Anda di halaman 1dari 6

LTM Ke-2 : Sistem Koloid November 15, 2011

Sistem Koloid
Oleh : Ahmad Faisal / 1006660491

I.

Elektroforesis Elektroforesis adalah gerak partikel koloid bermuatan oleh pengaruh medan listrik. Muatan Koloid ditentukan oleh muatan ion yang terserap permukaan koloid. Elektroforesis adalah gerakan partikel koloid karena pengaruh medan listrik.

Gambar 1. Elektroforesis pada tabung U Sumber : http://www.ustudy.in/node/6981 Untuk menyusun ragkaian seperti pada gambar diatas, diperlukan U-Tabung yang dipasangkan dengan sumber tegangan. Kedalam tabung tersebut dimasukan sol terlebih dahulu lalu larutan elektrolitnya, lalu dipasang electrode dikedua lengan tabung sebagai beda potensialnya atau sumber tegangan. Elektroforesis dapat digunakan untuk mendeteksi muatan partikel koloid. Jika partikel koloid berkumpul dielektrode positif berarti koloid bermuatan negatif, jika partikel koloid berkumpul dielektrode negatif bearti koloid bermuatan positif. Saat koloid bermuatan tersebut mencapai elektroda yang cocok, maka koloid bermuatan tersebut akan kehilangan muatan dan

Ahmad Faisal / 1006660491

Page 1

LTM Ke-2 : Sistem Koloid November 15, 2011 akhirnya mengendap. Prinsip ini diaplikasikan pada penggunaan alat Cottrell pada cerobong asap pabrik untuk mengurangi polusi gas buangnya. Alat pengendap Cottrell ini digunakan untuk memisahkan partikel-partikel koloid seperti asap dan debu yang terkandung dalam gas buangan pabrik. Hal ini bertujuan untuk mengurangi zat- zat polusi udara, di samping dapat digunakan untuk memperoleh kembali debu berharga seperti debu arsenik oksida. Mekanisme kerja alat ini adalah sebagai berikut. Gas buangan dialirkan melalui ujung-ujung logam yang tajam yang telah diberi tegangan tinggi. Ujung-ujung logam ini akan melepas elektronelektron dengan kecepatan tinggi yang akan mengionisasi molekulmolekul di udara. Partikel-partikel koloid dalam gas buangan akan mengadsorbsi ion-ion ini sehinggan menjadi bermuatan positif. Partikel-partikel koloid selanjutnya akan tertarik ke elektrode dengan muatan berlawanan dan menggumpal.
Gambar 2. Alat Cottrel Sumber : Kimia.upi.edu

Selain itu elektroforesis juga dapat digunakan untuk menentukan secara kuantitatif kecepatan migrasi suatu koloid ke electroda yang dipengaruhi oleh medan listrik. Caranya ialah dengan menentukan waktu yang diperlukan oleh partikel tersebut untuk mencapai titik deteksi pada suatu panjang tabung tertentu pada suatu pengaruh beda potensial tertentu. Dengan memasukan data tersbut maka akan didapatkan harga electrophoretic mobility nya. (1) Dengan (2)

Dimana : = kecepatan migrasi ke electrode = electrophoretic mobility

Ahmad Faisal / 1006660491

Page 2

LTM Ke-2 : Sistem Koloid November 15, 2011 II. Dialisis

Gambar 3. Proses Dialisis (sumber : http://laylakimiapasca.wordpress.com/kimia-kelas-xi/2-koloid-2/2-5-dialisis/) Dialisis merupakan proses pemurnian koloid dengan membersihkan atau menghilangkan ion-ion pengganggu menggunakan suatu kantong yang terbuat dari selaput semipermiabel. Caranya, sistem koloid dimasukkan ke dalam kantong semipermeabel, dan diletakkan dalam air. Selaput semipermeabel ini hanya dapat dilalui oleh ion-ion, sedang partikel koloid tidak dapat melaluinya, dengan demikian akan diperoleh koloid yang murni. Ion-ion yang keluar melalui selaput semipermeabel ini kemudian larut dalam air. Dalam proses dialisis hilangnya ion-ion dari sistem koloid dapat dipercepat dengan menggunakan air yang mengalir. Peristiwa dialisis ini diaplikasikan dalam proses pencucian darah di dunia kedokteran. Pada dasarnya, proses pencucian darah menggunakan prinsip dialisis. Jadi, mesin dialisator didesain sedemikian rupa sehingga cara kerjanya menyerupai ginjal. Jadi, pada mesin melakukan pemisahan metabolisme dari darah untuk menggantikan fungsi ginjal. Mesin ini berfungsi seperti jaringan ginjal, yaitu bersifat sebagai selaput permiabel yang dapat dilewati air dan molekul-molekul sederhana seperti urea, tetapi menahan butir-butir darah yang merupakan koloid. Proses lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar disamping.
Gambar 4. Diagram dialisis darah. (sumber : kimia.upi.edu)

Ahmad Faisal / 1006660491

Page 3

LTM Ke-2 : Sistem Koloid November 15, 2011 III. Elektroosmosis Elektroosmosis merupakan pergerakan pelarut dalam larutan koloid oleh pengaruh medan listrik. Biasanya digunakan sebagai metode alternative untuk mengurangi kadar air yang ada pada tanah liat lunak, sehingga dapat mengurangi besarnya penurunan yang terjadi bila dilakukan pemebanan. Ketika dalam elektroforesis suatu koloid terdispersi dihalangi oleh penghalang yang cocok, maka mediumnya dapat dibuat bergerak dibawah pengaruh beda potensial yang terjadi pada sistem tersebut. Hal ini semata-mata karena konsekuensi adanya zeta potensial antara partikel koloid dan medium. Hal ini dapat dijelaskan pada gambar berikut ;

