Anda di halaman 1dari 11

FEBRINA RAHIM MELISA PUTRI H

1159033 1159064

Perilaku organisasi
Perilaku organisasi adalah bidang studi yang menyelidiki pengaruh yang dimiliki oleh individu, kelompok dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi, yang bertujuan meningkatkan keefektifan suatu organisasi.

Budaya organisasi
Budaya organisasi adalah sistem yang dipercayai dan nilai yang dikembangkan oleh organisasi dimana hal itu menuntun perilaku dari anggota organisasi itu sendiri. Budaya organisasi berkaitan dengan bagaimana karyawan memahami karakteristik budaya suatu organisasi, dan tidak terkait dengan apakah karyawan menyukai karakteristik itu atau tidak. Budaya organisasi adalah suatu sikap deskriptif, bukan seperti kepuasan kerja yang lebih bersifat evaluatif.

Tipe Budaya Organisasi


Budaya Klan (clan culture)

budaya organisasi yang merupakan tempat paling bersahabat untuk bekerja. Para anggota organisasi saling berbagi antar sesamanya, Organisasi Klan menempatkan kerja tim, keterlibatan anggota, dan konsensus pada prioritas tertinggi Budaya Pasar (Market culture) organisasi yang berorientasi hasil, di mana concern utamanya adalah bagaimana pekerjaan dituntaskan. Fokusnya pada jangka panjang adalah pemenuhan tujuan serta tindakan kompetitif yang terukur.

Budaya Adokrasi (Adhocracy culture)

merupakan tempat bekerja yang dinamis, kewirausahawanan, dan kreatif. Para anggota bersikap waspada dan bersedia mengambil resiko. Pemimpin dianggap selaku inovator dan pengambil resiko. Penekanan Adokrasi adalah membawa organisasi menjadi perintis atau pionir. Budaya Hirarkhi (Hierarchy culture) adalah organisasi yang bersifat formal dan terstruktur. Fokus jangka panjang adalah pada stabilitas dan kinerja yang efisien dan kelancaran operasi.

Pecel lele LELA


Disini kami akan mengangkat sebuah organisasi dimana organisasi tersebut memiliki budaya organisasi yang menurut kami menarik untuk dibahas dalam mata kuliah Organization Behavior, organisasi ini berkecimpung dalam bidang kuliner yaitu rumah makan LELA yang bercabang di Yogyakarta, dan berpusat di Jakarta.

Lela pecel lele membuka cabang di yogyakarta 15bulan, dimana pemilik memiliki group yang terdiri dari 3 orang owner yang telah memiliki 5 outlet pecel lele lela di jakarta terdapat 3, dibali terdapat 1 dan yang terbaru membuka cabang di yogyakarta tepatnya dijalan gejayan. Perusahaan yang berstatus franchise sehingga memiliki owner yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

kebudayaan perusahaan
karyawan

Untuk karyawannya sendiri, tiap tahun LELA memberikan event liburan bersama untuk semua karyawannya sehingga membangun kekeluargaan tidak hanya ditempat kerja melainkan diluar perusahaan. Lela memberikan kompensasi berupa cuti atau ijin tidak masuk kerja kepada karyawan yang tidak membedakan karyawan satu dengan lainnya. Memberikan penghargaan bagi karyawan yang dianggap mengikuti aturan-aturan yang berlaku dalam rumah makan Lela dan dianggap bertauladan dalam penerapan SOP bagi karyawan, sedangkan bagi karyawan yang melanggar SOP perusahaan akan diberikan sanksi yang telah tercantum dalam SOP tersebut. Untuk ownernya sendiri diberikan event dari perusahaan pusat pertemuan antara owner-owner untuk lebih menjalin tali persaudaraan dalam menjalankan bisnis rumah makan LELA.

Sapaan atau greeting terhadap pelanggan yang datang ketempat rumah makan itu dengan sapaan selamat datang di LELA, selamat pagi Walaupun sore ataupun malam tetap saja bunyi sapaannya selamat pagi, dimana perusahaan memiliki artian bahwa pagi itu adalah semangat yang masih tinggi. karena LELA tidak mengenal siang, sore ataupun malam untuk memberikan pelayanan yang sama. Kemudian sapaan setelah pelanggan keluar dari rumah makan terima kasih dan selamat jalan membuktikan bahwa LELA selalu care terhadap pelanggan yang keluar dari rumah makan. Pada hari rabu dan minggu LELA memberikan suguhan hiburan berupa live music didepan halaman rumah makan tersebut, untuk menghibur pelanggan supaya terpuaskan tidak hanya dalam segi makanan yang disajikan melainkan hiburan music dan memberikan suasana nyaman untuk relax.

pelanggan

Budaya LELA
Market culture
Market culture dimana hasil

Clan culture
Clan culture, budaya Lela

akhir yang diperoleh adalah profit dan kepuasan pelanggan untuk kembali ke rumah makan tersebut. Dari 100% penghasilan yang didapat rumah makan LELA 45% adalah profit bersih untuk ownernya sendiri dan 55% adalah beban operasional, kebutuhan bahan baku dan profit sharing.(perhitungan laporan keuangan pertahun)

lebih menekankan pada sisi kekeluargaan dimana ada beberapa event yang diterapkan dan dilaksanakan untuk memotivasi karyawan serta membuat hubungan kebersamaan menjadi lebih erat. Dilihat dari SOP perusahaan pusat yang mana karyawan serta para owner menyelenggarakan event khusus pada waktu tertentu dalam rangka menjalin hubungan kekeluargaan dalam menjalankan bisnis.

Menurut kami rumah makan Lela memiliki keunikan tersendiri dimana budaya perusahaan sangat dijunjung tinggi dan diterapkan begitu ketatnya sehingga karyawan yang tidak mengikuti budaya didalam perusahaan tersebut diberikan sanksi, jika karyawan melanggar untuk pertama kalinya akan diberi sanksi berupa SP1, kemudian selanjutnya, jika sudah memang terlalu sering karyawan melanggarnya kemungkinan terburuk adalah di keluarkan dari perusahaan.

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai