Anda di halaman 1dari 8

KAJIAN PEMANFAATAN TNS ( TELEPHONE NURSING SERVICE) DALAM PERAWATAN KLIEN LANSIA DI KOMUNITAS Oleh : Diyah Yulistika Handayani

NPM 1006833634
Program Pasca Sarjana Kekhususan Keperawatan komunitas Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia 2011

Abstrak Tantangan kesehatan di Indonesia perlu dicermati terkait peningkatan jumlah usia lanjut di masa yang akan datang. Permasalahan kesehatan yang muncul pada lansia akan menjadi masalah juga bagi keluarga. Permasalahan yang muncul antara lain pada kebutuhan finansial untuk pembiayaan pemeliharaan kesehatan, tetapi juga beban bagi keluarga sehingga perlu adanya upaya dukungan yang dilakukan oleh perawat sebagai salah satu dari tenaga professional bidang kesehatan. Perawat dituntut mampu memberikan layanan keperawatan yang memadai. Salah satu bentuk dukungan yang bisa diberikan antara lain dengan dukungan informasi bagi klien dan keluarga. Optimalisasi dukungan yang bisa diberikan melalui pemanfaatan teknologi yang sudah sangat umum digunakan di Indonesia dalam bentuk layanan telephone nursing service. Bentuk dari telephone nurse service bisa antara lain call centre, hotline service. Pemanfaatan teknologi untuk kepentingan konseling ini sangat mungkin di Indonesia mengingat telephone merupakan alat yang selalu dekat dengan manusia. Kata Kunci : Telephone, Nursing Servise, Perawatan , Lansia

Latar Belakang Tantangan kesehatan di Indonesia 20 tahun yang akan datang akan menghadapi

tantangan dengan bertambahnya populasi penduduk usia lanjut. Salah satu problem seiring bertambahnya usia adalah kondisi kesehatan yang menurun. Problem kesehatan in bisa muncul dalam bentuk timbulnya penyakit akibat proses degeneratif. Lansia yang sakit bisa dirawat di rumah sakit dalam jangka waktu yang panjang. Konsekuensi biaya perawatan yang ditanggung klien menjadi lebih besar. Selain itu dukungan keluarga semakin dibutuhkan. Kemungkinan

dapat terjadi

seorang lansia tidak dirawat di rumah sakit, karena keterbatasan financial dan

dukungan keluarga. Lansia dengan masalah penyakit dalam masa masa akhir kehidupannya membutuhkan dukungan keluarga, tenaga kesehatan, agar dapat mengatasi masalah kesakitan dan juga mempersiapkan kematian. Bisa jadi lansia ini tidak dirawat di Rumah sakit bukan karena keterbatan financial, tapi juga daya dukung keluarga. Oleh sebab itu dibutuhkan tenaga professional didalamnya yang mampu memberikan dukungan terhadap perawatan pasien, dan memberikan informasi terhadap perubahan perubahan yang terjadi. Salah satu bentuk dukungan yang bisa digunakan adalah konseling perawatan lansia di rumah dengan berbasis komunikasi dengan call center yang merupakan bagian dari telenursing yang salah satu komponennya adalah pemakaian telepon sebagai proses pemberian, asuhan dan layanan kesehatan (CAN, 2005). Penelitian yang pernah dilakukan di Amerika tentang pemanfaatan call center khususnya di bidang keperawatan di empat daerah Amerika antara lain Hawai, California, disebut sebagai TAN ( Telephone advice nursing services). Pemanfaatan TAN mencatat sekitar 4239 rekaman terkait pemanggil dan terpanggil yang memanfatkan call center TAN yang dikelola oleh organisasi resmi dan dikelola oleh professional nursing rata-rata tercatat sekitar 6 menit dari rekaman tersebut isinya terkait tentang permintaan informasi mengenai pengobatan, emergensi, disposisi penting, informasi rumah sakit. Dari penelitian tersebut tercatat ada delapan alasan penting bagi pemanggil terkait dengan masalah kesehatan yang bisa di tangani dengan pemanfaatan call center . ( Susan E Shapiro, et all 2004) Di Negara kita Indonesia pengguna telpon seluler saja dapat mencapai 180 juta orang (ATSI 2010, Harian berita.com ) dari total penduduk Indonesia sekitar 200 juta, ( Sensus BPS, 2010) atau 80 % namun belum ada optimalisasi yang nyata terkait pengembangan sistem dukungan khususnya bidang kesehatan khususnya keperawatan melalui call center atau TAN ini pada latar belakang kasus kasus penyakit kronik dan degenerative pada lansia. Penulis belum menjumpai adanya provider yang secara resmi dan profesional membuat layanan terkait layanan konseling bidang kesehatan khususnya keperawatan bagi lansia dan keluarga .

