Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ASTHMA BRONKHIALE

OLEH ANASTHASIA SERUNI NIM 200602066

PROGRAM STUDI S 1 KEPERAWATAN STIKES KATOLIK ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA 2008

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ASTHMA BRONKHIALE A. Definisi. 1. Asthma adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami penyempitan reversible karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan (http://id.wikipedia.org/wiki/Asma,) 2. Asthma adalah suatu gangguan pada saluran bronkhial dg ciri bronkhospasme periodik, yg diakibatkan oleh factor biokimia, endokrin, infeksi, otonomik dan psikologi (Somantri Irman,2008 : 43) 3. Asthma adalah suatu penyakit dengan cirri meningkatnya respons trachea dan bronchus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yg luas dan derajatnya dapat berubah ubah secara spontan maupun sebagai hasil pengobatan ( Muttaqin Arif, 2008 : 172 ) B. Klasifikasi. 1. Asthma Alergik/ ektrinsik. Adalah asthma yg disebabkan oleh allergen tertentu( seperti bulu binatang, debu, kutu, tepung sari , makanan, ketombe dan lain- lain.. Alergen yang paling umum adalah allergen yang penyebarannya melalui udara ( airborne ) dan allergen yang muncul secara musiman. Umumnya dimulai sejak kanak- kanak. 2. Asthma Non Alergik /Idiopathik/ Intrinsik. Adalah jenis asthma yg tidak berhubungan secara langsung dg allergen spesifik, biasanya timbul akibat dari influenza, infeksi saluran nafas atas, aktifitas, emosi, polusi lingkungan dan agen farmakologi seperti antagonis beta adrenergic dan agen sulfite ( penyedap makanan ). Biasanya dimulai pada saat usia dewasa ( 35 tahun ) 3. Asthma campuran ( mixed asthma ) Merupakan bentuk asthma yang mempunyai karakteristik dari bentuk alergi maupun non alergi (Somantri Irman,2008 : 43 dan Smeltzer, Suzanne C, 2002 :610) C. Faktor Pencetus Faktor factor yang dapat menimbulkan serangan asthma bronkhiale adalah: 1. Alergen. Adalah zat zat tertentu yg bila diisap atau dimakan dapat menimbulkan serangan asthma misalnya debu rumah, tungau, spora jamur, bulu binatang,beberapa makanan laut.

2. Iritan seperti asap, bau- bauan ( polusi ) Klien asthma sangat peka terhadap udara berdebu,asap pabrik / kendaraan, asap rokok asap yg mengandung hasil pembakaran dan oksida fotokemikal serta bau yang tajam. 3. Infeksi saluran nafas Infeksi saluran pernafasan yang terutama disebabkan oleh virus. Virus influenza merupakan salah satu factor pencetus yg paling sering menimbulkan serangan asthma 4. Tekanan jiwa ( emosi ) Merupakan factor yg berperan mencetuskan serangan asthma terutama pada orang yang kepribadiannya agak labil. 5. Aktifitas fisik yang berlebihan. Serangan asthma sering timbul pada mereka yg telah mempunyai riwayat asthma dan melakukan aktifitas yg memberatkan. 6. Obat obatan. Seseorang yang tidak tahan terhadap obat tertentu (alergi) bisa mendapat serangan sesak bila mengkonsumsi obat tersebut. Obat yg sering berhubungan dengan induksi fase akut asthma adalah aspirin, bahan pewarna seperti tartazin, antagonis beta adrenergic dan bahan sulfat. 7. Perubahan cuaca yang ekstrem 8. Lingkungan kerja D. 1. nafas paradoksus. Gambaran subyektif Klien mengeluh sukar bernafas,sesak dan anoreksia. Gambaran psikososial Cemas, takut, mudah tersinggung dan kurangnya pengetahuan terhadap situasi penyakitnya. Fase ekspirasi yang memanjang disertai dengan wheezing diapeks dan hilus. Sanosis, tachycardia , gelisah dan pulsus Penentuan Diagnosa Manifestasi klinis. Gambaran obyektif . Sesak memanjang disertai wheezing. Dapat pula disertai batuk dengan sputum kental dan sulit dikeluarkan Bernafas dengan menggunakan otot bantu nafas parah dengan exspirasi

2. a.

