Anda di halaman 1dari 60

DIABBETES MILITUS

Oleh : Tomy Syandara P

Anatomi Pankreas Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki fungsi utama yakni untuk menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin dan glukagon. Kelenjar pankreas terletak pada bagian belakang lambung dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari), strukturnya sangat mirip dengan kelenjar ludah. Jaringan pancreas terdiri atas lobula dari sel sekretori yang tersusun mengitari saluran-saluran halus. Saluran-saluran ini mulai dari persambungan saluransaluran kecil dari lobula yang terletak di dalam ekor pancreas dan berjalan melalui badannya dari kiri ke kanan. Panjangnya kira-kira 15 cm dan mengandung sekumpulan sel yang disebut kepulauan Langerhans, dinamakan Langerhans atas penemunya, Paul Langerhans pada tahun 1869. Pulau Langerhans, terdiri dari dua macam sel yaitu alfa dan beta. Tiap pankreas mengandung lebih kurang 100.000 pulau Langerhans dan tiap pulau berisi 100 sel beta Sel beta memproduksi insulin sedangkan sel-sel alfa memproduksi glucagons, Juga ada sel delta yang mengeluarkan somatostatin dan sel polipeptida pankreas yang mensekresi hormon polipeptida pankreas. Pankreas dibagi menurut bentuknya : 1. Kepala (kaput) yang paling lebar terletak di kanan rongga abdomen, masuk lekukan sebelah kiri duodenum yang praktis melingkarinya. 2. Badan (korpus) menjadi bagian utama terletak dibelakang lambung dan di depan vertebra lumbalis pertama. 3.Ekor (kauda) adalah bagian runcing di sebelah kiri sampai menyentuh pada limpa (lien).

Fisiologi Pankreas Pankreas disebut sebagai organ rangkap, mempunyai dua fungsi yaitu sebagai kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin. Kelenjar eksokrin menghasilkan sekret yang mengandung enzim yang dapat menghidrolisis protein, lemak, dan karbohidrat; sedangkan endokrin menghasilkan hormon insulin dan glukagon yang memegang peranan penting pada metabolisme karbohidrat. Kedua hormon ini langsung masuk dalam peredaran darah dan digunakan untuk mengatur jumlah gula dalam darah. Insulin akan mengubah kelebihan glukosa darah menjadi glikogen untuk kemudian menyimpannya di dalam hati dan otot. Suatu saat ketika tubuh membutuhkan tambahan energi, glikogen yang tersimpan di dalam hati akan diubah oleh glukagon menjadi glukosa yang dapat digunakan sebagai energi tambahan. Pankreas menghasilkan : 1. Garam NaHCO3 : membuat suasana basa. 2. Karbohidrase : amilase ubah amilum maltosa. 3. Dikarbohidrase : a.maltase ubah maltosa 2 glukosa. b.Sukrase ubah sukrosa 1 glukosa + 1 fruktosa. c.Laktase ubah laktosa 1 glukosa + 1 galaktosa. 4.lipase mengubah lipid asam lemak + gliserol. 5.enzim entrokinase mengubah tripsinogen tripsin dan ubah pepton asam amino.

Kepulauan Langerhans Membentuk organ endokrin yang menyekresikan insulin, yaitu sebuah homron antidiabetika, yang diberikan dalam pengobatan diabetes. Insulin ialah sebuah protein yang dapat turut dicernakan oleh enzim-enzim pencerna protein dan karena itu tidak diberikan melalui mulut melainkan dengan suntikan subkutan. Insulin mengendalikan kadar glukosa dan bila digunakan sebagia pengobatan dalam hal kekurangan seperti pada diabetes, ia memperbaiki kemampuan sel tubuh untuk mengasorpsi dan menggunakan glukosa dan lemak. Pada pankreas paling sedikit terdapat empat peptida dengan aktivitas hormonal yang disekresikan oleh pulau-pulau (islets) Langerhans. Dua dari hormon-hormon tersebut, insulin dan glukagon memiliki fungsi penting dalam pengaturan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Hormon ketiga, somatostatin berperan dalam pengaturan sekresi sel pulau, dan yang keempat polipeptida pankreas berperan pada fungsi saluran cerna. Kerja Insulin Insulin diibaratkan sebagai anak kunci untuk membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, untuk kemudian di dalam sel, glukosa itu dimetabolismekan menjadi tenaga.

