Anda di halaman 1dari 33

METODOLOGI PENGAJAR

Makalah
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU MATA KULIAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

OLEH HENDRI RISFANDI 0808592

JURUSAN OTOMOTIF FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNIK DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009/2010
BAB I
HENDRI RISFANDI 0808592

PENDAHULUAN I. Latar belakang Keberhasilan seorang guru dalam menyampaikan suatu materi pelajaran, tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuannya dalam menguasai materi yang akan disampaikan. Akan tetapi ada faktor-faktor lain yang harus dikuasainya sehingga ia mampu menyampaikan materi secara profesional dan efektif. Menurut Zakiyah Daradjat .. pada dasarnya ada tiga kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi penguasaan atas bahan, dan kompetensi dalam cara-cara mengajar.. Ketiga kompetensi tersebut harus berkembang secara selaras dan tumbuh terbina dalam kepribadian guru. Sehingga diharapkan dengan memiliki tiga kompetensi dasar tersebut seorang guru dapat mengerahkan segala kemampuan dan keterampilannya dalam mengajar secara profesional dan efektif. Mengenai kompetensi dalam cara-cara mengajar, seorang guru dituntut untuk mampu merecanakan atau mampu menyususun setiap program satuan pelajaran, mempergunakan dan mengembangkan media pendidikan serta mampu memilih metode yang bervariatif dan efektif. II. Tujuan Ketepatan seorang guru dalam memilih metode pengajaran yang efektif dalam suatu pembelajaran akan dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif yaitu tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan. Sebaliknya ketidaktepatan seorang guru dalam memilih metode pengajaran yang efektif dalam suatu pembelajaran, maka akan dapat menimbulkan kegagalan dalam mencapai pembelajaran yang efektif yaitu tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Sukadi bahwa.. proses pembelajaran yang tidak mencapai sasaran, dapat dikatakan sebagai pembelajaran yang tidak efektif.. Dalam pemilihan metode pengajaran ada beberapa faktor yang harus jadi dasar pertimbangan yaitu: berpedoman pada tujuan, perbedaan individual anak didik, kemampuan guru, sifat bahan pelajaran, situasi kelas, kelengkapan fasilitas dan kelebihan serta kelemahan metode pengajaran. Sehingga dengan memperhatikan beberapa faktor pertimbangan tersebut guru dapat menentukan metode mana yang tepat untuk digunakan ketika akan menyampaikan suatu materi
HENDRI RISFANDI 0808592

pelajaran kepada muridnya, mungkin ia akan menggunakan satu metode saja atau mungkin menggunakan kombinasi dari beberapa metode pengajaran.

BAB II ISI METODOLOGI PENGAJAR


HENDRI RISFANDI 0808592

Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu Proses pembelajaran merupakan interaksi semua komponen atau unsur yang terdapat dalam pembelajaran yang satu sama lain saling berhubungan dalam sebuah rangkaian untuk mencapai tujuan. Menurut Sudjana ( 1989 : 30 ) yang termasuk dalam komponen pembelajaran adalah tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian Metode mengajar yang digunakan guru hampir tidak ada yang sisa-sia, karena metode tersebut mendatangkan hasil dalam waktu dekat atau dalam waktu yang relatif lama. Hasil yang dirasakan dalam waktu dekat dikatakan seabagi dampak langsung (Instructional effect) sedangkan hasil yang dirasakan dalam waktu yang reltif lama disebut dampak pengiring (nurturant effect) biasanya bekenaan dengan sikap dan nilai. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000,194)Macam-macam Metode Pembelajaran : I. Metode ceramah Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisonal. Karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan anak didik dalam interaksi edukatif. Metoda Ceramah seringkali disebut metoda kuliah (The Lecture Method). Dapat pula disebut dengan metoda deskripsi. Metoda ceramah merupakan metoda yang memberikan penjelasan atau memberi deskripsi lisan secara sepihak (oleh seorang fasilitator) tentang suatu materi pembelajaran tertentu. Tujuannya adalah agar peserta pelatihan mengetahui dan memahami materi pelatihan tertentu dengan jalan menyimak dan mendengarkan. Peranan fasilitator dalam metoda ceramah sangat aktif dan dominan sedangkan peserta hanya duduk dan mendengarkan saja. Metoda ini kurang tepat untuk pelatihan orang dewasa, karena dalam pelatihan orang dewasa menghendaki keterlibatan aktif seluruh peserta. Menurut M. Basyiruddin Usman, metode ceramah layak digunakan guru dimuka kelas apabila: 1. Pesan yang akan disampaikan berupa fakta atau informasi 2. Jumlah siswanya terlalu banyak
HENDRI RISFANDI 0808592