Pemeriksaan Diagnostik Thorax foto thorax foto klien asma adalah normal diluar Pada umumnya pemeriksaan

serangan , saat serangan akan terdeteksi hyperinflasi dan pendataran diafragma serta bronkhospasme. Pemeriksaan thorak foto dilakukan bila ada kecurigaan terhadap proses patologik diparu atau komplikasi asma seperti pneumothoraks, pneumomediastinum, atelektasis pembesaran jantung.. b. obstruksi jalan nafas. Hasil tes fungsi paru diluar serangan biasanya normal, sedangkan selama serangan akut dapat dideteksi peningkatan kapasitas paru total ( TLC),Volume residual Fungsional ( FRV) sekunder terhadap terjebaknya udara. FEV dan kapasitas vital kuat ( FVC) sangat menurun. FEV1 < 75 %, PEFR < 120 L/ mnt. c. 1) Laboratorium : Analisa gas darah mendeteksi Pa O2,Pa CO2, Sa O2 dan PH Pada klien asma didapatkan hypoksik saat serangan akut. Awalnya terdapat hypokapnea dan alkalosis respiratory dan tekanan parsialCO2 ( PCO2 ) yang rendah, tapi dengan berlangsungnya waktu klien menjadi sangat letih PCO2 dapat meningkat. 2) 3) d. Ig E dan Eosinofil meningkat pada asthma alergi. Sputum Pemeriksaan Kristal Charcot- Leyden, Spiral Test sensitivitas kulit thd ekstrak allergen Test Fungsi paru unuk mendeteksi

Curshmann + pada asma alergi, dengan menggunakan berbagai bahan allergen dapat membantu untuk menentukan etiologi pada asthma atopik. e. Test Provokasi Bronkhus. Untuk memeriksa derajat peningkatan kepekaan bronchus ( hyperresponsive ness dengan bahan allergen, kimia ( histamine atau metakolin ) E. Penatalaksanaan Prinsip penatalaksanaan asthma bronkhial ((Somantri Irman,2008 : 43 dan Smeltzer, Suzanne C, 2002 :614): 1. Pemberian bronchodilator yaitu dengan agonis beta ( metaproterenol, tarbutalin, albuterol) dan kortikosteroid 2. Pemberian oksigen. 4. Pemberian cairan perperentral

5. Mencari factor penyebab setelah serangan reda.

F. Komplikasi 1. Status Asthmatikus 2. Emphysema. 3. G. WOC Pencetus serangan: Allergen, emosi / stress, obat-obatan, infeksi, Gagal nafas (asma yg berat dan persisten, yang tidak berhasil dengan pengobatan konvensional.

