Anda di halaman 1dari 11

1.

Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pajak Tahun 2008-2012, yang selanjutnya disebut Renstra Direktorat Jenderal Pajak merupakan dokumen perencanaan yang berisi visi, misi, nilai, tujuan, sasaran, strategi, program dan indikator kinerja Direktorat Jenderal Pajak untuk periode 5 (lima) tahun terhitung mulai tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.
PETA STRATEGI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Visi : Menjadi institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi. Misi : Menghimpun penerimaan pajak negara berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara melalui sistem administrasi perpajakan yang efektif dan efisien. Nilai : Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, Kesempurnaan

Stakeholder Perspective

Masyarakat DPR Pemerintah

PJ-1 Penerimaan pajak negara yang optimal

PJ-2 Kepercayaan masyarakat yang tinggi

Terwujudnya masyarakat sadar dan peduli pajak

Customer Perspective

Wajib Pajak

PJ-3 Tingkat kepuasan Wajib Pajak yang tinggi atas pelayanan perpajakan

PJ-4 Tingkat kepatuhan Wajib Pajak yang tinggi

PERUMUSAN KEBIJAKAN
Internal Process Perspective

PELAYANAN

PENGAWASAN DAN PENEGAKAN HUKUM


PJ-8 Peningkatan penggalian potensi berbasis mapping, profil dan benchmark PJ-10 Optimalisasi pelaksanaaan penagihan

PJ-5 Peningkatan efektivitas pembuatan dan penyempurnaan peraturan di bidang perpajakan

PJ-6 Peningkatan kualitas pelayanan

PJ-7 Peningkatan efektivitas sosialisasi dan kehumasan

PJ-9 Peningkatan efektivitas pemeriksaan

PJ-11 Peningkatan efektivitas penyidikan

Learning & Growth Perspective

PJ-12 Penyempurnaan organisasi sesuai kebutuhan yang dinamis

PJ-13 Pengembangan sistem TIK yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan

PJ-14 Pengelolaan anggaran yang optimal dan efisien

PJ-15 Pembentukan SDM yang berintegritas dan berkompetensi tinggi

2. Kode etik pegawai DJP terdiri dari: a. menghormati agama, kepercayaan, budaya, dan adat istiadat orang lain

contoh: Di tengah- tengah rapat, terdengar bunyi azan untuk sholat. Kepala KPP mempersilakan peserta rapat untuk melaksanakan sholat b. bekerja secara professional, transparan dan akuntabel

contoh: pada saat melakukan klarifikasi data terhaadap WP yang menjadi tanggung jawabnya, WP meminta kepada AR agar memusnahkan data wajib pajak tersebut dengan menawarkan imbalan. AR menolak permintaaan WP tersebut dan tetap memanfaatkan data WP tersebut untuk kepentingan perpajakan c. mengamankan data dan/atau informasi data dan/atau informasi diarsipkan dengan baik d. memberikan pelayanan kepada wajib pajak, sesame pegawai atau pelaksanaan tugas dengan sebaik-baiknya. pihak lain dalam

Contoh: WP A mendatangi KPP Pratama Tebingtinggi untuk konsultasi. Walaupun tidak terdaftar di KPP tersebut, pegawai KPP Pratama Tebingtinggi tetap melayani WP tersebut. e. mentaati perintah kedinasan semua pegawai KPP melaksanakan semua perintah kedinasan dari atasan yang berwenang f. beratanggung jawab dalam penggunaan barang inventaris milik DJP pegawai KPP menggunakan barang inventaris milik DJP hanya untuk keperluan dinas g. mentaati ketentuan jam kerja dan tata tertib kantor pegawai tidak diperkenankan bermain game di kantor h. menjadi panutan yang baik bagi masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakan pegawai KPP memiliki NPWP dan melaporkan SPT tepat waktu i. Bersikap, berpenampilan, dan bertutur kata secara sopan pegawai memakai pakaian sesuai ketentuan yang berlaku dan menjaga ucapan dari hal-hal yang tidak sopan

3.

STRUKTUR ORGANISASI DJP

Adapun pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat yaitu sebagai berikut:

1. Kepala Kantor Kepala kantor KPP Pratama mempunyai tugas mengkoordinasikan pelaksanaan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, dan Pajak Tidak Langsug Lainnya dan Pajak Bumi dan

Bangunan dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan. 2. Sub Bagian Umum Membantu menunjang kelancaran tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan tugas dan fungsi pelayanan kesekretariatan terutama dalam hal pengaturan kegiatan tata usaha dan kepegawaian, keuangan, rumah tangga serta perlengkapan. 3. Seksi Pelayanan Membantu Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan dan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan regestrasi Wajib Pajak serta kerjasama perpajakan, pelaksanaan regrestrasi Wajib Pajak, serta kerjasama perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku. 4. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) Membantu tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan pengumpulan, pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, urusan tata usaha penerimaan perpajakan, pengalokasian dan penatausahaan bagi hasil Pajak Bumi Dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, Pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-filling dan penyiapan laporan kinerja. 5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak (PPh, PPN, PBB, BPHTB, dan Pajak Lainnya), bimbingan /himbauan kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan, Profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak, rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi dan melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku. Dalam satu KPP Pratama terdapat 4 (empat) Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi yang pembagian tugasanya didasarkan pada cakupan wilayah (teritorial) tertentu. 6. Seksi Ekstensifikasi Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan dan penatausahaan pengamatan potensi perpajakan, pendataan obyek dan subyek pajak, penilaian obyek pajak, dan kegiatan ekstensifikasi perpajakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 7. Seksi Pemeriksaan Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.

8. Seksi Penagihan Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan dan penatausahaan penagihan aktif, piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, dan usulan penghapusan piutang pajak sesuai ketentuan yang berlaku.

9. Kelompok Jabatan Fungsional Pejabat fungsional terdiri atas Pejabat Fungsional Pemeriksa dan Pejabat Fungsional Penilai yang bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala KPP Pratama. Dalam melaksanakan pekerjaannya, Pejabat Fungsional Pemeriksa berkoordinasi dengan Seksi Pemeriksaan sedangkan Pejabat Fungsional Penilai berkoordinasi dengan Seksi Ekstensifikasi. Dalam organisasi KPP Pratama terdapat jabatan Account Representative (Staf Pendukung Pelayanan) yang berada di bawah pengawasan dan bimbingan Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi. Ikhtisar tugas Account Representative adalah sebagai berikut : a. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak b. Bimbingan/himbauan kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis perpajakan c. Penyusunan Profile Wajib pajak d. Analisis kinerja Wajib Pajak e. Rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka intensifikasi f. Melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku g. Memberikan informasi perpajakan Pembagian tugas kerja AR dilakukan dengan membagi habis wilayah kerja seksi Pengawasan dan Konsultasi berikut seluruh pengawasan pemenuhan kewajiban perpajakannya (PPh, PPN, PBB, BPHTB, dan pajak lainnya). Untuk mempermudah pembagian wilayah kerja AR dapat digunakan Peta Wilayah/Blok PBB dengan memperhatikan keseimbangan beban kerja.

a. Sekretariat Direktorat Jenderal Melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada semua unsur di DJP. b. Direktorat Peraturan Perpajakan I Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang peraturan KUP, Penagihan Pajak dengan Surat Paksa, PPN dan PPnBM, serta PTLL, dan PBB dan BPHTB. c. Direktorat Peraturan Perpajakan II Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang peraturan PPh, perjanjian dan kerjasama perpajakan internasional, bantuan hukum, pemberian bimbingan dan pelaksanaan bantuan hukum, dan harmonisasi peraturan perpajakan. d. Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pemeriksaan dan penagihan pajak.

e. Direktorat Intelijen dan Penyidikan Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang intelijen dan penyidikan pajak. f. Direktorat Ekstensifikasi dan Penilaian Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang ekstensifikasi dan penilaian perpajakan. g. Direktorat Keberatan dan Banding Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang keberatan dan banding. h. Direktorat Potensi Kepatuhan dan Penerimaan Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang potensi, kepatuhan, dan penerimaan. i. Direktorat Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang penyuluhan, pelayanan dan hubungan masyarakat. j. Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang teknologi informasi perpajakan. k. Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang kepatuhan internal dan transformasi sumber daya aparatur. l. Direktorat Transformasi Teknologi Komunikasi dan Informasi Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang transformasi teknologi komunikasi dan informasi. m. Direktorat Transformasi Proses Bisnis Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang transformasi proses bisnis.

4.

Kegiatan Pembelajaran Online Dan E-Assessment

1. Akses Modul Pembelajaran Pajak Pertambahan Nilai" Untuk memulai pembelajaran, update terlebih dahulu flash player komputer Anda dengan mendownload link dibawah ini.

Setelah login berhasil, akan muncul halaman seperti gambar di bawah ini:

Klik link Pajak Pertambahan Nilai. Selanjutnya klik tombol enter untuk memulai pembelajaran.

Klik link Pajak Pertambahan Nilai. Selanjutnya klik tombol enter untuk memulai pembelajaran.

