Anda di halaman 1dari 39

Tomy Syandara Pramana

APPENDICITIS
ANATOMI
Letak apendiks. Appendiks terletak di ujung sakrum kira-kira 2 cm di bawah anterior ileo saekum, bermuara di bagian posterior dan medial dari saekum. Pada pertemuan ketiga taenia yaitu: taenia anterior, medial dan posterior. Secara klinik appendiks terletak pada daerah Mc. Burney yaitu daerah 1/3 tengah garis yang menghubungkan sias kanan dengan pusat. Ukuran dan isi apendiks. Panjang apendiks rata-rata 6 9 cm. Lebar 0,3 0,7 cm. Isi 0,1 cc, cairan bersifat basa mengandung amilase dan musin. Posisi apendiks. Laterosekal: di lateral kolon asendens. Di daerah inguinal: membelok ke arah di dinding abdomen. Pelvis minor.

APPENDICITIS
FISIOLOGI
Menghasilkan lendir 1-2 ml/hari dialirkan ke sekum Hambatan aliran ini patogesis appendicitis Imunoglobulin sekretoar (IgA) dihasilkan oleh GALT (gut associated lymphoid tissue) yg terdpt di sepanjang saluran cerna termasuk apendiks. Imunoglobin itu sangat efektif sebagai pelindung terhadap infeksi

DEFINISI
Appendicitis merupakan peradangan pada usus buntu/apendiks ( Anonim, Apendisitis, 2007 )

KLASIFIKASI
a. Apendik Akut : jarang ditemui pada anak dibawah 5 tahun dan orang tua diatas 50 tahun. Apendicitis dapat dibagi atas tiga bagian : 1) Apendicitis acut focalik atau segmentalis. 2) Apendicitis acut purulenta diffusa. 3) Apendicitis acut traumatic. b. Appendicitis kronik. Appendicitis kronik dibagi atas dua bagian antara lain : 1) Appendicitis cronik focalis. 2) Appendicitis cronik obliterative.

ETIOLOGI
Infeksi bakteri karena obstruksi akibat:
1. 2. 3. 4. 5. Hiperplasia dari folikel limfoid Adanya fekalit dalam lumen apendiks keganasan seperti tumor apendiks, karsinoma Adanya benda asing seperti cacing askariasis Erosi mukosa apendiks karena parasit seperti E. Histilitica.

Manifestasi Klinis
Nyeri daerah umbilikus/peri umbilikus Nyeri kuadran bawah terasa dan biasanya disertai oleh demam ringan, mual, muntah dan anorexsia. Nyeri tekan di daerah abdomen Nyeri tekan pada saat berkemih Kekakuan pada bagian bawah otot rektus.

NYERI TEKAN ABDOMEN


Kolelitiasis Kolesistitis Koledokolitiasi Kolangitis Hepatitis Hepatitis Tumor hepar Gastritis PUD Pankreatitis Kebocoran AAA Splenomegali Infark/abses lien Ruptur lien

Gastroenteritis Iskemia/Infark Intestinalis

Divertikulitis Kolitis Nefrolitiasis Apendisitis Neprolitiasis Kehamilan ektopik Torsi ovarium PID

Gambar 1. Titik Mc burney dan variasi posisi Appendix.

Gambar 2. Foto polos abdomen tampak apendikolith (panah).

PATOFISIOLOGI
MUKUS

APPENDIKS

OBSTRUKSI

Sekum

ALIRAN LIMFE

Menurut Mansjoer, 2000: Apendiksitis biasa disebabkan oleh adanya penyumbatan lumen apendiks oleh hyperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya, atau neoplasma. Feses yang terperangkap dalam lumen apendiks akan menyebabkan obstruksi dan akan mengalami penyerapan air dan terbentuklah fekolit yang akhirnya sebagai kausa sumbatan. Obstruksi yang terjadi tersebut menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa mengalami bendungan. Semakin lama mukus semakin banyak, namun elastisitas dinding apendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intralumen. Tekanan tersebut akan menghambat aliran limfe yang mengakibatkan edema, diapedesis bakteri, dan ulserasi mukus. Pada saat ini terjadi apendisitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri epigastrium. Sumbatan menyebabkan nyeri sekitar umbilicus dan epigastrium, nausea, muntah. invasi kuman E Coli dan spesibakteroides dari lumen ke lapisan mukosa, submukosa, lapisan muskularisa, dan akhirnya ke peritoneum parietalis terjadilah peritonitis lokal kanan bawah.Suhu tubuh mulai naik.Bila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat

.Hal tersebut akan menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah, dan bakteri akan menembus dinding. Peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneum setempat sehingga menimbulkan nyeri di area kanan bawah. Keadaan ini yang kemudian disebut dengan apendisitis supuratif akut. Bila kemudian aliran arteri terganggu akan terjadi infark diding apendiks yang diikuti dengan gangren. Stadium ini disebut dengan apendisitis gangrenosa. Bila dinding yang telah rapuh pecah, akan menyebabkan apendisitis perforasi. Bila proses tersebut berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan bergerak ke arah apendiks hingga timbul suatu massa lokal yang disebut infiltrate apendikularis. Peradangan apendiks tersebut akan menyebabkan abses atau bahkan menghilang. Pada anak-anak karena omentum lebih pendek dan apendiks lebih panjang, dinding apendiks lebih tipis. Keadaan demikian ditambah dengan daya tahan tubuh yang masih kurang memudahkan terjadinya perforasi. Sedangkan pada orang tua perforasi mudah terjadi karena telah ada gangguan pembuluh darah. Tahapan Peradangan Apendisitis 1. Apendisitis akuta (sederhana, tanpa perforasi) 2. Apendisitis akuta perforate ( termasuk apendisitis gangrenosa, karena dinding apendiks sebenarnya sudah terjadi mikroperforasi)

PENUNJANG
Pemeriksaan fisik lengkap dan tes laboratorium serta radiologi Hitung darah lengkap dilakukan dan akan menunjukkan peningkatan jumlah darah putih, jumlah leokosit mungkin lebih besar dari 10.000/mm3 Pemeriksaan USG bila terjadi infiltrat apendikularis Pemeriksaan radiologi dan ultra sonografy menunjukkan densitas pada kuadran bawah/tingkat aliran udara setempat Pemeriksaan urin untuk membedakan dengan kelainan pada ginjal dan saluran kemih.

KOMPLIKASI
Perforasi apendiks dapat berkembang menjadi peritonitis/abses Demam Nyeri tekan abdomen yang berlanjut Malaese Leukositosis semakin jelas

PENATALAKSANAAN
Pembedahan di indikasikan bila diagnostik telah ditegakkan, antibiotik dan cairan IV diberikan sampai pembedahan dilakukan, analgesik diberikan setelah diagnosis ditegakkan. Apendiktomi (pembedahan untuk mengangkat apendiks) dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan perforasi, apendiktomi dapat dilakukan dibawah anastesi umum/spinal dengan insisi abdomen bawah atau dengan laparoskopi yang merupakan metode terbaru yang sangat efektif. Tirah baring dalam posisi fowler medium (setengah duduk). Koreksi cairan dan elektrolit Pemberian obat penenang, ampisilin, gentamisin, metrodinazol. Transfusi mengatasi anemia.

Sebelum operasi Observasi : 8-12 jam setelah timbulnya keluhan tanda dan seringkali masih belum jelas. Lakukan Tirah baring dan dipuasakan Intubasi bila perlu Antibiotik Operasi apendiktomi Pasca operasi Observasi TTV Posisikan semi fowler Bila peritonitis umum teruskan puasa, hingga fungsi usus kembali normal. Kemudian beri minum 15 ml/jam selama 4-5 jam naikkan menjadi 30 ml/jam. Satu hari pasca operasi dianjurkan tegak duduk di tempat tidur. Hari kedua dapat berdiri dan duduk di luar kamar mandi. Hari ketujuh jahitan dapat diangkat pasien diperbolehkan pulang.

PENCEGAHAN
Pencegahan pada appendiksitis yaitu dengan menurunkan resiko obstuksi dan peradangan pada lumen appendiks. Pola eliminasi klien harus dikaji,sebab obstruksi oleh fekalit dapat terjadi karena tidak adekuatnya diet tinggi serat.Perawatan dan pengobatan penyakit cacing juga menimbulkan resiko. Pengenalan yang cepat terhadap gejala dan tanda appendiksitis menurunkan resiko terjadinya gangren,perforasi dan peritonitis.

Pengkajian
Identitas pasien Nama : Nn. M Umur : 36 th Jenis kelamin : perempuan Status perkawinan : sudah kawin Agama : katholik Suku bangsa : indonesia Pendidikan : SMA Pekerjaan : ibu rumah tangga Alamat : peru Puri Diagnosa medis : Apendisitis Sumber informasi : Keluarga dan pasien Tanggal masuk : 9 mei 2012 Tanggal pengkajian: 9 mei 2012

Keluhan utama : Klien mengeluh nyeri atau rasa tidak enak disekitar titik McBurney disertai anoreksia, mual, dan muntah. RPS : Paisen datang ke RS dengan keluhan nyeri perut kanan bawah disertai muntah, nyeri ulu hati dan panas badan. Pasien menjalani OK dan dirawat di bangsal XX. RPD: kalien penderita gastritis RPK : salah satu keluarga klien pernah menderita TBC

PENGKAJIAN
Observasi TTV : Suhu : 378 0 C per rectal, N : 114 x/menit, tidak teratur dan kuat,TD : 112/68 mmHg RR : 24 x/menit, pernapasan cheyne stoke dan GCS : 4-5-6 PENUNJANG Jumlah leukosit diatas 10.000/mm3 USG abdomen menunjukkan proses inflamasi Urinalis : Normal, tetapi eritrosit/leukosit mungkin ada. Foto abdomen : Adanya pergeseran material pada appendiks (fekalit), ileus terlokalisir. Ultrasound : Densitas kuadran kanan bawah, kadar aliranudara terlokalisir.

Pernapasan (B1) Tidak ada retraksi dada. Suara napas tambahan ronchi -/-, Whezing -/-, Bentuk dada tidak simetris dan refleks batuk ada, pernapasan thorako- abdominal. Kardiovasukuler (B2) Klien agak demam, suhu: 378 0c, S1 S2 tunggal, murmur (-) Persarafan (B3) Klien compos mentis, GCS : 4-5-6,pupil isokor, sklera agaak pucat. Perkemihan Eliminasi uri (B4) BAK spontan 3-4 x/hari produksi urine + 1000-1500 cc/24 jam Pencernaan Eliminasi alvi (B5) Makan 1xsehari, komposisi kurang.terdapat nyeri tekan pada titik Mc Burney, BAB mencret, perut kembung, BU (+) Tulang otot integument (B6) Kemampuan pergerakan sendi bebas, Akral hangat, turgor cukup, warna kulit agak pucat, agak demam

DATA
Ds : Ny.M mengatakan Mual, Muntah

ETIOLOGI
Distensi abdomen Menekan gaster

PROBLEM
Nutrisi kurang dari kebutuhan

Do: Pemeriksaan fisik a. Nyeri tekan titik MC.Burney b. Perut kembung c. Hasil leukosit meningkat 10.000
Suhu : 378 0 C per rectal, N : 114 x/menit, tidak teratur dan kuat,T : 112/68 mmHg RR : 24 x/menit, pernapasan cheyne stoke dan GCS : 4-5-6

