Anda di halaman 1dari 17

1

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dalam suatu Negara sistem politik merupakan suatu hal yang menentukan tentang bagaimana sistem pemerintahan yang akan dilakukan. Sistem politik merupakan organ penting yang menentukan tentang bagaimana konsep pemerintahan yang akan dibentuk nantinya. Sebagai suatu sistem, sistem politik itu harus mempunyai karakteristik tertentu yang dinilai sebagai sifat melekat dalam sistem politik tersebut. Salah satu karakteristik sistem politik yang sangat banyak dianut pada masa sekarang ini yaitu trias politica. Dalam doktrin ini, menurut Montesquieu bahwa dalam sistem pemerintahan negara, ketiga jenis kekuasaan harus terpisah, baik mengenai fungsi (tugas) maupun mengenai alat perlengkapan (organ) yang melaksanakan. Perubahan sistem politik, sosial, kemasyarakatan serta ekonomi yang dibawa oleh arus informasi telah menimbulkan tuntutan yang beragam terhadap pengelolaan pemerintahan yang baik (good government governance) (Coryanata, 2007). Semangat reformasi telah mewarnai pendayagunaan aparatur Negara dengan tuntutan untuk mewujudkan administrasi negara yang mampu mendukung kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas serta fungsi penyelenggaraan negara dan pembangunan, dengan mempraktekkan prinsip-prinsip good

governance. Terselenggaranya pemerintahan yang baik merupakan prasarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan Negara (Dewi, 2009). Tuntutan ini perlu dipenuhi dan disadari langsung oleh para pelaksana pemerintah daerah. Pelaksanaan pemerintahan yang baik adalah bertumpu pada tiga domain yaitu pemerintah, swasta, dan masyarakat, ketiga domain tersebut harus bekerja secara sinergis, yang berarti setiap domain diharapkan mampu menjalankan perannya dengan optimal agar pencapaian tujuan berhasil dengan efektif. Dalam hal ini masyarakat berperan positif dalam interaksi sosial dan ekonomi, termasuk

Politik dan Strategi Nasional

mengajak kelompok-kelompok dalam masyarakat untuk berpartisipasi dalam aktifitas ekonomi (Syani, 2008). Penyelenggaraan urusan pemerintahan dibagi berdasarkan kriteria eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian hubungan antar susunan pemerintahan. Dalam penyelenggaraannya, pemerintah daerah dituntut lebih responsif, transparan, dan akuntabel terhadap kepentingan masyarakat. (Mardiasmo, 2006).

B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam makalah ini antara lain adalah : 1. Bagaimana sistem politik yang ada di Indonesia ? 2. Bagaimana struktur ketatanegaraan Indonesia ?

C. Tujuan Penulisan Dari rumusan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya, maka tujuan dari penulisan makalah ini yaitu : 1. Untuk mengetahui bagaimana system politik yang ada di Indonesia. 2. Untuk mengetahui struktur ketatanegaraan Indonesia.

Politik dan Strategi Nasional

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Politik dan Sistem Politik Politik Secara etimologi, kata politik berasal dari bahasa Yunani poitenia, yang akar katanya adalah polis, berarti kesatuan mesyarakat yang berdiri sendiri, yaitu negara, dan teia yang berarti urusan. Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti politics mempunyai makna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Politik merupakan suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang dikehendaki. Politics memberi asas, jalan, cara, arah, dan madannya, sedangkan policy memberikan pertimbangan cara pelaksanaan azas, jalan, dan arah tersebut sebaik-baiknya. Dalam bahasa Inggris, politics adalah suatu rangkaian asas (prinsip), keadaan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai cita-cita dan tujuan tertentu. Sementara itu, policy yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai kebijaksanaan, adalah penggunaan pertimbangan-pertimbangan yang dianggap dapat lebih menjamin terlaksananya suatu usaha, cita-cita, dan tujuan yang dikehendaki. Pengambilan kebijaksanaan biasanya dilakukan oleh seorang pemimpin. Menurut Miriam Budiarjdo : politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik (negara) yang menyangkut proses menentukan tujuantujuan dari sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu. Menurut Ramlan Surbakti : politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat yang tinggal dalam wilayah tertentu. Politik adalah aktivitas untuk mendapatkan, mengembangkan,

menggunakan kekuasaan dan sumber-sumber lainnya untuk memperoleh hasil yang diinginkan dalam situasi di mana adanya ketidakpastian atau adanya ketidaksepakatan tentang suatu pilihan (Jones, 1985). Untuk menyelesaikan konflik sesuai dengan keinginan individu atau subunit seringkali harus terlibat dalam perilaku politik untuk meningkatkan kekuasaan dan pengaruhnya. Politik dan Strategi Nasional

Politik secara umum menyangkut proses penentuan tujuan negara dan cara melaksanakannya. Pelaksanaan tujuan itu memerlukan kebijakan-kebijakan umum (public policies) yang menyangkut pengaturan, pembagian, atau alokasi sumber daya yang ada. Perlu diingat bahwa penentuan kebijakan umum, pengaturan, pembagian ataupun alokasi sumber daya yang ada memerlukan kekuasaan dan wewenang (authority). Kekuasaan dan wewenang ini memainkan peranan yang sangat penting dalam pembinaan kerja sama dan penyelesaian konflik yang mungkin muncul dalam proses pencapaian tujuan.

Sistem Politik Dalam perspektif sistem, sistem politik adalah subsistem dari sistem sosial. Perspektif atau pendekatan sistem melihat keseluruhan interaksi yang ada dalam suatu sistem yakni suatu unit yang relatif terpisah dari lingkungannya dan memiliki hubungan yang relatif tetap diantara elemen-elemen pembentuknya. Kehidupan politik dari perspektif sistem bisa dilihat dari berbagai sudut, misalnya dengan menekankan pada kelembagaan yang ada kita bisa melihat pada struktur hubungan antara berbagai lembaga atau institusi pembentuk sistem politik. Hubungan antara berbagai lembaga negara sebagai pusat kekuatan politik misalnya merupakan satu aspek, sedangkan peranan partai politik dan kelompokkelompok penekan merupakan bagian lain dari suatu sistem politik. Dengan merubah sudut pandang maka sistem politik bisa dilihat sebagai kebudayaan politik, lembaga-lembaga politik, dan perilaku politik. Model sistem politik yang paling sederhana akan menguraikan masukan (input) ke dalam sistem politik, yang mengubah melalui proses politik menjadi keluaran (output). Dalam model ini masukan biasanya dikaitkan dengan dukungan maupun tuntutan yang harus diolah oleh sistem politik lewat berbagai keputusan dan pelayanan publik yang diberian oleh pemerintahan untuk bisa menghasilkan kesejahteraan bagi rakyat. Dalam perspektif ini, maka efektifitas sistem politik adalah kemampuannya untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyat. Namun dengan mengingat Machiavelli maka tidak jarang efektifitas sistem politik diukur dari kemampuannya untuk mempertahankan diri dari tekanan untuk

Politik dan Strategi Nasional

berubah. Pandangan ini tidak membedakan antara sistem politik yang demokratis dan sistem politik yang otoriter.[gallery]

B. Unsur-Unsur dalam Politik Beberapa unsur-unsur dalam politik itu adalah, 1. Negara Negara merupakan suatu organisasi dalam satu wilayah yang memiliki kekuasaan tertinggi yang ditaati oleh rakyatnya. Boleh dikatakan bahwa Negara merupakan bentuk masyarakat dengan organisasi politik yang paling utama dalam suatu wilayah yang berdaulat.

2. Kekuasaan Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk

mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai keinginannya. Dalam politik, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mempertahankannya dan bagaimana melaksanakannya.

3. Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan adalah aspek utama politik. Dalam pengambilan keputusan itu dan untuk siapa keputusan itu dibuat. Jadi, politik adalah pengambilan keputusan melalui sarana umum. Keputusan yang diambil

menyangkut sektor publik dari suatu negara.

4. Kebijakan Umum Kebijakan (policy) merupakan suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh seseorang atau kelompok politik dalam memilih tujuan tersebut. Dasar pemikirannya adalah bahwa masyarakat memiliki beberapa tujuan bersama yang ingin dicapai secara bersama pula. Dengan demikian, perlu ada rencana yang mengikat yang dirumuskan dalam kebijakan-kebijakan oleh pihak berwenang.