Reaksi Antigen- antibody

Dikeluarkannya substansi vasoaktifamin: Histamine, bradikinin, aanafilaktosis

Kontraksi otot polos bronkhus

Permeabilittas kapiler meningkat

Sekresi mucus meningkat

Bronkhospasme

Kontraksi otot polos Edema mukosa Hypersekresi Obstruksi saluran nafas

Produksi mucus bertambah

D P. Bersihan jalan nafas tidak efektif

D.P: Resiko nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

Hypoventilasi, Distribusi , ventilasi tak merata dengan sirkulasi darah paru

D. P Kerusakan Pertukaran gas Hypoksemia, hyperknapnia

D.P Cemas

D. P Kurang pengetahuan

H. 1.

Pengkajian Data Fokus. Anamnesa : a. 1) Usia : Usia anak anak lebih cendrung type asthma extrinsic / aergika / atopik / immunologic. Usia dewasa lebih cenderung asthma intrinsic / idiopathic/ non alergika. 2) Jenis kelamin. Pada beberapa penelitian dikatakan bahwa prbandingan terserang asthma pada anak laki- laki dengan perempuan adalah 1,5 :1 dan 3,3 :1 3) Alamat berkaitan dengan tempat tinggal klien apakah berhubungan dengan paparan polusi 4) Pekerjaan : berkaitan dengan pekerjaan yang menegangkan, cenderung terpapar bahan polutan seperti gas ammonia,asam klorida, sulfur dioksida,plastic, cat debu tekstil dan detergen sering menimbulkan serangan asma ( occupational asthma) b. Keluhan : Batuk, dispnea dan mengi. c. hidung. 2) Riwayat alergi terhadap obat, makanan/ minuman, tepung sari, debu, bulu binatang 3) Riwayat penanganan yg dilakukan untuk mengatasi sesak : pemakaian oksigen, pemakaian obat secara inhalasi seperti natrium kromolin. Riwayat Penyakit Dahulu. 1) Riwayat infeksi saluran nafas atas, sakit tenggorokan, amandel, sinusitis, polip daerah tersebut Identitas Klien : Umur,jenis kelamin, pekerjaan , alamat

d.

Riwayat penyakit sekarang. Awal dirasakan serangan sesak yang hebat dan mendadak, kemudian diikuti wheezing, batuk , penggunaan otot bantu nafas.

e.

Data Psiko social spiritual : 1) Respons klien thd kondisinya : cemas. Kecemasan dan koping yang tidak efektif sering didapatkan pada klien asma bronkhial. Kecemasan yg timbul terkait dengan ancaman dari kondisi yang dialami yaitu situasi krisis akibat kesulitan bernafas juga terhambatnya karir karena sering kambuh. 2) Pemahaman klien tentang kondisinya : proses penyakit, penanganan dan pencegahan kekambuhan. Akibat dari keterbatasan informasi menyebabkan klien

kurang memahami kondisinya, sehingga berakibat kurang memahami cara mencegah kekambuhan.

3) Interaksi sosial klien Ketegangan situasi dalam kehidupan sehari hari merupakan faktor predisposisi kekambuhan . Akibat dari adanya kekambuhan terjadinya keterbatasan interaksi social klien. f. Kebutuhan dasar 1) Nutrisi : Jumlah minum perhari jumlah minum yg kurang merupakan predisposisi terbentuknya sputum yg kental dan liat sehingga sulit dikeluarkan. Nafsu makan : mual, muntah, anorexia sering didapatkan akibat dari produksi sputum yang banyak dan sesak nafas yg dialami. 2) Aktivitas : kelelahan fisik pemicu terjadinya serangan asthma. 3) Istirahat : Tidur menggunakan beberapa buah bantal , untuk memungkinkan posisi tidur semi fowler, atau posisi duduk dengan merangkul bantal sehingga memudahkan bernafas. 4) Eliminasi. Eliminasi miksi, berkurangnya frekwensi berkemih disebabkan karena banyak berkeringat akibat peningkatan usaha bernafas. Eliminasi defekasi harus diusahakan bisa tiap hari , untuk mengurangi terjadinya konstipasi. Mengejan saat defekasi dalam mengatasi konstipasi tekanan intra abdominal sehingga memicu serangan sesak. 2. a. b. Pemeriksaan Fisik. Keadaan umum klien, ekspresi wajah,, tinggi badan , berat badan B 1 = Breath. = system pernafasan Suara nafas terdengar wheezing dgn fase exspirasi lebih panjang dari inspirasi. terdengar ronkhi bila telah terjadi penumpukan sekret dalam saluran nafas Frekwensi nafas : cepat ( takhipnea ) pola nafas : pendek tersengal sengal, pernafasan cuping hidung meningkatkan asma berulang menyebabkan

dan menggunakan otot bantu nafas : musculus sternocleidomastoideus pada pernafasan yang sangat sesak. nafas expansi paru : pengembangan paru biasanya tidak maksimal retraksi intercostalis space : didapatkan retraksi berat pada sesak

tanda sianosis perifer yaitu pada ujung jari tangan/ kaki, dan batuk dan pengeluaran sekret / sputum. Pada awal serangan pemakaian oksigen. Sputum dapat jernih atau berbusa ( asma alergik), kental dan

sianosis sentral pada mukosa bibir, sputum kental dan sulit dikeluarkan.

putih( non alergik) dan berserabut ( non alergik)

c.

