Anda di halaman 1dari 13

EVALUASI DALAM PENGAJARAN BAHASA ASING (Rahayu Surtiati Hidayat, Universitas Indonesia)

Evalusai dalam pengajaran Evaluasi adalah penilaian atas kinerja suatu usaha. Dalam pengajaran bahasa ada tiga unsur yang harus dievaluasi: (1) pemelajar, (2) pengajar, dan (3) bahan ajar. Pemelajar dinilai kemampuannya berbahasa asing melalui kinerja komunikatif: menyimak, berbicara, membaca, menulis; dan demonstrasi penguasaan kaidah: tata bahasa, kosakata. Pengajar dinilai kinerjanya melalui kemampuan pemelajar: perbandingan pemelajar kuat dan lemah; dan melalui pendapat pemelajar: kemampuan mengajar, teknik mengajar, sikap mengajar, integritas, dsb. Bahan ajar dinilai isi dan kemampuannya memberi kemahiran kepada pemelajar melalui kemampuan pemelajar, kebutuhan pasar dan pemelajar, pendapat pengajar: tingkat kesulitan, kemutakhiran, kesesuaian. Dalam pelatihan ini hanya akan dibahas evaluasi kemampuan pemelajar: uji keberhasilan dan uji kemahiran.

Hakikat uji Hakikat uji (tes): alat ukur, namun berbeda dari alat ukur benda mati karena mengukur kemampuan yang kompleks. Karena merupakan alat ukur, uji harus andal (reliable) dan sahih (valid). Uji yang andal adalah alat yang mengukur kemampuan secara ajek sehingga dapat dipercaya nilainya. Uji yang sahih adalah alat yang mengukur keterampilan yang dikehendaki. Misalnya uji membaca mengukur keterampilan membaca, bukan logika atau pengetahuan bahasa. Uji kesahihan dapat diterapkan pada wajah, isi, keberbandingan, dan konstruk. Macam uji Macam uji kesatu: uji keberhasilan (achievement test). Uji keberhasilan lazimnya disusun oleh pengajar untuk dua tujuan: (1) menilai kelajuan pemelajar dan (2) menengarai kelemahan pemelajar.

Uji keberhasilan dilaksanakan secara berkala: di setiap akhir pertemuan, di setiap akhir unit. Uji yang ini biasa disebut uji formatif yang bertujuan utama menengarai kelemahan pemelajar. Uji berkala yang lain dilaksanakan di setiap akhir kursus, namanya uji sumatif. Macam uji kedua: uji kemahiran (proficiency test). Uji kemahiran lazimnya disusun oleh suatu lembaga yang berwenang. Misalnya Pusat Penilaian Pendidikan (Depdiknas), Panitia UMPTN, Pusat Bahasa (Depdiknas), dan BIPA FIB-UI. Uji kemahiran mengukur secara umum kemampuan orang yang menyatakan dirinya mahir berbahasa asing. Uji itu bertujuan dua: (1) menilai tingkat kemahiran penutur bahasa yang dipersyaratkan dan (2) memprediksi kinerja penutur dalam tugas tertentu.

Soal Macam soal ada dua: (1) soal isian dan (2) soal terpadu. Soal isian (discrete point test) meminta subjek tes untuk mengisi rumpang yang khusus dibuat oleh penyusun tes karena tujuan tertentu. Misalnya: Anak-anak bola dengan gembira. Soal terpadu (integrated test) memintas subjek untuk melakukan beberapa tugas kebahasaan sekaligus. Misalnya uji berbicara yang memintas subjek tes melakukan dua peran: pendengar dan lawan pembicara. Subjek juga sekaligus menggunakan pengetahuan bahasa dan keterampilan komunikatif lisan. Sifat soal ada tiga: (1) terbuka maka subjektif, (2) tertutup maka objektif dan (3) terbuka terkendali. Contoh soal terbuka: menceritakan kembali, menjawab dengan esai, berbicara, mengarang. Kelebihan: mampu mengukur kemampuan komunikatif penutur bahasa asing. Kelemahan: subjektif, artinya penilaian bergantung pada penilai. Cara mengurangi subjektivitas: penilaian analitis, penilaian dua penilai. Contoh soal tertutup: soal isian, soal pilihan ganda. Kelebihan: objektif, artinya penilaian tidak bergantung pada penilai, penilaian dapat dilakukan oleh mesin. Kelemahan: kurang mampu mengukur kemampuan komunikatif, terutama soal isian. Dalam batas tertentu soal pilihan ganda mampu mengukur kemampuan komunikatif. Contoh soal terbuka terkendali: soal isi rumpang (cloze procedure), soal benar/salah. Kelebihan: mampu mengukur kemampuan komunikatif, terutama soal isi rumpang, dan objektif. Kelemahan: tidak menuntut pemikiran kritis, terutama soal salah/benar.

