Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TELAAH KURIKULUM NAMA KELAS NIM : SYARI ASIH : TF-4 : 103611023

A. Perkembangan Kurikulum Sekolah Menegah Pertama (SMP) SMP merupakan lembaga pendidikan formal sesudah SD dan merupakan persiapan bagi Sekolah Menengah Atas (SMA). Perkembangan kurikulum SMP di Indonesia mengalami masa yang meliputi: 1. Masa Penjajahan Belanda a. Periode sebelum tahun 1900 SMP mulai ada pada zaman panjajahan belanda dan didirikan pada tahun 1960yang bernama Gymnasium. Lamanya belajar 3 tahun, dan siswa-siswanya hanya terbatas pada orang-orang Barat/golongan ningrat. Adapun mata pelajaran yang diajarkan adalah: Bahasa Belanda Bahasa Inggris Ilmu hitung Aljabar Ilmu Ukur Ilmu Alam/ Kimia Ilmu Hayat Ilmu Bumi Sejarah Tata Buku b. Periode 1900-1914 Situasi politik dunia pada akhir abad ke-19 mengalami perubahan, karena disebabkan oleh adanya revolusi sosial, industri dan sebagainya. Tahun 1893

Gymnasium dipisahkan dengan sekolah untuk pegawai pamong kerja. Sekolah yang mendidik calon pegawai disebut OSVIA, yang merupakan sekolah menengah yang di dalamnya telah ada beberapa anak ningrat Bumiputera yang menunjukkan persamaan dengan SMP sekarang, yaitu Gymnasium dengan lama belajar 3 tahun.

c. Periode 1914-1935 Dengan dilatarbelakangi oleh maluasnya paham humanitas dikalangan orang Belanda, kemudian didirikanlah sekolah MULO yang lama belajarnya 4 tahun, bahasa Melayu mulai dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah lanjutan. d. Periode 1935-1945 Karena keterbatasan pendidikan yang bersifat skill pada sekolah MULO, pemerintah Belanda mengembangkan Bahasa Indonesia pada kelas tiga, pengembangan ini meliputi bagian sastra, bagian ilmu pasti alam, dan bagian sosial ekonomi. 2. Kurikulum SMP pada Zaman Jepang(1942-1945) Pada masa penjajahan Jepang, kurikulum yang diterapkan bertujuan agar rakyat dapat membantu pertahanan Jepang. Hal itu dimulai dari perubahan bahasa, dari bahasa Belanda diubah menjadi Bahasa Jepang, mata pelajaran ilmu pasti, ilmu alam., ilmu hayat dijadikan pengetahuan dasar. Mata pelajaran ilmu bumi, sejarah, tatanegara yang dahulunya terpusat pada Belanda sekarang berubah terpusat pada Jepang. 3. Masa Republik Indonesia a. Masa 1945-1950 Pada masa Indonesia merdeka, telah menimbulkan hidup baru dalam segala bidang, termasuk dalam bidang pendidikan. Mata pelajaran yang diajarkan antara lain adalah: Bahasa Indonesia, Bahasa daerah, Bahasa Inggris, Berhitung/ aljabar, Ilmu ukur, Ilmu Alam/ Kimia, Ilmu hayat, Ilmu bumi, Sejarah tatanegara, Pengetahuan dagang, seni suara, Menggambar, Pekerjaan Tangan, Pendidikan Jasmani, budi pekerti, dan Agama. b. Masa 1950-1962 Dengan terbentuknya NKRI(Negara Kesatuan Republik Indonesia) pada tanggal 17 Agustus 1950, struktur dan system pendidikan harus diseragamkan, dan sebagai pedomannya adalah SMP di Yogyakarta dan akan diberlakukan pada semua SMP di tanah air, yang namanya di ubah menjadi SMP otomatis dengan kurikulum SMP RI (Yogyakarta). c. Masa 1965-1985 Kurikulum SMP pada masa ini antara lain adalah: Dasar, Tujuan pendidikan, Orientasi pelajaran, Kualifikasi Lulusan, Isi kurikulum, pendekatan Metodologi mengajar, Penilaian, bimbingan, dan fasilitas.