B 2 = Blood = system hemodinamik. saluran nafas ), bernafas sesak berkurang. dalam kondisi perfusi yg jelek yang jelek melalui mulut pada kondisi sesak. Pemberian cairan perparentral untuk mencegah kekurangan cairan akibat peningkatan proses penguapan ( IWL ), lokasi pemasangan infuse sering mengalami pembengkakan / phlebitis akibat dari pemakaian obat melalui intravena d. B3= Brain ( system t neurologi ) Gelisah, somnolent menandakan distribusi oksigen keotak tidak mencukupi e. B4 = Bladder( system urinaria / perkemihan ) Kondisi kandung kemih, kemampuan berkemih , produksi urine f. B5 = Bowel (system Gastrointestinal ) Nyeri tekan epigastrium dikaji terkait dengan penggunaan obat kortikosteroid yang memungkinkan terjadi tukak lambung, juga karena faktor stress. Kebutuhan defekasi harus terpenuhi setiap hari untuk menghindari konstipasi yang juga dapat memicu serangan asma.. g. B6 = Bone ( system musculoskeletal ) Kelemahan otot pernafasan akibat kelelahan untuk bernafas. 3. Pemeriksaan Penunjang medis. Mukosa bibir kering karena pernafasan Akral lembab , dingin dan pucat perfusi Capillary refill time lebih dari 2 detik Tekanan darah hypertensi ( akibat peningkatan usaha bernafas ) dan akan berangsur- angsur kembali normal bila Berkeringat karena peningkatan usaha Denyut nadi : takhicardia, kecil dan lemah Suhu tubuh : Hypertermia ( akibat infeksi

a. Kaji hasil pemeriksaan laboratorium : 1) Darah lengkap Hb ( anemia ), Leukosit, LED ( infeksi ) eosinophil ( alergi ) 2) Analisa gas darah PH, Pa O2,Pa Co2, Sa O2 untuk mendeteksi apakah klien mengalami asidosis respiratory atau alkalosis respiratory 3) Sputum kadar eosinofil meningkat pada asthma alergik 4) Ig E meningkat pada asthma alergik b. Hasil pemeriksaan thorak foto saat serangan akan terdeteksi hyperinflasi paru dan pendataran diafragma serta bronkhospasme

c. Test Fungsi paru selama serangan akut dapat dideteksi peningkatan kapasitas paru total (TLC),Volume residual Fungsional ( FRV) sekunder terhadap terjebaknya udara. FEV dan Kapasitas Vital Kuat ( FVC) sangat menurun. FEV1 < 75 %, PEFR < 120 L/ mnt. F . Alternatif diagnosa keperawatan. 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif. b.d bronkhospasme, peningkatan produksi sputum 2. Kerusakan pertukaran gas b.d ketidak seimbangan ventilasi - perfusi 3. Cemas b.d kesulitan bernafas 4. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anorexia, peningkatan insensible water loss. 5. Kurang pengetahuan b.d terbatasnya informasi. Intervensi dan Rasional. (Barbara C Long, Carpenito, Lynda Juall, Doenges, Marilyn E, Engram, Barbara dan Smeltzer, Suzanne) D.P Inntervensi Rasional

1. Bersihan jalan nafastidak efektif Tujuan: Pencapaian klierens jalan nafas. Kriteria : Suara nafas vesikuler. Frekwensi nafas 16- 20 x/ mnt Tidak ada tanda sianosis diujung jari / bibir

1.Kolaborasi dalam pemberian - Antibiotika,.Mukolitik - nebulizer -

2.Lakukan drainase postural dgn : vibrasi, perkusi, nafas dalam & batuk efektif 2. Menggunakan gaya gravitasi untuk membantu membangkitkan 3. Berikan minum 6-8 gelas sekresi shg sekresi lebih mudah perhari kcuali kalau dibatukkan atau diisap terdapat kor pulmonal 3. Hidrasi sistemik menjaga sekresi 4. Observasi suara nafas, tetap lembab dan memudahkan pengeluaran sekret untuk pengeluaran.