Gambar 5. Penggambaran Sederhana Elektroosmosis (sumber : Maron, S.H. dan Lando, JB. 1974. Fundamentals of Physical Chemistry. New York: Macmillan Publishing Co. Inc)

Ruang A berisi koloid, sedangkan ruang B dan C yang berisi air terdapat elektroda yang dipisah oleh membran semipermiabel D dan D. Ketika beda potensial diberikan oleh electrode B dan C, ketinggian cairan ternyata turun pada salah satu sisi, dan naik disisi lainya dikarenakan air (pelarut) mengalir melalui membrane D dan D. Arah aliran tersebut bergantung pada muatan koloidnya. Jika muatan koloid tersebut positif, maka mediumnya bermuatan negatif, sehingga aliran akan mengalir dari C ke B. Dan sebaliknya, jika sistem koloid bermuatan negatif, maka mediumnya bermuatan positive, sehingga arah alirannya adalah dari B ke C.

Ahmad Faisal / 1006660491

Page 4

LTM Ke-2 : Sistem Koloid November 15, 2011 IV. Presipitasi Sol (Koagulasi) Koagulasi merupakan proses penggumpalan partikel koloid karena adanya destabilisasi muatan partikel koloid. Partikel koloid liofobik yang bersifat stabil karena memiliki muatan listrik. Sedangkan partikel liofilik yang stabil selain karena adanya muatan pada partikel tersebut juga dikarenakan pengaruh dari pelarutnya. Untuk melakukan suatu pengendapan, maka pada koloid liophobic muatannya harus dihilangkan sehingga kestabilan dari koloid akan hilang pula, sehingga memungkinkan untuk mengendap. Sedangkan untuk koloid liofilik, selain menghilangkan muatannya, juga harus memperhatikan pengaruh dari solventnya. Selain itu, untuk melakukan pengendapan partikelpartikel koloid harus bergabung dan saling bertumbukan satu sama lain sehingga agregat keduanya cukup besar untuk mengendap. Koagulasi dapat terjadi dengan beberapa cara diantaranya : a. Mencampurkan koloid dengan koloid lain yang berbeda muatan. Sistem koloid bermuatan positif dicampur dengan sistem koloid lain yang bermuatan negatif, kedua koloid tersebut akan saling mengadsorpsi menjadi netral maka terbentuk kogulasi., misalnya koloid Fe(OH)3 dengan As2S3 . Contoh : pembentukan delta pada pertemuan dua sungai. b. Penghilangan muatan koloid dapat terjadi pada sel elektroforesis. Apabila arus listrik dialirkan cukup lama ke dalam sel elektroforesis, maka partikel koloid akan digumpalkan ketika mencapai electrode. Jadi, koloid yang bermuatan negatif akan digumpalkan di anode, sedangkan koloid yang bermuatan positif digumpalkan di katode. c. Koagulasi koloid karena penambahan elektrolit terjadi sebagai berikut. Koloid bermuatan negatif akan menarik ion positif (katid yang ion), sedangkan koloid yang bermuatan positif akan menarik ion negatif (anion). Ion-ion tersebut akan membentuk selubung lapisan ke dua. Apabila selubung lapisan kedua itu terlalu dekat, maka selubung itu akan menetralkan muatan koloid, sehingga terjadi koagulasi. Semakin besar muatan ion, semakin kuat daya tarik menariknya dengan partikel koloid, sehingga semakin cepat terjadi koagulasi

Ahmad Faisal / 1006660491

Page 5

LTM Ke-2 : Sistem Koloid November 15, 2011 d. Pemanasan akibat kenaikan suhu sistem koloid menyebabkan jumlah tumbukan antara partikel-partikel sol dengan molekul-molekul air bertambah banyak. Menyebabkan lepasnya elekrolit yang teradsorpsi pada permukaan koloid. Partikel-partikel koloid bersifat stabil karena memiliki muatan listrik yang sejenis. Apabila muatan listrik tersebut hilang, maka partikel-partikel koloid tersebut akan bergabung membentuk gumpalan. Proses pengumpulan ini disebut flokulasi (floculation) dan gumpalannya disebut flok (flocculant). Gumpalan ini akan mengendap akibat pengaruh gravitasi. Proses penggumpalan partikel-partikel koloid
.

Daftar Pustaka

Maron, S.H. dan Lando, JB. 1974. Fundamentals of Physical Chemistry. New York: Macmillan Publishing Co. Inc Redaksi, Elektroforesis ,http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/Dadang%20Rusman%20%2806 06573%29/Sistem%20Koloid/elektroforesis.html (diakses 14 November 2011 pukul 22.00) Layla, Sifat-Sifat Koloid. http://laylakimiapasca.wordpress.com/kimia-kelas-xi/2-koloid-2/23-sifat-sifat-koloid/ (diakses 14 November 2011 pukul 22.15) Redaksi, Koloid Dalam Kehidupan Kita. http://www.freewebs.com/leosylvi/koloiddlmkehidupankita.htm (diakses 14 November 2011 pukul 22.05) Isabella, Dialisis. http://isabellputriazizah.blogspot.com/2011/06/dialisis.html (diakses 14 November 2011 pukul 22.20) Redaksi, Dialisis. http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/fitriani%20ratnasari%20dewi%2 0%28044642%29/dialisi%20jadijadi.html (diakses 14 November 2011 pukul 21.00) Redaksi, Sistem Koloid. http://meliachem.blogspot.com/ (diakses 14 November 2011 pukul 22.30)

Ahmad Faisal / 1006660491

Page 6

Anda mungkin juga menyukai