B. Konsep Kurikulum Kurikulum merupakan daerah studi intelek yang cukup luas. Beberapa teori menekankan pada rencana, yang lain pada inovasi, pada dasar-dasar filosofis, dan pada konsep-konsep yang diambil dari ilmu perilaku manusia. Secara sederhana teori kurikulum dapat diklasifikasikan atas teori-teori yang lebih menekankan pada isi kurikulum, pada situasi pendidikan serta pada organisasi kurikulum. Kurikulum yang menekankan pada organisasi menolak pendapat bahwa penguasaan

pengetahuan merupakan alat untuk mencapai tujuan. Secara teoritis penyusunan teks yang spesifik dapat dibuat, tetapi isi kurikulum tidak spesifik, tujuannya dapat dicapai dengan cara yang berbeda-beda. C. Komponen Komponen Kurikulum 1. Tujuan Dalam kurikulum, tujuan memiliki dan memegang peranan pentimg, yaitu akan mengarahkan semua kegiatan pengajaran dan mewarnai komponen-komponen kurikulum lainnya. Tujuan kurikulum dirumuskan berdasarkan dua hal, pertama perkembangan tuntutan, kebutuhan dan kondisi masyarakat. Kedua didasari oleh pemikiran-pemikiran dan terarah pada pencapaian nilai-nilai filosofis, terutama falsafah Negara. 2. Bahan Ajar Siswa belajar dalam bentuk interaksi dengan lingkungannya, lingkungan orangorang, alat-alat dan ide-ide. Kegiatan dan lingkungan demikian dirancang dalam suatu rencana mengajar, 3. Strategi mengajar Penyusunan sekuens bahan ajar berhubungan erat dengan strategi atau metode mengajar. Ada beberapa strategi yang dapat digunakan dalam mengajar,

Rowntree(1974: 93-97) membagi strategi mengajar itu atas Exposition-Discovery Learning dan Group- Individual Learning.Asubel and Robinson (1969:43-45) membaginya atas strategi Reception Learning- Discovery Learning dan RoteLearningMeaningful Learning.

a. Reception/ Exposition Learning- Discovery Learning Dalam Reception/ Exposition Learning, keseluruhan bahan ajar disampaikan kepada siswa dalam bentuk akhir atau bentuk jadi, baik secara lisan maupun tertulis. Dalam discovery learning bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan. b. RoteLearning- Meaningful Learning Dalam RoteLearning bahan ajar disampaikan kepada siswa tanpa

memperhatikan arti atau maknanya bagi siswa. c. Group Learning - Individual Learning. Pelaksanaanya menuntut aktivitas belajar yang bersifat individual atau kelompok-kelompok kecil. 4. Media mengajar Media mengajar merupakan segala macam bentuk perangsang dan alat yang disediakan guru untuk mendorng siswa belajar. Rowntree mengelompokkan media mengajar menjadi lima macam: a. Interaksi Insani. Media inin merupakan komunikasi langsung antara dua orang atau lebih. b. Realita. Realita merupakan bentuk perangsang nyata seperti orang-orang, binatang, benda-benda, peristiwa dan sebagainya yang diamati siswa. c. Pictorial. Media ini menunjukkan penyajian berbagai bentuk variasi gambar dan diagram nyata ataupun symbol, bergerak atau tidak, di buat diatas kertas, film, kaset, disket, dan media lainnya. d. Simbol Tertulis. Simbol tertulis merupakan media penyajian informasi yang paling umum, tetapi tetap efektif. e. Rekaman suara. Rekaman suara dapat disajikan secar tersendiri atau digabung dengan media pictorial.

