Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke Hadirat Tuhan yang mahakuasa atas limpahan rahmat dan hidayahnyalah, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan penuh tanggung jawab. Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mahasiswa dalam mata kuliah Seminar Fisika, begitu pula bisa untuk menambah pengetahuan dan pemahaman tentang Pemahaman materi perpindahan kalor dengan penggunaan media visual diam (slide Animation) diharapkan pada akhirnya mahasiswa akan memperoleh pemahaman dan pengetahuan yang lebih luas. Tugas makalah dengan judul Pemahaman materi perpindahan kalor dengan penggunaan media visual diam (slide Animation) ini tersusun sesuai dengan petunjuk bapak, namun masih sangat jauh dari kesempurnaan. penulis menyadari segala keterbatasan yang dimiliki. oleh karena itu, mohon kiranya dimaklumi atas keterbatasan sumber yang saya masukkan. Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, segala kekurangan yang ada penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaannya.

Ambon, Januari 2012

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR. 1 DAFTAR ISI 2 BAB I. PENDAHULUAN 3 I.1 LATAR BELAKANG PENULISAN MAKALAH I.2 MASALAH ATAU TOPIK PEMBAHASAN.. I.3 TUJUAN PENULISAN MAKALAH. I.4 MANFAAT PENULISAN MAKALAH. I.5 METODE PENULISAN MAKALAH BAB II. PEMBAHASAN.............. II.1 KONSEP PEMBELAJARAN (PROSES BELAJAR MENGAJAR) II.2 KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN 3-4 4 4 4-5 5 6 6-8 9-14

BAB III. PENUTUP... 15 III.1 KESIMPULAN . III.2 SARAN.. DAFTAR PUSTAKA 15 16

BAB I PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG PENULISAN MAKALAH

Materi dalam sebuah pelajaran merupakan satu pokok yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Pelajaran ini mempunyai aspek penting yang berhubungan langsung dengan cara-cara mengajar yang efektif dan efisien agar para murid dapat mengerti dan memahami dengan jelas apa yang disampaikan pada mata pelajaran tersebut. Sistem pengajaran yang hanya menggunakan media papan tulis dan buku saja tentu akan membuat siswa bosan dan tidak tertarik untuk mengikuti pelajaran oleh karena itu diperlukan media pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga akan dapat meningkatkan prestasi siswa pula. Suatu informasi akan lebih jelas jika ditampilkan dalam sebuah media yang dapat menggabungkan berbagai bentuk informasi yang ada. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat. Dengan adanya multimedia, manusia dapat berinteraksi dengan komputer melalui media gambar, teks, audio, video dan animasi sehingga informasi yang disajikan akan lebih menarik dan tentunya lebih jelas. Teknologi dapat digunakan dalam dunia pendidikan, karena multimedia itu sendiri bisa menjadi salah satu media pendukung dalam penyampaian informasi. Salah satu yang dibahas di pelajaran fisika adalah kalor dan perpindahannya. Perpindahan kalor dapat melalui tiga cara yaitu : konduksi, konveksi dan radiasi namun dalam proses belajar-mengajar yang hanya menggunakan buku paket saat ini dirasa belum mampu membuat para siswa memahami pelajaran yang diajarkan tersebut, apalagi ketika pelajaran tersebut berhubungan dengan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Media visual diam (slide animation) yang digunakan diharapkan dapat menjadi media pembelajaran yang menarik sehingga dapat mendukung pengajar dalam proses belajar-mengajar dan diharapkan dengan adanya media tersebut akan membuat siswa lebih memahami bagaimana cara membedakan perpindahan kalor beserta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Penulisan makalah ini dilatar belakangi kurangnya konsentrasi siswa dalam memahami materi perpindahan kalor beserta penerapannya dalam kehidupan seharihari. Oleh karena itu Penulis akan menerapkan media visual diam dalam pengajaran materi perpindahan kalor. Media visual diam yang akan penulis terapkan di sini adalah dengan menggunakan power point dalam bentuk slide dan ditambahkan dengan gambar dan animasi yang menarik.