Pengujian kemampuan komunikatif Untuk memudahkan penilaian, kemampuan komunikatif dapat dipilah menjadi satu pengetahuan bahasa dan empat keterampilan komunikatif. Berikut ini contoh soal untuk uji membaca dan uji tata bahasa yang dikutip dari Ujian Saringan Pascasarjana 2003. BACALAH DENGAN CERMAT TEKS DI BAWAH INI, KEMUDIAN ISILAH RUMPANGNYA DENGAN SATU KATA YANG TERSEDIA DI BAWAH. Untungnya, setiap gatal ada obatnya. Gatal akibat alergi atau (26) ... dengan bahan-bahan tertentu, dapat (27) ... dengan mengenali berbagai penyebabnya. (28) ... mengatasi rasa gatal, daripada (29) ... produk yang belum dikenal, (30) ... baik kita memberikan bedak (31) ... mengandung asam salisilat 2%. (32) ... ini aman untuk kelainan (33) ... yang kering dan dapat (34) ... secara bebas di toko (35).... Gunakan bedak itu sehabis mandi pagi dan sore di bagian yang gatal. Selanjutnya, berobatlah ke dokter, Jika perlu, ke dokter spesialis kulit. 26. A. Kontak B. dengan C. tetapi D. karena 27. A. cara B. hal C. dihindari D. objek

33. A. B. C. D. 34. A. B. C. D. 35. A. B. C. D.

Kulit gatal keringat alergi ditemukan dijual dibeli dicari apotek obat supermarket swalayan

28. A. B. C. D. 29. A. B. C. D.

agar untuk demi dengan mencoba melihat memakai mengenakan

30. A. akan B. juga C. makin D. lebih 31. A. B. C. D. 32. A. B. C. D. dengan amat sedikit yang Hal Bedak Jenis Yang

Sisipkan kata sambung di awal salah satu kalimat sehingga hubungan keduanya menjadi jelas.

(a) Dataran sudah ditanami ketela pohon, kacang tanah. (b) Bukit gamping ditanami akasia, pohon jati. A. Tetapi B. Sedangkan C. Dan D. Sementara itu

Gabungkan kalimat ini menjadi satu dengan menggunakan kata sambung yang sesuai. (a) Dirinya tidak dihargai sebagai pekerja. (b) Dirinya dihargai sebagai perempuan. (c) Perempuan wajib melayani hasrat seksual laki-laki. A. tetapi ; yang B. tetapi ; demi C. akan tetapi ; demi D. tapi ; yang Pilihlah ejaan yang benar Ejaan yang benar terdapat dalam pasangan kata A. di ungkap/syaraf B. diungkap/saraf C. di ungkap/saraf D. diungkap/syaraf Pilihlah kata yang sesuai dengan konteks kalimat 1. Pernikahan merupakan upacara dalam kehidupan manusia yang paling penting dari rangkaian upacara yang ... dilaksanakan di Jepang. A. kebanyakan B. tersering C. paling sering D. kerap 2. Ribuan wanita bisa ... bahwa mereka bukanlah makhluk lemah penghias rumah tangga, melainkan juga pilar ekonomi keluarga. A. teryakinkan B. diyakini C. diyakinkan D. teryakini Selain uji kemampuan linguistis, perlu juga uji keterampilan komunikatif seperti contoh di bawah ini yang dikutip dari Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI), Pusat Bahasa, Depdiknas.

