Anda di halaman 1dari 4

a.

Faktor-faktor pada pemilihan bedah tulang resektif Hubungan antara kedalaman dan pengaturan lesi tulang pada morfologi akar dan gigi

yang berdekatan menentukan tingkat tulang dan perlekatan yang dihilangkan saat reseksi. Lesi tulang diklasifikasikan menurut konfigurasinya dan jumlah dari dinding tulang. 9 teknik ostektomi paling baik diaplikasikan pada pasien dengan tingkat bone loss dari awal sampai menengah (2-3 mm) dengan panjang batang akar menengah atau sedang
19

yang memiliki

cacat tulang dengan 1 atau 2 dinding. Resesi tulang yang memiliki tingkat dangkal sampai menengah ini dapat dengan efektif ditangani dengan osteoplasty dan osteoctomy. Pasien dengan loss of attachment tingkat lanjut dan resesi tulang yang dalam tidak dapat ditangani dengan reseksi untuk menghasilkan kontur yang positif. Untuk menstimulasi bentuk tulang yang normal, dibutuhkan banyak tulang untuk dihilangkan sehingga gigi terjamin ketahanannya. Two walled defects, atau craters, terjadi pada bagian luar tulang interseptal. Sebagai hasilnya, mereka memiliki dinding bukal dan lingual atau palatal yang memanjang dari satu gigi sampai gigi sekitarnya. Hilangnya tulang interdental memperlihatkan aspek proximal dari kedua gigi yang disekitarnya. Kontur interproximal bukal-lingual yang merupakan sisi lain dari kontur cemento-enamel junction dari gigi. Two walled defects (craters) adalah bentuk resesi tulang yang paling umum ditemukan pada pasien dengan periodontitis. 14,20 Bila plat fasial dan lingual pada tulang ini direseksi, hasil dari kontur interproximal akan menjadi lebih rata atau menjadi lebih oval. Bagaimanapun juga, pembatasan reseksi hanya pada ledge dan lesi interproximal menghasilkan bentuk tulang fasial dan lingual yang dimana tulang interproximal terletak lebih apikal dibanding tulang pada aspek lingual atau fasial pada gigi. Hal ini mengakibatkan bentuk anatomi yang terbalik atau bentuk terbalik 17,18,22 Walaupun produksi dari bentuk terbalik mengecilkan jumlah dari osteoktomi yang dilakukan, hal ini tidak tanpa konsekuensi. 5 Puncak dari tulang biasanya tertak pada sudut garis palatat/lingual dan fasial dari gigi (widows peaks). Selama masa penyembuhan, jaringan lunak cenderung untuk menjembatani celah titik tertinggi koronal pada tulang ke titik tertinggi koronal pada gigi sekitarnya. Hasinya adalah kecenderungan untuk mereplikasi kontur attachment pada gigi. Jaringan lunak interproximmal berletak pada puncak tulang ini, yang kemudian akan menyerap dengan kecenderungan untuk rebound tanpa mendapatkan perlekatan di waktu berikutnya. Kedalaman poket interproximal dapat terjadi lagi. 22,24 Ostectomy untuk mendapatkan bentuk positif membutuhkan penghulangan sudut garis yang tidak konsisten (widows peaks), yang sama dengan penghilangan dari tulang fasial, lingual, dan palatal dan interproximal. Hasilnya adalah loss of attachment pada permukaan

akar fasial dan lingual tapi betuk topografi lebih menyerupai bentuk tulang normal sebelum sakit. Faktor pendukung dari reseksi tulang untuk membentuk kontur positif percaya bahwa bentuk ini, tidak memiliki sudut tajam dan duri, konduktif untuk pembentukan jaringan lunak yang lebih seragam dan turun pada pasca operasi.
17,21

Hasil therapeutik adalah berkurangnya

kedalaman poket dan meningkatnya perawatan periodontal oleh pasien, dental hygienist, dan dokter gigi. Jumlah dari perlekatan yang hilang dari penggunaan ostectomy bervariasi dengan kedalaman dan konfigurasu dari resesi tulang yang dirawat. Reseksi tulang digunakan pada two wall intrabony defects, mengakibatkan hilangnya perlekatan pada sudut garis proximal dan aspek lingual dan fasial dari gigi yang terkena tanpa mempengaruhi dasar dari poket. Penambahan hilangnya perlekatan saat reseksi untuk menghasilkan bentuk positif telah dihitung. Ketika teknik ini diaplikasikan dengan benar pada pasien yang tepat, penurunan perlekatan secara melingkar disekitar gigi terhitung 0,6 mm pada enam lokasi probing.
22

Dalam prakteknya, ini berarti bahwa teknik ini paling baik dilakukan pada lesi interproximal yang memiliki kedalaman poket 1-3 mm dengan panjang batang akar menengah sampai panjang.
17