3. Guru adalah seorang pembicara yang baik, berwibawa dan dapat merangsang siswa Kelebihan Metode Ceramah 1. Guru mudah menguasai kelas. 2. Mudah dilaksanakan. 3. Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar. 4. Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar. Kekurangan Metode Ceramah 1. Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata). 2. Anak didik yang lebih tanggap dari sisi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya. 3. Bila terlalu lama membosankan. 4. Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik. 5. Menyebabkan anak didik pasif. Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut seorang guru harus mengusahakan hal-hal sebagai berikut: 1. Untuk menghilangkan kesalahpahaman siswa terhadap materi yang diberikan, hendaknya diberi penjelasan beserta keterangan-keterangan, gerak-gerik, dan contoh yang memadai dan bila perlu hendaknya menggunakan media yang refresentatif. 2. Selingilah metode ceramah dengan metode lainnya untuk menghilangkan kebosanan peserta didik. 3. Susunlah ceramah secara sistematis. 4. Mengulang kata atau istilah-istilah yang digunakan secara jelas, dapat membantu siswa yang kurang atau lambat kemampuan dan daya tangkapnya. 5. Carilah umpan balik sebanyak mungkin sewaktu ceramah berlangsung.

II.

Metode diskusi

HENDRI RISFANDI 0808592

Diskusi adalah memberikan altematif jawaban untuk membantu memecahkan berbagai problem kehidupan. Dengan catatan persoalan yang akan didiskusikan harus dikuasai secara mendalam. Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian materi melalui pemecahan masalah, atau analisis sistem produk teknologi yang pemecahannya sangat terbuka. Suatu diskusi dinilai menunjang keaktifan siswa bila diskusi itu melibatkan semua anggota diskusi dan menghasilkan suatu pemecahan masalah. Kalau dalam metoda ceramah hanya terjadi komunikasi satu arah, maka metoda diskusi terjadi banyak arah. Dengan demikian maka pada dasarnya metoda diskusi adalah mengemukakan pendapat dan gagasan dalam musyawarah untuk mencapai mufakat. Biasanya peserta diskusi dihadapkan pada suatu atau sejumlah masalah yang mungkin disodorkan oleh fasilitator. Atau peserta dapat pula menentukan sendiri topik yang perlu dipecahkan bersama. Tujuan diskusi pada umumnya adalah mencari pemecahan permasalahan, dari sinilah muncul bermacam-macam jawaban yang perlu dipilih satu atau dua jawaban yang logis dan tepat guna dari bermacam-macam jawaban yang lain untuk mencapai mufakat / persetujuan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan Metoda Diskusi dalam pelatihan:
1. 2.

Diskusi hendaknya berlangsung dalam "iklim terbuka", dalam suasana santai dan informal Persiapkan dengan baik bahan diskusi sebelum diskusi dilakukan. Lebih baik dibuat secara tertulis. Menetapkan besar kecilnya kelompok termasuk menentukan siapa menjadi anggota kelompok diskusi masing-masing. Bagilah peserta secara merata dengan keseimbangan pengetahuan, pengalaman anggota yang setara

3.

4.

Mengatur dan menyediakan tempat diskusi yang menyenangkan dan menyusun tempat diskusi yang memungkinkan terjadinya komunikasi dan tatap mata Menyediakan Kertas Koran (Flipchart) yang dapat dipergunakan oleh kelompok diskusi untuk mencatat dan merekam hasil-hasil diskusinya. Memberikan pengantar tentang keluaran yang diharapkan dari kegiatan diskusi tersebut tanpa ikut campur "fasilitator".

5.

6.