1. Tes Menyimak Keterampilan menyimak melibatkan kemampuan mendengar, memahami secara cepat, dan mengingat (memory). Oleh karena itu teks yang digunakan dalam soal tidak boleh melampaui kata. Soal tes dapat berbentuk tugas menyalin (imlak), menceritakan kembali, mengikhtisarkan, ataupun menyintesiskan. Jawaban soal dapat diberikan dalam bentuk verbal atau visual, lisan atau tertulis. Jika pertanyaan diajukan secara tertulis, tes sekaligus mengukur keterampilan membaca soal, jika jawaban juga terulis, tes mengukur juga keterampilan menulis. Teks yang digunakan sebagai bahan soal dapat berbentuk monolog ataupun dialog, baik yang direkam dari media (radio, televisi) mapun yang dibacakan oleh guru/penguji. Berikut ini contoh tes menyimak.

Bahan Bacaan: Dengan kecepatan yang wajar bahan ini dibacakan penguji atau guru hanya satu sekali. Kita mengenal uang kartal dan uang giral. Uang kartal terdiri atas uang logam dan juga uang kertas. Yang pertama disebut uang logam karena terbuat dari logam, seperti emas, perak, tembaga, alumunium, dan lain sebagainya. Uang logam yang dibuat dari emas dan perak biasanya digunakan untuk uang standar. Uang kartal yang lainnya, yaitu uang kertas, dibuat dari kertas. Uang kartal jenis ini dicetak berwarna dan diberi harga tertentu. Biasanya pengeluaran uang kertas harus dijamin dengan emas atau uang standar. Uang kartal, baik yang logam maupun kertas, merupakan alat pembayaran yang sah dalam setiap transaksi. Uang kartal berlaku bagi setiap orang .Uang kartal sangat berisiko terhadap pencuri dan perampokan. Sebaliknya, uang giral tidak selalu diterima sebagai alat pembayaran yang sah. Uang giral dapat ditolak dalam suatu transaksi jika tidak dipercaya. Risiko hilang atau dirampoknya uang giral sangat kecil karena uang giral hanya berlaku bagi orang tertentu, yaitu bagi mereka yang mempunyai saldo tabungan di bank. Uang giral merupakan tabungan yang pengambilannya menggunakan cek atau giro. Mari kita kembali ke masalah uang kartal. Uang kartal yang terbuat dari logam emas dan perak dapat menjadi uang standar. Uang standar dibuat ukuran tertentu dan ditetapkan dengan undangundang. Beratnya dihitung dengan gram dan karatnya (kemurnian logam bahan uang tersebut) juga ditetapkan. Bahan uang standar adalah emas atau perak. Bila suatu negara memakai uang emas untuk uang standar, negeri itu dinamakan negara berstandar emas. Bila memakai perak, negara itu berstandar perak.

Soal Bagian A : 1. Manakah bagan yang cocok yang menggambarkan isi wacan lisan tersebut? (A) Uang Cek Giro Logam Kertas (B) Uang Giral Kartal Giral

Kartal

Logam Kertas Cek Giro

(C)

Logam Kertas Cek Giro

Kartal Uang Giral

(D)

Logam Kartal Kertas Uang Cek Giral Giro

2. Apa satuan ukuran untuk menghitung bahan uang logam? (A) miligram (B) gram (C) ons (D) kilo 3. Kata karat dalam hal uang logam berarti ____. (A) kemurnian logam bahan uang (B) perbandingan campuran bahan uang (C) lapisan emas pada uang logam (D) kelapukan pada uang logam 4. Informasi Pemakaian uang kartal tidak seluas uang giral ____ isi wacana. (A) bersesuasian dengan (B) bertentangan dengan (C) tidak terbukti dalam (D) tidak terkait dalam 5. Apa jenis teks yang digunakan dalam wacana lisan tersebut? (A) narasi (B) deskripsi (C) argumentasi (D) ekspositori Untuk soal nomor 6 dan 7, Anda perhatikan pernyataan berikut. (A) Uang kertas dicetak berwarna. (B) Uang giral lebih aman daripada uang kartal. (C) Uang giral tidak mudah dipercaya. (D) Uang standar ditetapkan dengan undang-undang. 6. Pernyataan mana (saja) yang merupakan opini? 7. Pernyataan mana (saja) yang merupakan fakta?