Peningkatan prod HCL


Mual,muntah Nutrisi kurang dari kebutuhan

DATA
Ds : Ny.M mengatakan Mual, Muntah

ETIOLOGI
Distensi abdomen Menekan gaster

PROBLEM
Volume cairan kurang dari kebutuhan

Do: Pemeriksaan fisik a.Nyeri tekan titik MC.Burney b. Perut kembung c. Hasil leukosit meningkat 10.000
Suhu : 378 0 C per rectal, N : 114 x/menit, tidak teratur dan kuat,T : 112/68 mmHg RR : 24 x/menit, pernapasan cheyne stoke dan GCS : 4-5-6

Peningkatan prod HCL


Mual,muntah Volume cairan kurang dari kebutuhan

DATA
Ds : Ny.M mengatakan nyeri di bagian perut bagian kanan bawah Do: Pemeriksaan fisik a.Nyeri tekan titik MC.Burney b. Perut kembung c. Saat bergerak pasien nampak meringis

ETIOLOGI
Peningkatan tekanan intraluminal Oedema, Ulserasi dan invasi bakteri Pada dinding apendiks Gangguan rasa nyaman (nyeri)

PROBLEM
Gangguan rasa nyaman (nyeri)

Intervensi 1
HAR I/TG L
kamis 10mei 2012

DIAGNOSA

INTERVENSI

RASIONAL

1.Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d terjadinya mual dan muntah. Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan mampu Klien memenuhi kebutuhan nutrisi harian sesuai dengan tingkat aktivitas dan kebutuhan metabolik Kriteria hasil: -Klien dapat menjelaskan tentang pentingnya nutrisi bagi klien -Bebas dari tanda malnutrisi -Mempertahankan berat badan stabil -Nilai laboratorium normal (Hb, Albumin)

1. Berikan perawatan oral teratur 2. Catat berat badan saat masuk dan bandingken dengan saat berikutnya 3. Pemeriksaan laboratorium/Hb-Htelektrolit-Albumin 4. Jelaskan tentang perlunya konsumsi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan cairan yang adekuat 5. Konsultasikan dengan ahli gizi untuk menetapkan kebutuhan kalori harian dan jenis makanan yang sesuai bagi klien 6. Anjurkan klien istirahat sebelum makan 7. Tawarkan Makan sedikit namun sering 8. Batasi asupan cairan saat makan 9. Sajikan makanan dalam keadaan hangat 10. Kolaborasi cairan. IV

1. Perawatan oral dapat mencegah ketidak nyamanan karena mulut kering, bibir pecah dan bau tidak sedap yang dapat menurunkan nafsu makan klien 2. Berat badan merupakan data yang diperlukan perawat untuk mengevaluasi perkembangan terapi nutrisi klien sehingga perawat dapat menyesuaikan terhadap kebutuhan intervensi 3. Nilai laboratorium merupakan data yang diperlukan perawat untuk mengevaluasi keberhasilah atau keefektifan intervensi sehingga perawat dapat menentukan intervensi yang sesuai bagi klien 4. Pendidikan pada klien perlu dilakukan agar klien mengerti dan paham tentang intervensi yang dilakukan perawat sehingga diharapkan klien dapat bersikap adaptif. 5. Ahli gizi dapat menghitung kalori yang dibutuhkan klien menurut aktivitas yang dilakukan klien, sehingga diharapakan jumlah asupan kalori yang dikonsumsi klien dapat memenuhi kebutuhan harian, tidak kekurangan dan tidak berlebihan. 6. Kondisi tegang dapat menurunkan nafsu makan klien, istirahat dapat mengurangi ketegangan klien sehingga dapat membantu klien dalam meningkatkan nafsu makan 7. Makan terlalu banyak dalam satu waktu dapat menyebabkan distensi lambung yang berakibat ketidaknyamanan bagi klien sehingga nafsu makan klien makin menurun 8. Asupan cairan berlebih saat makan menyebabkan distensi lambung yang mengakibatkan ketidaknyamanan. 9. Makanan yang sudah dingin menyebabkan rasa yang kurang menyenangkan bagi klien sehingga menurunkan nafsu makan klien 10. Cairan glukosa IV dapat diberikan apabila pasien benarbenar tidak mendapatkan asupan per-oral, cairan glukosa IV juga dapat menyediakan kalori bagi klien sehingga klien tidak mengalami kekurangan nutrisi yang ekstrim.