5. Evaluasi pengajaran Evaluasi ditunjukkan untuk menilai pencapaian tujuan-tujuan yang telah

ditentukan serta menilai proses pelaksanaan mengajar secara keseluruhan. Tiap kegiatan akan memberikan umpan balik, demikian juga dalam pencapaian tujuan-tujuanbelajar dan proses pelaksanaan mengajar. 6. Penyempurnaan pengajaran

Hasil-hasil evaluasi, baik evaluasi hasil belajar, maupun evaluasi pelaksaan mengajar secara keseluruhan, merupakan umpan balik bagi penyempurnaan penyempurnaan lebih lanjut. Penyempurnaan bisa bersifat menyeluruh atau hanya menyangkut bagian-bagian tertentu. Semua hal tersebut bergantung kepada

kessimpulan-kesimpulan hasil evaluasi.

D. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum Ada beberapa prinsip umum dalam pengembangan kurikulum. Diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Prinsip Relevansi Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum, yaitu relevan ke luar dan relevan di dalam. Relevansi ke luar maksudnya tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan dan perkembangan masyarakat. Kurikulum juga harus memiliki relevansi di dalam yaitu ada kesesuaian atau konsistensi antara komponen komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian dan penilaian./ 2. Prinsip Fleksibilitas Kurikulum hendaknya memilih sifat lentur atau fleksibel. Kurikulum mempersiapkan untuk kehidupan sekarang dan yang akan datang. Kurikulum yang baik juga berisi hal hal yang solid , tetapi dalam pelaksanaanya memungkinkan terjadinya penyesuaian penyesuaian berdasarkan kondisi daerah, waktu maupun kemampuan, dan latar belakang anak. 3. Prinsip Kontinuitas (kesinambungan) Pengalaman pengalaman belajar yang disediakan kurikulum hendaknya

berkesinambungan antara satu tingkat kelas dengan kelas lainnya, antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang lainnya, juga antara jenjang pendidkan dengan pekerjaan. 4. Prinsip Praktis Kurikulum dan pendidikan selalu dilakasanakan dalam keterbatasan keterbatasan, baik keterbatasan waktu, biaya, alat maupun personalia. Kurikulum bukan hanya harus ideal tapi juga praktis. 5. Prinsip Efektivitas

Keberhasilan kurikulum juga harus diperhatikan, baik secara kuantitas maupun kualitas. Keberhasilan kurikulum akan mempengaruhi keberhasilan pendidkan. 6. Prinsip Berorientasi Tujuan Prinsip ini berarti bahwa sebelum bahan ditentukan, langkah yang perlu dilakukan oleh seorang pendidik adalah menentukan tujuan terlebih dahulu. 7. Prinsip dan Model Pengembangan Kurikulum Prinsip ini memiliki maksud bahwa harus ada pengembangan kurikulum secara bertahap dan terus menerus, yakni dengan cara memperbaiki, memantapkan dan mengembangkan lebih lanjut kurikulum yang sudah berjalan setelah ada pelaksanaan dan sudah diketahui hasilnya.

E. Fungsi Pengembangan Kurikulum a. Fungsi Kurikulum dalam Rangka Pencapaian Tujuan Pendidikan Di Indonesia, ada empat tujuan pendidikan utama yang secara hierarkhis dapat dikemukakan: Tujuan Nasional Tujuan Institusional Tujuan Kurikuler Tujuan Instruksional

Dalam pencapaian tujuan pendidikan yang dicita-citakan, tujuan-tujuan tersebut mesti dicapai secara bertingkat yang saling mendukung, sedangkan keberadaan kurikulum di sini adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan (pendidikan). b. Fungsi Kurikulum bagi Anak Didik Keberadaan kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun merupakan suatu persiapan bagi anak didik. Anak didik diharapkan mendapat sejumlah pengalaman baru yang dikemudian hari dapat dikembangkan seirama dengan perkembangan anak, agar dapat memenuhi bekal hidupnya nanti. c. Fungsi kurikulum bagi Pendidik Adapun fungsi kurikulum bagi guru atau pendidik adalah: Pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisasi pengalaman belajar para anak didik. Pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak didik dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan.

Daftar Pustaka

Idi, Abdullah. 2007. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Yogyakarta: Ar-ruzz Media. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2002. . Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai