satu frekuensi ini terganggu penderita akan sadar adanya gangguan pendengaran. Bila tidak mungkin menggunakan ketiga garpu tala itu, maka diambil 512 Hz karena penggunaan garpu tala ini tidak terlalu dipengaruhi suara bising di sekitarnya. Pemeriksaaan pendengaran dilakukan secara kualitatif dengan mempergunakan garpu tala dan kuantitatif dengan menggunakan audiometer. Tes penala Pemeriksaan ini merupakan tes kualitatif, terdapat berbagai macam tes penala, seperti tes rinne, tes weber, tes schwabach. Tes rinne ialah tes untuk membandingkan hantaran melalui udara dan hantaran melalui tulang pada telinga yang diperiksa. Tes weber ialah tes pendengaran untuk membandingkan hantaran tulang telinga kiri dan telinga kanan. Tes schwabach ialah membandingkan hantaran tulang orang yang diperiksa dengan pemeriksa yang pendengarannya normal.7 Kesimpulan

11

Gangguan pendengaran dapat terjadi karena dipengaruhi oleh factor dari dalam maupun factor dari luar, factor dari dalam yaitu seperti umur, sedangkan factor dari luar adalah pekerjaan. Daftar pustaka 1. Sitti S. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Jakarta:Buku Kedokteran EGC. 2002.h.102-7. 2. Jan T.Buku ajar histologi.Jakarta:Buku Kedokteran EGC.2003.h.349-42. 3. Fajar AG,Elna K. Penuntun praktikum histologi. Jakarta: Universitas Trisakti. 2009.h.208-12. 4. Diah A. Biologi 2. Jakarta: Erlangga.2004.h.262-3. 5. Bertha S. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat.Jakarta:Buku Kedokteran EGC.2003.h. 313. 6. Evelyn CV. Anatomi dan fisiologi untuk paramedic. Jakarta: PT. Gramedia. 2004.h.204. 7. Efiaty AS, Nurbaiti I, Jenny B, Ratna DS.Buku ajar ilmu kesehatan THT. Jakarta: FKUI. 2010.h.13-7.

12

Anda mungkin juga menyukai