I.2 MASALAH ATAU TOPIK PEMBAHASAN

Berdasarkan latar belakang penulisan makalah diatas, maka ada beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu: 1. Bagaimana penggunaan media visual diam (slide animation) dapat memperjelas pemahaman siswa terkait dengan materi perpindahan kalor...? 2. Apakah ada pengaruh positif penggunaan media visual diam (slide animation) pada hasil belajar siswa jika dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan media konvensional (papan tulis dan buku cetak) ?
1.3 TUJUAN PENULISAN MAKALAH

Dengan adanya perumusan masalah diatas, maka dapat diberikan tujuan dalam penulisan makalah ini, yakni: 1. Untuk mengetahui bagaimanakah penggunaan media visual diam (slide animation) dapat memperjelas pemahaman siswa terkait dengan materi perpindahan kalor? 2. Untuk mengetahui adakah pengaruh positif pengguanaan media visual diam (slide animation) pada hasil belajar siswa jika dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang menggunakan media konvensional ?

1.4 MANFAAT PENULISAN

Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik dalam sifat Praktis maupun teoritis. 1. Manfaat Praktis a. Diharapkan penulisan makalah ini dapat dijadikan alternatif dalam mengajar materi fisika dengan menggunakan media visual diam (slide animation)
4

b. Meningkatkan minat belajar siswa khususnya pada mata pelajaran fisika terkait dengan materi Perpindahan kalor c. Diharapkan penulisan makalah ini sekolah dapat meningkatkan sarana dan prasarana dalam bentuk perlengkapan media visual diam (slide animation) seperti pengadaan proyektor dan komputer di tiap kelas. 2. Manfaat Teoritis Hasil penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih jelas kepada siswa mengenai materi perpindahan kalor dengan penggunaan media visual diam (slide animation).
1.5 METODE PENULISAN MAKALAH

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode kepustakaan yaitu referensinya diambil dari sumber buku-buku yang relevan disertai dengan sumber referensi lainnya berupa internet. Mahasiswa ditugaskan menyelesaikan makalah ini secara individu.

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN

II.1 KONSEP PEMBELAJARAN (PROSES BELAJAR MENGAJAR)


1. A PROSES BELAJAR

Belajar mengajar adalah dua proses yang mempunyai hubungan sangat erat dalam pembelajaran. Belajar mengajar merupakan interaksi antara peserta didik dan guru dalam rangka mencapai tujuan. Belajar juga memainkan peranan penting dalam mempertahankan sekelompok umat manusia di tengah persaingan yang semakin ketat dengan bangsa-bangsa lain yang terlebih dahulu maju karena belajar. Dalam proses belajar terdapat komponen pendukung yang dapat mendorong tercapainya tujuan utama dari proses pembelajaran yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku. Proses belajar dapat terjadi baik secara alamiah maupun direkayasa. Proses belajar secara alamiah biasanya terjadi pada kegiatan yang umumnya dilakukan oleh setiap orang dan kegiatan belajar ini tidak direncanakan. Sedangkan proses belajar yang direkayasa merupakan proses belajar yang memiliki sistematika yang jelas dan telah direncanakan sebelumnya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam proses ini metode yang digunakan disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai. Dalam hal ini proses belajar yang direkayasa yang lebih memungkinkan tercapainya perubahan perilaku karena adanya rancangan yang berisi metode dan alat pendukung. A. Pengertian Belajar Dengan belajar setiap individu dapat merubah tingkah lakunya untuk mencapai tujuan yang diinginkan, karena belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru sebagai pengalaman individu itu sendiri. Menurut kamus besar bahasa indonesia, belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih,berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Perubahan yang terjadi setelah seseorang melakukan kegiatan belajar dapat berupa ketrampilan, sikap, pengertian maupun pengetahuan belajar. Menurut Thursan Hakim dalam bukunya yang berjudul belajar secara efektif Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan
6

tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir dan kemampuan. Sedangkan Menurut Skinner yang dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono dalam bukunya yang berjudul belajar dan pembelajaran, bahwa belajar merupakan hubungan antara stimulus dan respons yang tercipta melalui proses tingkah laku. Berbeda lagi dengan pendapat yang disampaikan oleh Hilgard dan Bower dalam bukunya Theories of learning yang dikutip oleh Ngalim Purwanto dalam bukunya yang berjudul psikologi pendidikan, belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam suatu situasi. Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang di berbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya. Jika di dalam proses belajar tidak mendapatkan peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat dikatakan bahwa orang tersebut mengalami kegagalan di dalam belajar.
1. B PENGERTIAN MENGAJAR

Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat. Berhasilnya pendidikan pada siswa Sangat bergantung pada pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan tugasnya. Zamroni dalam bukunya paradigma pendidikan masa depan mengatakan, guru adalah kreator proses belajar mengajar. Ia adalah orang yang akan mengembangkan suasana bebas bagi siswa untuk mengkaji apa yang menarik minatnya, mengekspresikan ide-ide dan kreatifitasnya dalam batas-batas norma-norma yang ditegakkan secara konsisten.(Zamroni, 2000:74). Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa orientasi pengajaran dalam konteks belajar mengajar diarahkan untuk pengembangan aktivitas siswa dalam belajar. Gambaran aktivitas itu tercermin dari adanya usaha yang dilakukan guru dalam kegiatan proses belajar mengajar yang memungkinkan siswa aktif belajar. Oleh karena itu mengajar tidak hanya sekedar menyampaikan informasi yang sudah jadi dengan menuntut jawaban verbal melainkan suatu upaya integratif ke arah pencapaian tujuan pendidikan. Dalam konteks ini guru tidak hanya sebagai penyampai informasi tetapi juga bertindak sebagai director and facilitator of learning.

Mengajar berarti menyampaikan atau menularkan pengetahuan dan pandangan. Dalam hal itu baik murid maupun pengajar harus mengerti bahan yang dibicarakan. (Ad Rooijakkers,1985:1). Dengan kata lain dalam kegiatan mengajar itu harus terjadi suatu proses yaitu proses belajar. Pengajar harus mengusahakan agar proses belajar itu terjadi. Namun bilamana pengajar tidak mengerti sudah barang tentu ia pun tidak akan dapat mengusahakan terjadinya proses tersebut. Sedangkan Nasution mengemukakan kegiatan mengajar diartikan sebagai segenap aktivitas kompleks yang dilakukan guru dalam mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar. Dengan demikian proses dan keberhasilan belajar siswa turut ditentukan oleh peran yang dibawakan guru selama interaksi proses belajar mengajar berlangsung. (Nasution, 1982:8) II.2
KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN

A. Pengertian media pembelajaran

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan ketrampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran yang meliputi: a. Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. b. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. c. Seluk beluk proses belajar. d. Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan. e. Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran. f. Pemilihan dan penggunaan media pendidikan. g. Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan. h. Usaha inovasi dalam media pendidikan.(azhar arsyad,2002:2)
8

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harafiah berarti tengah perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. (Azhar Arsyad,2002:3). Dalam proses pembelajaran, media dapat diartikan sebagai berikut: 1. Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. (Schramm,1977, www.google.com). 2. Sarana fisik untuk menyampaikan materi pembelajaran seperti buku, film, video,slide dan sebagainya. (Briggs,1977,www.google.com) Heinich dan kawankawan (1982) mengemukakan istilah medium, sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi Televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran. (Heinich dan kawan-kawan dalam Azhar Arsyad, 2002:4). Sejalan dengan batasan ini Hamidjojo memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai pada penerima yang dituju. (Hamidjojo dalam Azhar Arsyad, 2002:4).
B. Hakikat Media Pembelajaran

Proses belajar mengajar hakikatnya adalah proses komunikasi, dimana guru berperan sebagai pengantar pesan dan siswa sebagai penerima pesan. Pesan yang dikirimkan oleh guru berupa isi/materi pelajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik verbal maupun non verbal. Namun demikian, bisa terjadi proses komunikasi mengalami hambatan, artinya tidak selamanya pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan mudah diterima oleh penerima pesan. Bahkan adakalanya pesan yang diterima tidak sesuai dengan maksud yang disampaikan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kesalahan komunikasi. Pertama, faktor lemahnya kemampuan pengirim pesan dalam mengomunikasikan informasi, kedua, faktor lemahnya kemampuan penerima pesan dalam menerima pesan yang disampaikan. Oleh sebab itu, dalam suatu proses komunikasi diperlukan saluran yang berfungsi untuk mempermudah penyampaian pesan. Inilah hakikat dari media pembelajaran.