Antibiotika membunuh kuman penyebab infeksi. Mukolitik mengencerkan lendir Nebulizer : melembabkan secret shg mudah dikeluarkan

4. Pengeluaran sekret dan suara nafas vesikuler menandakan adanya pembersihan jalan nafas

2.Kerusakan 1.Berikan bronchodilator pertukaran gas b.d sesuai yg ditentukan ketidak seimbangan ventilasi perfusi 2. Berikan oksigen dgn Tujuan : metoda yg diharuskan Perbaikan dalam pertukaran gas Kriteria : Hasil analisa gas darah dalam batas normal Tidak didapatkan tanda hypoksia : somnolen, gelisah, takhicardia, sianosis

1. Bronkhodilator mendilatasi jalan nafas dan membantu melawan oedema mukosa bronchial dan spasmemuskuler 2. Oksigen memperbaiki hypoksia, diperlukan observasi yg cermat,thd aliran dan prosentase pemberian dan efeknya pada pasien.

3. Deteksi adequate / tidaknya 3. Lakukan saturasi oksigen , pemberian oksigen periksakan analisa gas darah sesuai pesanan 4. Teknik ini memperbaiki 4.Motivasi klien untuk ventilasi dgn membuka jalan nafas dan membersihkanjalan nafas dari pernafasan diafragmatik dan sputum batuk yg efektif 5. Deteksi adequatnya distribusi 5. Observasi tanda hypoksia: oksigen dalam tubuh. gelisah, somnolen, sianosis ,takhicardia

1. Pemberian informasi yg benar, 1. Jelaskan tentang meningkatkan pemahaman klien kondisinya serta akan kondisinya dan mengurangi 3. Cemas. penanganan yang telah rasa cemas. Tujuan : Klien dilakukan bisa menerima 2. Kecemasan mempengaruhi kondisinya dan 2. Jelaskan dampak cemas semua fungsi organ tubuh, berprilaku terhadap kondisinya menimbulkan bronkhokontriksi konstruktif dalam sehingga akan mempeberat penanganan sesaknya. dirinya. Kriteria : 3. Keluarga merupakan support Klien 3 Libatkan keluarga system yg paling baik dan mengungkapmendampingi klien meningkatkan keberhasilan kan memahami

kedaannya dan akan menangani sampai tuntas. Klien kooperatif

tindakan 4. Deteksi tingkat kecemasan klien 4.Observasi respons klien . thd kondisinya 1. Lakukan oral hygiene 1.Mengurangi rasa mual akibat pengeluaran secret yg berlebihan. 2. Mengganti cairan tubuh yg hilang akibat penguapan, mempertahankan status cairan tubuh. Pencatatan jumlah minum dapat mendeteksi dgn tepat jumlah intake berkaitan dengan balance cairan. 3. Diet Tinggi kalori berguna untuk pembentukan tenaga, tinggi Protein untuk penggantian sel yang rusak. 4. deteksi kecukupan nutrisi dan status cairan tubuh.

4.Resiko nutrisi kurang dari 2. Berikan intake peroral dan kebutuhan tubuh. catat jumlah minum, serta berikan cairan perparentral Tujuan : Nutrisi sesuai ketentuan yang adequate dapat 3. Berikan diet TKTP sesuai dipertahankan. ketentuan

4. Observasi porsi makan, turgor kulit, intake dan out Kriteria Porsi makan put tiap 8 jam Timbang BB bila kondisi cukup .Turgor kulit memungkinkan. elastis. Intake dan out put seimbang Tidak terjadi penurunan BB 5.Kurang 1. Jelaskan kondisi yang pengetahuan b.d dialami, factor pencetus terbatasnya dan penanganan yg perlu informasi. dilakukan Tujuan : 2. Jelaskan hal hal yang Klien memahami perlu dihindari untuk kondisinya mencegah kekambuhan setelah mendapat penjelasan minimal 2x 3. Libatkan keluarga dalam Kriteria: perawatan klien Klien bisa menjelaskan kembali tentang penyakit yang dialami dan 4. Observasi pemahaman dan perilaku klien penanganannya . Klien kooperatif terhadap tindakan perawatan yang diberikan.