Soal Bagian B Untuk soal nomor 6, 7, dan 8, Anda perhatikan penerapan kaidah bahasa Indonesia pada dua bagian kalimat yang digarisbawahi dan dicetak tebal. Dua bagian kalimat itu masing-masing memiliki dua opsi (pilihan) yang berpotensi mengganti bagian kalimat tersebut. Opsi (A) dan (B) berpotensi mengganti bagian pertama, sedangkan opsi (C) dan (D) mengganti bagian kedua. Untuk menjawab soal, Anda harus menentukan bagian mana (pertama atau kedua) yang menunjukkan penggunaan kaidah secara tidak tepat (salah). Pilihlah satu opsi untuk mengganti bagian kalimat yang tidak tepat tersebut. 8. (A) terdiri (B) terdiri dari Uang kartal terdiri atas uang logam dan juga uang kertas. (C) juga (D) dan

9. Uang logam terbuat dari logam, seperti emas, perak, tembaga, (A) seperti misalnya emas (B) misalnya emas alumunium, dan lain sebagainya. (C) alumunium, dan lain-lain (D) dan alumunium 10. Uang kartal sangat berisiko terhadap pencuri dan perampokan. (A) beresiko (C) curian (B) riskan (D) pencurian Kunci Jawaban: 1. D 2. B 3. A 4. B 6. B dan C 7. A dan D 8. D 9. D

5. B 10. D

2.Tes Membaca Sama halnya dengan menyimak, tes membaca menuntut kemampuan memahami. Namun, berbeda dari tes menyimak, tes ini menggunakan pendukung tertulis sehingga diperlukan daya ingat yang terbatas. Teks yang digunakan sebagai bahan soal sebaiknya yang sesuai dengan kejuruan yang dipelajari oleh siswa dan bersifat mutakhir. Soal dapat terbuka ataupun tertutup. Jawaban dapat berbentuk lisan atau tertulis. Jika jawaban diberikan secara lisan, tes sekaligus mengukur keterampilan berbicara. Jika jawaban soal terbuka diberikan secara tertulis, tes sekaligus mengukur keterampilan menulis. Jawaban juga dapat diberikan secara visual atau verbal. Tes yang tertutup merupakan tes objektif. Namun, untuk menghindari soal pilihan ganda, guru dapat menyusun pertanyaan yang menuntut jawaban benar atau salah. Tes isi rumpang adalah salah satu soal yang dianjurkan karena tes ini tidak hanya menguji pemahaman, tetapi juga grammar expectancy, dan pengungkapan. Jika soal berupa teks dan pertanyaan, ajukan pertanyaan tentang fakta dan mintalah jawaban yang sesingkat mungkin. Berikut ini sebuah contoh.

Bahan Bacaan Di negara-negara yang maju industrinya dan yang menganut pasar bebas, inflasi dan pengangguran adalah merupakan dua hantu yang menakutkan. Keduanya sering kali tidak dapat didamaikan. Misalnya, jika pemerintahnya mengambil kebijakan untuk mempertahankan semua faktor-faktor produksi secara penuh sehingga pertumbuhan ekonomi mencapai tingkat tertentu, di negara-negara maju tersebut tidak akan ada pengangguran. Namun, hal ini justru akan mendorong timbulnya inflasi. Mengapa demikian? Sebabnya sangat jelas. Pembangunan di negara maju tersebut memerlukan investasi. Pengeluaran pemerintah untuk investasi itu akan menaikkan permintaan terhadap barang dan jasa. Kenaikan permintaan barang dan jasa itulah yang mendorong harga barang dan jasa menjadi tinggi dan akhirnya menimbulkan inflasi. Sebaliknya, apa yang terjadi jika di negara tersebut ada pengangguran? Adanya pengangguran justru akan melunakkan kenaikan harga karena permintaan atau daya beli masyarakatnya berkurang sehingga harga barang dan jasa terdorong turun. Penurunan harga itu mencegah gejala inflasi. Dengan demikian, untuk melunakkan inflasi harus ada sedikit pengangguran. Dengan kata lain, ada tukar menukar antara inflasi dengan pengangguran. Apabila pengangguran dikurangi, inflasi akan menjadi tinggi. Sebaliknya, jika inflasi ditekan serendah-rendahnya, pengangguran akan meningkat. Peristiwa seperti itu umumnya dialami negara pasar bebas yang sudah maju. Soal Bagian A 1. Manakah kurva yang cocok untuk menggambarkan informasi di atas? (A)
Inflasi

(B)
Inflasi
Pengangguran Pengangguran

(C)
Inflasi

(D)
Inflasi
Pengangguran Pengangguran

2. Apa jenis teks yang digunakan dalam wacana tulis di atas? (A) Narasi (B) Deskripsi (C) Argumentasi (D) Ekspositori

Untuk soal nomor 3 dan 4, Anda perhatikan pernyataan berikut. (A) (B) (C) (D) Inflasi dan pengangguran sangat menakutkan. Inflasi timbul karena ada pengangguran. Kenaikan harga dapat memicu inflasi. Pengganguran diperlukan untuk menurunkan inflasi.