Politik dan Strategi Nasional

5. Distribusi Adapun yang dimaksud dengan distribusi ialah pembagian dan pengalokasian nilai-nilai (value) dalam masyarakat. Nilai adalah sesuatu yang diinginkan dan penting. Nilai harus dibagi secara adil. Politik membicarakan bagaimana pengalokasian nilai secara mengikat.

C. Politik dan Strategi Nasional Menurut Karl von Clausewitz (1780-1831), berpendapat bahwa strategi adalah penggunaan pertempuran untuk memenangkan peperangan. Sementara itu, perang itu sendiri merupakan kelanjutan dari politik. Pada abad modern ini penggunaan kata strategi tidak lagi terbatas pada konsep atau seni perang panglima dalam peperangan, tetapi sudah digunakan secara luas, termasuk dalam ilmu ekonomi ataupun bidang olahraga. Dalam pengertian umum, strategi adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau pencapaian tujuan. Dengan demikian strategi tidak hanya menjadi monopoli para jenderal atau bidang militer, tetapi telah meluas ke segala bidang kehidupan. Strategi pada dasarnya merupakan seni dan ilmu dalam menggunakan serta mengembangkan kekuatan (ideology, politik, social budaya, dan hankam) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Politik nasional diartikan sebagai kebijakan umum dan pengambilan kebijakan untuk mencapai suatu cita-cita dan tujuan nasional. Dengan demikian, definisi politik nasional adalah asas, haluan, usaha, kebijaksanaan negara tentang pembinaan serta penggunaan kekuatan nasional untuk mencapai tujuan nasional. Strategi nasional disusun untuk pelaksanaan politik nasional misalnya strategi jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Jadi strategi adalah cara melaksanakan politik nasional dalam konteks politik nasional.

D. Penyusunan Politik dan Strategi Nasional Politik dan strategi nasional yang telah berlangsung selama ini disusun berdasarkaan system kenegaraan menurut UUD 1945 sejak tahun 1985 telah

Politik dan Strategi Nasional

berkembang pendapat yang mengatakan bahwa jajaran pemerintah dan lembagalembaga tersebut dalam UUD 1945 merupakan suprastruktur politik. Lembagalembaga tersebut adalah MPR, DPR, DPD, Presiden, Wakil Presiden, MA, MK, MY, BPK. Sedangkan badan-badan yang ada dalam masyarakat disebut sebagai Infrastruktur politik, yang mencakup pranata politik yang ada dalam masyarakat, seperti partai politik. Organisasi kemasyarakatan, media massa, kelompok kepentingan (Interest Group) dan kelompok penekan (pressure Group) suprastruktur dan infrastruktur politik harus dapat bisa bekerja sama dan memiliki kekuatan yang seimbang. Mekanisme penyusunan politik dan strategi nasional dan tingkat suprastruktur politik diatur oleh presiden/mandataris MPR. Dalam melaksanakan tugas ini, presiden dibantu oleh berbagai lembaga tinggi negara lainnya serta dewan-dewan yang merupakan badan koordinasi, seperti dewan stabilitas ekonomi nasional, dewan pertahanan keamanan nasional, dewan tenaga atom, dewan penerbangan dan antariksa nasional RI, dewan maritime, dewan otonomi daerah, dan dewan stabilitas politik dan keamanan. Sedangkan proses penyusunan politik dan strategi nasional di tingkat suprastruktur politik dilakukan setelah presiden menerima mandat. Selanjutnya, presiden menyusun program cabinet dan memilih menteri-menteri yang akan melaksanakan program tersebut. Program cabinet dapat dipandang sebagai dokumen resmi yang memuat politik nasional yang digariskan oleh presiden. Strategi nasional dilaksanakan oleh para menteri dan pimpinan lembaga pemerintah non departemen berdasarkan petunjuk presiden. Yang dilaksanakan oleh presiden sesungguhnya merupakan politik dan strategi nasional yang bersifat pelaksanaan. Di dalamnya sudah tercantum program-program yang lebih konkret yang disebut sasaran nasional. Proses politik dan strategi nasional pada infrastruktur politik merupakan sasaran yang akan dicapai oleh rakyat Indonesia. Sesuai dengan kebijakan politik nasional, penyelenggara negara harus mengambil langkah-langkah pembinaan terhadap semua lapisan masyarakat dengan mencantumkan sasaran sektoralnya. Melalui pranata-pranata politik masyarakat ikut berpartisipasi dalam kehidupan politik nasional dalam era reformasi saat ini masyarakat memiliki