1. Pemberian informasi meningkatkan pemahaman klien ttg kondisinya serta usaha penanganan untuk mencegah kekambuhan. 2. Pengetahuan klien yg memadai memungkinkan kerjasama klien dalam perawatan dirinya 3. Keluarga merupakan support system yang baik untuk mempercepat pemulihan kondisi klien. 4. Deteksi kesamaan persepsi dan kerjasama klien untuk tindakan perawatan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA Barbara C Long( 1989). Perawatan Medikal Bedah. ( 1996 ) alih bahasa Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Bandung, Bandung :YPAK Pejajaran Bandung. Carpenito, Lynda Juall.(1999) Diagnosa Keperawatan.(2001) alih bahasa Monica Ester.Jakarta : EGC Chandrasoma, Parakrama (1994).Patologi Anatomi .( 2005) alih bahasa Dewi Asih. Jakarta : EGC Doenges, Marilyn E.( 1984) Rencana Asuhan Keperawatan ( 2001) alih bahasa Monica Ester Jakarta : EGC Engram, Barbara (1993) Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah (1999) alih bahasa Suharyati Samba. Jakarta : EGC Guyton, Arthur.C.(1982) Fisiologi Manusia (1996) alih bahasa Petrus Adrianto. Jakarta : EGC Muttaqin Arif (2008).Asuhan Keperawatan Pernafasan,Jakarta: Salemba Medika Klien Dengan Gangguan Sistem

Price Sylvia A (1984) Pathofisiolgi (2002 ) alih bahasa Adji Dharma Jakarta: EGC Priharjo ,Robert.(2007)Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta : EGC Smeltzer, Suzanne C.(1996) Keperawatan Medikal Bedah.(2002) alih bahasa Monica Ester. Jakarta : EGC Somantri, Irman( 2008 )Asuhan Keperawatan Pasien Dgn Gangguan System Pernafasan. Jakarta : Salemba Medika

LAPORAN KASUS KLIEN DENGAN ASTHMA BRONKHIALE I. Identitas klien Nama Umur Alamat Datang ke UGD No. RM Diagnosa medis II. Keluhan utama : Ny M : 62 tahun : Sby : 19-12-08 jam 08.12 : 08121599 : Asthma Attack : Nafas sesak

Pengkajian di ambil : 19-12-08 jam 08.15

III. Riwayat penyakit sekarang : nafas agak berat hilang timbul sejak tgl 15-12-08, batuk terutama malam hari keluar lender, tgl 16-12-08 ke dokter THT mendapat terapi obat batuk dan antibiotika, belum ada perubahan, tgl 19-12-08 jam 02.00 nafas tambah sesak, berat, batuk semakin keras, tidak bias tidur, jam 07.00 berangkat ke UGD RSK, tiba di UGD jam 08.12. IV. Riwayat penyakit dahulu - Pernah MRS sakit Asthma thn 1998, setelah itu tidak pernah serangan - Hypertensi sejak 10 thn yang lalu, control rutin ke dokter penyakit dalam, minum obat Telvas V. Riwayat alergi : tidak ada VI. Pemeriksaan fisik :

1. Keadaan umum : lemah, sesak, Tensi : 163/69, Nadi : 105x/mnt, Suhu 36,5 RR : 28x/mnt. 2. B1 (Breath) : Pernafasan cuping hidung, Ronchi +/+, Whezing +/+, penggunaan otot bantu nafas tambahan +, batuk keras, produksi sputum + kental, warna putih, tidak bau. Bentuk dada normal, pengembanan paru simetris. Masalah keperawatan : Bersihan jalan nafas tidak efektif 3. B2 (Blood) : Suara jantung S1 S2 tunggal di ICS 4-5 sub clavikula sinistra., irama jantung teratur, tidak ada nyeri dada, tidak ada oedema. Akral agak dingin (keringat), CRT < 3 dtk. Masalah keperawatan : tidak ada

