Anda di halaman 1dari 8

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Hipotesis berasal dari dua buah suku kata Hypo dan Thesis. Hipo berarti sebelum sedangkan Thesis berarti pernyataan atau pendapat. Jadi hipotesis adalah suatu pernyataan yang pada waktu di ungkapkan belum di ketahui kebenarannya.Tetapi mengungkapkan untuk di uji dalam pernyataan empiris. Hipotesis memungkinkan kita menghubungkan teori dengan pengamatan, atau pengamatan dengan teori. Hipotesis ini mengemukakan sebuah pertanyaan tentang harapan peneliti mengenai hubungan-hubungan antara variabel-variabel di

dalam persoalan. Karena hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya. Kemudian para ahli menafsirkan arti hipotesis adalah sebagai dugaan terhadap hubungan antara dua variable atau lebih. Sehingga dapat diartikan bahwa hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji lagi kebenarannya. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa itu hipotesis? 2. Bagaimana cara menggunakan atau menerapkan hipotesis dalam berbagai penelitian? 3. Bagaimana cara memperoleh hipotesis? 4. Bagaimana cirri-ciri hipotesis yang baik? 1.3 Kegunaan a. Hipotesis memeberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang. b. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang dapat diuji langsung dalam penelitian. c. Hipotesis memberikan arah kepada penelitian. d. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan hasil penyidikan.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hipotesis Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian. Yang

sebenaranya masih harus di uji secara empiris. Hipotesis merupakan rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoritis yang di proleh dari penelitian kepusatakaan. Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis di anggap

paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Secara teknis, hipotesis dapat di definisikan sebagai pernyataan mengenai populasi yang akan di uji kebenarannya berdasarkan dari yang di proleh darisample penelitian. Namun secara statistik hipotesis merupakan pernyataan mengenai keadaan parameter yang akan di uji melalui statistik sample sedangkan secara implisif hipotesis itu menyatakan prediksi. Taraf ketepatan prediksi itu akan sangat tergantung kepada taraf kebenaran dan taraf ketepatan landasan teoritis yang mendasarinya. Sehingga apabila dasar teori yang di terapkan kurang sehat (sound) maka akan melahirkan sebuah gipotesis yang di prediksinya kurang tepat. 2.2 Ciri-Ciri Hipotesis yang Baik Dalam merumuskan Hipotesis, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Hipotesis hendaklah dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan. b. Hipotesis hendaknya manyatakan hubungan atau perbedaan antara dua atau lebih variabel. c. Hipotesis hendaknya dapat diuji.

d. Hipotesis harus mempunyai daya pembeda. e. Hipotesis hendaknya konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada.

2.3 Cara Memperoleh Hipotesis 1. Hipotesis Deskriptif Hipotesis deskriptif adalah dugaan tantang nilai suatu variable mandiri. Tidak membuat perbandingan atau hubungan. Sebagai contoh bila rumusan masalah penelitian sebagai berikut ini, maka hipotesis (jawaban sementara) yang dirumuskan adalah hipotesis deskriptif. Dalam perumusan hipotesis statistik, antara hipotesis nol (Ho) dan hipotesis
2

alternative (Ha) selalu berpasangan, bila salah satu ditolak, maka yang lain diterima sehingga dapat dibuat keputusan yang tegas, yaitu kalau Ho ditolakpasti Ha diterima. Contoh hipotesis deskriptif: Suatu bimbingan tes menyatakan bahwa murid yang dibimbing di lembaga itu, paling sedikit 90% dapat diterima di perguuan tinggi negeri. Rumusan hipotesis statistic adalah: Ho : 0.90 Ha : <0.90 2. Hipotesis Hubungan (Asosiatif) Hipotesis asosiatif adalah suatu pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang hubungan antara dua variable atau lebih. Contoh rumusan masalahny adalah apakah ada hubungan anatara Gaya Kepimpinan dengan Efektivtas Kerja?. Rumus dan hipotesis nolnya adalah: Tidak ada hubungan antara gaya kepimpinan dengan efektivitas kerja. Hipotesis statistiknya adalah: Ho : =0, Ha : 0 3. Hipotesis Komparatif Hipotesis komparatif merupakan dugaan terhadap perbandingan nilai dua sampel atau lebih. Dalam hal komparasi ini terdapat beberapa macam, yaitu: a. Komparasi Berpasangan (Related) dalam dua sampel dan lebih dari dua sampel (k sampel)Contoh : Ho : Tidak terdapat perbedaan nilai penjualan sebelum dan sesudah ada iklan Ha : Ada perbedaan nilai penjualan sebelum dan sesudah ada iklan b. Komparasi Independen dalam dua sampel dan lebih dari dua sampel (k sampel) Contoh: Ho : Tidak terdapat perbedaan antara birokrat dan akademisi dalam memilih partai. Ha : Terdapat perbedaan antara birokrat dan akademisi dalam memilih partai.