3. Pernyataan mana (saja) yang merupakan opini? 4. Pernyataan mana (saja) yang merupakan fakta?

5. Ungkapan mengambil kebijakan pada paragraf pertama berarti ___. (A) membatalkan putusan (B) menentukan putusan (C) memecahkan persoalan (D) merumuskan persoalan 6. Kata ___. (A) (B) (C) (D) melunakkan pada paragraf ketiga dapat dipadankan dengan kata berikut, kecuali mengurangi menekan merendahkan mengalami

7. Apa simpulan dari bacaan di atas? (A) Inflasi dan pengangguran sulit dipadukan. (B) Pengangguran selalu menekan inflasi. (C) Inflasi berkembang sejalan dengan pengangguran. (D) Pertumbuhan ekonomi negara maju tidak stabil. Soal Bagian B Untuk soal nomor 8,9, dan 10, Anda perhatikan penerapan kaidah bahasa Indonesia pada dua bagian kalimat yang digarisbawahi dan dicetak tebal. Dua bagian kalimat itu masing-masing memiliki dua opsi (pilihan) yang berpotensi mengganti bagian kalimat tersebut. Opsi (A) dan (B) berpotensi mengganti bagian pertama, sedangkan opsi (C) dan (D) mengganti bagian kedua. Untuk menjawab soal, Anda harus menentukan bagian mana (pertama atau kedua) yang menunjukkan penggunaan kaidah secara tidak tepat (salah). Pilihlah satu opsi untuk mengganti bagian kalimat yang tidak tepat tersebut. 8. Pemerintah negara tersebut ... mempertahankan semua faktor-faktor produksi .... (A) Pemerintahan (C) semua faktor (B) Kepemerintahan (D) faktor-faktor semua 9. Ada tukar-menukar antara inflasi dengan pengangguran. (A) pertukaran (C) serta (B) saling-menukar (D) dan 10. Inflasi dan pengangguran adalah merupakan dua hantu .... (A) dengan (C) adalah (B) serta (D) merupakan

Kunci Jawaban: 1. C 6. D

2. C 7. A

3. A dan C 8. C

4. B dan D 9. D

5. B 10. D

3.Tes Berbicara Jika tes menyimak dan membaca mengukur kemampuan yang bersifat reseptif, tes berbicara mengukur kemampuan yang bersifat produktif. Soal dapat berbentuk monolog ataupun dialog. Pelaksanaan tes dapat berbentuk wawancara antara penguji dan subjek tes, dramatisasi oleh dua subjek tes, atau monolog (pidato). Namun, semua itu merupakan tes subjektif sehingga dianjurkan untuk menggunakan dua penguji sehingga subjektivitas dapat diminalkan. Tes objektif dapat digunakan untuk menguji pengetahuan siswa tentang pragmatika, termasuk di dalam strategi komunikatif. Berikut ini sebuah contoh. Soal Pada tanggal 11 Juni 2003 Koperasi Makmur Surakarta melakukan transaksi pembelian barang-barang konsumsi secara kredit dari Toko Rejeki Solo dengan pembayaran satu bulan berikutnya. Berikut adalah bukti transaksi tersebut yang berupa faktur pembelian (FB).
KOPERASI MAKMUR SURAKARTA

FB No : 110603 Tanggal : 11 Juni 2003

FAKTUR PEMBELIAN
Dibeli dari: TOKO REJEKI SOLO No. 1. 2. Nama Barang/Jasa Beras Gula Banyak 10 kuintal 2 kuintal Anggota/Bukan Anggota Harga Satuan Rp100.000,00 Rp150.000,00 Harga Rp1.000.000,00 Rp 300.000,00

Jumlah Diterima baik pada tanggal Petugas gudang Disahkan oleh : 11 Juni 2003___ : ______________ : ______________