DAFTAR DIAGNOSA
1. 2. 3. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan terjadinya mual dan muntah. Volume cairan kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual dan muntah. Resiko tinggi terhadap infeksi behubungan dengan perforasi pada Apendiks dan tidak adekuatnya pertahanan utama. Nyeri berhubungan dengan invasi bakteri dinding appendiks Intoleransi Aktifitas berhubungan dengan keadaan nyeri yang mengakibatkan terjadinya penurunan pergerakan akibat nyeri akut.

4. 5.

Intervensi 2
HARI /TGL
kamis 10mei 2012

DIAGNOSA

INTERVENSI

RASIONAL

2.Volume cairan kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual dan muntah. Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan kekurangan volume cairan tidak terjadi Kriteria Hasil: Kelembaban membran mukosa Turgor kulit baik Tanda vital stabil

1. Awasi tekanan darah dan nadi 2. Lihat membran mukosa, kaji turgor kulit, dan pengisian kapiler 3. Auskultasi bising usus, catat kelancaran flatus, gerakan usus 4. Berikan sejumlah kecil minuman jernih bila pemasukan per oral dimulai 5. Berikan perawatan mulut sering dengan perhatian khusus pada perlindungan bibir 6. Kolaborasi : Berikan cairan IV dan elektrolit

1. Mengidentifikasi fluktuasi volume intravaskuler 2. Indikator keadekuatan sirkulasi perifer dan hidrasi seluler. 3. Indikator kembalinya peristaltic, kesiapan untuk pemasukan per oral 4. Menurunkan iritasi gaster/muntah untuk meminimalkan kehilangan cairan. 5. Dehidrasi mengakibatkan bibir dan mulut kering dan pecah-pecah 6. Kolaborasi : Dehidrasi dan dapat terjadi keseimbangan elektrolit

Intervensi 3
HARI /TGL
kamis 10mei 2012

DIAGNOSA

INTERVENSI

RASIONAL
1. 2. Berguna dalam pengawasan keefektifan obat Perubahan tanda-tanda vital dapat menunjukkan terjadinya peningkatan nyeri Menghilangkan tegangan abdomen yang bertambah dengan posisi telentang Meningkatkan normalisasi fungsi organ contoh merangsang peristaltikdan kelancaran flatus Fokus perhatian kembali, meningkatkan relaksasi dan kemampuan koping Kolaborasi : Menghilangkan nyeri mempermudah kerjasama dengan intervensi terapi lain contoh ambulasi, batuk

3. Nyeri berhubungan dengan invasi bakteri dinding appendiks. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan nyeri berkurang atau hilang dengan criteria : Pasien melaporkan nyeri hilang/terkontr ol Tampak rileks, mampu istirahat/tidur dengan tepat Skala nyeri 0-3

1. Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, beratnya (skala 010) 2. Observasi tanda vital 3. Mempertahankan istirahat dengan posisi semi fowler 4. Dorong ambulasi dini 5. Berikan aktivitas hiburan 6. Kolaborasi : Berikan analgetik

3.

4.

5.

6.

HARI/TG NO. L DIAGNOS A kamis10mei 2012 Diagnosa 1

JAM

IMPLEMENTASI

TTD

07:00

1. Memberikan perawatan oral teratur 2. Mencatat berat badan saat masuk dan bandingken dengan saat berikutnya 3. Memeriksaan laboratorium/Hb-Htelektrolit-Albumin 4. Menjelaskan tentang perlunya konsumsi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan cairan yang adekuat 5. Mengkonsultasikan dengan ahli gizi untuk menetapkan kebutuhan kalori harian dan jenis makanan yang sesuai bagi klien 6. Menganjurkan klien istirahat sebelum makan 7. Menawarkan Makan sedikit namun sering 8. Membatasi asupan cairan saat makan 9. Menyajikan makanan dalam keadaan hangat 10. Mengkolaborasi cairan. IV