Masalah masalah keperawatan yang perlu mendapat perhatian dan bisa dijadikan sumber konseling melalui call center antara lain terkait mengatasi : inkontenesia, gangguan mobilitas, defisit perawatan diri, gangguan kognitif seperti dimensia yang bisa muncul diakibatkan oleh penyakit-penyakit kronik dan terminal: seperti stroke, diabetes, kanker. Call center sebagai lembaga yang dapat berfungsi sebagai sumber informasi / konseling sebelum atau sesudah klien dirawat di rumah sakit.

Tinjauan Pustaka Telepon dalam keperawatan ini bentuknya bisa bermacam macam, antar tiap 3ector bisa memiliki sebutan yang berbeda berbeda, yang memberikan layanan informasi kesehatan terkait : dukungan keputusan, triase, konseling, pendidikan dan lain lain. Penggunaan telepon dalam keperawatan merupakan bagian dari telehealth dan bukan hal yang baru di dunia layanan kesehatan. Namun optimalisasi penggunaan konsultasi dengan menggunakan telepon di Indonesia masih terbatas atau masih sedikit lembaga yang resmi sebagai provider dikenal secara luas. Sebagai sebuah gambaran kasus : seorang ibu T usia 40 tahun tinggal bersama seorang lansia sakit yang menderita post stroke kemudian dalam beberapa hari terjadi perubahan penurunan proses berpikir. Ibu T bingung karena keluarga yang lain sedang di luar kota, sementara tetangganya rata rata sibuk, beruntung Ibu T memiliki seorang teman yang bekerja di Rumah sakit yang kebetulan bekerja di unit stroke.Dari teman inilah Ibu T mendapatkan informasi tentang perubahan kognitif yang bisa saja terjadi dan ini mungkin dialami ayahnya yang beberapa bulan sebelumnya mengalami post stroke. Kita dapat membayangkan apabila Ibu T ini tidak memilki akses terhadap teman yang bisa memberikan saran atau dukungan.Oleh sebab itu telepon nursing advise merupakan sarana yang bisa dioptimalkan menjadi bagian informasi layanan kesehatan singkat melalui telepon sebelum klien sakit dibawa ke sarana kesehatan. Sejarah Telepon Advise Nursing Service Penggunaan telepon dalam memberikan sarana keperawatan sebenarnya bukan hal baru dalam dunia layanan kesehatan seperti misalnya panggilan emergensi call, unit obstretik, triase, pusat krisis, unit kesehatan masyarakat. Diawali di Amerika tahun 1980 an dan meluas ditahun 1990.