Hormon-Hormon yang berperan dalam metabolisme


1.Insulin (sel pankreas) Efek metabolik utama: - Penyerapan glukosa: + Penyerapan glukosa + Glikogenesis - Glikogenolisis - Glukoneogenesis - asam lemak darah: + sintesis TG, - lipolisis Asam amino darah: + penyerapan as.amino Protein otot: + sintesis protein,-penguraian protein

Kontrol sekresi: Rangsangan utama:glukosa darah,as.amino darah Peran utama:pengatur utama siklus absorbsi dan pasca absorbsi
2.Glukagon (sel alfa pankreas) Efek metabolik utama: -Penyerapan glukosa: +Glikogenolisis +Glukoneogenesis - GLikogenesis

-Asam lemak darah : +Lipolisis, - sintetis TG -Asam amino darah dan protein otot : tidak berefek Kontrol sekresi -Rangsangan utama : glukosa darah,as. amino darah -Peran utama : melindungi tubuh dari hipoglikemia 3.Epinefrin (medula adrenal) -Penyerapan glukosa: +glikogenolisis, +glukoneogenesis, -sekresi insulin, + sekresi glukagon -As. Lemak darah: + lipolisis

Kontrol sekresi -Rang.utama sekresi: stimulasi simpatis selama stres dan olahraga -Peran utama: Penyiapan energi untuk keadaan darurat dan olahraga

4.Kortisol (korteks adrenal) efek metabolik utama: -Penyerapan glukosa: +glukoneogenesis, - Penyerapan glukosa oleh jaringan selain otot, menghemat glukosa -Asam lemak darah: +Lipolisis -Asam amino darah: +penguraian protein Kontrol sekresi -Rangsangan utama: Mobilisasi bahan bakar metabolik dan bahan pembangunan selama adaptasi terhadap stres

5.Hormon Pertumbuhan (Pituitary) -Penyerapan glukosa: -Penyerapan glukosa oleh otot, menghemat glukosa -Asam lemak darah: +Lipolisis -Asam amino darah: +sintesis protein, -penguraian protein, + sintesis DNA,RNA -Rangsangan utama: tidur lelap, stres, olahraga, hipoglikemia -Peran utama: mendorong pertumbuhan dalam keadaan normal dan tidak begitu berperan dalam metabolisme mobilisasi bahan bakar dan menghemat glukosa.

6.Somatostatin Somatostatin di hipotalamus: -menghambat sekresi hormon pertumbuhan TSH. Somatostatin di sel D pankreas: -Menghambat pencernaan nutrien dan mengurangi penyerapan nutrienefek tidak langsung pada metabolisme 7.Polipeptida pankreas (sel pp) Inhibisi fungsi pencernaan 8.Testosteron Efek metabolik pada protein dan mendorong pertumbuhan tulang pada pria.

9.Tiroid (sel Folikel kelenjar tiroid) -Pada kadar tiroid yang di darah : mendorong anabolisme -Pada kadar tiroid yang di darah : mendorong katabolisme -esensial untuk pertumbuhan normal dan perkembangan saraf -meningkatkan laju metabolisme basal tidak bekerja di otak, testis, ginjal, uterus, dan kelenjer tiroid.

Pengertian
Diabetes mellitus adalah keadaan hyperglikemia kronis yang disebabkan oleh faktor lingkungan dan keturunan secara bersama-sama, mempunyai karakteristik hyperglikemia kronis tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol (WHO).