5. Prosedur Pelaksanaan OJT 1. OJT dilaksanakan selama 14 (em pat belas) minggu, dengan penjelasan sebagai berikut: a. masa pembimbingan dibagi ke dalam 2 (dua) masa rotasi yang masing-masing berlangsung selama 6 (enam) minggu; b. dalam satu masa rotasi, setiap peserta ditempatkan pada seksi berbeda dan menjalani bimbingan di masing-masing seksi selama satu minggu dengan waktu bimbingan langsung selama satu jam; c. kegiatan workshop, penyusunan laporan akhir, dan pengadministrasian OJT dilaksanakan dalam waktu 2 (dua) minggu setelah masa rotasi berakhir. 2. Selama masa OJT, peserta mendapatkan bimbingan materi pada seksi-seksi sebagai berikut: a. Seksi Pelayanan; b. Seksi POI; c. Seksi Penagihan; d. Seksi Pemeriksaan; e. Seksi Pengawasan dan Konsultasi; dan f. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan. 3. KPP dapat menentukan sendiri peserta berikut pasangan pembimbingnya, dengan ketentuan pada saat yang sama seorang pembimbing hanya diperbolehkan memberikan bimbingan langsung terhadap paling banyak 2 (dua) orang peserta OJT; 4. KPP dapat menentukan sendiri materi (SOP) yang akan diberikan pada peserta OJT dengan jumlah sebanyak 2 (dua) SOP di tiap-tiap seksi; 5. Peserta OJT diberikan pengetahuan dan keterampilan oleh pembimbing sehubungan dengan implementasi SOP yang ada di masing-masing seksi; 6. Selain pemberian materi SOP, pembimbing dapat juga memberikan kesempatan praktik di bidang lainnya kepada peserta OJT, antara lain: a. berpartisipasi dalam pekerjaan/kegiatan baik yang sifatnya rutin maupun non-rutin; b.menyusun konsep, laporan tentang pekerjaan yang dilakukannya berupa nota dinas, laporan, dan dokumen lainnya; c. menganalisa dan melakukan penelitian terkait bahan tulisan laporan akhir. 7. Laporan akhir, dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut: a. pada akhir masa OJT, peserta diharuskan membuat Laporan Akhir yang dikembangkan dari formulir Tabel Permasalahan dan Hasil Analisis yang dibahas dan didiskusikan dalam kegiatan workshop; b. ketentuan mengenai pengisian laporan akhir, formulir Tabel Permasalahan dan Hasil Analisis diatur pada Pedoman Bimbingan On the Job Training Pegawai Baru.

6. Perekaman Formulir Peserta Ojt Dalam Aplikasi Sikka Tahapan pengadministrasian formulir OJT adalah sebagai berikut: a. rencana pembimbingan dibuat pada awal masa pembimbingan tiap rotasi untuk masing-masing peserta yaitu dengan mengacu pada Jadwal Standar Bimbingan pada masa rotasi pertama dan

juga mengacu pada formulir Angket Penilaian Pembimbing serta Buku Harian Peserta pada masa rotasi kedua; b. sebelum melaksanakan pembimbingan, pembimbing terlebih dahulu membaca panduan dalam Checklist Bimbingan; c. peserta mencatat setiap materi, durasi pelaksanaan pembimbingan dan pemahaman umum terhadap keseluruhan isi bimbingan yang dituangkan dalam formulir Buku Harian Peserta dan direkam dalam SIKKA; d. penilaian terhadap tingkat pemahaman peserta dilakukan dengan mengacu pada Rubrik Penilaian Pemahaman dan hasilnya dituangkan dalam formulir Angket Penilaian Pembimbing; e. Kartu Bimbingan yang berisi hasil akhir penilaian peserta dicetak melalui aplikasi SIKKA OJT dan kemudian diotorisasi oleh Tim OJT KPP; f. peserta mengisi formulir Tabel Permasalahan dan Hasil Analisis yang digunakan sebagai bahan kegiatan workshop; g. revisi terhadap formulir Tabel Permasalahan dan Hasil Analisis dilakukan setelah workshop yang kemudian menjadi dasar pengembangan penulisan Laporan Akhir ; h. nilai akhir peserta akan dimunculkan oleh sistem dalam Kartu Bimbingan OJT, dengan ketentuan sebagai berikut: i. setiap akhir minggu pembimbingan, pembimbing harus memberikan penilaian terhadap peserta menggunakan formulir Angket Penilaian Pembimbing di dalam aplikasi SIKKA OJT; j. nilai akhir peserta dalam form Kartu Bimbingan dalam SIKKA OJT akan di-generate oleh sistem setelah seluruh perekaman sebagaimana pada poin a selesai dilakukan; k. pencetakan Kartu Bimbingan dalam aplikasi SIKKA OJT, hanya bisa dilakukan pada saat akhir rotasi setelah kandisi sebagaimana pada pain b terpenuhi dengan disertai input beberapa data tambahan secara lengkap; l. tim OJT berwenang penuh untuk menyimpulkan hasil pembimbingan dari masingmasing peserta OJT. m. Apabila kesimpulan hasil pembimbingan menyatakan peserta tidak berhasil melaksanakan OJT, maka peserta tersebut harus mengulang pada bagian materi yang dinilai lemah pada saat setelah masa rotasi terakhir, hingga selesainya masa OJT secara keseluruhan; n. Pedoman pengadministrasian dilaksanakan sesuai Pedoman Bimbingan OJT Pegawai Baru sebagaimana terdapat dalam Lampiran 1;

Anda mungkin juga menyukai