Anda di halaman 1dari 9

BAB 2 PEMBAHASAN

Faktor Penyebab Terjadinya Perbedaan Individu Pada dasarnya terjadinya perbedaan invidu satu dengan individu lainnya disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal lebih banyak berhubungan dengan hereditas, sedangkan faktor eksternal berhubungan dengan lingkungan. Sebagai suatu contoh dua orang anak yang memiliki kemampuan hampir sama di dalam kelas tertentu, pada umumnya tidak disebabkan oleh faktor yang sama. Anak yang satu mungkin memiliki bakat atau potensi yang baik sehingga walaupun dengan lingkungan yang kurang menguntungkan ia mampu mencapai taraf kepandaian atau kemampuan tersebut. Namun akan mustahil ia akan dapat mempunyai kemampuan tersebut tanpa ada suatu usaha belajar dari yang bersangkutan dalam lingkungan lain yang lebih baik. Sebaliknya individu yang kedua ia bisa mencapai tingkat kepandaian tersebut karena lingkungannya memberikan fasilitas ke arah itu. Misalnya orang tuanya termasuk keluarga terdi-dik (guru). Akan tetapi perlu disadari bahwa lingkungan yang baik belum merupakan suatu jaminan bagi seseorang untuk secara otomatis mau meman-faatkan lingkungannya. Seorang anak yang berasal dari keluarga dokter walaupun di rumah tempat prakteknya terdapat sejumlah peralatan kedokteran, kalau dalam dirinya tidak ada minat untuk untuk menjadi dokter ia tidak akan tertarik untuk menggunakan alat-alat tersebut. Demikian halnya dengan anak dari keluarga terdidik, ia tidak akan bisa menjadi anak pandai apabila ia tidak mempunyai perhatian terhadap pelajaran-pelajaran sekolahnya. Berdasarkan uraian di atas tampak bahwa di antara kedua faktor tersebut baik internal maupun eksternal terdapat pola-pola kombonasi dan interaksi yang cukup kompleks, sehingga kadang-kadang tidak mudah bagi kita untuk membe-dakan akibat-akibat manakah yang benar-benar ditimbulkan oleh internal (hereditas) dan akibat mana yang ditimbulkan oleh faktor eksternal (lingkungan). Jadi, jelas bahwa seorang individu tidak hanya ditentukan oleh hereditasnya saja atau oleh Iingkungann ya saja, karena kalau salah satu bagian hilang, maka tidak mungkin akan terbentuk individunya. Jadi kedua faktor tersebut sama pentingnya dan mutlak harus ada. Lingkungan dapat mengurangi timbulnya perbedaan-perbedaan individu. Menurut jalan pikiran yang telah dikemukakan di muka, individu-individu dengan hereditas yang berbeda-beda tidak akan dapat dibentuk menjadi individu yang sama dengan jalan menempatkan mereka dalam lingkungan yang sama. Meskipun bukan maksudnya untuk membentuk individu yang sama , akan

tetapi dalam praktek kadang-kadang kita memerlukan sekelompok individu yang memiliki keterampilan dan pengetahuan yang bersamaan.

Fungsi Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial Sepanjang peradaban manusia, tidak dapat dibuktikan bahwa manusia dapat hidup sendiri, tanpa kawan, tanpa komunikasi. Pada dasarnya terdapat dua keinginan pokok yang mendorong manusia untuk hidup mengelompok yaitu keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain dan keinginan menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya. Dalam kehidupan bermasyarakat, seorang individu dalam bertingkah laku menurut pola pribadinya dalam tiga kemungkinan : 1) menyimpang dari norma kolektif ; terjadi bila kepribadian individu tidak dominan

sedangkan dia tidak mampu atau tidak mau menyesuaikan diri dengan lingkungannya. 2) Kehilangan individualitasnya (resesif) ; terjadi bila kepribadian individu tersebut