Politik dan Strategi Nasional

peran yang sangat besar dalam mengontrol jalannya politik dan strategi nasional yang telah ditetapkan oleh MPR maupun yang dilaksanakan oleh presiden. Pandangan masyarakat terhadap kehidupan politik, ekonomi, social budaya, maupun bidang hankam akan selalu berkembang karena : Semakin tingginya kesadaran bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Semakin terbukanya akal dan pikiran untuk memperjuangkan haknya. Semakin meningkatnya kemampuan untuk menentuka pilihan dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Semakin meningkatnya kemampuan untuk mengatasi persoalan seiring dengan semakin tingginya pendidikan yang ditunjang oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Semakin kritis dan terbukanya masyarakat terhadap ide baru.

E. Stratifikasi Politik Nasional Stratifikasi politik (kebijakan) nasional dalam negara RI adalah sebagai berikut : 1. Tingkat Penentu Kebijakan Puncak Tingkat kebijakan puncak meliputi kebijakan tertinggi yang menyeluruh secara nasional dan mencakup : penentuan UUD, penggarisan masalah makro politik bangsa dan negara untuk merumuskan idaman nasional (national goals) berdasarkan falsafah pancasila dan UUD 1945. Dalam hal dan keadaan yang menyangkut kekuasaan kepala negara seperti tercantum pada pasal-pasal 10 s.d 15 UUD 1945, tingkat penentuan kebijakan puncak ini juga mencakup kewenangan presiden sebagai kepala negara. Bentuk hokum dari kebijakan nasional yang ditentukan oleh kepala negara itu dapat berupa dekrit peraturan atau piagam kepala negara.

2. Tingkat Kebijakan Umum Tingkat kebijakan umum merupakan tingkat kebijakan di bawah tingkat kebijakan puncak, yang lingkupnya juga menyeluruh nasional dan berupa penggarisan

Politik dan Strategi Nasional

mengenai masalah-masalah makro strategis guna mencapai idaman nasional dalam situasi dan kondisi tertentu. Hasil-hasilnya dapat berbentuk : a. Undang-Undang yang kekuasaan pembuatannya terletak di tangan presiden dengan persetujuan DPR (UUD 1945 pasal 5 ayat (1) atau perpu dalam hal ilwal kegentingan memaksa. b. Peraturan pemerintah untuk mengatur pelaksanaan UU yang wewenang penerbitnya berada di tangan presiden (UUD 1945 pasal 5 ayat (2). c. Keputusan atau instruksi presiden yang berisi kebijakan-kebijakan

penyelenggaraan pemerintahan yang wewenang pengeluarannya berada di tangan presiden dalam rangka pelaksanaan kebijakan nasional dan perundangundangan yang berlaku (UUD 1945, pasal 4 ayat (1). d. Dalam keadaan tertentu dapat pula dikeluarkan maklumat presiden.

3. Tingkat Penentuan Kebijakan Khusus Kebijakan khusus merupakan penggarisan terhadap suatu bidang utama (major Area) pemerintah. Kebijakan ini adalah penjabaran yang utama guna merumuskan strategi, administrasi, system, dan prosedur dalam bidang utama tersebut. Wewenang kebijakan khusus berada di tangan menteri berdasarkan kebijakan pada tingkat di atasnya. Hasinya dirumuskan dalam bentuk peraturan menteri, keputusan menteri dalam bidang pemerintahan yang

dipertanggungjawbkan kepadanya. Dalam keadaan tertentu menteri juga dapat mengeluarkan Surat Edaran Menteri.

