Anda di halaman 1dari 5

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Setiap makhluk hidup terdedah pada berbegai factor lingkungan abiotik yang slalu berubah- ubah abaik dalam skala ruang ( bervariasi di setiap tempat) maupun skala waktu ( fruktusi ). Oleh sebab itu, makhluk hidup harus mengadaptasikan didirnya untuk menghadapi factor lingkungan tersebut. Namun, demikian makhluk hidup , khususnya pada hewan tidak mungkin hidup pada masing- masing kisaran toleransi pada semua factor lingkungan.

2. Rumusan Masalah a. Bagaimana pengaruh faktor suhu terhadap pola sebaran individu ikan gatul dalam berbagai fase (jouvenil, dewasa non-gravit, dan gravit)? b. Bagaimana kondisi preferendum dari ikan gatul (Poecilia reticulata) dalam berbagai fase? c. Apakah aklimasi berpengaruh terhadap preferendum?

3. Tujuan Kegiatan praktikum ini bertujuan untuk: Mengetahui efek membatasi dari kondisi faktor suhu terhadap sebaran individu ikan gatul pada berbagai fase (jouvenil, dewasa non-gravit, dan gravit) Mengetahui kondisi preferendum dari spesies ikan gatul (Poecilia reticulata) Menngetahui ada tidaknya pengaruh aklimasi terhadap efek membatasi dan preferendum dari ikan gatul (Poecilia reticulata)

B. DASAR TEORI Setiap makhluk hidup tidak ada satu pun yang dapat hidup diberbagai tempat dengan berbagai kondisi. Setiap jenis hewan memiliki kisaran toleansi tertentu terhadap kondisi factor lingkungan abiotiknya. Dalan kondisi factor yang memiliki tolerir, hewan menunjukkan preferensi terhadap suatu kisaran kondisi yang paling cocok baginya di kenal sebagai preferendum. Apabila suatu jenis hewan yang selalu bergerek/berpindah dihadapkan pada suatu gradien factor lingkungan, berupa seurutrn kondisi yang berbeda-beda, maka hewan tersebut akan bergerak menuju kondisi yang paling cocok baginya. Apabila jenis hewan tersebut terdiri dari banyak individu, maka jumlah yang terbanyak di daerah kondisi suhu yang merupakan preferendumnya. Preferendum suatu jenis hewan terhadap suatu factor lingkungan tertentu di habitat alaminya sukar di tentukan. Terkonsentrasinya individu- individu hewan disuatu tempat, merupakan suatu respon terhadap kondisi yang relatife baik, hal ini disebabkan karena sumberdaya makanan di tempat tersebut paling baik dibandingkan dengan tempat lain. Serta kemungkinan tempat tersebut aman dari jangkauan predator. Dalam lingkungan alaminya hewan selalu dihadapkan pada beranekaragam factor yang beroperasi secara simultan,termasuk dalam factor lingkungan abiotiknya. Di habitat alaminya, suatu hewan mungkin saja tidak mendatangi tempat dengan kondisi dan sumberdaya yang baik baginya. Semata- mata karena kehadiran predator ataupun pesaingnya. Sehubungan dengan banyak faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kehidupan hewan, maka untuk mengetahui adanya kisaran preferendum hewan terhadap suatu factor lingkungan biasanya dilakukan di laboratorium yang kondisi faktor faktor lainnya dapat di control. Keberhasilan suatu makhluk hidup atau suatu kelompok makhluk hidup pada kondisi tertentu harus ada bahan penting dan untuk pertumbuhan dan reproduksi.