HARI/T GL
kamis10mei 2012

NO. DIAGNOS A
Diagnosa 1

JAM

IMPLEMENTASI

TTD

07:00

1. Mengawasi tekanan darah dan nadi 2. Melihat membran mukosa, kaji turgor kulit, dan pengisian kapiler 3. Mengauskultasi bising usus, catat kelancaran flatus, gerakan usus 4. Memberikan sejumlah kecil minuman jernih bila pemasukan per oral dimulai 5. Memberikan perawatan mulut sering dengan perhatian khusus pada perlindungan bibir 6. Mengkolaborasi : Berikan cairan IV dan elektrolit

HARI/T GL
kamis10mei 2012

NO. DIAGNOS A
Diagnosa 1

JAM

IMPLEMENTASI

TTD

07:00

1. Mengkaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, beratnya (skala 0-10) 2. Mengobservasi tanda vital 3. Mempertahankan istirahat dengan posisi semi fowler 4. Mendorong ambulasi dini 5. Memberikan aktivitas hiburan 6. Mengkolaborasi : memberikan analgetik

Evaluasi 1
HARI/TG L kamis10mei 2012 NO. DIAGNOSA Diagnosa 1 EVALUASI
S: Nn.M mengatakan mual muntah berkurang O: Pemeriksaan fisik Perut masih kembung Makan 2x sehari Leukosit 10.000 Nyeri tekan Mc.burney A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi di lanjutkan (1-10)

Evaluasi 3
HARI/TG L kamis10mei 2012 NO. DIAGNOSA Diagnosa 2 EVALUASI
S: Nn.M mengatakan sudah tidak lemas O: Pemeriksaan fisik Mukosa lembab Turgor kulit baik Mual muntah hilang A : Masalah teratasi P : Intervensi di hentikan

Evaluasi 1
HARI/TG L kamis10mei 2012 NO. DIAGNOSA Diagnosa 3 EVALUASI
S: Nn.M mengatakan nyeri masih hebat O: Pemeriksaan fisik Nyeri tekan Mc burney masih ada Pasien nampak gelisah A : Masalah belumteratasi P : Intervensi 1-6 di lanjutkan

Matur Nuhun Sedoyo


Menguak sepetak langit Aku tahu , setiap kali aku membuka sebuah buku , Aku akan bisa menguak sepetak langit. Dan jika aku membaca sebuah kalimat baru. Aku akan sedikit lebih banyak tahu dibandingkan sebelumnya . Dan segala yang kubaca akan membuat dunia dan diriku menjadi lebih besar dan luas. Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup

Anda mungkin juga menyukai

  • T.s.p.woc DM
    T.s.p.woc DM
    Dokumen2 halaman
    T.s.p.woc DM
    Tomy Suicidesilence OfthedamnEd
    Belum ada peringkat
  • SOP Terapi Insulin
    SOP Terapi Insulin
    Dokumen2 halaman
    SOP Terapi Insulin
    Tomy Suicidesilence OfthedamnEd
    64% (11)
  • SOP GUla Darah
    SOP GUla Darah
    Dokumen3 halaman
    SOP GUla Darah
    Tomy Suicidesilence OfthedamnEd
    Belum ada peringkat
  • T.s.p.woc DM
    T.s.p.woc DM
    Dokumen2 halaman
    T.s.p.woc DM
    Tomy Suicidesilence OfthedamnEd
    Belum ada peringkat
  • Cerebral Palsy Woc
    Cerebral Palsy Woc
    Dokumen3 halaman
    Cerebral Palsy Woc
    Tomy Suicidesilence OfthedamnEd
    Belum ada peringkat
  • Appendicitis-T S P
    Appendicitis-T S P
    Dokumen39 halaman
    Appendicitis-T S P
    Tomy Suicidesilence OfthedamnEd
    Belum ada peringkat