Rp1.300.000,00

______Handoko_______ Tanda Tangan Pembeli

________Rejeki________ Tanda Tangan Penjual

Diisi oleh Bagian Pembukuan Tanggal Pembukuan: _____ Halaman Buku Harian: ________ Tanda Tangan: ____________ Lembar 1 (putih) untuk penjual Lembar 2 (merah) untuk pembukuan Lembar 3 (putih) untuk gudang Lembar 4 (putih) untuk pertinggal

NOMOR AKUN

DEBET

KREDIT

10

Berdasarkan bukti transaksi itu, telah dilakukan pengecekan barang-barang belian tersebut. Dalam pengecekannya, ditemukan beras dan gula yang terima tidak sejumlah 10 kuintal dan 2 kuintal. Ditemukan bahwa satu karung beras dan satu karung gula mengalami kebocoran. Atas dasar temuan itu, pihak Koperasi Makmur Surakarta bermaksud menyampaikan keluhan kepada Toko Rejeki Solo agar dapat mengembalikan dua karung tersebut. Dalam situasi tersebut, buatlah percakapan (dalam 5 menit) yang melibatkan dua siswa. Siswa pertama berperan sebagai pihak Koperasi Makmur Surakarta dan siswa yang lain sebagai pihak Toko Rejeki Solo.

Contoh Jawaban Pihak Toko Pihak Koperasi Pihak Toko Pihak Koperasi Pihak Toko Pihak Koperasi Pihak Toko Pihak Koperasi Pihak Toko Pihak Koperasi Pihak Toko Pihak Koperasi Pihak Toko Pihak Koperasi : Toko Rejeki. Selamat siang. : Selamat siang. Kami dari Koperasi Makmur Surakarta. : Ada yang dapat kami bantu? : Kami beberapa hari lalu membeli barang konsumsi dari toko Anda. : Berupa apa? : Sepuluh kuintal beras dan dua kuintal gula. : Maaf. Nomor fakturnya berapa? : Ya, ini nomornya: 110603. Tanggalnya 11 Juni 2003. : Nomor 110603. Atas nama pembeli Pak Handoko? : Ya, betul. Dia rekan pengurus kami di Koperasi. : Tampaknya tidak ada masalah dengan faktur ini. : Ya, tetapi barang yang dikirim tidak sesuai dengan faktur. : Maksudnya? : Kami kira barang yang dikirim kepada kami sepuluh kuintal beras dan dua kuintal gula. Masing-masing berupa sepuluh karung beras dan dua karung gula. Sembilan karung beras utuh, tetapi satu lainnya tidak. : Maaf. Barang-barang itu Bapak terima kapan? : Kami menerima kiriman itu pada tanggal 11 Juni, pukul 3 sore. Pengirimannya sangat cepat. Untuk itu, kami berterima kasih. : Ketika kiriman tiba, biasanya dilakukan pengecekan langsung. Jika ada masalah seperti ini, kami juga akan menanganinya secara langsung. : Ketika itu, memang kami tidak mengeceknya. : Kapan diketahui salah satu karung beras itu tidak utuh? : Baru kemarin kami mengeceknya dan mengetahui satu karung beras itu tidak utuh. Satu karung gulanya ditemukan tidak utuh juga. Semuanya tampak sudah bocor dari toko Anda. : Banyaknya yang hilang berapa? Maksud kami berapa kilo beras dan gula yang hilang itu? : Yang dari karung beras cukup banyak, kira-kira dua puluh kilo, dan yang dari karung gula kira kira tiga kilo. : Wah, banyak sekali yang hilang. Ini tidak pernah terjadi. : Kami berharap dapat mengembalikan dua karung itu kepada Anda. : Kami akan membicarakan hal ini dengan petugas pengiriman. : Jadi, petugas pengiriman akan mengambil dua karung yang bocor itu. : Belum tentu. Namun, kami akan mempertimbangkan pengambalian itu. : Kami sangat berterima kasih jika yang dua karung itu dapat diambil. : Setelah mempertimbangkannya, kami akan segera menghubungi Bapak melalui telepon. Nomornya 798851.