lemah dan takluk terhadap lingkungannya. 3) Mempengaruhi masyarakat (dominan) ; terjadi bila kepribadian individu kuat dan mampu mempengaruhi dan menaklukkan lingkungannya. Satuan terkecil dari kehidupan sosial individu adalah keluarga, yang juga merupakan unsur terpenting pembentuk masyarakat. Keluarga merupakan salah satu cermin peran dimana manusia merupakan individu yang juga memiliki tanggungjawab sekaligus fungsi sebagai makhluk sosial. Menurut Biro Sensus Amerika Serikat istilah keluarga diartikan sebagai kelompok sosial yang terdiri atas dua orang atau lebih yang mempunyai ikatan darah, perkawinan, atau adopsi. The family is a small social group, normally commposed of a father, a mother, and one or more children, in which affection and responsibility are equitably shared to become selfcontrolled and socially-motivated persons, demikian batasan yang dikemukakan oleh Emory S. Bogardus. Dalam batasan tersebut, disamping sebagai kelompok sosial, juga ditunjuk ciri-ciri dan tujuan keluarga. Definisi yang serupa dikemukakan oleh Francis E. Merrill. In functional terms, the family may be viewed as an enduring relationship of parents and children that performs such functions as the protection, rearing, and socialization of children and the providing of intimate responses between its members. Dari beberapa definisi tersebut dapatlah dirumuskan intisari pengertian keluarga, yaitu:

1) keluarga merupakan kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri atas ayah, ibu, dan anak. 2) hubungan sosial di antara anggota keluarga relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinan, dan atau adopsi. 3) hubungan antara anggota keluarga dijiwai oleh suasana afeksi dan rasa tanggung jawab. 4) fungsi keluarga ialah memelihara, merawat, dan melindungi anak dalam rangka sosialisasinya agar mereka mampu mengendalikan diri dan berjiwa sosial. Definisi-definisi tersebut di atas lebih menunjuk pada pengertian somah atau nuclear family, yaitu kesatuan sosial yang terdiri atas suami istri dan anak-anaknya. Kerap kali keluarga itu tidak hanya terdiri atas suami istri dan anak-anaknya, melainkan juga nenek, paman, bibi, kemenakan, dan saudara-saudara lainnya. Nuclear family yang yang diperluas ini disebut Extended family. Nuclear family dan extended family tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Ex te Fa nded mi ly

Nuclear Family

Gambar : Extended family dan Nuclear Family Keterangan:

= laki-laki = perempuan = beranakkan


KELUARGA ORIENTASI DAN PROKREASI

= bersuami istri = bersaudara

Keluarga Orientasi

Keluarga

Keluarga dalam mana individu dilahirkan dan mengalami proses sosialisasinya yang terpenting disebut keluarga orientasi. Sedangkan keluarga yang dibentuknya melalui perkawinannya dan anak-anak sebagai hasil perkawinannya itu disebut keluarga prokreasi. Keanggotaan individu mula-mula dalam keluarga orientasi, kemudian karena perkawinan beralih kepada keluarga prokreasi. Kedudukan individu dalam keluarga orientasi dan prokreasi itu dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar Keluarga Orientasi dan Prokreasi Keluarga merupakan institusi sosial yang bersifat universal dan mulitifungsional. Fungsi pengawasan sosial, pendidikan, keagamaan, perlindungan, dan rekreasi dilakukan oleh keluarga terhadap anggota-anggotanya. Karena proses industrialisasi, urbanisasi, dan sekularisasi maka keluarga dalam masyarakat modern kehilangan sebagian dari fungsi-fungsi tersebut di atas. Namun dalam perubahan masyarakat, fungsi utama keluarga tetap melekat, yaitu melindungi, memelihara, sosialisasi, dan memberikan suasana kemesraan bagi anggotanya Berdasarkan penjelasan di atas keluarga merupakan satuan sosial terkecil yang dimiliki manusia sebagai makhkluk sosial, yang ditandai adanya kerjasama ekonomi. Dengan demikian maka fungsi keluarga ialah : 1) Pengaturan seksual 2) Reproduksi 3) Sosialisasi 4) Pemeliharaan Seiring perkembangan jaman, nilai-nilai ideal keluarga mengalami perubahan. Modernisasi, industrialisasi, kemamkmuran dalam sistem kapitalisme liberal merupakan faktor yang mempengaruhi perubahan nilai keluarga dalam masyarakat. Masri Singarimbun (1993) mengingatkan bahwa mobilitas penduduk yang semakin tinggi, nilai-nilai yang berubah, kontrak sosial yang longgar, manusia yang semakin individualistik, merupakan tantangan bagi keluarga masa kini dan yang akan datang. 5) penempatan anak dalam masyarakat 6) Pemuas kebutuhan seseorang 7) Kontrol sosial