2.4 Jenis-Jenis Hipotesis Dalam bidang penelitian kuantitatif, Hipotesis dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Hipotesis Kerja/Hipotesis Alternatif (Ha), Hipotesis ini menyatakan adanya hubungan atau perbedaan antara variabel yang satu dengan variabel lain. b. Hipotesis Nol/ Hipotesis Nihil (Ho), Hipotesis Nol ini sering juga dengan Hipotesis Statistik karena harus dilakukan melalui pengujian statistik.

2.5 Karakteristik Satu hipotesis dapat diuji apabila hipotesis tersebut dirumuskan dengan benar. Kegagalan merumuskan hipotesis akan mengaburkan hasil penelitian. Meskipun hipotesis

telah memenuhi syarat secara proporsional, jika hipotesis tersebut masih abstrak bukan saja membingungkan prosedur penelitian, melainkan juga sukar diuji secara nyata. Untuk dapat memformulasikan hipotesis yang baik dan benar, sedikitnya harus memiliki beberapa ciri-ciri pokok, yakni: 1. Hipotesis diturunkan dari suatu teori yang disusun untuk menjelaskan masalah dan dinyatakan dalam proposisi. Oleh sebab itu hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara atas masalah yang dirumuskan atau searah dengan tujuan penelitian. 2. Hipotesis harus dinyatakan secara jelas, dalam istilah yang benar dan secara operasional. Aturan untuk menguji satu hipotesis secara empiris adalah harus mendefinisikan secara operasional semua variabel dalam hipotesis dan diketahui secara pasti variabel independen dan variabel dependen. 3. Hipotesis menyatakan variasi nilai sehingga dapat diukur secara empiris dan memberika gambaran mengenai fenomena yang diteliti. Untuk hipotesis deskriptif berarti hipotesis secara jelas menyatakann kondisi, ukuran, atau distribusi suatu varibel atau fenomenanya yang dinyatakan dalam nilai-nilai yang mempunyai makna 4. Hipotesis harus bebas nilai. Artinya nilai-nilai yang dimiliki peneliti dan preferensi subyektivitas tidak memiliki tempat di dalam pendekatan ilmiah seperti halnya dalam hipotesis. 5. Hipotesis harus dapat diuji. Untuk itu, instrument harus ada (atau dapat dikembangkan) yang menggambarkan ukuran yang valid dari variabel yang diliputi. Kemudian, hipotesis dapat diuji denngan metode yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengujinya sebab
4

peneliti dapat merumuskan hipotesis yang bersih, bebas nilai, dan spesifik, serta menemukan bahwa tidak ada metode penelitian untuk mengujinya. Oleh sebab itu, evaluasi hipotesis bergantung pada eksistensi metode-metode untuk mengujinya, baik metode pengamatan, pengumpulan data, analisis data, maupun generalisasi. 6. Hipotesis harus menyatakan perbedaan atau hubungan antar-variabel. Satu hipotesis yang memuaskan adalah salah satu hubungan yang diharapkan di antara variabel dibuat secara eksplisit. 2.6 Tahap-Tahap Pembentukan Hipotesis 1. Penentuan Masalah Dasar : penalaran ilmiah kekayaan pengetahuan ilmiah yang biasanya timbul karena sesuatu keadaan atau peristiwa yang terlihat tidak atau tidak dapat diterangkan berdasarkan hokum atau teori atau dalil ilmu yang sudah diketahui. Dasar penalaran pun sebaiknya dikerjakan dengan sadar, perumusan yang tepat. Dalam proses penalaran ilmiah tersebut, penentuan masalah mendapat bentuk perumusan masalah. 2. Hipotesis Penahuluan atau Hipotesis Preliminer : Dugaan atau anggapan sementara yang menjadi pangkal bertolak dari semua kegiatan. Ini digunakan juga dalam penalaran ilmiah. Tanpa hipotesa preliminer, pengamatan tidak akan terarah. Fakta yang terkumpul mungkin tidak akan dapat digunakan untuk menyimpulkan suatu konklusi, karena tidak relevan dengan masalah yang dihadapi. Karena tidak dirumuskan secara eksplisit, dalam penelitian, hipotesis priliminer dianggap bukan hipotesis keseluruhaan penelitian, namun merupakan sebuah hipotesis yang hanya digunakan untuk melakukan uji coba sebeluum penelitian sebenarnya dilaksanakan. 3. Pengumpulan Fakta : Dalam penalaran ilmiah, di antara jumlah fakta yang besarnya tak terbatas itu hanya dipilih fakta-fakta yang relevan dengan hipotesa preliminer yang perumusannya didasarkan pada ketelitian dan ketepatan memilih fakta. 4. Formulasi hipotesa : Pembentukan hipotesa dapat melalui ilham atau intuisi, dimana logika tidak dapat berkata apa-apa tentang hal ini. Hipotesa diciptakan saat terdapat hubungan tertentu di antara sejumlah fakta. Sebagai contoh sebuah cerita singkat dan lucu atau menarik tentang kejadian seseorang sebenarnya yang jelas menggambarkan sifat penemuan dari hipotesa, diceritakan bahwa sebuah apel jatuh dari pohon ketika Newton tidur di bawahnya dan teringat olehnya bahwa semua benda pasti jatuh dan seketika itu pula dilihat hipotesanya, yang dikenal dengan hukum gravitasi
5