Pihak Toko Pihak Koperasi Pihak Toko Pihak Koperasi Pihak Toko Pihak Koperasi

Pihak Toko Pihak Koperasi Pihak Toko Pihak Koperasi Pihak Toko Pihak Koperasi Pihak Toko Pihak Koperasi Pihak Toko

11

Pihak Koperasi Pihak Toko Pihak Koperasi Pihak Toko Pihak Koperasi

: Nomor telepon kami bukan 7988, tetapi 799851. : Nomor 799851. : Baik kami tunggu tindak lanjut Anda mengenai hal itu. : Ya, Terima kasih atas pemberitahuan ini. Selamat siang. : Selamat siang.

4. Tes Menulis Menulis termasuk kegiatan berbahasa yang bersifat produktif dan menggunakan pendukung tertulis. Memeriksa jawaban tes menulis membutuhkan banyak waktu dan tenaga. Oleh karena itu, disarankan untuk memberikan tugas menulis teks pendek (200300 kata). Untuk mengukur keterampilan menulis, kita tidak dapat menggunakan tes objektif (soal pilihan ganda). Dalam batas tertentu tes isi rumpang dapat digunakan untuk mengukur keterampilan menulis. Mengenai tugas yang dituntut dari subjek tes, ada bermacam-macam, mulai dari yang paling lazim, yaitu mengarang terbimbing ataupun bebas sampai menyusun ikhtisar dan sintesis. Penting untuk dipertimbangkan juga jenis teks yang biasa ditulis oleh lulusan SMK dalam kehidupan nyata ketika guru memilih tugas yang harus dilaksanakan. Berikut ini sebuah contoh. Soal Menambah nilai barang berarti menambah kegunaan barang. Pada mulanya suatu barang bernilai rendah. Akan tetapi, setelah diolah, barang itu lebih berguna dan nilai serta harganya pun bertambah. Kegiatan menambah nilai barang disebut produksi. Tabel berikut menggambarkan kegiatan menambah nilai dari kapas menjadi baju. No. 1. 2. 3. 4. Nama Barang Kapas Benang Teksil Baju Nilai 4 5 7 10 Tambahan Nilai 1 2 3 Harga Rp1.000,00 Rp1.500,00 Rp2.100,00 Rp3.000,00 Tambahan Harga Rp500,00 Rp600,00 Rp900,00

Ungkapkan kembali informasi di atas dalam sebuah wacana tulis (200 kata dalam 30 menit). Wacana akan dinilai dari segi kebenaran isi, penggunaan kata dan kalimat, serta alur gagasan. Contoh Jawaban: Setiap orang mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam menambah nilai barang. Misalnya, si Fulan menambah nilai kapas menjadi benang dari nilai 4 menjadi nilai 5 sehingga tambahan nilai barang yang diperoleh sebesar 1. Kemudian ia memproduksi tekstil dari benang dengan nilai dari 5 menjadi 7 sehingga tambahan nilai yang diperoleh sebesar 2. Akhirnya produsen itu menjadikannya baju dengan nilai 10 dari nilai semula 7. Dalam produksi terakhir itu diperoleh tambahan nilai sebesar 3. Walaupun bahannya sama, Si Fulan mengolah kapas menjadi lebih bernilai dan bermutu. Umumnya setiap barang mula-mula nilainya rendah. Namun, setelah barang itu diolah, gunanya bertambah dan nilainya meningkat dan biasanya harganya pun makin berlipat. Misalnya, sebelum kapas diolah, harga kapas hanya sebesar Rp1.000,00. Lalu, setelah kapas menjadi benang, harganya bertambah Rp500,00. Kemudian dari benang menjadi tekstil, pertambahan harganya sebesar Rp600,00 sehingga harga tekstil menjadi Rp2.100,00. Barang yang semula berupa kapas akhirnya menjadi barang jadi yang berupa baju dengan harga Rp3.000,00. atau dengan pertamaban Rp900,00 dari harga tekstil.

12

Dari contoh kegiatan menambah nilai barang di atas, dapat ditarik simpulan sebagai berikut. Karena kemampuan menambah nilai berbeda-beda, perbedaan biaya produksi terjadi: ada biaya produksi yang rendah dan ada biaya produksi yang tinggi. Selanjutnya, berbeda pula dalam hal harga yang ditetapkan oleh produsen. Ada produsen yang menetapkan harga tinggi dan ada pula produsen yang menetapkan harga rendah. Tinggi atau rendahnya harga yang ditetapkan oleh produsen tergantung pada biaya produksi yang digunakan untuk mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi yang siap dijual kepada konsumen.

13

Anda mungkin juga menyukai