Jenis jenis diabetes mellitus


Diabetes tipe 1 Diabetes tipe 2 Diabetes Gestational Tipe spesifik lain dari diabetes mellitus

Diabetes Tipe 1
Defisiensi insulin absolut, kadar insulin dan C peptida rendah. Disebabkan oleh kerusakan dari sel prankreas (autoimmun) Autoimmun terhadap insulin, tirosin fosfatase,dan asam glutamat dekarboksilasi. Selain itu, DM tipe 1 juga disebabkan oleh genetik dan faktor lingkungan.

Diabetes tipe 2
Defisiensi insulin relatif dan resistensi insulin. Akibat obesitas dan overweight Terjadi hiperinsulinemia Komplikasi sering muncul saat diagnosis Thrifty gen melibatkan multiple gen

Diabetes Gestational
Diabetes yang terjadi pada ibu hamil Biasanya kembali normal setelah melahirkan Patofisiologinya : wanita hamil mengalami banyak perubahan hormonal dan dapat meningkatkan insulin resisten. Jika respon sel pankreas tidak cukup maka akan menyebabkan hiperglikemia pada ibu dan anak.

Tipe spesifik lain dari DM


Kelainan genetik pada fungsi sel Kelainan genetik pada kerja insulin Penyakit eksokrin prankreas Endokrinopathy Pengaruh bahan kimia dan obat obatan Infeksi Reaksi imun pada diabetes yang tidak umum Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan diabetes.

Patogenesis
Factor genetik Factor imunologis Peradangan pada sel beta Virus dan zat toksin Memicu proses autoimun

Resistensi insulin

Kelainan sel beta

Penurunan reaksi intrasel terhadap metabolisme glukosa

Antibody bereaksi terhadap sel beta

Peningkatan glukosa dlm darah

DIABETES MILITUS

Insulin dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang dibutuhkan untuk pemanfaatan glukosa sebagai bahan energi seluler dan diperlukan untuk metabolisme karbohidrat protein dan lemak. Insulin membantu tramnsportasi glukosa ke dalam sel dan membantu pergerakan senyawa-senyawa keton ke dalam sel sebagai sumber energi sekunder. Apabila tidak dihasilkan maka akan mengalami gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Yang mana tanpa insulin glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel dan tetap dalam kompartemen vaskuler yang kemudian terjadilah hiperglikemia dngan dmikian akan meningkatkan konsentrasi dalam darah. Terjadinya hiperglikemi akan menyebabkan osmotik diuresis yang kemudian menimbulkan perpindahan cairan tubuh dari rongga intraseluler ke dalam rongga interstisial kemudian ke ekstrasel. Terjadinya osmotik diuretik menyebabkan banyaknya cairan yang hilang melalui urine (polyuria) sehingga sel akan kekurangan cairan dan muncul gejala polydipsia (kehausan).

Terjadinya polyuria mengakibatkan hilangnya cairan berlebihan potasium dan sodium terjadi gangguan elektrolit. Dengan tidak adanya glukosa yang mencapai sel, maka sel akan mengalami starvation (kekurangan makanan atau kelaparan) sehingga menimbulkan gejala polyhagia (kelaparan secara berlebihan atau makan secara berlebihan) fatique dan berat badan menurun. Dengan adanya peningkatan glukosa dalam darah, glukosa tidak dapat difiltrasi oleh glomerolus karena melebihi ambang renal sehingga menyebabkan lolos dalam urine yang disebut sebagai glikosuria. Pada ketoasidosis, muncul karena sel tidak meperoleh glukosa untuk metabolisme seluler oleh karena tidak adanya insulin. Dengan demikian untuk memperoleh energi maka lemak di pecah menjadi asam lemak dan gliserol yang kemudian oleh hati dipecah lagi menjadi asam lemak dan gliserol yang kemudian oleh hati dipecah lagi menjadi benda-benda keton. Dan apabila berlebihan muncul sebagai ketonuria.

