Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Forum Nuklir, 2012, Volume VI , Nomor 2

Aplikasi Teknologi Nuklir untuk Kesejahteraan Manusia


Rudi Wijanarko
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir BATAN, Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Yogyakarta 55281 sttn@batan.go.id

ABSTRACT
Aplikasi Teknologi Nuklir untuk kesejahteraan manusia, di lihat dari sejarah kenukliran, nuklir mempunyai sejarah yang buruk. Dari peristiwa kecelakaan nuklir Cenobyl, Bom Atom Nagasaki Hiroshima dan akhir-akhir ini kecelakaan reaktor Fukushima. Hal ini menyebabkan asumsi masyarakat awam terhadap Nuklir sangatlah buruk. Namun seiring perkembangan zaman, Nuklir semakin banyak aplikasi baik di Bidang Industri, Pertanian, Kedokteran dan berbagai aplikasi lain. Pada dasarnya perkembangan ilmu pengetahuan tentang kenukliran itu untuk kesejahteraan manusia. Sehingga dengan berkembangnya tentang ilmu kenukliran, maka berbagai cara pandang masyarakat berubah. Keyword: abstract, Jurnal Forum Nuklir

PENDAHULUAN
Perang dunia ke-II telah membuat nuklir mempunyai sudut pandang negatif pada masyarakat dimana istilah nuklir dianggap sebagai suatu hal yang berbahaya. Namun, perkembangan teknologi nuklir di dunia sangat berkembang cepat. Tak lebih dari 2-abad berbagai penemuan baru tentang segi positif nuklir yang dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia. Perkembangan sains dan teknologi saat ini telah berada pada tahapan yang memungkinkan manusia melakukan aktivitasnya secara lebih efektif dan efisien. (www.batan.go.id). Berbagai bidang telah memanfaatkan Aplikasi Nuklir, baik bidang Kedokteran, Energi, Ilmu Bahan, Lingkungan dan Bidang Analisis yang dimana menunjukkan bahwa nuklir mempunyai nilai aspek positif untuk mengatasi berbagai permasalahan dalam kehidupan manusia. APLIKASI TEKNIK NUKLIR DI BERBAGAI BIDANG Di Bidang Kedokteran (Arial, 10 pt, bold) Banyak aplikasi teknologi nuklir dibidang kedokteran, misal PET, PGNAA, X-RAY dll..Namun yang baru-baru ini yang dikembangkan adalah PET. Pencitraan medis sering dianggap sebagai cara untuk melihat struktur anatomi tubuh. Memang, X-Ray computed tomography dan pencitraan resonansi magnetic menghasilkan gambar yang indah terstruktur tersebut. (Terjemahan, Ollinger dkk, 1997). Positron Emission Tomography (PET) merupakan salah satu modalitas diagnostic kedokteran nuklir yang lebih baik dibanding modalitas lain terutama di bidang
* Corresponding author. Tel/Fax: +62-85785855096 Email address: rudi_wijanarko@sttn-batan.ac.id

keganasan. Prinsip kerjanya dengan mendeteksi akumulasi bahan radioaktif pada suatu organ. PET scan memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi untuk membedakan lesi jinak dan ganas. PET scan dapat memberikan gambaran fungsional aliran darah dan proses metabolik di tingkat sel. (Zulkifli dkk, 2007). Positron Emission Tomography (PET) merupakan salah satu modalitas kedokteran nuklir, yang untuk pertama kali dikenalkan oleh Brownell dan Sweet pada tahun 1953. Prototipenya telah dibuat pada sekitar tahun 1952, sedangkan alatnya pertama kali dikembangkan di Massachusetts General Hospital, Boston pada tahun 1970. Positron yang merupakan inti kinerja PET pertama kali diperkenalkan oleh PAM Dirac pada akhir tahun 1920-an. PET sangat baik untuk mencitrakan gambaran fungsional aliran darah atau proses metabolik dibandingkan pemeriksaan radiologik lainnya seperti foto rontgen, computed tomography (CT), magnetic resonance imaging (MRI) dan single photon emission computerized tomography(SPECT). Fungsi utama PET adalah mengetahui kejadian ditingkat sel yang tidak didapatkan dengan alat pencitraan konvensional lainnya.