Standar Pelayanan melalui Telepon Nursing Service Di Canada praktik layanan keperawatan melalui telepon ini ada badan yang memberikan izin terhadap pemberian layanan keperawatan melalui telepon ini yaitu lembaga nasional yang bertanggung jawab dalam telehealth (NIFTG, 2003 ). Bahkan ada sebuah lembaga di Ontario yang membuat standar praktik terkait dengan kemungkinan- kemungkinan isu yang diakibatkan olehnya sedikitnya kontak face to face, praktek melintasi wilayah, dan sector. Standar kualitas praktik itu sendiri harus merupakan praktik yang berkualitas tinggi Strategi yang digunakan juga memonitor kualitas akses seperti kecepatan respon time merespon panggilan, lamanya panggilan yang digunakan (Stacey et all 2003). Disamping itu pula ada bentuk layanan yang lain seperti bagaimana hasilnya, secara klinis seperti rujukan ke dokter dan bagian emergensi. Kepuasan pasien, kepatuhan juga merupakan indicator yang perlu diukur ( Stacey et all, 2003 ). Kompetensi Perawat dalam Telephone Nursing Service Perawat yang bekerja dalam telephone nursing service ini harus memiliki pengetahuan yang tinggi, serta aplikasi proses keperawatan yang baik serta memiliki kemampuan skill berkomunikasi dengan baik dan pengetahuan tentang penggunaan teknologi dalam praktik (CNA, 2003 ). Isue Isue terkait Dengan Telephone Nursing Service Model praktik Akses penggunaan layanan keperawatan melalui telepon sebagai contoh di Canada langsung terhubung dengan perawat yang memiliki lisensi (Registered nurse ) terlepas dari tempat mereka memberikan pelayanan kesehatan secara langsung. Di Ontario ini layanan terhubung dengan sebuah organisasi Ontario family network yang mendaftarkan pasien dalam grup dokter. Seorang registered ners setelah satu jam memberikan saran kepada klien juga memberitahukan kepada kelompok dokter. Satu pertanyaan muncul disini kemungkinan adanya overlapping dalam pemberian informasi terkait adanya beberapa profesi dalam sektor pelayanan kesehatan.

Privatisasi Di Canada Sektor swasta menjadi hal yang dipertimbangkan mengingat pembiayaan dalam

pelayanan kesehataan diperankan juga oleh swasta, misalnya Perusahaan-Perusahan pembuat software. Sektor privat ini berperan sebagai lembaga swasta yang dapat masuk menjadi penyedia layanan walaupun tentunya akan cenderung mempertimbangkan aspek keuntungan sehingga pemberian informasi bisa jadi menjadi hal yang terbatas. Patient Safety Keselamatan pasien merupakan hal yang utama diperhatikan dan menjadi hal yang perhatian oleh organisasi kesehatan dan juga pemerintah di Canada ( Canadian patients safety institute, 2005). Menurut artikel yang ditulis oleh Joane ( QNI, 2011), bahwa perawat yang baik adalah yang skillnya baik itu tidak cukup bahkan diperlukan langkah langkah untuk mengkampayekan kan pasien dapat terpenuhi kebutuhannya dan aman atau safety. Ada beberapa langkah yang dilakukan dalam mempromosikan patient safety antara lain : adanya training pada masalah spesifik yang dimiliki oleh perawat dalam hal ini salah satunya adalah perawat komunitas. Praktik Melewati Batas wilayah Penelepon bisa saja melewati batas wilayah dari call center ini, maka lembaga seperti CNA merekomendasikan adanya aturan bahwa praktik tersebut. Beberapa Kendala dan Hambatan Beberapa penelitian yang pernah dilakukan di luar negeri antara lain menurut Dawn Stacey (2005 ) menyatakan dalam hasil penelitian bahwa terdapat beberapa kendala terkait layanan keperawatan antara lain yaitu keterbatasan pengetahuan, ketrampilan dan pengambilan keputusan yang sensitive terhadap nilai, sedikitnya proses struktur yang memandu, adanya pressure dari organisasi profesi untuk meminimalkan call center, memanfatkan layanan rendahnya kesadaran publik dalam

Penerapan di Indonesia Bentuk layanan informasi keperawatan melalui telepon dan bentuk telephone nursing service yang resmi dan dimiliki provider yang memiliki aspek legalitas bukan hal yang tidak mungkin di Indonesia, teknologi secanggih apapun akhirnya harus dipertimbangkan kembali terkait penerapannya dan 6ector pendukungnya. Seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat, telepon bukan merupakan hal baru bahkan kini perkembangannya luar biasa pesat, tetapi pemanfaaatnya di bidang layanan kesehatan terutama keperawatan masih terbatas. Keterbatasan ini juga dibuktikan dengan terbatasnya penelitian penelitian yang mengungkap akses masyarakat terhadap hotline service, call center, di Indonesia khususnya dibidang kesehatan atau spesifik keperawatan. Sistem hotline service dalam penggunan peningkatan upaya sector dukungan informasi seperti konseling bisa dipadukan dalam layanan yang terintegrasi sebagai upaya promosi kesehatan yang terkecil di masyarakat dengan memberdayakan lembaga yang sudah ada. Terbatasnya provider tentang layanan telephone nursing service menjadi tantangan bagi praktisi tenaga kesehatan di Indonesia khususnya bagi layanan keperawatan lansia di komunitas. Ini bisa menjadi satu upaya peluang dalam mengambil peranan penting di pelayanan keperawatan, secara mandiri dan bertanggung jawab. Dan memperhatikan aspek legal sesuai aturan hukum yang berlaku, melalui call center ini diharapkan masyarakat dapat memperoleh dukungan informasi yang ada terutama pada perawatan lansia di rumah pada fase rehabilitasi, fase terminal dari tahapan penyakit yang diderita oleh klien. Disamping terbatasnya provider perlu ada tenaga khusus atau perawat khusus yang bertugas melayani 24 jam layanan informasi, konseling bisa dipadukan dengan layanan panggilan home care. Langkah-langkah yang perlu diambil dapat diawali oleh perawat yang bekerja di