Pasien dengan poket yang dalam, multiwalled defects, bukan merupakan pasien

yang dapat ditangani dengan operasi tulang resektif. Pasien dengan keadaan seperti ini lebih baik dirawat dengan terapi regeneratif atau dengan menggabungkan osteoplasti untuk mengurangi ledge tulang dan memfasilitasi penutupan flap dengann perlekatan baru dan prosedur regeneratif. b. Pemeriksaan dan rencana perawatan Potensi untuk menggunakan operasi tulang resektif biasanya diidentifikasi ketika pemeriksaan periodontal yang komprehensif. Pasien yang cocok menunjukkan tanda dan gejala dari periodontitis. Gingiva dapat mengalami inflamasi, dan penumpukan plak, kalkulus dan debris mulut dapat ditemukan, pendarahan saat probing dan adanya eksudat sering ditemukan. Pemeriksaan dan probing periodontal adalah aspek kunci dari pemeriksaan. Probing yang hati-hati dapat menunjukkan adanya (1) kedalaman poket lebih tinggi dari sulkus normal gingiva, (2) lokasi dari dasar poket relatif pada mucogingival junction dan tingkat perlekatan pada gigi disekitar, (3) jumlah dari dinding tulang, dan (4) adanya defek furkasi. Transgingival probing, atau sounding, dibawah efek lokal anestesi mengkonfirmasi adanya batas dan konfigurasi dari komponen intrabony pada poket dan defek furkasi. 6,16 Foto radiografi dental yang rutin tidtak mengidentifikasi adanya periodontitis dan tidak menjelaskan batas resesi tulang secara akurat. Foto radiografi tidak dapat menunjukkan

jumlah dari dinding tulang dan adanya atau batas lesi tulang pada dinding facial/bukal atau lingual/palatal secara akurat. Foto radiografi yang dibuat dengan baik menyediakan informasi yang berguna tentang batasdari interproximal bone loss, adanya angular bone loss, karies, panjang batang akar, dan morfologi akar. Film juga memfasilitasi identifikasi dari penyakit gigi lain yang perlu dirawat. Selain itu, survei radiografik berfungsi untuk mengevaluasi keberhasilan dari terapi dan mendokumentasikan stabilitas longitudinal milik pasien. Rencana perawatan sebaiknya menyediakan solusi untuk penyakit periodontal yang aktif dan perbaikan dari kerusakan yang merupakan hasil dari periodontitis. Rencana sebaiknya juga memfasilitasi performa dari prosedur dental lainnya yang termasik dalam rencana perawatan dental yang komprehensif. Batas dari keterlibatan jaringan periodontal dapat bervariasi secara signifikan dari gigi ke gigi pada pasien yang sama. Respon pada terapi dari pasien satu dengan pasien yang lain juga bervariasi. Maka dari itu suatu rencana perawatan akan menunjukkan jumlah langkah dan kombinasi dari prosedur pada area operasi yang sama. Setelah instruksi oral hygiene dan scaling dan root planing, bersama dengan prosedur kontrol penyakit lainnya, respon dari pasien pada prosedur perawatan ini dievaluasi dengan pemeriksaan ulang dan merekam perubahan pada periodontium. Karena batas dari keterlibatan periodontal dapat bervariasi dari gigi ke gigi pada pasien yang sama dan respon lokal pada terapi juga berbeda-beda. Resolusi dari inflamasi dan penurunan pada edema dan pembengkakan dapat menghasilkan kembalinya kedalaman normal dan konfigurasi dari beberapa poket, dan terapi tambahan dibawah perawatan berkala mungkin tidak diperlukan. Pasien dengan periodontitis menengah sampai parah dan resesi tulang, walupun tandatanda yang jelas dari periodontitis dapat dikurangi, tetap menunjukkan persistensi kedalaman poket, perdarahan saat probing dan supurasi. Tanda-tanda ini dapat mengindikasikan adanya plak residual dan kalkulus, yang disebabkan oleh kesulitan untuk menempatkan instrumen pada poket yang dalam atau ketidakmampuan pasien atau ketidakmauan pasien untuk menjaga oral hygiene yang adekuat pada area ini. Pasien dengan oral hygiene yang tidak adekuat bukan merupakan kandidat yang baik untuk operasi periodontal. Bila kontrol plak supragingiva baik dan kedalaman poket residual 5 mm atau lebih, pasien dengan keadaan seperti ini adalah kandidat untuk operasi periodontal. 13 Operasi tulang resektif juga digunakan untuk memfasilitasi beberapa prosedur dental restoratif dan prostetik. Karies dental dapat ditangani dengan restoraso, akar yang fraktur dari gigi tumpuan dapat ditangani dengan pencabutan, dan eksositosis tulang dan deformitas ridge dapat diubah konturnya untuk meningkatkan kinerja dari protesa lepasan atau cekat. Gigi

mati yang parah atau gigi dengan mahkota anatomi yang pendek dapat diperpanjang dengan reseksi tau dengan kombinasi dari ekstrusi gigi ortodontik dan reseksi tulang. Prosedur seperti ini mengijinkan terapis utnuk melihat gigi untuk restorasi secara lebih, mencegah perlekatan lebar secara biologis, dan membuat perlekatan periodontal dengan dimensi normal.
8,15

Reseksi juga menyediakan sarana untuk menciptakan panjang mahkota ideal

untuk tujuan estetik.

Anda mungkin juga menyukai