ETIOLOGI
Menurut banyak ahli beberapa faktor yang sering dianggap penyebab yaitu : a.Faktor genetik Riwayat keluarga dengan diabetes : Pincus dan White berpendapat perbandingan keluarga yang menderita diabetes mellitus dengan kesehatan keluarga sehat, ternyata angka kesakitan keluarga yang menderita diabetes mellitus mencapai 8, 33 % dan 5, 33 % bila dibandingkan dengan keluarga sehat yang memperlihatkan angka hanya 1, 96 %. b.Faktor non genetik 1.)Infeksi Virus dianggap sebagai trigger pada mereka yang sudah mempunyai predisposisi genetic terhadap diabetes mellitus. 2.)Nutrisi a.)Obesitas dianggap menyebabkan resistensi terhadap insulin. b.)Malnutrisi protein c.)Alkohol, dianggap menambah resiko terjadinya pankreatitis. 3.)Stres Stres berupa pembedahan, infark miokard, luka bakar dan emosi biasanya menyebabkan hyperglikemia sementara. 4.)Hormonal Sindrom cushing karena konsentrasi hidrokortison dalam darah tinggi, akromegali karena jumlah somatotropin meninggi, feokromositoma karena konsentrasi glukagon dalam darah tinggi, feokromositoma karena kadar katekolamin meningkat

Faktor Resiko
Orang yang berisiko terkena Diabetes Mellitus adalah : 1. Hipertensi 2. Pola makan banyak lemak 3. Kurang berolah raga atau malas beraktivitas fisik 4. Stress dan kurang tidur 5. Kegemukan atau obesitas 6. Keturunan 7. Merokok 8. Kebiasaan minum alcohol/soda

Hub. Obesitas dan DM


Obesitas memiliki faktor resiko 2,9 > dari non obesitas untuk menderita DM Obesitas menyebabkan hiperglikemi dan hiperinsulinemia

Hubungan obesitas dan resistensi insulin


OBESITAS Peningkatan timbunan lemak pada sel adiposit

leptin

As.lemak bebas

TNF

Resistin

Resistensi insulin

Hati

otot rangka

jaringan lain

Gejala
Gejala klasik Polifagi Poliuri Polidipsi Kehilangan berat badan Gejala lain Fatigue Gatal dan mati rasa pada kaki dan tangan Terjadi infeksi pada gusi,kulit , paru - paru dan sal.kemih Penyembuhan luka lambat Pandangan kabur Pruritus vulvae Disfungsi ereksi

Komplikasi
Akut Koma hipoglikemia Ketoasidosis Koma hiperosmolar non ketotik Kronik Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar, ,pembuluh darah jantung, pembuluh darah tepi, pembuluh darah otak. Mikroangiopati, mengenai pembuluh darah kecil, retinopati diabetik, nefropati diabetik. Neuropati diabetik Rentang injeksi , seperti tuberkulosis paru, gingivitis dan infeksi saluran kemih Kaki diabetik

Pemeriksaan Diagnostik
Glukosa darah: meningkat 200 100 mg/dl, Aseton plasma (keton): positif secara menyolok Asam lemak bebas: kadar lipid dan kolesterol meningkat Osmolalitas serum: menngkat tetapi biasanya kurang dari 330 m Osm/l Natrium: mungkin normal, meningkat atau menurun Kalium: normal atau peningkatan semu (perpindahan seluler), selanjutnya akan menurun Fosfor: lebih sering menurun. Hemoglobin glikosilat: kadarnya menngkat 2 4 kali lipat Gas darah arteri: biasanya menunjukkan PH rendah dan penurunan pada HCO3 (Asidosis metabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik. Trombosit darah: Ht mungkin meningkat (dehidrasi), leukositosis,hemokonsentraasi merupakan respon terhadap stress atau infeksi. Ureum/Kreatinin: mungkin meningkat atau normal (dehidrasi/penurunan fungsi ginjal) Amilase darah: mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya pankreatitis akut sebagai penyebab dari Diaabetes melitus (Diabetik ketoasidosis) Pemeriksaan fungsi ttiroid: peningkatan aktifitas hormon tiroid dapat menongkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin Urin: gula dan aseton positif, berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat. Kultur dan sensitivitas: kemungkinan adanya infeksi saaluran kemih, infeksi pernafasan, dan infeksi pada luka.

Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal. Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes : 1. Diet 2. Latihan 3. Pemantauan 4. Terapi (jika diperlukan) 5. Pendidikan

Managemen DM dari segi non farmakologi

Prinsip managemen
Pendidikan tentang diabetes Managemen gaya hidup diet latihan

Diet dan Latihan


Diet 3 komponen penting Nutrisi yang cukup untuk kebutuhan energi Asupan makanan didistribusikan sepanjang hari Pola makan dan jumlahnya harus konsisten Latihan Membantu menurunkan KGD Jalan cepat 30 menit , 3-4 kali seminggu.

Karbohidrat
60 70 % dari total kalori Sumber bahan makanannya : Nasi Jagung Sagu

Protein
15 -20 % ( 10 % pada orang nefropathy) Sumber protein diperoleh dari hewan dan nabati seperti: - Ikan - Ayam tanpa kulit - Putih telur - daging

Lemak
Lemak jenuh < 7 %, lemak tidak jenuh < 10 % Lemak harus lemak tak jenuh seperti - minyak kanola - minyak zaitun Meningkatkan terjadinya penyakit jantung pada diabetes satu setengah kali lebih tinggi dari orang yang tak diabetes

Kolesterol
Harus dikonsumsi kurang dari 300mg dalam sehari - ayam tanpa kulit - kuning telur 2 biji dalam seminggu Hindari makan : - kerang - udang -jeroan - kepiting

Buah-buahan dan sayur-sayuran


Asupan serat dari buah dan sayuran juga sangat diperlukan Minimal 25g setiap hari Natrium < 3000 mg/ hari

Pencegahan
a. Pencegahan Primer Makan seimbang artinya yang dimakan dan yang dikeluarkan seimbang disesuiakan dengan aktifitas fisik dan kondisi tubuh, dengan menghindari makanan yang mengandung tinggi lemak karena bisa menyebabkan penyusutan konsumsi energi. Mengkonsusmsi makanan dengan kandungan karbohidrat yang berserat tinggi dan bukan olahan. Meningkatkan kegiatan olah raga yang berpengaruh pada sensitifitas insulin dan menjaga berat badan agar tetap ideal. Kerjasama dan tanggung jawab antara instansi kesehatan, masyarakat, swasta dan pemerintah, untuk melakukan penyuluhan kepada masyarakat

b. Pencegahan Sekunder
Ditujukan pada pendeteksian dini DM serta penanganan segera dan efektif, sehingga komplikasi dapat dicegah. Hal ini dapat dilakukan dengan skrining, untuk menemukan penderita sedini mungkin terutama individu/populasi. Penyuluhan kesehatan secara profesional dengan memberikan materi penyuluhan seperti : apakah itu DM, bagaimana penatalaksanaan DM, obat-obatan untuk mengontrol glukosa darah, perencanaan makan, dan olah raga.

c. Pencegahan Tersier
Upaya dilakukan untuk semua penderita DM untuk mencegah komplikasi. Pencegahan komplikasi :
Berhenti merokok Mengoptimalkan kadar kolesterol Menjaga berat tubuh yang stabil Mengontrol tekanan darah tinggi Olahraga teratur dapat bermanfaat : Mengendalikan kadar glukosa darah Menurunkan kelebihan berat badan kegemukan) Membantu mengurangi stres

(mencegah

ASKEP
Identitas klien 1. Nama 2. Umur 3. Jenis kelamin 4. Alamat 5. Pekerjaan 6. Kebangsaan 7. Pendidikan 8. Agama 9. Tanggal MRS 10.Sumber
: tuan N : 70 : LAKI-LAKI : perum karang indah : pemain sepak bola : Indonesia : SMP : katolik : 5 april 2012 : Pasien dan keluarga