Diskusi sebagai metode pembelajaran lebih cocok dan diperlukan apabila guru hendak: 1. memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada pada siswa
HENDRI RISFANDI 0808592

2. memberi kesempatan pada siswa untuk mengeluarkan kemampuannya 3. mendapatkan balikan dari siswa apakah tujuan telah tercapai 4. membantu siswa belajar berpikir secara kritis 5. membantu siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-teman 6. membantu siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah sendiri maupun dari pelajaran sekolah 7. mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut. Adapun kegiatan guru dalam pelaksanaan metode diskusi sebagai berikut: 1. Guru menetapkan suatu pokok atau problem yang akan didiskusikan atau guru meminta kepada siswa untuk mengemukakan suatu pokok atau problem yang akan didiskusikan. 2. Guru menjelaskan tujuan diskusi. 3. Guru memberikan ceramah dengan diselingi tanya jawab mengenai materi pelajaran yang didiskusikan. 4. Guru mengatur giliran pembicara agar tidak semua siswa serentak berbicara mengeluarkan pendapat. 5. Menjaga suasana kelas dan mengatur setiap pembicara agar seluruh kelas dapat mendengarkan apa yang sedang dikemukakan. 6. Mengatur giliran berbicara agar jangan siswa yang berani dan berambisi menonjolkan diri saja yang menggunakan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya. 7. Mengatur agar sifat dan isi pembicaraan tidak menyimpang dari pokok/problem. 8. Mencatat hal-hal yang menurut pendapat guru harus segera dikoreksi yang memungkinkan siswa tidak menyadari pendapat yang salah. 9. Selalu berusaha agar diskusi berlangsung antara siswa dengan siswa. 10. Bukan lagi menjadi pembicara utama melainkan menjadi pengatur pembicaraan. Kegiatan siswa dalam pelaksanaan metode diskusi sebagai berikut: 1. Menelaah topik/pokok masalah yang diajukan oleh guru atau mengusahakan suatu problem dan topik kepada kelas.

HENDRI RISFANDI 0808592

2. Ikut aktif memikirkan sendiri atau mencatat data dari buku-buku sumber atau sumber pengetahuan lainnya, agar dapat mengemukakan jawaban pemecahan problem yang diajukan. 3. Mengemukakan pendapat baik pemikiran sendiri maupun yang diperoleh setelah membicarakan bersama-sama teman sebangku atau sekelompok. 4. Mendengar tanggapan reaksi atau tanggapan kelompok lainnya terhadap pendapat yang baru dikemukakan. 5. Mendengarkan dengan teliti dan mencoba memahami pendapat yang dikemukakan oleh siswa atau kelompok lain. 6. Menghormati pendapat teman-teman atau kelompok lainnya walau berbeda pendapat. 7. Mencatat sendiri pokok-pokok pendapat penting yang saling dikemukakan teman baik setuju maupun bertentangan. 8. Menyusun kesimpulan-kesimpulan diskusi dalam bahasa yang baik dan tepat. 9. Ikut menjaga dan memelihara ketertiban diskusi. 10. Tidak bertujuan untuk mencari kemenangan dalam diskusi melainkan berusaha mencari pendapat yang benar yang telah dianalisa dari segala sudut pandang. Langkah-Langkah Pokok Diskusi. Menurut Abin Syamsudin Makmun (1998) untuk menggunakan metode diskusi dengan baik, ada beberapa langkah yang perlu ditempuh antara lain sebagai berikut: 1. Pre Discussion ( sebelum diskusi) Pada taraf persiapan tugas dosen/guru antara lain: a) Memilih atau menetapkan topik/tema, mengidentifikasi sejumlah pokok-pokok masalah yang merupakan alternatif untuk dipilih dan didiskusikan. b) Mengidentifikasi dan menetapkan satu atau beberapa sumber bahan bacaan atau informasi yang hendaknya dibaca/ dipelajari oleh mahasiswa, sehingga kalau memasuki arena diskusi diharapkan telah membawa bahan pemikiran frame of reference yang sama orientasinya. c) Menetapkan atau menyediakan alternatif komposisi dan struktur komunikasi kelompok diskusi. Dengan adanya kelompok kecil akan memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk lebih aktif.
HENDRI RISFANDI 0808592

d) Menetapkan atau menyediakan alternatif kepemimpinan diskusi. Memungkinkan pengajar dan mahasiswa mengetahui perannya masing-masing Perencanaan yang sudah dirumuskan ini harus dikomunikasikan kepada mahasiswa, sehingga mahasiswa mempunyai kesempatan untuk mempersiapkan diri sebelum pelaksanaan diskusi.
2. During The Meeting ( selama berlangsungnya diskusi)