2.3 Dampak yang ditimbulkan dari peranan manusia sebagai makhluk social dan makhluk individu Manusia dikenal sebagai makhluk sosial karena mereka tidak akan dapat bertahan hidup tanpa bantuan dari orang lain. Mereka selalu saling membutuhkan dengan sesamanya. Namun manusia memiliki sisi lain dimana mereka bisa menjadi sangat individual. Walaupun begitu, mereka harus dapat menempatkan diri pada segala situasi serta aspek salam kehidupan mereka. Karena bila tidak, maka mereka tidak akan bisa menciptakan keselarasan dan keseimbangan antara diri mereka sendiri dengan lingkungan sekitar. Hal inilah yang kerap menjadi masalah pada setiap manusia. Terkadang ada seseorang yang mempunyai sisi sosial yang terlalu besar, sehingga mereka dianggap mengganggu privasi orang lain. Namun ada juga yang berlebihan dalam sisi individualnya, sehingga mereka dianggap sombong, tidak suka bergaul, egois, bahkan ada juga yang menganggap mereka tidak peduli dengan apa yang terjadi disekitarnya. Namun tidak dapat dipungkiri, hubungan antar sesama manusia memiliki batasan-batasan yang tidak boleh dilanggar. Yang dimaksud dengan batasan disini adalah bagaimana kita dapat tetap berteman dan berhubungan baik dengan orang lain tanpa mengganggu privasi mereka. Itulah yang terjadi bila kita tidak dapat mengetahui mana batasan-batasan yang tidak boleh kita langgar dalam suatu hubungan. Walaupun kita sudah berteman baik dengan seseorang, kita harus tetap menghormati privasi mereka, tidak peduli seberapa dekat kita dengan mereka. Jangan sampai hal-hal yang kita lakukan membuat mereka menjadi tidak nyaman atau bahkan sangat terganggu. Oleh karena itu, sangat penting untuk menciptakan keselarasan dari segi individual dan sosial dalam diri kita. Timbul kasus dimana manusia kurang berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.hal itu dapat membuat kurangnya sosialisasi dan keegoisan . Interaksi Sosial Seorang sosiolog, di dalam menelaah masyarakat manusia banyak berhu-bungan dengan kelompok-kelompok sosial, baik yang kecil seperti keluarga, kelompok siswa di sekolah, maupun kelompok yang besar seperti masyarakat desa, masyarakat kota, bangsa, dan lainnya. Sebagai sosiolog, sekaligus ia adalah salah satu anggota dari salah satu kelompok sosial tesebut dan sekaligus sebagai peneliti kehidupan kelompok tersebut secara ilmiah. Semakin mendalam