Keluhan utama : luka tak kunjung sembuh Riwayat penyakit sekarang (RPS):
P : klien datang ke RS dengan keluhan sering kencing dan haus,sering merasa lapar dan luka di jari kaki tak kunjung sembuh Q : klien merasakan sakit pada lukanya dengan skala nyeri 6, dan cemas dengan keadaanya R : Luka ada pada jari-jari kaki yang melebar disekitarnya dan merasa lemah pada seluruh tubuh S : sakit dirasakan saat beraktivitas, tidak dapat berjalan dengan baik dan mengganggu karena klien cepat lelah saat melakukan aktivitas. T : keluhan dirasakan sudah 3 minggu hingga saat ini, sudah diberi obat tetapi tidak kunjung sembuh akhirnya dibawa ke RS.

Lanjutan....
Riwayat penyakit dahulu ( RPD) Riwayat keluarga (RPK) keluarga klien pernah menderita DM

Keadaan Umum :
Klien nampak lemah Kurus Pucat layu Terdapat luka dijari kaki

Observasi TTV
TD : 160/100 mmHg N : 50 x/mnt RR : 28 x/mnt

PENGKAJIAN
B1: pola nafas meningkat RR: 28 x/menit, bentuk dada normal, tidak ada PCH, frekuensi nafas cepat, B2: TD meningkat ( 160/100 mmHg) ,nadi : 50 x/mnt (Bradikardi), luka pada jari kaki, disritmia, kulit panas,kemerahan pada luka, mukosa pucat . B3: kesadaran apatis GCS 444, gangguan pengelihatan, sakit kepala,kesemutan,diorientasi, refleks tendon munurun B4: Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), urin encer,pucat, kuning . B5: tidak mengikuti diet(peningkatan masukan kaebohidrat), mukosa kering, pola makan 5 x/ hari, turgor kulit jelek,bau halitosis, penurunan BB 80 kg- 70 kg .Haus, B6: Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun, kekuatan otot 3.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan Laboraturium
Gula darah puasa : 175 mg/dl Gula Darah 2 jam post pandrial : 161 mg/dl Kultur dan sensitivitas : adanya infeksi pada luka

Analisa Data dx 1
Data Ds : klien mengatakan sering merasa kesemutan Do : Etiologi
Diabetes Melitus Peningkatan kadar glukosa dalam darah (Hiperglikemi) Insulin tidak dapat mengikat glukosa dengan baik Sirkulasi ke jaringan terganggu terutama ekstermitas Jika ada luka sulit sembuh Kersukan integritas kulit

Masalah

Kerusakan integritas kulit

- ada luka pada jarijari kaki yang berbau tidak sedap - CRT > 3 detik - Odema disekitar kaki yang luka - tedapat pus dan granulasi pada luka.

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL


Kekurangan cairan berhubungan dengan diuresis osmotik. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi antara dermal epidermal sekunder akibat DM. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakcukupan insulin. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan perubahan sirkulasi. Resiko tinggi terhadap perubahan sensoriperseptual berhubungan dengan ketidakseimbangan glukosa/ insulin. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelelahan akibat penurunan produksi energi metabolik.

Intervensi
NO . 1. Diagnosa
Ganguan integritas jaringan berhubungan dengan adanya luka pada ekstrimitas.
Tujuan :

Intervensi 1. Kaji luas dan keadaan luka serta proses penyembuhan. 2. Rawat luka dengan baik dan benar : membersihkan luka secara abseptik menggunakan larutan yang tidak iritatif, angkat sisa balutan yang menempel pada luka dan nekrotomi jaringan yang 3. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian insulin, pemeriksaan kultur pus pemeriksaan gula darah pemberian anti biotik.