C. Fungsi Dan Manfaat Penggunaan Media

Menurut Edgar Dale bahwa pengetahuan akan semakin abstrak apabila hanya disampaikan melalui bahasa verbal. Hal ini memungkinkan terjadinya verbalisme artinya siswa hanya mengetahui tentang kata tanpa memahami dan mengerti tentang makna yang terkandung dalam kata tersebut. Dan juga gairah siswa untuk menangkap pesan akan semakin berkurang. Oleh karena itu, peranan media pembelajaran sangat diperlukan dalam suatu kegiatan belajar mengajar. Guru dapat menggunakan film, televise atau gambar yang diproyeksikan untuk memberikan informasi yang lebih baik kepada siswa. Melalui media pembelajaran hal yang bersifat abstrak bisa lebih menjadi konkret. Secara khusus media pembelajaran memiliki fungsi sebagai berikut : 1. Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu Peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka dapat diabadikan dengan foto, film atau direkam melalui video atau audio kemudian peristiwa itu dapat disimpan dan dapat digunakan manakala diperlukan 2. Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu Media pembelajaran dapat membantu menampilkan objek yang terlalu besar yang tidak mungkin dapat ditampilkan di kelas atau menampilkan objek yang terlalu kecil yang sulit dilihat dengan menggunakan mata telanjang. Dalam memanipulasi keadaan, media pembelajaran dapat menampilkan suatu proses atau gerakan yang terlalu sulit diikuti sebaliknya dapat juga mempercepat gerakan-gerakan yang lambat. 3. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat meningkat.
D. Klasifikasi Dan Macam-Macam Media Pembelajaran

1. Dilihat dari sifatnya, media terbagi dalam 3 bagian yaitu : a. Media auditif yaitu media yang hanya dapat didengar saja. Contohnya : radio dan rekaman suara b. Media visual yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, contohnya : film slide,foto,lukisan,gambar dan transparansi c. Media audiovisual yaitu media yang mengandung unsure suara dan juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, contohnya : rekaman video, slide suara dan lain sebagainya.
10

2. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media terbagi dalam 2 bagian yaitu : a. Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan televise. b. Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu seperti film slide, film, video dan lain sebagainya. 3. Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media terbagi dalam 2 bagian yaitu : a. Media yang diproyeksikan seperti film, slide, film strip, transparansi dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian memerlukan alat proyektor khusus seperti film projector untuk memproyeksikan film, slide projector untuk memproyeksikan film slide. Over head projector (OHP) untuk memproyeksikan transparansi. b. Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan, radio dan lain sebagainya.
E. Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran

Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pemilihan media, diantaranya : 1. Pemilihan media harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 2. Pemilihan media harus berdasarkan konsep yang jelas. 3. Pemilihan media harus disesuaikan dengan karakteristik siswa. 4. Pemilihan media harus sesuai dengan gaya belajar siswa serta gaya dan kemampuan guru. 5. Pemilihan media harus sesuai dengan kondisi lingkungan, fasilitas dan waktu yang tersedia untuk kebutuhan pembelajaran.
F. Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran

Ada sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam penggunaan media yaitu : 1. Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. 2. Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran. 3. Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi siswa. 4. Media yang akan digunakan harus memerhatikan efetivitas dan efisiensi. 5. Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoperasikannya.
11