Ada beberapa pola diskusi , yaitu: a) Pola Teacher centrality Guru berperan sebagai: Initator, mengantarkan dan menampilkan masalah untuk didiskusikan. Persoalan yang akan didiskusikan dikuasai secara mendalam. Director, mengarahkan pembicara kepada pokok persoalan yang harus dipecahkan. Pembicaraan yang terfokus pada pokok persoalan akan memepercepat proses pemecahan masalah dan menghemat waktu. Moderator, mengatur lalu lintas pembicaraan. Memungkinkan dalam memberikan pendapat semua peserta mempunyai kesempatan. Encourager, mendorong dan memberikan semangat kepada semua peserta. Diharapkan semua peserta diskusi dapat berperan aktif. Evaluator, selalu menilai kemajuan yang telah dicapai dalam pembicaraan, menyimpulkan pendapat dan mengakhiri kegiatan sesuai dengan waktu yang tersedia. Peran siswa sebagai: Kontributor, memberikan informasi dan sumbangan pemikiran. Hal ini menambah wawasan dari semua peserta dan dapat menambah alternatif jawaban dari masalah yang ditemui. Pembanding/penyanggah, memberikan pendapat yang berbeda atau menunjukkan kelemahan argumentasi orang lain. Diharapkan hasil yang didapat benar atau mendekati kebenaran. Evaluator, menilai seberapa jauh keberhasilan diskusi dan taraf pemecahan masalah yang dicapai. b) Pola Studen Centrality
HENDRI RISFANDI 0808592

Guru berperan sebagai: Initiator, menampilkan rambu-rambu masalah yang didiskusikan. Orang sumber atau konsultan, memeberikan informasi/ pendapat jika sangat diperlukan. Pengajar dapat membantu mahasiswa memberikan penjelasan, apabila ada hal yang terbentur yang tidak dapat dipecahkan dalam suasana diskusi. Encourager, memberikan semangat kalau kelompok kurang menunjukkan kemajuan. Memancing pendapat kelompok untuk meningkatkan partisipasinya secara aktif. Observer dan evaluator, mengobservasi menilai keberhasilan proses dan memecahkan masalah. Siswa berperan sebagai: Moderator ( dipilih oleh kelompok) mengarahkan dan memimpin diskusi, mengatur lalu lintas pembicaraan. Encourager, mengatur pembagian kesempatan dan mendorong rekanrekan berbicara. Kontributor: memberikan informasi, sumbangan pemikiran. Evaluator, menilai kemajuan jalannya pembicaraan(bagan partisipasi) dan tingkat pemecahan masalah yang dicapai.
c) After The Meeting ( setelah diskusi)

1. Guru dan siswa bersama menilai kemajuan yang dicapai baik mengenai proses maupun tingkat pemecahan masalah yang dicapai. 2. Guru dan siswa menetapkan langkah lanjutan apa yang harus dikerjakan setelah diskusi selesai dilaksanakan. Langkah-langkah berikut untuk memakai metode diskusi dengan baik: 1. Pengertian yang seksama akan masalahnya. 2. Cara-cara yang mungkin dilaksanakan untuk memecahkan masalah tersebut. 3. Keputusan mengenai suatu tindakan tertentu. 4. Menetapkan sarana guna melaksanakan keputusan.
HENDRI RISFANDI 0808592

5. Melaksanakan keputusan. 6. Mengevaluasi hasil-hasil. Kelebihan Metode Diskusi : 1. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan dan bukan satu jalan (satu jawaban saja). 2. Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik. 3. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri dan membiasakan bersikap toleran. 4. Mendidik siswa untuk belajar mengemukakan pikiran atau pendapat. 5. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh penjelasan-penjelasan dari berbagai sumber data. 6. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati pembaharuan suatu problem bersama-sama. 7. Melatih siswa untuk berdiskusi di bawah asuhan guru. 8. Merangsang siswa untuk ikut mengemukakan pendapat sendiri, menyetujui atau menentang pendapat teman-temannya. 9. Membina suatu perasaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat, kesimpulan, atau keputusan yang akan atau telah diambil. 10. Mengembangkan rasa solidaritas/toleransi terhadap pendapat yang bervariasi atau mungkin bertentangan sama sekali. 11. Membina siswa untuk berpikir matang-matang sebelum berbicara. 12. Berdiskusi bukan hanya menuntut pengetahuan, siap dan kefasihan berbicara saja tetapi juga menuntut kemampuan berbicara secara sistematis dan logis. 13. Dengan mendengarkan semua keterangan yang dikemukakan oleh pembicara, pengetahuan dan pandangan siswa mengenai suatu problem akan bertambah luas. Kekurangan Metode Diskusi : 1. Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar; 2. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas;
HENDRI RISFANDI 0808592

3. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara; dan 4. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal. 5. Tidak semua topik dapat dijadikan metode diskusi hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan. 6. Diskusi yang mendalam memerlukan banyak waktu. 7. Sulit untuk menentukan batas luas atau kedalaman suatu uraian diskusi. 8. Biasanya tidak semua siswa berani menyatakan pendapat sehingga waktu akan terbuang karena menunggu siswa mengemukakan pendapat. 9. Pembicaraan dalam diskusi mungkin didominasi oleh siswa yang berani dan telah biasa berbicara. Siswa pemalu dan pendiam tidak akan menggunakan kesempatan untuk berbicara. 10. Memungkinkan timbulnya rasa permusuhan antarkelompok atau menganggap kelompoknya sendiri lebih pandai dan serba tahu daripada kelompok lain atau menganggap kelompok lain sebagai saingan, lebih rendah, remeh atau lebih bodoh. Jika metoda ini dikelola dengan baik, antusiasme siswa untuk terlibat dalam forum ini sangat tinggi. Tata caranya adalah sebagai berikut: harus ada pimpinan diskusi, topik yang menjadi bahan diskusi harus jelas dan menarik, peserta diskusi dapat menerima dan memberi, dan suasana diskusi tanpa tekanan. Macam-Macam Metoda Diskusi Selama ini, dalam pelatihan orang dewasa, dikenal banyak macam metoda diskusi dan seorang fasilitator dapat memilih salah satu atau gabungan dari berbagai teknik ini sehingga dapat memberikan berbagai variasi bagi peserta pelatihan dan tidak menimbulkan kebosanan peserta. Macam-macam teknik diskusi tersebut antara lain meliputi: a. Panel Metode diskusi panel adalah metode dalam proses pembelajaran dengan menggunakan cara diskusi dimana terdapat panelis, moderator, pemrasaran dan mahasiswa memaparkan makalah dengan batasan waktu tertentu, dan ditanggapi peserta diskusi dalam tahapan (termin). Hasil ahir berupa kesimpulan.(Soedirman, 2000 )
HENDRI RISFANDI 0808592

Diskusi panel baik dilaksanakan apabila ada masalah dalam salah satu isu lingkungan hidup. Siswa dapat meemilih isu yang menarik bagi mereka, dan memilih sendiri panelis. Inforinasi tertulis harus ada, dan dibagikan pada semua anggota diskusi. Untuk pelaksanaan diskusi panel ini perlu persiapan beberapa hari sebelumnya. Setelah diketahui isu lingkungan yang akan dibahas, siswa mengumpulkan bahan-bahan tulisan yang mungkin diperlukan untuk diskusi. Pada waktu diskusi, menggunakan prosedur formal, sehingga metode ini sesuai dipraktekkan untuk siswa minimal tingkat SLTA. Setiap orang yang mengikuti diskusi harus tahu persis posisinya, dan yang beretugas sebagai pengamat harus mengetahui persis tugas masing-masing anggota di kelompoknya. Usahakan semua siswa beiTai-tisipasi. Selatna debat/ diskusi berlangsung, apabila ada yang tidak jelas, dapat mengajukan pertanyaan. Diskusi panel ini terdiri dari 4 tahap. 1. Presentasi. Dijelaskan penjelasan umum dari isu yang akan dibahas oleh seorang panelis yang sudah ditunjuk. Untuk tahap ini membutuhkan waktu 15-20 menit (kira-kira 1/3 waktu yang diperlukan). 2. Penjelasan. Pada tahap ini teijadi tanya jawab apabila terjadi ketidakjelasan pada waktu berlangsungnya diskusi panel. Tanya jawab diskusi waktu 5-10 an waktu 5-10 menit. 3. Diskusi. Pada tahap ini terjadi diskusi bebas. Membutuhkan waktu paling lama yaitu 1/2waktu yang diperlukan yaitu 25-35 menit. 4. Partisipasi audience. Apabila niasib ada komentar, dapat ditanyakan pada panelis. Waktu yang diperlukan tergantung pada keadaan. Gunakan metode panel :
1. 2. 3.