Author(s) Rudi Wijanarko et al. (Aplikasi Teknologi Nuklir untuk Kesejahteraan Manusia, Yogyakarta, 2012)

Jurnal Forum Nuklir, tahun, Volume (Nomor) (Arial, 11 pt, Bold)

Source: (www.amptek.com, 2012) Source: (www.ncrr.nih.gov, 2012)

Gambar 2. Data analisa detektor NaI-TL denga unsur Cs. Di Bidang Energi Salah satu pemanfaatan teknik nuklir dalam bidang energi saat ini sudah berkembang dan dimanfaatkan secara besar-besaran dalam bentuk Pembangkit Listrik Tenaga nuklir (PLTN), dimana tenaga nuklir digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik yang relatif murah, aman dan tidak mencemari lingkungan. (PEDIN, 2002) Reaktor Nuklir adalah suatu tempat atau perangkat yang digunakan untuk membuat, mengatur, dan menjaga kesinambungan reaksi nuklir berantai pada laju yang tetap. Reaktor Nuklir digunakan untuk banyak tujuan. Saat ini, reaktor nuklir digunakan untuk pembangkit listrik.

Gambar 1. Perbandingan hasil pencitraan antara ASL, PET, dan MRI. Di Bidang Lingkungan Pada saat ini, Bahan kimia yang mencemari lingkungan sudah tak terhitung dimana bahan kimia tersebut diproduksi dan digunakan dalam berbagai proses industri dan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Permasalahannya, bagaimana tingkat terjadinya senyawa halogen tidak diketahui mencemari lingkungan yang akan diukur? Jawabannya sangat sederhana. Pertama, Senyawa Halogen yang terikat pada senyawa organik harus diukur dengan teknik yang dikenal sebagai Analisis Aktivasi Neutron (AAN). Para ahli menyebutnya fraksi Organohalogen terekstrak (EOX). (Terjemahan, IAEA, 2004). Proses aktivasi adalah proses reaksi inti dimana unsur-unsur yang semula tidak radioaktif berubah sifat fisikanya menjadi radioaktif sehingga dapat memancarkan radiasi. Proses aktivasi yang paling umum disebabkan oleh penyerapan neutron oleh inti atom suatu unsur, dan unsur yang teraktivasi akan menjadi radioaktif yang dapat memancarkan radiasi, umumnya adalah radiasi gamma. AAN biasanya digunakan untuk analisa unsur kelumit daro orde ppm sampai ppb. Gamma yang dipancarkan dari unsur yang teraktivasi dapat dianalisis dengan detektor sintilator dengan NaI-TL. Pada dasarnya dari hasil analisa dihasilkan spektrum dengan energi gamma tertentu dimana hal tersebut merupakan karakteristik setiap unsur (data kualitatif). Sedangkan untuk data kuantitatif, dilakukan perhitungan besar FWHM atau lebar setengah puncak spektrum unsur tertentu.

Sumber: (www.riskyagung.com, 2012)

Gambar 3. Reaksi Fisi U235 Reaksi nuklir energetik ini biasanya dipicu oleh neutron, meskipun kadang-kadang fisi juga dianggap sebagai salah satu bentuk peluruhan radioaktif spontan, terutama dalam isotop dengan nomor massa yang sangat besar. Komposisi hasil yang tak dapat diprediksi (yang bervariasi dalam kemungkinan yang beragam dan ketidakberaturan) membedakan fisi dari proses penerowongan kuantum murni seperti emisi proton, peluruhan alfa, dan peluruhan kluster, yang menghasilkan produk yang sama setiap saat. (www.wikipedia.co.id, 2012)

Author(s) Rudi Wijanarko et al (Aplikasi Teknologi Nuklir untuk Kesejahteraan Manusia, Yogyakarta, 2012)

Jurnal Forum Nuklir, tahun, Volume (Nomor) (Arial, 11 pt, Bold)