lembaga pemerintah yang bergerak di bidang kesehatan misal di pelayanan tingkat dasar seperti Puskesmas dan juga sektor swasta. Kedua upaya sosialisasi kepada masyarakat sangat dibutuhkan agar keberadaan dari call center dapat dikenal oleh masyarakat dan dimanfaatkan oleh masyarakat .

Kesimpulan dan Rekomendasi Bentuk layanan informasi dengan memanfaatkan perangkat telepon dalam bidang keperawatan perlu mendapat optimalisasi meskipun penggunaan teknologi telepon apalagi telepon seluler kini semakin maju, pemanfaatan telepon ini dapat menjadi satu peluang yang dapat diberdayakan dalam upaya meningkatkan peranan konseling terutama pada keperawatan lansia dirumah. Peranan konseling membantu memberikan dukungan informasi kepada lansia dan keluarga dalam hal perawatan diri, gangguan mobilitas, gangguan integritas kulit, pertolongan dalam ambulasi dini. Optimalisasi ini perlu mendapatkan dukungan dari semua pihak, baik pasien, keluarga, teman sejawat, dan profesi kesehatan lain.

DAFTAR PUSTAKA

ATSI, 2011, Jumlah Pemakai Handpone di Indonesia, http://www.harianberita.com/jumlah-pemakai-handphone-di-indonesia.html di akses 2 November 2011 Badan Pusat Statistik, 2010, Data Sensus Penduduk , www.bps.go.id diakses tgl 2 November 2011 College Nursing Ontario (2003), Telephone nursing practice; Standart for Nurse in Ontario Goodwin Sharon, 2005 Telephone Nursing : An Emerging Practise area, Journal leadership in Nursing 2007 Nova scotia, (2008) Telenursing Practise guideline, http://www.crnns.ca/documents/TelenursingPractice2008.pdf diakses tanggal 31 Oktober 2011

Stacey D, Graham, (2005) Barriers and facilitators influencing call center nurses' decision support for callers facing values-sensitive decisions: a mixed methods study. Double Blind Peer Reviewed; Nursing; Online/Print; Peer Reviewer Evidence-Based Practice ISSN:1545-102X MEDLINE Info: PMID: 17040526

NLM UID: 101185267 Publisher Info:URL: www.cinahl.com/cgibin/refsvc?jid=2924&accno=2009077880 diakses 7 November 2011. Sagnella, Joanna, (2011 )Call to improve the delivery of home care by qualified nurses. Double Blind Peer Reviewed; Europe; Nursing; Public Health; UK & Ireland fromURL: www.cinahl.com/cgi-bin/refsvc?jid=1892&accno=2011208922 diakses tanggal 7 November 2011 Susan E Shapiro, (2004),Telephone Advice Nursing Services in a US Health Maintenance Organization, Royal Society of Medicine Press Limited 2004 Susan Randles Moscato, et all (2007) Predictors of Patient Satisfaction With Telephone Nursing Services Clin Nurs Res May 2007 vol. 16 no. 2 119-137 Van Der Meijden MJ, Tange HJ, Troost J, Hasman A. Determinants of success of inpatient clinical information systems: a literature review. / Am Med Inform Assoc. 2003;10(3):235-243.

Anda mungkin juga menyukai