Rasional 1. Pengkajian yang tepat terhadap luka dan proses penyembuhan akan membantu dalam menentukan tindakan selanjutnya. 2. merawat luka dengan teknik aseptik, dapat menjaga kontaminasi luka dan larutan yang iritatif akan merusak jaringan granulasi tyang timbul, sisa balutan jaringan nekrosis dapat menghambat proses granulasi. 3. insulin akan menurunkan kadar gula darah, pemeriksaan kultur pus untuk mengetahui jenis kuman dan anti biotik yang tepat untuk pengobatan, pemeriksaan kadar gula darahuntuk mengetahui perkembangan penyakit.

Dalam waktu 1 x 8 jam terjadi proses penyembuhan


Criteria hasil :

1.Berkurangnya oedema sekitar luka. 2. pus dan jaringan berkurang 3. Adanya jaringan granulasi. 4. Bau busuk luka berkurang. 5. CRT < 3 detik

Implementasi
Hari/tgl Rabu, 6 April 2012 No. Dx 1 Implementasi 1. Mengkaji luas dan keadaan luka serta proses penyembuhan. 2. Merawat luka dengan baik dan benar : membersihkan luka secara abseptik menggunakan larutan yang tidak iritatif, angkat sisa balutan yang menempel pada luka dan nekrotomi jaringan yang 3. Mengkolaborasi dengan dokter untuk pemberian insulin, pemeriksaan kultur pus pemeriksaan gula darah pemberian anti biotik Jam 07.00 07.30 Ttd.

Evaluasi
Hari/tgl No.Dx 1 Evaluasi TTd.

Rabu, 25 april 2012

S : klien mengatakan sudah tidak sering kesemutan O: - luka tampak bersih setelah dilakukan perawatan Odema sekitar luka Pemeriksaan diagnostik - Cairan keruh , leukosit dan protein meningkat A : masalah teratasi sebagian P : lanjutkan intervensi 3,5, dan 7

SOP Pemeriksaan Gula Darah


Pengertian

Pemeriksaan gula darah digunakan untuk mengetahui kadar gula darah seseorang. Macam- macam pemeriksaan gula darah: Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan : 1. Glukosa plasma sewaktu 200 mg/dl (11,1 mmol/L) 2. Glukosa plasma puasa 140 mg/dl (7,8 mmol/L) 3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) 200 mg/dl.

Indikasi

Petugas

Klien yang tidak mengetahui proses penyakitnya.

1.Mahasiswa semester IV 2.Perawat

Tujuan

Persiapan Lingkungan

1. Untuk mengetahui kadar gula pada pasien. 2. Mengungkapkan tentang proses penyakit dan pengobatannya.

1. Menjaga privace klien.

Persiapan Alat

1. glacumeter

2. Kapas Alkohol

3. Hand scone

4. Stik GDA

5. Lanset

6. Bengkok

7. Sketsel

Prosedur Kerja

1. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan kepada pasien. 2. Mencuci tangan. 3. Pasang sketsel. 4. Memakai handscone 5. Atur posisi pasien senyaman mungkin. 6. Dekatkan alat di samping pasien. 7. Pastikan alat bisa digunakan. 8. Pasang stik GDA pada alat glukometer. 9. Menusukkan lanset di jari tangan pasien. 10. Menghidupkan alat glukometer yang sudah terpasang stik GDA. 11. Meletakkan stik GDA dijari tangan pasien 12. Menutup bekas tusukkan lanset menggunakan kapas alkohol. 13. Alat glukometer akan berbunyi dan hasil sudah bisa dibaca. 14. Membereskan dan mencici alat. 15. Mencuci tangan. 16. Mencatat respon serta toleransi klien sebelum, selama, dan sesudah prosedur. 17. Mencatat tanggal, waktu, hasil pemeriksaan, dan jumlah produksi urin saat pengambilan sampel.