II.3 KONSEP MATERI PERPINDAHAN KALOR A. Definisi Kalor Definisi dari Kalor adalah suatu energi yang mudah diterima dan mudah sekali dilepaskan sehingga dapat mengubah temperatur zat tersebut menjadi naik atau turun. Kalor juga bisa berpindah dari satu zat ke zat yang lain melalui medium atau perantara. ternyata Kalor adalah bentuk energi yang tidak dapat dilihat ataupun terlihat. Dan ternyata Energi kalor juga dapat berubah menjadi bentuk energi lain, seperti cahaya, gerak, listrik, kimia dan lain-lain. B. Perpindahan Kalor Kalor berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah Kalor merupakan suatu bentuk energi. ada 3 cara perpindahan kalor pada suatu zat : 1.Konduksi Konduksi itu adalah peristiwa berpindahnya kalor melalui medium (zat perantara) tanpa disertai dengan perpindahan partikel medium tersebut. Konduksi biasanya dapat terjadi pada zat padat seperti berbagai jenis logam dan gelas. Contohnya seperti ini, jika salah satu ujung logam dipanaskan maka ujung logam yang lain juga akan terasa panas karena kalor/panas merambat di dalam logam. Perpindahan kalor secara konduksi dapat terjadi dalam dua proses berikut : 1. Pemanasan pada satu ujung zat menyebabkan partikel-partikel yang itu bergetar lebih cepat dan suhunya naik atau energi kinetinya bertambah. Partikel-partikel yang energi kinetiknya lebih besar ini memberikan sebagian energi kinetiknya kepada partikel-partikel tetangganya melalui tumbukan sehingga partikel-partikel ini memiliki energi kinetiknya lebih besar. Perpindahan kalor seperti ini berlangsung lambat karena untuk memindahkan lebih banyak kalor diperlukan beda suhu yang tinggi diantara kedua ujung 2. Dalam logam kalor dipindahkan melalui elektron-elektron bebas yang terdapat dalam struktur atom logam. Elektron bebas ialah elektron yang dengan mudah dapat berpindah dari satu atom ke atom yang lain. Di tempat yang dipanaskan, energi elektron-elektron bertambah besar. Dengan cara ini kalor berpindah lebih cepat oelh karena logam tergolong konduktor yang sangat baik
12

Penerapan konduksi dalam kehidupan sehari-hari : 1. Penggunaan panci yang terbuat dari aluminium untuk menghantarkan kalor dari api ke bahan makanan yang dimasak 2. Setrika yang bagian alasnya terbuat dari logam agar dapat menghantarkan kalor dari energi listrik ke pakaian yang disetrika. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju kalor konduksi : 1. Beda suhu diantara kedua permukaan T = T1- T2, makin besar beda suhu, makin cepat perpindahan kalor 2. Ketebalan dinding d, makin tebal dinding makin lambat perpindahan kalor 3. Luas permukaan A, makin besar luas permukaan makin cepat perpindahan kalor 4. Konduktivitas termal zat k, merupakan ukuran kemampuan zat menghantarkan kalor, makin besar nilai k dan makin cepat perpindahan kalor Banyak kalor yang Q yang melalui dinding selama selang waktu t, dinyatakan oleh :

=
2. Konveksi Konveksi itu adalah peristiwa berpindahnya kalor dalam suatu medium yang disertai dengan perpindahan partikel mediumnya. Perpindahan partikel medium terjadi karena adanya perbedaan suatu massa jenis. Konveksi biasa terjadi pada medium berupa zat cair dan gas. Ada dua jenis konveksi yaitu konveksi alamiah dan konveksi paksa. Pada konveksi alamiah pergerakan fluida terjadi akibat perbedaan massa jenis, bagian fluida yang menerima kalor (dipanasi) memuai dan massa jenisnya menjadi lebih sehingga bergerak ke atas contohnya ketika air yang diberi zat warna dipanasi, massa jenis air pada bagian itu menjadi lebih kecil sehingga air bergerak naik ke atas Dalam konveksi paksa, fluida yang telah dipanasi langsung diarahkan ke tujuannya oleh sebuah peniup Blower atau pompa. Contohnya pada pengering rambut, kipas menarik udara di sekitarnya dan meniupkan udara tersebut elemen pemanas, dengan cara ini dihasilkan suatu arus konveksi paksa udara panas berikut ini adalah Contoh dari peristiwa konveksi kalor sebagai berikut. a. Pada siang hari, permukaan Bumi di daratan lebih cepat panas daripada lautan karena kalor jenis tanah lebih kecil daripada kalor jenis air. Akibatnya, udara di atas
13

daratan yang lebih panas akan naik ke atmosfer yang lebih tinggi karena tekanannya kecil. Ruang yang ditinggalkan udara panas itu selanjutnya diisi udara yang lebih dingin dari permukaan lautan. Aliran udara dari permukaan laut inilah yang disebut angin laut.

b.