Reaksi fisi diawali oleh ditembaknya bahan bakar nuklir, campuran U235 dengan U236 dan unsur-unsur yang lain dengan komposisi tertentu dengan penembak neutron thermal yang mempunyai energi 0,025 eV. Dari hasil belah dihasilkan energi panas sampai 17,6 KT/Kg atau sama dengan 17600 Ton TNT/Kg. Di Bidang Ilmu Bahan (Material) Banyak aplikasi nuklir pada bidang ini yakni NDT, Gauging, Pembuatan Polimer dll.. Namun pada penjelasan ini akan dibahas mengenai Implantor Ion dimana banyak aplikasi yang dapat dihasilkan dari alat ini. Akselerator ion merupakan alat yang dipakai untuk menggerakkan ion-ion sehingga mempunyai kecepatan tinggi yang kemudian ditumbukkan pada target untuk tujuan berbagai hal yang bermanfaat. Aplikasinya meliputi dari riset-riset maju (advanced) di bidang komponen semikonduktor hingga pemakaian yang umum misalnya untuk pengerasan permukaan logam. Riset-riset di teknologi komponen semikonduktor yang paling populer adalah pembuatan sel surya untuk mengkonversi sinar matahari menjadi energi listrik. Riset maju lainnya yang dapat menggunakan alat implantor ion adalah modifikasi permukaan metal sehingga dapat tahan korosi pada suhu tinggi. Hasil riset ini akan bermanfaat misalnya pada komponen-komponen otomotif dan reaktor nuklir suhu tinggi. Riset menggunakan implantor ion yang manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat adalah modifikasi permukaan logam untuk menghasilkan ketahanan aus yang lebih baik, yang hasilnya dapat diaplikasikan pada industri alat-alat logam. (www.batan.go.id, 2012). Di Bidang Analisis Untuk keperluan dalam bidang analisis kedokteran, dewasa ini telah dikembangkan teknik APN secara in-vivo (pengukuran langsung di dalam tubuh). Kandungan mineral di dalam tubuh dapat diperiksa secara langsung dengan pertolongan instrumentasi yang disebut prompt gamma neutron activation analysis (PGNAA). Alat ini mampu mendeteksi radiasi gamma yang dipancarkan oleh suatu atom langsung dalam selang waktu 1015 detik. Teknik PGNAA dipakai memperkirakan kandungan calsium (Ca) dalam tulang serta kandungan iodin (I) dalam kelenjar gondok. Unsur-unsur vital lainnya dalam tubuh seperti hidrogen (H), carbon (C), nitrogen (N), kalium (K) dan besi (Fe) juga dapat diukur menggunakan metode ini. Metode ini juga dapat dipakai untuk menentukan kandungan cadmium (Cd) dalam hati dan ginjal. Pada instrumen PGNAA juga dilengkapi dengan pasangan detektor radiasi gamma NaI(Tl) yang dipasang di sebelah kiri dan kanan tubuh pasien. Setiap radiasi gamma yang dipancarkan oleh unsur-unsur teraktivasi di dalam tubuh langsung di deteksi oleh kedua detektor tersebut. Detektor radiasi NaI yang diaktivasi dengan 0,1 0,2 persen thallium (Tl) merupakan jenis detektor yang hingga kini digunakan secara luas untuk pemantauan sinar gamma. Kerapatan NaI yang tinggi (3,7 g/cm3) dan nomor atom (Z) yang tinggi dari iodine (I) menjadikan interaksinya dengan radiasi gamma cukup baik. (www.elektroindonesia.com, 2012).