4. B3 (Brain) : Kesadaran composmentis, GCS : 4-5-6, pupil isokor reaksi +/+.Tidak ada gangguan penciuman, tidak ada gangguan pendengaran. Masalah keperawatan : tidak ada 5. B4 (Bladder) : Tidak ada distensi kandung kemih, tidak ada keluhan nyeri saat BAK Masalah keperawatan : tidak ada 6. B5 (Bowel) : Abdomen supel, bising usus 8x/mnt, tidak ada keluhan mual/ muntah Masalah keperawatan : tidak ada 7. B6 (Bone) and Skin : Kekuatan otot maksimal, kulit tidak cyanosis, tidak pucat. Masalah keperawatan : tidak ada Data penunjang : saat di kaji klien baru di periksa SpO2, hasilnya : 94% Penatalaksanaan dan terapi : saat di kaji klien memakai O2 masker 5 lpm. VII. Masalah keperawatan : Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d bronchospasme yang di tandai dengan : - Klien mengungkapkan nafas sesak/ berat - Klien tampak sesak, SpO2 94% - Pernafasan cuping hidung, RR 28x/mnt - Ronchi +/+, Whezing +/+ - Penggunaan otot Bantu nafas tambahan + Tujuan : jalan nafas kembali efektif setelah di lakukan tindakan perawatan 2 jam, dengan kriteria : - Sesak berkurang / hilang - Klien tampak tenang, nafas tidak berat - RR : 16-20x/mnt, SpO2 99-100% - Ronchi berkurang, Whezing -/Intervensi : 1. Berikan posisi tidur setengah duduk 2. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian : - Oksigen

- Nebulizer - Injeksi Indekson - Injeksi Aminophyllin 3. Lakukan fisioterapi nafas : - Clapping - Ajarkan batuk efektif 4. Observasi 2 jam setelah tindakan : - Keadaan umum - Keluhan sesak, mual - TTV (Tensi, Nadi, RR frekuensi, irama, kedalaman, suara nafas tambahan dan penggunaan otot Bantu nafas tambahan)

Implementasi : Jam 08.20 : - membantu klien untuk berbaring di tempat tidur dan mengatur posisi setengah duduk - memberi oksigen masker 5 lpm Jam 08.30 : - Memberikan Nebulizer dengan Combivent 1 fls dan PZ 2 cc - Memberikan injeksi Indekson 1 amp IV - Melakukan clapping pada dada dan punggung - Mengajarkan batuk efektif dengan cara menarik nafas dalam dan mengeluarkan pelanpelan melalui mulut, di ulangi 2x, kemudian di batukkan dengan keras. Jam 09.00 : -Memberikan Nebulizer yang ke 2 dengan Ventolin 1 fls dan PZ 2 cc Jam 09.30 : - Memberikan injeksi Aminophyllin 1 amp di encerkan PZ 10 cc IV pelan- pelan Jam 10.00 :mengobservasi : - Keadaan umum - Keluhan - TTV (Tensi, Nadi, RR) Evaluasi jam 10.00 : S : - Klien mengungkapkan sudah tidak sesak O : - Klien tampak tenang, tidak sesak - Ronchi +/+ sedikit, Whhezing -/- SpO2 tidak di periksa - RR 20x/mnt A : Masalah teratasi P : - Intervensi stop - Klien boleh pulang, di sarankan sore control ke dokter spesialis paru, obat-obat dari dokter THT diteruskan :

- Cravox 500mg 3x1 - Alloris 3x1/2 tb - Sanexon 2mg 3x1 - Disudrin 3x1/2 tb - Epexol 3x1 - Codein 10mg 3x1 - Teasol 3x1

Anda mungkin juga menyukai