Keperluan akan bahan penting tersebut tergantung pada spesies dan pada situasi. Pada kondisi yang sesuai bahan yang penting tersebut mendekati jumlah rawan dalam arti menipis., maka bahan tersebut akan cenderung menjadi bahan yang membatasi. (odum,1971). Pada suhu yang tinggi akanterjadi aestivasi yaitu keadaan bahwa makhluk hidup tidak active karena suhu tinggi sebelum kematian tiba. Mungkin tanpa terjadi dormansi ,jadi secara normal akan terjadi zone stress fisiologik sebelum batas toleransi dicapai, agar dapat hidup dilingkungan tertentu maka suatu makhluk hidup harus dapat hidup, tumbuh dan dapat melakukan reproduksi. Hukum minimum Liebig merupakan suatua alat suatu alat konseptual pada utama bagi para ahli ekologik. Hukun minimum Leibig dinyatakan sebagai berikut : Tagihan suatu spesies akan terkendalikan oleh factor lingkungan dengan kisaran adaptabilitas yang paling sempit.( Batholomew, 1958). SUHU LETAL 0

Sumber :Dasar-dasar ekologi hewan,1993.

BAB III METODOLOGI

3.1

Rancangan penelitian

Pengamatan ini menggunakan metode RAK yang diulang 5 kali (sumber keragaman yang berasal dari ulangan). 3.2 Waktu dan tempat

Percobaan ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 28 Februari 2012 jam ke7 sampai jam ke-10 atau pukul 13.30 17.00 WIB, bertempat di Laboratorium Ekologi (Bio 109) FMIPA Universitas Negeri Malang. 3.3 Populasi dan sampel

Percobaan ini menggunakan populasi ikan gatul (Poecilia reticulata) dengan beberapa fase yaitu fase awal atau stadium juvenil, dewasa non gravid, dan dewasa gravid. Ikan gatul dengan beberapa fase tersebut diperoleh dari beberapa kolam dan sumber mata air, yakni :kolam biologi, sungai belakang gedung GLB, kolam sekolah autis UM dan sungai di daerah sulfat. Sampel pada masing-masing fase ikan gatul diambil 10 ekor ikan gatul . Contohnya pada ikan gatul dewasafase gravid diambil masing masing 10 kemudian diaklimasi dalam suhu 9 C, 25 C, dan 30 C.

3.4

Prosedur kerja

Prosedur kerja percobaan ini secara beruntut, sebagai berikut : 1. Dua hari atau Satu hari sebelum percobaan, setiap kelompok mengumpulkan ikan gatul sebanyak minimal 60 ekor,untuk setiap fase atau stadium (juvenil, dewasa non gravid, dan dewasa gravid).

2. Pada setiap fase kemudian diklimasi pada suhu 9 C, 25C, dan 30 C. Aklimasi minimal 1x24 jam. 3. Menyiapkan kompartemen lalu diisi air dari kran atau ledeng 1/3 dari volume kompartemen. Mengupayakan agar air tidak tumpah. 4. Mengaitkan 10 termometer batang pada masing-masing tiang

kompartemen.Mengikatnya dengan karet . 5. Pada ujung kanan kompartemen dipanaskan dengan menggunakan kompor spirtus sedangkan sisi kirinya diberi bongkahan es batu. Oleh sebab itu, suhu pada setiap kompartemen akan bergradasi dari suhu yang paling rendah pada kompartemen yang diisi dengan es batu sampai suhu yang paling tinggi pada kompartemen ujung yang lain yang dibawahnya dipanasi dengan nyala api. 6. Pada sisi kanan daerah kompartemen yang dipanaskan,Diusahakan suhu tidak melebihi 35 C, dengan cara mematikan api atau menjauhkan api dari kompartemen . 7. Setelah suhu pada kompartemen bergradasi, memasukkan satu fase ikan gatul (misal fase gravit ) sebanyak 10 ekor yang telah diaklimasi pada suhu 9 C, 25C, dan 30 C. Kemudian mendiamkan beberapa saat (5-10 menit) sampai ikan tenang. Setelah tenang barulah dimulai pengamatan untuk pengambilan data. Mengusahakan agar situasi dan kondisi tenang agar ikan tidak terganggu.

Anda mungkin juga menyukai