Anda di halaman 1dari 5

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2008

ISSN 0854 - 5561

ASPEK KESELAMATAN DAN LINGKUNGAN PADA PERANCANGAN PABRIK BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE PWR

Nur Tri Harjanto

ABSTRAK ASPEK KESELAMATAN DAN LINGKUNGAN PADA PERANCANGAN PABRIK BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE PWR. Aspek keselamatan dan lingkungan merupakan aspek yang penting untuk diperhitungkan dan menjadi bagian didalam pertimbangan studi kelayakan pabrik bahan bakar nuklir. Penggunaan bahan fisil, bahan kimia B3, gas bertekanan dan lain-lain pada pabrik bahan bakar nuklir tipe PWR memiliki potensi bahaya radiasi dan non radiasi yang cukup besar. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan dampak lingkungan maka aspek keselamatan dan lingkungan harus dipertimbangkan sejak dini dan masuk dalam dokumen AMDAL sbagai bagian dari studi kelayakan. Aspek-aspek ini meliputi kekritisan, bahaya radiasi dan kontaminasi, penggunaan B3, limbah radioaktif padat, cair dan gas. Sistem pengendalian aktif/ pasif yang disiapkan saat desain akan mencegah terjadinya kekritisan. Selain itu juga dilakukan dengan menggunakan bahan absorben, pemakaian bahan fisil dibawah batas kritikalitas, dan pengendalian administrasi pada saat operasi. Bahaya radiasi dan kontaminasi dicegah dengan sistem proteksi radiasi dan peralatan proteksi radiasi. Pengelolaan limbah radioaktif harus dilakukan agar tidak menimbulkan dampak yang signifikan, aman, dan tidak membahayakan terhadap pekerja, lingkungan dan masyarakat disekitarnya. Kata Kunci : Keselamatan, Pabrik, BBN, PWR.

PENDAHULUAN Aspek keselamatan dan lingkungan merupakan dua aspek penting yang menjadi bagian dari studi kelayakan yang harus diperhitungkan dalam setiap rencana usaha atau kegiatan khususnya yang berkaitan dengan kegiatan yang menggunakan bahan nuklir .Pada studi kelayakan pabrik bahan bakar nuklir tipe PWR aspek keselamatan dan lingkungan menjadi pertimbangan utama disamping aspek finasial dan ekonomi. Kecelakaan nuklir harus dihindari dan peluangnyapun sekecil mungkin agar tidak terjadi. Aspek ini harus diperhitungkan sejak dini mulai dari desain, saat operasi maupun paska operasi. Pengalaman kecelakaan nuklir yang disebabkan oleh adanya cacat disain seperti yang terjadi pada reaktor nuklir chernobil membawa akibat korban jiwa dan materi yang cukup besar. Aspek keselamatan dan lingkungan pada perancangan dan operasi pabrik bahan bakar nuklir ini akan menjadi pertimbangan dalam studi kelayakan dan masuk dalam dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Aspek-aspek ini meliputi aspek kritikalitas, aspek bahaya radiasi dan kontaminasi, aspek pengelolaan limbah padat dan cair, dan aspek pembuangan limbah gas/aerosol dan pelepasan efluen. Pada operasi pabrik bahan bakar nuklir tipe PWR akan menggunakan bahan fisil sehingga harus dilakukan pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan kritikalitas yang dapat menimbulkan 1) peningkatan dosis radiasi personil dan penyebaran paparan radiasi/kontaminasi.

