Anda di halaman 1dari 5

KELAPARAN PARSIAL UNTUK OBESITAS

Dina Amalia Pratiwi

Obesitas di seluruh dunia telah lebih dari dua kali lipat sejak 1980. Pada tahun 2008, 1,5 miliar orang dewasa kelebihan berat badan. Dari jumlah tersebut lebih dari 200 juta orang dan hampir 300 juta perempuan mengalami obesitas. Lebih dari dua pertiga orang dewasa di Amerika Serikat saat ini secara klinis mengalami kelebihan berat badan, dengan sepertiganya digolongkan obesitas. Yang memperparah keadaan, obesitas ini terus meningkat. Jumlah orang dewasa dengan obesitas di Amerika Serikat kini 75% lebih banyak daripada 15 tahun yang lalu. Dan banyak bagian dunia lain yang mengikuti kecendrungan serupa sehingga baru-baru ini World Health

Organization mengumandangkan istilah baru globesitas untuk menjelaskan situasi di seluruh dunia ini. 65% dari populasi dunia tinggal di negara di mana kelebihan berat badan dan obesitas membunuh lebih banyak orang dari kekurangan berat badan dan merupakan resiko terkemuka kelima untuk angka kematian global. Hampir 43 juta anak di bawah usia lima tahun kelebihan berat badan pada tahun 2010. Sedikitnya 2,8 juta orang dewasa meninggal setiap tahun sebagai akibat dari kelebihan berat badan atau obesitas. Selain itu, 44% dari beban diabetes, 23% dari beban penyakit jantung iskemik dan antara 7% dan 41% dari beban kanker tertentu yang disebabkan kelebihan berat badan dan obesitas. Artinya permasalahan obesitas merupakan salah satu masalah yang cukup serius dan harus ditanggulangi, di mana penderita obesitas memiliki banyak faktor resiko untuk menderita berbagai penyakit yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, terutama sangat dipengaruhi oleh gaya hidup seseorang.

Apa itu Obesitas? Definisi dari WHO dan beberapa literatur mengenai kegemukan dan obesitas adalah akumulasi lemak abnormal atau berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan. Di mana BMI lebih besar dari atau sama dengan 25 adalah kelebihan

berat badan. Sedangkan, BMI lebih besar dari atau sama dengan 30 adalah obesitas. Indeks massa tubuh (BMI) merupakan indeks sederhana dari berat badan-tinggi badan untuk-yang umum digunakan untuk mengklasifikasikan kelebihan berat badan dan obesitas pada orang dewasa. Hal ini didefinisikan sebagai berat badan seseorang dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi dalam meter (kg / m2).

Mengapa Obesitas bisa terjadi? Obesitas terjadi jika jumlah energi (dalam bentuk makanan) yang memasuki tubuh melebihi jumlah yang dikeluarkan, maka berat badan akan meningkat. Untuk setiap 9,3 Kalori kelebihan energi yang memasuki tubuh, maka 1 gram lemak disimpan. Kelebihan masukan energi terjadi hanya selama fase perkembangan obesitas. Sekali seseorang sudah gemuk, maka yang dibutuhkan supaya tetap gemuk adalah masukan energi yang seimbang dengan pengeluaran energi. Bagi seseorang yang ingin mengurangi berat badan, maka masukan harus kurang daripada pengeluaran. Memang, penelitian terhadap orang gemuk telah menunjukkan bahwa masukan makanan sebagian besar orang ini, pada stadium statis obesitas (setelah obesitas terjadi), adalah kurang lebih sama dengan orang normal. Penyebab obesitas itu beragam, dan sebagian masih belum jelas. Beberapa faktor yang mungkin terlibat adalah sebagai berikut : kurang olahraga, kecendrungan herediter, pembentukan sel lemak dalam jumlah berlebihan akibat makan berlebihan, gangguan emosi di mana makan berlebihan menggantikan kepuasan yang lain, ketersediaan makanan yang melimpah, lezat, padat energi, dan relatif murah, kemungkinan keterkaitan dengan virus (salah satu hipotesis menarik mengaitkan virus flu biasa dengan kecendrungan mengalami kelebihan berat badan dan mungkin berperan dan mungkin berperan pada sebagian kasus obesitas saat ini). Meskipun daftar ini telah cukup panjang namun pengetahuan tentang penyebab dan kontrol obesitas masih relatif terbatas, seperti yang dibuktikan oleh jumlah orang yang terus berupaya menstabilkan berat mereka di tingkat yang lebih normal. Hal ini penting dibandingkan lebih dari sekedar tampilan estetik.