4. Tingkat Penentuan Kebijakan Teknis Kebijakan teknis meliputi penggarisan dalam satu sektor dari bidang utama di atas dalam bentuk prosedur serta teknik untuk mengimplementasikan rencana, program, dan teknis ini terletas di tangan pimpinan eselon pertama departemen pemerintahan dan pimpinan lembaga-lembagan nondepartemen. Hasil penentuan kebijaksanaan dirumuskan dalam bentuk peraturan, keputusan atau intruksi pimpinan lembaga nondepartemen itu lazimnya merupakan pedoman pelaksanaan.

Politik dan Strategi Nasional

10

Di dalam tatalaksana pemerintahan, sekjen sebagai pembantu utama. Menteri bertugas mempersiapkan dan merumuskan kebijakan khusus Menteri dan Pimpinan Rumah Tangga Departemen. Selain itu, Inspektur Jenderal dalam suatu Departemen berkedudukan sebagai pembantu utama menteri dalam

penyelenggaraan, pengendalian departemen. Dia juga mempunyai wewenang untuk membantu mempersiapkan kebijakan khusus menteri.

5. Dua Macam Kekuasaan dalam Pembuatan Aturan di Daerah a. Wewenang penentuan pelaksanaan kebijakan pemerintah pusat di daerah terletak di tangan gubernur dalam kedudukannya sebagai wakil pemerintah pusat di daerah yuridiksinya masing-masing bagi daerah tingkat I wewenang berada di tangan Gubernur, sedangkan bagi daerah tingkat II di tangan Bupati atau Walikota. Perumusan hasil kebijaksanaan tersebut dikeluarkan dalam keputusan serta intruksi Bupati Gubernur atau Walikota untuk wilayah kabupaten atau kotamadya. b. Kepala daerah berwenang mengeluarkan kebijakan pemerintah daerah dengan persetujuan DPRD. Perumusan hasil kebijakan tersebut diterbitkan sebagai kebijakan daerah dalam bentuk peraturan daerah tingkat I atau II, keputusan dan instruksi kepala daerah tingkat I atau II. Menurut kebijakan yang berlaku sekarang, Jabatan Gubernur dan Bupati atau Walikota dan Kepala Daerah Tingkat I atau II disatukan dalam satu jabatan yang disebut Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I, Bupati/Kepala Daerah Tingkat II, atau Walikota/Kepala Daerah Tingkat II.

F. Politik Pembangunan Nasional dan Manajemen Nasional Politik pembangunan sebagai pedoman dalam pembangunan nasional memerlukan kepadun tata nilai, struktur, dan proses. Keterpaduan tersebut merupakan himpunan usaha untuk mencapai efisiensi, daya guna, dan hasil guna sebesar mungkin dalam penggunaan sumber daya dan dana nasional dalam rangka mewujudkan tujuan nasional. Karena itu diperlukan system manajemen nasional yang berfungsi memadukan penyelenggaraan siklus kegiatan perumusan,

Politik dan Strategi Nasional

11

pelaksanaan dan pengendalian pelaksanaan kebijaksanaan. System manajemen nasional memadukan seluruh upaya manajerial yang melibatkan pengambilan keputusan berkewenangan dalam rangka penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara untuk mewujudkan ketertiban nasional social, politik, dan administrasi.

1. Makna Pembangunan Nasional Pembangunan Nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia secara berkelanjutan dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta dengan memperhatikan tantangan perkembangan global. Pelaksanaannya mengacu pada kepribadian bangsa-bangsa dan nilai luhur yang universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera, maju, serta kukuh kekuatan moral dan etikanya. Tujuan pembangunan itu sendiri adalah sebagai usaha untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia. Adapun pelaksanaannya tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga merupakan tanggung jawab seluruh bangsa Indonesia. Keikutsertaan setiap warga negara dalam pembangunan nasional dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti mengikuti program wajib belajar, membayar pajak, melestarikan lingkungan hidup, menaati segala peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, menjaga ketertiban dan keamanan, dal lainlain. Pembangunan nasional mencakup hal-hal yang bersifat lahiriah dan batiniah yang selaras, serasi dan seimbang. Itulah sebabnya, pembangunan nasional bertujuan mewujudkan manusia dan msyarakay Indonesia yang seutuhnya, yakni sejahtera lahir dan batin. Pembangunan yang bersifat lahiriah dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan hajat hidup fisik manusia, misalnya sandang, pangan, perumahan, pabrik, gedung, perkantoran, pengairan, sarana, dan prasarana transportasi, olahraga, dan lain-lain. Sementara itu, contoh pembangunan yang bersifat batiniah adalah pembangunan sarana dan prasarana ibadah, rekreasi, hiburan, kesehatan, dan lain-lain.