SOP Pemberian Terapi Insulin


Pengertian Tujuan Pemeriksaan

Insulin adalah hormon yang digunakan untuk mengobati diabetes mellitus. Actrapid Novolet : adalah insulin short acting yang dikemas dalam bentuk pulpen insulin khusus yang berisi 3 cc insulin

Mengontrol kadar gula darah dalam pengobatan diabetes mellitus.

Persiapan Alat Persiapan Klien 2. Vial insulin.

1. Spuit insulin / insulin pen (Actrapid Novolet).

3. Kapas + alkohol / alcohol swab.

4. Handscoen bersih.

1. Menjelaskan kepada klien tentang persiapan dan tujuan prosedur pemberian injeksi insulin. 2. Menutup sampiran (kalau perlu).

5. Daftar / formulir obat klien.

Prosedur Kerja
1. 2. 3. Mencuci tangan. Memakai handscoen bersih. Megambil vial insulin dan aspirasi sebanyak dosis yang diperlukan untuk klien (berdasarkan daftar obat klien/instruksi medik). 4. Memilih lokasi suntikan. Periksa apakah dipermukaan kulitnya terdapat kebiruan, inflamasi, atau edema. 5. Melakukan rotasi tempat/lokasi penyuntikan insulin. Lihat catatan perawat sebelumnya 6. Mendesinfeksi area penyuntikan dengan kapas alcohol/alcohol swab, dimulai dari bagian tengah secara sirkuler 5 cm. 7. Mencubit kulit tempat area penyuntikan pada klien yang kurus dan regangkan kulit pada klien yang gemuk dengan tangan yang tidak dominan. 8. Menyuntikkan insulin secara subcutan dengan tangan yang domin secara lembut dan perlahan. 9. Mencabut jarum dengan cepat, tidak boleh di massage, hanya dilalukan penekanan pada area penyuntikan dengan menggunakan kapas alkohol. 10. Membuang spuit ke tempat yang telah ditentukan dalam keadaan jarum yang sudah tertutup dengan tutupnya. EVALUASI Mengevaluasi respon klien terhadap medikasi yang diberikan 30 menit setelah injeksi insulin dilakukan. 2. Mengobservasi tanda dan gejala adanya efek samping pada klien. 3. Menginspeksi tempat penyuntikan dan mengamati apakah terjadi pembengkakan atau hematoma.

Matur Nuhun Sedoyo Menguak sepetak langit


Aku tahu , setiap kali aku membuka sebuah buku , Aku akan bisa menguak sepetak langit.

Dan jika aku membaca sebuah kalimat baru.


Aku akan sedikit lebih banyak tahu dibandingkan sebelumnya . Dan segala yang kubaca akan membuat dunia dan diriku menjadi lebih besar dan luas. Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup

Anda mungkin juga menyukai

  • T.s.p.woc DM
    T.s.p.woc DM
    Dokumen2 halaman
    T.s.p.woc DM
    Tomy Suicidesilence OfthedamnEd
    Belum ada peringkat
  • SOP Terapi Insulin
    SOP Terapi Insulin
    Dokumen2 halaman
    SOP Terapi Insulin
    Tomy Suicidesilence OfthedamnEd
    64% (11)
  • SOP GUla Darah
    SOP GUla Darah
    Dokumen3 halaman
    SOP GUla Darah
    Tomy Suicidesilence OfthedamnEd
    Belum ada peringkat
  • T.s.p.woc DM
    T.s.p.woc DM
    Dokumen2 halaman
    T.s.p.woc DM
    Tomy Suicidesilence OfthedamnEd
    Belum ada peringkat
  • Cerebral Palsy Woc
    Cerebral Palsy Woc
    Dokumen3 halaman
    Cerebral Palsy Woc
    Tomy Suicidesilence OfthedamnEd
    Belum ada peringkat
  • Appendicitis-T S P
    Appendicitis-T S P
    Dokumen39 halaman
    Appendicitis-T S P
    Tomy Suicidesilence OfthedamnEd
    Belum ada peringkat