Bagaimana melawan obesitas? Banyak cara untuk melawan obesitas, dimulai dari mengonsumsi obatobatan yang digunakan untuk mengatasi obesitas, latihan fisik teratur, pengaturan diet yang baik, atau bahkan operasi. Namun, melakukan operasi untuk mengatasi obesitas sangat tidak dianjurkan, meskipun telah dilakukan di beberapa negara. Oleh sebab itu hal terbaik yang bisa diupayakan seoptimal mungkin adalah menjaga pola hidup sehat, karena dengan kebiasaan yang baik akan mendatangkan manfaat yang baik pula. Contoh salah satunya ialah dengan pengaturan diet yang baik. Bagaimana pengaturan diet yang baik itu? Salah satu program diet berdasarkan hasil penelitian yang bertajuk Fight Obesity with Nutrition Education mengungkapkan bahwa program diet yang baik itu yakni mencakup empat prinsip dasar, diantaranya : 1) apa yang dikonsumsi 2) makanan kombinasi 3) waktu makan 4) moderasi. 4 hal tersebut sangat penting untuk dikendalikan. Ketika telah memahami dasarnya dan kemudian menjadi pengetahuan tentang rincian gizi tertentu maka orang akan berada dalam posisi untuk mengadopsi yang praktis akan mengubah pola hidup, dan tentu saja pendekatan untuk program diet. Pada beberapa literatur dikatakan bahwa pengobatan obesitas hanya bergantung pada pemasukan energi, sampai di bawah pemakaian energi. Dengan kata lain, berarti kelaparan parsial. Untuk maksud ini, maka sebagian besar diet pengurangan energi dirancang agar mengandung sejumlah besar massa, yang biasanya, terdiri dari zat selulosa non-nutrisi. Massa ini mengembangkan rongga lambung sehingga secara parsial memuaskan rasa lapar. Yang menarik adalah para ilmuwan dari University of Florida berpikir bahwa justru para penderita obesitas harus makan untuk menurunkan berat badannya. Tetapi tentu saja hanya mengonsumsi makanan yang dapat membantu melawan obesitas itu sendir dalam hasil penelitian mereka yang berisi beberapa fakta menarik dalam Journal of Human Nutrition and Diet.

Heather K. Vincent, Ph. D., peneliti utama dan penulis sebuah penelitian, menulis bahwa orang harus didorong untuk makan lebih banyak makanan kaya mikronutrisi dan mineral untuk mencegah obesitas. Dia merekomendasikan produk makan kaya zat fitokimia dari sayuran sebelum makan utama. Misalnya, memakan salad dengan minyak zaitun atau sayuran segar, gula rendah buahbuahan, tumbuh-tumbuhan, dan kacang-kacangan. Dengan cara ini, akan mengurangi nafsu makan dan akan lebih sedikit porsi makan saat makan utama. Juga akan mendapatkan perlindungan alami antioksidan terhadap proses oksidatif yang dipicu oleh akumulasi jaringan lemak. Kelaparan parsial memang agak sedikit menakutkan bagi para penderita obesitas yang ingin mengatasi permasalahan obesitasnya, beda halnya Penderita obesitas justru harus makan untuk menurunkan berat badannya yang sebenarnya kedua keterangan ini menuju pada tujuan yang sama. Yakni mengatur pola makan penderita obesitas agar bisa menurunkan berat badannya. Di bawah ini akan diberi beberapa saran pengaturan diet untuk para penderita obesitas : Makanan yang harus dihindari Makanan dalam jumlah banyak dan tinggi kandungan lemak, gula sederhana serta alkohol. Makanan yang dianjurkan bagi penderita obesitas Cairan seperti air dan jus yang dapat membentu membuang sisa metabolisme di dalam tubuh. Karbohidrat kompleks seperti kentang, beras, dan kacang-kacangan sebagai sumber energi, vitamin, dan serta. Sayuran dan buah-buahan sebagai penyumbang vitamin dan mineral. Berbagai jenis ikan dan produk unggas tanpa kulit untuk memperoleh makanan yang tinggi protein serta mineral. Produk susu rendah lemak sebagai penyumbang vitamin dan mineral. Alih-alih melakukan perubahan radikal pada diet, para penderita obesitas bisa mengganti satu atau dua kali sehari konsumsi produk yang memiliki faktor resiko untuk terjadinya obesitas dengan produk yang kaya zat fitokimia (segala jenis zat kimia atau nutrien yang diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk sayuran