Politik dan Strategi Nasional

12

2. Visi-Misi Pembangunan Nasional Visi dan Misi pembangunan nasional adalah pandangan terhadap berbagai tantangan persoalan kebangsaan dan kenegaraan lima tahun yang akan datang. Visi dan misi ini sepenuhnya berdasarkan apa yang sudah dicapai oleh pemerintahan sekarang. Dasar lainnya yang cukup penting adalah skala prioritas yang telah ditetapkan dalam RP JPN untuk periode 2010-2014, dimana disebutkan priorotasnya adalah memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang yang ditandai oleh peningkatan rasa aman dan damai, peningkatan kesadaran dan penegakan hokum, peningkatan kesejahteraan rakyat, dan peningkatan daya saing perekonomian serta pembangunan berkelanjutan. Adapun visi pembangunan nasional Indonesia : a) Terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang aman bersatu, rukun, dan damai. b) Terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang menjunjung tinggi hokum, kesetaraan, dan hak asasi manusia, serta c) Terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan kesempatan kerja dan peeenghidupan yang layak, serta memberikan pondasi yang kokoh bagi pembangunan yang berkelanjutan. Sedang kan Misi pembangunan nasional yang merupakan turunan dari visi tersebut adalah : a) Mewujudkan Indonesia yang aman dan damai b) Mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis, serta c) Mewujudkan Indonesia yang sejahtera

Di dalam mewujudkan visi dan menjalankan misi pembangunan nasional, ditempuh 2 strategi pokok pembangunan, yaitu : 1) Strategi penataan kembali Indonesia yang diarahkan pada system

ketatanegaraan yang dilandasi dengan berdirinya negara kebangsaan Indonesia, yang meliputi Pancasila, UUD 1945, tetap tegaknya NKRI, serta tetap berkembangnya pluralism dan keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika

Politik dan Strategi Nasional

13

2) Strategi pembangunan Indonesia yang diarahkan untuk membangun Indonesia di segala bidang merupakan perwujudan dari amanat yang tertera jelas dalam pembukaan UUD 1945. Strategi pembangunan pertama, dimaksudkan untuk mengembangkan system social politik yang tangguh sehingga system dan kelembagaan ketatanegaraan yang terbangun tahan menghadapi berbagai goncangan sebagai suatu system social politik yang berkelanjutan. Strategi ini bermaksud untuk membangun demokrasi yang dijiwaioleh pancasila yang mengandung elemen tanggung jawab disamping hak. Strategi pembangunan kedua, diarahkan pada dua sasaran pokok, yaitu pemenuhan hak dasar rakyat serta penciptaan landasan pembangunan yang kokoh.

3. Manajemen Nasional Manajemen nasional pada dasarnya merupakan sebuah system sehingga lebih tepat jika digunakan istilah system manajemen nasional layaknya sebuah system, pembahasannya bersifat komprehensif-strategis-integral. Orientasinya adalah pada penemuan dan pengenalan (identifikasi) factor-faktor strategis secara menyeluruh dan terpadu. Dengan demikian, system manajemen nasional dapat menjadi kerangka dasar, landasan, pedoman serta sarana bagi perkembangan proses pembelajaran ataupun penyempurnaan fungsi penyelenggaraan

pemerintahan yang bersifat umum ataupun untuk pembangunan. System manajemen nasional merupakan perpaduan antara nilai, struktur, dan proses untuk mencapai kehematan, daya guna, dan daya nasional demi mencapai tujuan nasional. Proses penyelenggaraan yang serasi dan terpadu meliputi siklus kegiatan perumusan kebijaksanaan, pelaksanaan kebijaksanaan, dan penilaian hasil kebijaksanaan terhadap berbagai kebijaksanaan nasional. Secara lebih sederhana dapat dikatakan bahwa sebuah system sekurang-kurangnya harus dapat menjelaskan unsure, struktur, proses, fungssi, serta lingkungan yang mempengaruhinya.