PEMBAHASAN
Di zaman dewasa ini, teknologi sangatlah berkembang. Banyak penemuan-penemuan mengenai cara atau teknik, alat ataupun bahan atau material yang lebih maju. Sama halnya dengan permasalahan Nuklir, istilah nuklir muncul dari suatu ide seseorang yang mengungkapkan bahwa suatu bahan pasti memiliki unsur atau agian terkecil yang sekarang kita sebut atom. Namun seiring berkembangnya zaman, ditemukan partikel-partikel yang menyusun atom tersebut sehingga mematahkan anggapan bahwa atom merupakan bagian terkecil dari suatu bahan. Selanjutnya pada era PD-II, Nuklir dimanfaatkan sebagai bom yang disebut sebagai Bom Atom yang pertama diledakkan di kota Nagasaki dan Hiroshima, Jepang yang merupakan penemuan Albert Einstein.. Hal tersebut menyebabkan Nuklir mempunyai pencitraan yang buruk pada masyarakat awam. Namun seiringnya perkembangan zaman, perspektif negatif masyarakat mengenai Nuklir mulai dikit demi sedikit terhapuskan oleh beberapa penemuan yang merupakan aspek positif Nuklir. Banyak penemuan-penemuan teknologi yang memanfaatkan nuklir dalam berbagai bidang. Misal, Analisis Aktivasi Neutro (AAN). Teknik ini digunakan untuk analisa bahan pencemar logam-logam berat maupun unsur-unsur kelumit bahkan halogen yang banyak menjadi masalah utama manusia. Dari berbagai penemuan-penemuan mengenai Aplikasi Teknologi Nuklir, diharapkan mengubah aspek cara pandang negatif dari masyarakat awam yang menganggap bahwa nuklir itu tidak selalu berbahaya. Namun tidak dapat dipungkiri juga bahwa nuklir tetap mempunyai segi negatif atau segi bahayanya, salah satunya mengenai masalah radiasi. Dari segi positif, radiasi daat digunakan sebagai analisis, ujia material bahan dll.. Namun segi negatifnya bahwa radiasi itu sangat berbahaya bagi manusia bahkan dapat menyebabkan kematian. Tetapi, bahaya radiasi tersebut dapat diminimalisir yang sering disebut sebagai Proteksi Radiasi. Dari ilmu tersebut dipelajari mengenai jenis radiasi, bahayanya dan cara penanggulangannya, sehingga diharapkan dengan tidak mengindahkan HAZOPS, para pengguna alat radiasi atau operator maupun masyarakat umum yang tinggal didekat sumber radiasi tetap aman dan selamat..

KESIMPULAN
Nuklir sangat bermanfaat bagi manusia, diamana dapat menghapus citra buruk nuklir. Namun harus

Author(s) Rudi Wijanarko et al (Aplikasi Teknologi Nuklir untuk Kesejahteraan Manusia, Yogyakarta, 2012)

Jurnal Forum Nuklir, tahun, Volume (Nomor) (Arial, 11 pt, Bold)


memperhatikan HAZOPS demi keselamatan bagi operator, pekerja ataupun masyarakat umum yang berada disekitar sumber radiasi.

DAFTAR PUSTAKA
1 Zulkifli,A., Dendi, K., Wulan, A., 2007, Peran Positron Emission Tomography dalam Diagnosis dan Evaluasi Kanker Paru, Maj. Kedokteran Indo., Volum: 57, Nomor: 4, April 2007 2 Ollinger, M., and Fessler, A., POSITRON EMISSION TOMOGRAPHY , 1997, IEEE Signal Processing Magazine, 14 (1) hal. 43-55 3 Kawano, M., A.N. Author, Persistent organic halogens in environmental materials in ANALYTICAL APPLICATIONS OF NUCLEAR TECHNIQUES. Editor, (IAEA, Austria, 2004) hal. 59-61 4. Qasim, Q., Tawfeq, T., Al-Khasheb, M., Analysis and Developments of PGNAA Installation at AlRashadiya Lafarge Cement Plant in Jordan, 2011, Department of Industrial Engineering Jordan University of Science and Technology, JORDAN 5. Pusat Diseminasi Iptek Nuklir, PENGENALAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) , (www.batan.go.id/pdin/) 6. Positron emission tomography, (http://en.wikipedia.org/wiki/) 7. Memeriksa Unsur Kelumit Dalam Tubuh dengan Teknik PGNAA, (http://www.elektroindonesia.com/) 8. NIST (National Institute of Standards and Technology) center for neutron research (http://www.nist.gov/ncnr/index.cfm) 9. Fisi Nuklir, (http://id.wikipedia.org/wiki/) 10. Beberapa Fakta tentang Nuklir, Bermanfaat dan Menghancurkan, (http://rizkyagung.com/) 11. Reaktor Nuklir, (http://id.wikipedia.org/wiki/) 12. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan (PTAPB), Akselerator Ion, (http://www.batan.go.id/ptapb/) 13. Gamma-ray Detection System, (http://www.amptek.com/grad.html)

Author(s) Rudi Wijanarko et al (Aplikasi Teknologi Nuklir untuk Kesejahteraan Manusia, Yogyakarta, 2012)

Anda mungkin juga menyukai