penelitiannya, semakin timbul kesadarannya bahwa sebagian dari kepribadiannya terbentuk oleh kehidupan berkelompok tersebut dan bahwa dia hanya merupakan unsur yang mempunyai kedudukan dan peranan dalam kelompok tersebut.. Hampir semua manusia, pada awalnya merupakan anggota kelompok sosial yang dinamakan keluarga. Walaupun anggota-anggota keluarga tadi selalu menyebar, pada waktuwaktu tertentu mereka pasti akan berkumpul seperti saat makan pagi, siang, dan malam. Setiap anggota mempunyai pengalaman masing-masing, karena hubungannya dengan kelompokkelompok sosial lainnya di luar rumah dan bila mereka berkumpul terjadilah tukar-menukar pengalaman di antara mereka. Pada saat demikian, tidaklah semata-mata terjadi pertukaran pengalaman, akan tetapi para anggota keluarga tersebut mungkin mengalami perubahanperubahan sebagai akibat pertukaran pengalaman tersebut, walaupun sering kali hal itu sama sekali tidak disadarinya. Saling tukar-menukar pengalaman tersebut, disebut sebagai sosialexperiences . Dalam kehidupan berkelompok, sosial experience mempunyai pengaruh yang besar di dalam pembentukan kepribadian seseorang. Penelitian terhadap sosial-experiences sangat penting untuk mengeta-hui sampai sejauh mana pengaruh kelompok terhadap individu dan bagaimana reaksi reaksi individu terhadap pengaruh kelompok tersebut dalam proses pembentukan kepribadian. Suatu kelompok sosial cenderung tidak merupakan kelompok yang statis, akan tetapi selalu berkembang serta mengalami perubahan-perubahan baik dalam aktivitas maupun bentuknya. Kelompok tadi dapat menambahkan alat-alat perlengkapan untuk dapat melaksanakan fungi-fungsinya yang baru di dalam rangka perubahan-perubahan yang dialaminya atau bahkan sebaliknya dapat mempersempit ruang lingkupnya. Sesuatu aspek yang menarik dari kelompok sosial tersebut adalah bagaimana caranya mengendalikan anggota-anggotanya. Para sosiolog akan tertarik oleh cara-cara kelompok sosial tersebut dalam mengatur tindakan-tindakan anggota-anggotanya, agar supaya tercapai tata tertib di dalam kelompok yang bersangkutan. Yang agaknya penting adalah bahwa kelompok tersebut merupakan tempat kekuatan-kekuatan sosial berhubungan, berkembang mengalami

disorganisasi, memegang peranan dan selanjutnya. 2.4 Cara menyeimbangkan peranan manusia sebagai makhluk social Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk itu. Salah satunya adalah dengan banyak bergaul dan berkumpul dengan orang-orang disekitar kita, karena satu hal penting yang harus kita ingat,

suatu saat kita pasti akan membutuhkan mereka, begitu juga sebaliknya. Dari situ kita akan lebih mengenal orang-orang disekitar kita, kita dapat mengetahui karakter mereka, dan dengan sendirinya akan terpupuk hubungan yang lebih erat antar sesama manusia. Yang paling penting adalah kita harus selalu berpikir positif terhadap orang lain, itu adalah suatu awal yang cukup baik untuk memulai hubungan dengan orang lain.

http://apadefinisinya.blogspot.com/2009/01/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan.html Yahya Nursidik

http://yogieadiputra.wordpress.com/2010/10/30/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan-sosial/

Manda's Blog http://mandakatartika.wordpress.com/2010/03/08/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan-sosial/

Oleh : Alamanda K. http://apadefinisinya.blogspot.com/2009/01/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan.html

http://apadefinisinya.blogspot.com/2009/01/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan.html Oleh : Alamanda K.

http://apadefinisinya.blogspot.com/2009/01/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan.html oleh: ritacute


Pengarang : Rita Caem

Summary rating: 2 stars (27 Tinjauan) Kunjungan : 2546 kata:600

http://id.shvoong.com/social-sciences/1991564-resionalitas-manusia-sebagai-makhluk-individu/
http://azenismail.wordpress.com/2010/05/14/manusia-sebagai-makhluk-individu-dan-makhluk-sosial/

Anda mungkin juga menyukai