Politik dan Strategi Nasional

14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Sistem politik menyangkut proses penentuan tujuan negara dan cara melaksanakannya. Hal-hal yang diicarakan dalam politik meliputi negara, kesatuan, pengambilan keputusan, kebijakan, dan distribusi atau alokasi sumber daya. Secara sederhana unsur-unsur utama sistem manajemen nasional bidang ketatanegaraan meliputi Negara sebagai organisasi kekuasaan Bangsa Indonesia sebagai unsur pemilik negara Pemerintah sebagai unsur manajer atau penguasa Masyarakat adalah unsur penunjang dan pemakai

B. Saran Dalam penyusunan makalah ini, referensi yang digunakan masih tidak terlalu bervariasi sehingga informasi yang didapatkan tidak begitu beragam. Oleh karena itu, penelusuran referensi terbaru perlu dilakukan agar informasi yang diperoleh lebih actual.

Politik dan Strategi Nasional

15

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahab, S. 2000. Desentralisasi dan Pembangunan untuk Rakyat Miskin. PPS UB : Malang. Azra, Azyumardi. 2003. Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani. Prenada Media : Jakarta. --------------. 2004. Himpunan Perundang-undangan. Undang-undang no. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). FokusMedia : Jakarta. Basrie, Chaidir. 2005. Politik Nasional dan Strategi Nasional Perwujudannya dalam Perencanaan Berbangsa dan Bernegara. Dirjendikti, makalah SUSCADOS Angkatan I 2005. Jakarta. Mansoer, Handan, dkk. 2001. Jakarta. Soeminarno, Slamet. 2005. Geopolitik Indonesia. Dirjendikti, makalah Pendidikan Kewarganegaraan. Gramedia :

SUSCADOS Angkatan I 2005. Jakarta.

Politik dan Strategi Nasional

16

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr.Wb.

Puji syukur atas karunia dan nikmat Allah SWT. Yang Maha Pengasih dan Penyayang atas karunia yang tiada taranya kepada kami, sehingga makalah ini dapat kami selesaikan. Salawat dan salam senantiasa diperuntukkan kepada Rasulullah SAW. Makalah ini merupakan salah satu syarat untuk mengikuti kuliah Mata Kuliah Umum PKn di Universitas Hasanuddin. Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik berkat peran serta dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya. Namun terlepas dari itu, kami sangat menyadari adanya kekurangan. Semua itu tidak terlepas dari keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan terlebih bagi penulis sendiri. Kritik dan saran untuk kesempurnaan isi selanjutnya sangat kami harapkan. Terima kasih.

Wassalamu Alaikum Wr.Wb.

Makassar, 7 Maret 2012

Penulis (Kelompok V)

Politik dan Strategi Nasional

17

DAFTAR ISI

Halaman Sampul Kata Pengantar Daftar Isi

...i ..ii

iii ..1 ..2 ..2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penulisan BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Politik dan Sistem Politik ..3 B. Unsur-Unsur dalam Politik ..5 ..6 10 C. Politik dan Strategi Nasional ..............6 D. Penyusunan Politik dan Strategi Nasional E. Stratifikasi Politik Nasional ..8 F. Politik Pembangunan Nasional dan Manajemen Nasional BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 14 15 B. Saran 14 Daftar Pustaka

Politik dan Strategi Nasional

Anda mungkin juga menyukai

  • Dalil2 Zakat
    Dalil2 Zakat
    Dokumen14 halaman
    Dalil2 Zakat
    Muhammad Astra Ridho
    Belum ada peringkat
  • Identitas Nasional
    Identitas Nasional
    Dokumen1 halaman
    Identitas Nasional
    Muhammad Astra Ridho
    Belum ada peringkat
  • PBL 1
    PBL 1
    Dokumen5 halaman
    PBL 1
    Muhammad Astra Ridho
    Belum ada peringkat
  • PBL 1
    PBL 1
    Dokumen5 halaman
    PBL 1
    Muhammad Astra Ridho
    Belum ada peringkat