236

ISSN 0854 - 5561

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2008

Limbah radio aktif yang dihasilkan dari kegiatan pabrik bahan bakar juga menjadi aspek yang harus dipertimbangan. Dalam pemilihan proses.melalui jalur Amonium Diuranat ADU akan menghasilkan limbah cair yang cukup banyak sehingga membutuhkan beaya penanganan yang tinggi. Sementara itu pemilihan proses IDR akan sangat sedikit limbah yang dihasilkan sehingga beaya pengelolaannya akan lebih murah. Limbah pabrik bahan bakar nuklir dapat berupa limbah gas/aerosol, limbah padat dan limbah cair. Limbah aerosol berasal dari pelepasan partikulat terbang atau debu radioaktif yang dilepaskan selama penanganan U terutama di daerah kerja penanganan terbuka. Limbah padat dihasilkan dari proses pengujian ceramografi bahan bakar nuklir, kertas penyerap tumpahan bahan yang mengandung U, alat dan bahan di ruang peletisasi serta perlengkapan kerja personil yang terkontaminasi U seperti baju kerja, sandal kerja, sarung tangan, dll. Limbah cair dihasilkan dari proses konversi, proses scrap recovery UO2, dari analisis kimia pada bahan yang mengandung U, dari pencucian alat lab yang terkontaminasi, pengujian metalografi dan ceramografi pada bahan bakar, dan lain-lain. PEMBAHASAN : ASPEK KESELAMATAN DAN LINGKUNGAN PABRIK BAHAN BAKAR NUKLIR Aspek keselamatan dan lingkungan pabrik bahan bakar nuklir adalah semua unsur kegiatan dalam perencanaan, operasi maupun paska operasi pabrik bahan bakar nuklir yang dapat menimbulkan dampak terhadap keselamatan dan lingkungan. Aspek keselamatan dan lingkungan tersaebut antara lain adalah : 1. Aspek kritikalitas Pada operasi pabrik bahan bakar nuklir akan menggunakan bahan fisil sehingga harus dilakukan pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan kritikalitas yang dapat menimbulkan peningkatan dosis radiasi personil dan penyebaran paparan radiasi/kontaminasi. Untuk itu dapat dilakukan dengan metode sebagai berikut : Teknik pengendalian pasif yaitu pada saat desain peralatan harus memperhitungkan faktor kritikalitas. - Teknik pengendalian aktif yaitu penggunaan sistem kontrol pada peralatan proses seperti sensor, monitor, alarm dan instrumen kontrol yang lain yang dapat mendeteksi dini terjadinya kritikalitas sehingga dapat dicegah. - Penggunaan bahan/peralatan untuk mencegah terjadinya kritikalitas seperti Boron absorber untuk menangkap neutron, dll. - Penggunaan bahan fisil kurang dari minimum yang diperlukan teoritis untuk suatu peristiwa kritikalitas. - Pengawasan administratif yang meliputi pemenuhan penggunaan prosedur yang cukup dalam operasi pabrik bahan bakar nuklir. Peralatan keselamatan kekritisan diataranya adalah perlengkapan pengendalian kekritisan yang meliputi: perlatan monitoring proses/alarm dan peralatan pengendali/neutron absorber 2. Aspek Bahaya radiasi dan kontaminasi Sistem proteksi radiasi sangat penting untuk mencegah terjadinya radiasi dan kontaminasi. Aspek proteksi radiasi ini telah diatur didalam Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir No 01/Ka-BAPETEN/V-99 tentang Ketentuan Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi. Dalam Keputusan ini memuat ketentuan tentang organisasi proteksi radiasi dan nilai batas dosis antara lain mengatur tentang sistem pembatasan dosis, pembatasan dosis untuk pekerja, keadaan khusus yang

237

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2008

ISSN 0854 - 5561

direncanakan, masyarakat umum dan nilai batas turunan untuk pekerja radiasi serta ketentuan umum proteksi radiasi bagi pekerja radiasi. Sistem proteksi radiasi ini secara umum dilakukan dengan. Pembatasan penyinaran Pemonitoran dan pencatatan dosis radiasi Pengawasan kesehatan pekerja radiasi. Peralatan proteksi radiasi diantaranya adalah monitoring radiasi yang meliputi : I. Pemonitoran Personil Film Badge, Dosimeter Termoluminesensi (TLD), Dosimeter Kekritisan II. Pemonitoran Daerah Kerja Surveymeter (,), Neutron rem meter, Monitor kontaminasi III. Pemonitoran Lingkungan - Alat ukur pemancar , , dan (Spektrometer) dengan detektor masing-masing: Untuk pemancar digunakan detektor sawar muka Untuk pemancar digunakan detektor pencacah proposional cair Untuk pemancar digunakan detektor NaI(Tl), Ge(Li) atau HPGe Alat tambahan/ untuk preparasi seperti furnace, oven, centrifuge, freezer, lampu pengering UV, dll 3. Aspek penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Secara Umum B3 terdiri dari bahan beracun, korosif, mudah terbakar, mudah meledak, reaktif terhadap air/asam, dan gas bertekanan. Bahan ini dapat berpengaruh dan berdampak pada manusia/pekerja maupun lingkungan seperti keracunan, peledakan, kebakaran, dan iritasi. Beberapa bahan B3 akan digunakan dalam operasi maupun pengujian pada pabrik bahan bakar nuklir. Bahan B3 tersebut ada yang bersifat racun seperti berilium yang digunakan untuk pelapisan kelongsong, bahan yang mudah meledak seperti asetilen untuk gas bakar, Hidrogen untuk tungku reduksi/tungku sinter dan lain-lain. Selain itu juga beberapa bahan kimia berbahaya dan beracun banyak digunakan untuk pengujian, seperti amoniak, asam nitrat, etanol, klor, dll Dalam penanganan terhadap bahan B3 harus memenuhi persyaratan keselamatan dan keamanan . Selain itu diperlukan pemahaman informasi lebih dahulu terhadap bahan tersebut melalui Material Safety Data Sheets (MSDS) dan kemudian dilakukan identifikasi bahan-B3 sebelum 3) digunakan yang meliputi sifat fisik, kimia, sifat bahaya bahaya dan bagaimana penanganannya. Pengalaman menunjukkan bahwa faktor manusia merupakan faktor terbesar penyebab terjadinya kecelakaan yang disebabkan oleh bahan B3. Pembinaan rasa tanggung jawab, sikap disiplin dalam bekerja serta peningkatan pengetahuan memegang peranan penting dalam mencegah kecelakaan khususnya yang berkaitan dengan B3. 4. Aspek Limbah cair dan limbah padat Pengelolaan limbah radioaktif Pabrik Bahan Bakar Nuklir dilakukan dengan tujuan agar tidak menimbulkan dampak yang signifikan, aman, dan tidak membahayakan terhadap pekerja, lingkungan dan masyarakat disekitarnya. Limbah radio aktif yang dihasilkan dari kegiatan pabrik bahan bakar ini dapat berupa limbah gas/aerosol, limbah padat dan limbah cair. Limbah padat dihasilkan dari proses pengujian ceramografi bahan bakar nuklir, kertas penyerap tumpahan bahan yang mengandung U, alat dan bahan di ruang peletisasi serta perlengkapan kerja personil yang terkontaminasi U seperti baju kerja, sandal kerja, sarung tangan, dll. Limbah cair dihasilkan dari proses konversi, proses scrap recovery
2)

238

ISSN 0854 - 5561

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2008

UO2, dari analisis kimia pada bahan yang mengandung U, dari pencucian alat lab yang terkontaminasi, pengujian metalografi dan ceramografi pada bahan bakar, dan lain-lain. Penanganan limbah cair maupun limbah padat merupakan aspek penting lingkungan yang harus selalu diperhatikan. Dalam operasi pabrik bahan bakar nuklir selalu akan dihasilkan limbah cair maupun limbah padat yang berasal dari proses operasi/ laboratorium. Secara umum dalam penanganan limbah dibagi dalam beberapa tahapan, yaitu : 1. Pemisahan dan pengumpulan, 2. Pengiriman ke penampungan sementara, 3. Penampungan sementara, 4. dan Pengiriman ke sistem/unit pengolahan limbah. Untuk limbah padat perlu dipikirkan agar limbah yang dapat terbakar dipisahkan sehingga dapat direduksi volumenya. Hal ini akan lebih efisien dalam penyimpanan/penampungan sementara. Pada setiap langkah kegiatan tersebut harus selalu diterapkan/diberlakukan prosedur yang telah teruji sehingga dapat dicegah terjadinya kesalahan dalam penanganannya. Untuk pengendalian dalam penanganan, secara berkala harus dilakukan inspeksi/audit mutu agar semua prosedur dilakukan dengan benar dan tepat serta digunakan dalam evaluasi untuk peningkatan berkelanjutan 5. Aspek Pelepasan effluen Effluen dalam bentuk gas dan cairan akan dihasilkan dalam pabrik bahan bakar. Hal ini harus dikelola agar effluen yang dilepaskan seminimal mungkin dan tidak berdampak terhadap kesehatan dan lingkungan. Metode yang digunakan meliputi perawatan dan pemasangan filter pada sistem ventilasi yang dapat menahan pelepasan bahan berbahaya kelingkungan. Pengelolaan dan pengaturan udara dilakukan dengan menggunakan Pre Filter untuk udara masuk kemudian sistem pengaliran udara dari zone potensi rendah ke potensi yang lebih tinggi kemudian keluar cerobong 4) melalui HEPA filter Selain itu juga dapat dilakukan dengan memasang alat absorber dan menggunakan cairan absorber yang dapat mengikat bahan berbahaya sebelum dilepaskan melalui cerobong. Untuk memantau pelepasan effluen kelingkungan dilakukan dengan pemantauan udara ruangan dan pemasangan alat monitor pada cerobong yang dioperasikan secara kontinyu. Dan terakhir pemasangan peralatan keselamatan untuk pemonitoran pelepasan effluent yang dapat bekerja secara terus menerus yakni , aerosol monitor KESIMPULAN Aspek keselamatan dan lingkungan merupakan aspek yang penting untuk diperhitungkan dan menjadi bagian didalam pertimbangan studi kelayakan pabrik bahan bakar nuklir. Aspek-aspek ini meliputi kekritisan, bahaya radiasi dan kontaminasi, penggunaan B3, limbah radioaktif padat, cair dan gas. Kekritisan dapat dicegah dengan sistem pengendalian aktif/pasif, penggunaan bahan absorben, pemakaian bahan fisil dibawah batas kritikalitas, dan pengendalian administrasi. Bahaya radiasi dan kontaminasi dicegah dengan sistem proteksi radiasi dan peralatan proteksi radiasi. Dalam penanganan terhadap bahan B3 diperlukan pemahaman informasi lebih dahulu terhadap bahan tersebut melalui Material Safety Data Sheets (MSDS) dan kemudian dilakukan identifikasi bahan-B3 sebelum digunakan. Pengelolaan limbah radioaktif harus dilakukan agar tidak menimbulkan dampak yang signifikan, aman, dan tidak membahayakan terhadap pekerja, lingkungan dan masyarakat disekitarnya.

239

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2008

ISSN 0854 - 5561

DAFTAR PUSTAKA [1] ANONIM, Keputusan Kepala BAPETEN No: 02/Ka-BAPETEN/ V-99 Tentang Baku Tingkat Radioaktivitas di Lingkungan. [2] ANONIM, Keputusan Kepala BAPETEN No: 01/Ka-BAPETEN/ V-99 Tentang Ketentuan Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi [3] Nur Tri Harjanto, Pengelolaan B3 Dalam Industri Nuklir Untuk mencegah Kecelakaan Kerja Serta Perlindungan Terhadap Lingkungan, Buletin Urania, P2TBDU, Nopember 2003. [4] BUNAWAS, Pengendalian Polusi Partikulat Industri Menggunakan Filter HEPA Prosiding Seminar Teknologi Pengelolaan Limbah III, PTPLR-BATAN, Jakarta, 2000.

240

Anda mungkin juga menyukai