dan buah-buahan). Misalnya : mengganti mengonsumsi kopi krim instan dengan mengonsumsi air teh hijau dengan madu dan jeruk nipis. Mengganti cemilan dengan buah-buahan, seperti jeruk, buah pir, atau bahkan keripik apel. Vincent juga menambahkan peningkatan asupan buah-buahan dan sayuran yang segar akan membawa dampak perasaan gembira. Buatlah kebiasaan ini untuk melawan obesitas dan penyakit. Setelah diketahui susunan menu bagi penderita obesitas, maka dapat disusun menu bagi penderita tersebut. Pengaturan menu yang baik dan mengikuti anjuran yang benar, akan membantu menurunkan berat badan penderita. Oleh karena itu beberapa bahan makanan yang tidak dianjurkan perlu diwaspadai penggunaannya. Namun sebaliknya makanan yang dianjurkan, seperti sumber serat yang tinggi dan rendah kandungan kalori dan lemak, akan sangat membantu mempercepat tercapainya berat badan yang normal. Akhirnya, dari hal yang telah dipaparkan di atas, niat dari penderita obesitas itu sendiri untuk mengubah gaya hidupnya adalah hal yang sangat mutlak diperlukan dalam mengatasi masalah obesitas itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai

  • Sudah Sewindu
    Sudah Sewindu
    Dokumen1 halaman
    Sudah Sewindu
    Dina Amalia Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Case DM I Dengan KAD
    Case DM I Dengan KAD
    Dokumen45 halaman
    Case DM I Dengan KAD
    Dina Amalia Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Psikoedukasi Mengelola Stres
    Psikoedukasi Mengelola Stres
    Dokumen18 halaman
    Psikoedukasi Mengelola Stres
    Dina Amalia Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Sudah Sewindu
    Sudah Sewindu
    Dokumen1 halaman
    Sudah Sewindu
    Dina Amalia Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Cover Visum Sarah
    Cover Visum Sarah
    Dokumen28 halaman
    Cover Visum Sarah
    Dina Amalia Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Selamat Pagi Yang Cerah
    Selamat Pagi Yang Cerah
    Dokumen1 halaman
    Selamat Pagi Yang Cerah
    Dina Amalia Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Assesment Geriatri
    Assesment Geriatri
    Dokumen28 halaman
    Assesment Geriatri
    Dina Amalia Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Leaflet 3 Bangka FIXED PDF
    Leaflet 3 Bangka FIXED PDF
    Dokumen2 halaman
    Leaflet 3 Bangka FIXED PDF
    Dina Amalia Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • PKPR Imunisasi Pusling
    PKPR Imunisasi Pusling
    Dokumen1 halaman
    PKPR Imunisasi Pusling
    Dina Amalia Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Abcd
    Abcd
    Dokumen1 halaman
    Abcd
    Dina Amalia Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Family Folder
    Family Folder
    Dokumen23 halaman
    Family Folder
    Dina Amalia Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Family Folder
    Family Folder
    Dokumen19 halaman
    Family Folder
    Dina Amalia Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • IMUNISASI
    IMUNISASI
    Dokumen12 halaman
    IMUNISASI
    Dina Amalia Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Psikoedukasi Mengelola Stres
    Psikoedukasi Mengelola Stres
    Dokumen18 halaman
    Psikoedukasi Mengelola Stres
    Dina Amalia Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • 10 Langkah
    10 Langkah
    Dokumen8 halaman
    10 Langkah
    Dina Amalia Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Mind Map Perencanaan Berbasis Epidemiologi
    Mind Map Perencanaan Berbasis Epidemiologi
    Dokumen3 halaman
    Mind Map Perencanaan Berbasis Epidemiologi
    Dina Amalia Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Kepribadian (Pendahuluan)
    Gangguan Kepribadian (Pendahuluan)
    Dokumen45 halaman
    Gangguan Kepribadian (Pendahuluan)
    Dina Amalia Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • IMUNISASI
    IMUNISASI
    Dokumen12 halaman
    IMUNISASI
    Dina Amalia Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Akut Abdomen
    Akut Abdomen
    Dokumen21 halaman
    Akut Abdomen
    Dina Amalia Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • IMUNISASI
    IMUNISASI
    Dokumen6 halaman
    IMUNISASI
    Dina Amalia Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • IMUNISASI
    IMUNISASI
    Dokumen12 halaman
    IMUNISASI
    Dina Amalia Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Protokol Peraboi
    Protokol Peraboi
    Dokumen87 halaman
    Protokol Peraboi
    Agung Nugroho
    100% (3)
  • IMUNISASI
    IMUNISASI
    Dokumen12 halaman
    IMUNISASI
    Dina Amalia Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Akut Abdomen
    Akut Abdomen
    Dokumen21 halaman
    Akut Abdomen
    Dina Amalia Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Kejang Demam
    Kejang Demam
    Dokumen7 halaman
    Kejang Demam
    Dina Amalia Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • ATS
    ATS
    Dokumen2 halaman
    ATS
    Dina Amalia Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Pemeriksaan Urologi
    Pemeriksaan Urologi
    Dokumen10 halaman
    Pemeriksaan Urologi
    Dina Amalia Pratiwi
    Belum ada peringkat