5. Pengujian

hipotesa

Artinya,

mencocokkan

hipotesa

dengan

keadaan

yang

dapat diamati dalam istilah ilmiah hal ini disebut verifikasi(pembenaran). Apabila hipotesa terbukti cocok dengan fakta maka disebut konfirmasi. Falsifikasi(penyalahan) terjadi jika usaha menemukan fakta dalam pengujian hipotesa tidak sesuai dengan hipotesa. Bilamana usaha itu tidak berhasil, maka hipotesa tidak terbantah oleh fakta yang dinamakan koroborasi (corroboration). Hipotesa yang sering mendapat konfirmasi atau koroborasi dapat disebut teori. 6. Aplikasi/penerapan : Apabila hipotesa itu benar dan dapat diadakan

menjadi ramalan (dalam istilah ilmiah disebut prediksi), dan ramalan itu harus terbukti cocok dengan fakta. Kemudian harus dapat diverifikasikan dengan fakta.

2.7 Menguji Hipotesis Hipotesis berfungsi untuk memberi suatu penyataan terkaan tentang

hubungan tentative antara fenomena-fenomena dalam penelitian. Kemudian hubungan tersebut diuji validitas dan reliabilitasnya menurut teknik-teknik yang sesuai untuk keperluan pengujian. Untuk menguji hipotesis diperlukan : a) Data atau fakta dan kerangka pengujian hipotesis harus ditetapkan dahulu sebelum si peneliti mengumpulkan data. b) Pengetahuan yang luas tentang kerangka teori, penguasaan penggunaan teori secara logis, statistik dan teknik-teknik pengujian. Cara pengujian hipotesis tergantung pada metode desain penelitian yang digunakan. 2.8 Jenis Kesalahan Dalam Hipotesis Kesimpulan Keputusan Terima Hipotesis Tolak Hipotesis Keadaan Sebenarnya Hipotesis Benar Tidak Membuat Kesalahan Kekeliruan Macam I Hipotesis Salah Kekeliruan Macam II Tidak Membuat Kekeliruan

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Hipotesis berasal dari dua buah suku kata Hypo dan Thesis. Hipo berarti sebelum sedangkan Thesis berarti pernyataan atau pendapat. Jadi hipotesis adalah suatu pernyataan yang pada waktu di ungkapkan belum di ketahui kebenarannya.Tetapi mengungkapkan untuk di uji dalam pernyataan empiris. Hipotesis memungkinkan kita menghubungkan teori dengan pengamatan, atau pengamatan dengan teori. Hipotesis ini mengemukakan sebuah pertanyaan tentang harapan peneliti mengenai hubunganhubungan antara variabel-variabel di dalam persoalan. Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian. Yang sebenaranya masih harus di uji secara empiris. Hipotesis merupakan rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoritis yang di proleh dari penelitian kepusatakaan. Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis di anggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.

DAFTAR PUSTAKA

ABDUL RAHIM SANGADJI. (2010, 11). Retrieved 03 31, 2012, from Pengumpulan Data dan Hipotesis: http://baimsangadji.blogspot.com/2010/11/makalah-pengumpulan-data-dan-hipotesis.html Ivan Prasetya, Re-search Methods for Business. (2011, 03 03). Retrieved 31 03, 2012, from CONTOH HIPOTESIS PENELITIAN DAN HIPOTESIS STATISTIK: http://www.b0chun.com/blog/2011/03/03/contohhipotesis-penelitian-dan-hipotesis-statistik/ Joko Adi Yulianto. (2010, 04 09). Retrieved 03 31, 2012, from "MAKALAH PENDIDIKAN": http://pandidikan.blogspot.com/2010/04/hipotesis.html NICO MATEMATIKA. (2011, 07 20). Retrieved 03 31, 2012, from Uji Hipotesis: http://elnicovengeance.wordpress.com/2011/07/20/uji-hipotesis/ Rolly Maulana Awangga . (2009, 06 01). Retrieved 31 03, 2012, from Hipotesis: http://www.slideshare.net/awangga/hipotesis-1520147

Anda mungkin juga menyukai