Ketika memasak air, massa air yang berada tepat di atas kompor akan menerima

kalor dan menjadi lebih panas. Air panas ini akan bergerak ke atas hingga mencapai permukaan air karena massa jenisnya lebih kecil daripada massa air yang lebih dingin. Akibatnya, massa air yang lebih dingin di bagian atas akan terdesak dan bergerak turun menggantikan ruang yang sebelumnya ditinggalkan massa air yang lebih panas. Kejadian ini berulang terus-menerus hingga seluruh massa air di dalam panci itu mendidih. Pemanfaatan konveksi : 1. Cerobong asap 2. Sistem suplai air panas 3. Lemari es Faktor-faktor yang mempengaruhi laju kalor konveksi : Laju kalor Q/t ketika sebuah benda panas memindahkan kalor ke fluida sekitarnya secara konveksi adalah sebanding dengan luas permukaan benda A yang bersentuhan dengan fluida dan beda suhu T di antara benda dan fluida secara matematis ditulis : = hA T Dengan h adalah koefisien konveksi yang nilainya bergantung pada bentuk dan

kedudukan permukaan, yaitu tegak, miring, mendatar, menghadap ke bawah atau menghadap ke atas. Nilai h diperoleh secara percobaan. Sebagai contoh, nilai h untuk tubuh manusia adalah 7,1 j s-1m-2K-1 3. Radiasi Radiasi adalah peristiwa berpindahnya kalor dari satu tempat ke tempat lain dengan melalui pancaran sumber panas tanpa melalui medium. Radiasi terjadi misalnya pada
14

pancaran sinar Matahari ke Bumi dan panas (rasa hangat) yang kita rasakan ketika sedang berada di dekat api unggun atau perapian. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju kalor radiasi : Berapa besarkah laju kalor radiasi yang dipancarkan oleh permukaan suatu benda.? Pada tahun 1879, Joseph Stefan melakukan pengukuran daya total yang dipancarkan oleh benda hitam sempurna. Dia menyatakan bahwa daya total itu sebanding dengan pangkat empat suhu mutlaknya. Lima tahun kemudian, Ludwig Boltzmann menurunkan hubungan yang sama. Persamaan yang didapat dari hubungan ini dikenal sebagai Hukum Stefan- Boltzmann, yang berbunyi : energy yang dipancarkan oleh suatu permukaan hitam dalam bentuk radiasi kalor tiap satuan waktu (Q/t) sebanding dengan luas permukaan (A) dan sebanding dengan pangkat empat suhu mutlak permukaan itu (T4). Secara matematis ditulis : = A T4

Tetapan ( sigma ) dikenal sebaagai tetapan Stefan-Boltzmann dan dalam satuan SI mempunyai nilai = 5,67 x 10-8 W m-2 K-4 Tidak semua benda dapat dianggap sebagai benda hitam sempurna. Oleh karena itu, diperlukan sedikit modifikasi dari persamaan tersebut agar dapat digunakan pada setiap benda. Persamaan Stefan-Boltzmann untuk setiap benda ditulis sebagai : = A T4

Dengan e adalah koefisien yang disebut emisivitas. Emisivitas adalah suatu ukuran seberapa besar pemancaran radiasi kalor suatu benda dibandingkan dengan benda hitam sempurna. Emisivitas tidak memiliki satuan, nilainya terletak di antara 0 dan 1 (0 e 1) dan bergantung pada jenis zat dan keadaan permukaan. Permukaan mengkilap memiliki nilai e yang lebih kecil daripada permukaan kasar. Pemantul sempurna (penyerap paling jelek) memiliki e = 0, sedangkan penyerap sempurna sekaligus pemancar sempurna, yaitu benda hitam sempurna memiliki e = 1.
15

Emisivitas tubuh manusia bergantung pada warna kulit, tetapi nilai hampirannya adalah e = 0,98 Pemanfaatan radiasi Ada banyak pemanfaatan radiasi dalam keseharian, diantaranya : 1. Pendiangan rumah 2. Rumah Kaca 3. Panel Surya

16

BAB III PENUTUP

III.1 SIMPULAN Dari hasil pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan, yaitu : 1. Pesawat bisa terbang jika ada gaya angkat di bagian bawah badan pesawat, gaya angkat terbangkitkan karena ada perbedaan tekanan di permukaan atas dan permukaan bawah sayap. gaya angkat akan ada jika tekanan dibawah permukaan sayap lebih tinggi dari tekanan diatas permukaan sayap. Ketika mesin (Engine) pesawat memberikan dorongan Horizontal, Kecepatan udara diatas sayap akan lebih besar dari dibawah sayap dikarenakan jarak tempuh lapisan udara yang mengalir di atas sayap lebih besar dari pada jarak tempuh di bawah sayap, pada saat yang bersamaan waktu tempuh lapisan udara yang melalui atas sayap dan di bawah sayap adalah sama. Menurut hukum Bernoulli , kecepatan udara besar menimbulkan tekanan udara yang kecil, sehingga tekanan udara di bawah sayap menjadi lebih besar dari sayap pesawat bagian atas. Sehingga akan timbul gaya angkat (Lift) yang menjadikan pesawat itu bisa terbang. 2. Ada 4 macam Gaya yang bekerja pada pesawat terbang selama penerbangan, diantaranya : a. Weight (gaya berat) adalah kombinasi berat dari muatan pesawat itu sendiri, awak pesawat, bahan bakar, dan kargo atau bagasi. Weight menarik pesawat ke bawah karena gaya gravitasi. Weight melawan lift (gaya angkat) dan beraksi secara vertikal ke bawah melalui center of gravity dari pesawat. b. Lift (gaya angkat) merupakan lawan gaya dari weight, dan dihasilkan oleh efek dinamis dari udara yang beraksi di sayap, dan beraksi tegak lurus pada arah penerbangan melalui center of lift dari sayap. c. Thrust adalah gaya dorong, yang dihasilkan oleh mesin (powerplant)/baling-baling. Gaya ini kebalikan dari gaya tahan (drag). Sebagai aturan umum, thrust beraksi paralel dengan sumbu longitudinal. Sebelum pesawat mulai bergerak, thrust harus digunakan. Pesawat akan
17

tetap bergerak dan bertambah kecepatannya sampai thrust dan drag menjadi sama besar. Untuk menjaga kecepatan yang tetap maka thrust dan drag harus tetap sama. d. Drag adalah gaya ke belakang, menarik mundur, dan disebabkan oleh gangguan aliran udara oleh sayap, fuselage, dan objek-objek lain. Drag kebalikan dari thrust, dan beraksi ke belakang paralel dengan arah angin relatif (relative wind). Drag atau hambatan dalam penerbangan terdiri dari dua jenis: parasite drag dan induced drag. Yang pertama disebut parasite drag karena tidak ada fungsinya sama sekali untuk membantu pesawat untuk dapat terbang, sedangkan yang kedua disebut induced karena dihasilkan atau terbuat dari hasil kerja sayap yang membuat gaya angkat (lift).

III.2 SARAN Untuk menghadapi persoalan yang menyangkut tentang penerapan konsep termodinamika khususnya dalam memamami prinsip gaya angkat pesawat terbang, Usaha usaha yang sebaiknya dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, yaitu : 1. Hendaknya mengetahui terlebih dahulu Hukum-Hukum fisika apa saja yang pemahamannya terkait dengan konsep gaya angkat pada badan pesawat. 2. Mengetahui gaya-gaya apa saja yang bekerja pada pesawat terbang selama penerbangan, seperti Weight, Thrust, Lift dan Drag. 3. Perlu adanya pengembangan tinjauan tentang penerapan konsep termodinamika terhadap industri mesin lainnya secara lebih spesifik lagi.

18

19

20

Anda mungkin juga menyukai