Anda di halaman 1dari 2

Kontroversi Ahmadiyah -- TV One SyariahPublications.

Com Bentrokan massa di Cikeusik beberapa waktu yang lalu membuat perhatian masyarakat diarahkan kembali kepada Jamaah Ahmadiyah Indonesia, sebuah aliran sesat yang didirikan oleh Nabi Palsu Mirza Ghulam Ahmad. TV One pun menyiarkan acara diskusi terkait masalah ini. Acara yang disiarkan pada Sabtu, 19 Februari 2011 pukul 20.00 ini menghadirkan pembicara (dari kiri ke kanan): 1. Ridha Saleh (Komnas HAM), 2. H.Amidhan (M.U.I), 3. Zhafrullah Ahmad Pontoh (Jubir Ahmadiyah), 4. Ismail Yusanto (Jubir HTI). Ridha Saleh menjelaskan bahwa pihaknya masih melakukan penyelidikan. Beberapa pihak juga masih perlu dimintai keterangan, baik dari anggota Jamaah Ahmadiyah, masyarakat sekitar, serta kepolisian. H Amidhan menyatakan bahwa sesungguhnya persoalan Ahmadiyah ini harusnya sudah selesai. Diskusi sudah dilakukan, bahkan sudah final sejak 80 tahun yang lalu. Oleh karena itu tidak ada gunanya jika pihak Ahmadiyah ingin klarifikasi. Sudah jelas bahwa Ahmadiyah sesat, dan Ahmadiyah tidak boleh menyebarkan keyakinan sesatnya tersebut. Ahmad Pontoh menanggapi dengan sengit. Pihaknya ingin klarifikasi kepada MUI. Tetapi Ahmadiyah kecewa ketika Ma'ruf Amin (salah satu pimpinan MUI-Red) menjawab bahwa fatwa MUI tentang Ahmadiyah sudah final. Ismail Yusanto menegaskan pandangan HTI terkait Ahmadiyah. Sambil menunjukkan halaman Tabloid Media Umat (tabloid yang diterbitkan syabab-syabab HTI-Red) yang memuat salah satu bagian Kitab Tadzkirah (Kitab Suci Ahmadiyah), beliau menjelaskan bahwa ajaran Ahmadiyah berbahaya dan sesat. Tadzkirah ini diklaim sebagai wahyu dari Allah kepada Mirza Ghulam Ahmad. Isinya adalah pengacakacakan Al Quran. Padahal sudah jelas dalam aqidah Islam bahwa Nabi Muhammad adalah nabi terakhir, dan tidak ada wahyu lagi yang diturunkan sepeninggal Nabi Muhammad SAW. Ahmad Pontoh langsung protes dengan penjelasan Ismail Yusanto. Menurutnya, orang yang mendapat wahyu tidak hanya nabi, tetapi juga orang-orang lain. Misalnya para sahabat. Mirza Ghulam Ahmad juga termasuk yang mendapat wahyu. Mengenai tuduhan pengacak-acakan Al Quran, ia juga tidak terima. Bukan Mirza Ghulam Ahmad yang mengacak-acak Al Quran. Tetapi memang wahyu Allah kepada Mirza Ghulam Ahmad memang seperti itu. Itu sudah kehendak Allah, itu hak Allah. Bukan salah Mirza Ghulam Ahmad. Ismail Yusanto menyebut penjelasan Ahmad Pontoh penuh dengan kebohongan yang besar. Sekarang sudah saatnya pemerintah bertindak. Apa sebenarnya kehendak pemerintah terhadap kelompok sesat ini? Seharusnya pemerintah membubarkan Ahmadiyah. Dan presiden sebagai kepala negara punya kewenangan membubarkan. Tapi mengapa sampai sekarang belum dibubarkan juga? (www.syariahpublications.com) Rekaman video (33 MB) http://www.4shared.com/dir/zaYibCA_/Kontroversi_Ahmadiyah-TV_One.html Rekaman audio (5,8 MB) http://www.4shared.com/audio/EEdsdkxz/Kontroversi_Ahmadiyah.html

Anda mungkin juga menyukai