Pada waktu mengemukakan pendapat yang berbeda Jika pokok pembicaraan terlalu luas untukdidiskusikan dalam kelompok itu Ketika mempertimbangkan keuntungan da kerugian suatu pemecahan masalah.

Keunggulan : 1. Membangkitkan pikiran 2. Mengemukakan pandangan yang berbeda-beda


HENDRI RISFANDI 0808592

3. Mendapatkan hasil 4. Mendorong analisis Kekurangan : 1. Mudah terseret 2. Memungkinkan panelis berbicara banyak 3. Tidak memungkinkan semua peserta mengambil bagian 4. Cenderung untuk menjadi serial pidato pendek b. Symposium Simposium adalah serangkaian ceramah pendek yang disampaikan oleh sekelompok kecil orang kepada seluruh murid. Boleh mengundang para ahli sebagai pembicara, atau meminta murid untuk mempersiapkan terlebih dahulu bagan-bagan yang berbeda. Kemudian mereka masingmasing menyampaikan segi-segi dan konsep-konsep di bawah pimpinan seorang pemimpin. Pakailah metode symposium : 1. Untuk mengemukakan aspek-aspek yang berbeda. 2. Jika kelompok itu besar 3. Jika kelompok itu membutuhkan keterangan yang ringkas 4. Jika tidak memerlukan reaksi pengunjung Keuntungan : 1. Dapat mengemukakan banyak informasi dalam waktu singkat 2. Menyoroti hasil 3. Dapat direncanakan jauh-jauh hari Kekurangan : 1. Kurang spontanitas dan kreativitas 2. Kurang interaksi kelompok 3. Agak terasa formil 4. Sulit mengadakan control waktu

HENDRI RISFANDI 0808592

c. Brainstorming Brainstorming adalah piranti perencanaan yang dapat menampung kreativitas kelompok dan sering digunakan sebagai alat pembentukan konsensus maupun untuk mendapatkan ide-ide yang banyak. Teknik brainstorming merupakan salah satu cara mendapatkan sejumlah ide yang mudah dan menyenangkan para pesertanya. Karena mereka boleh bebas menyampaikan pendapatnya tanpa ragu-ragu atau takut salah sepanjang masih dalam topik bahasan. Setiap peserta mendapatkan kesempatan atau giliran untuk berpartisipasi melontarkan idenya sampai habis. Ada beberapa alasan mengapa brainstorming digunakan oleh suatu Team untuk menghasilkan ide-ide, yaitu: 1. Meningkatkan kepedulian dan partisipasi anggota Team. 2. Menghasilkan banyak ide-ide dalam waktu yang relatif singkat. 3. Mengurangi keinginan anggota Team untuk merasa paling mampu dalam memberi jawaban yang benar. 4. Mengurangi kemungkinan berkembangnya pemikiran negatif (negative thinking) di antara mereka. Tujuan dan manfaat Brainstorming atau sumbang saran memiliki tujuan untuk mendapatkan sejumlah ide dari anggota Team dalam waktu relatif singkat tanpa sikap kritis yang ketat. Ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh suatu Team atau organisasi dengan melakukan teknik brainstorming, di antaranya adalah: 1. Mengidentifikasi masalah. 2. Mencari sebab-sebab yang mengakibatkan terjadinya masalah. 3. Menentukan alternatif pemecahan masalah. 4. Mengimplementasikan pemecahan masalah. 5. Merencanakan langkah-langkah dalam melaksanakan suatu aktivitas. 6. Mengambil keputusan ketika masalah terjadi. 7. Melakukan perbaikan (improvements).

HENDRI RISFANDI 0808592

Metode Brainstorming dilakukan dengan metode: 1. Putaran bebas (free wheel). Metode putaran bebas memberi kesempatan kepada peserta untuk menyampaikan idenya secara bebas, tanpa menunggu urutan atau giliran bicara secara teratur. Dituntut kemampuan untuk menahan diri dan kemahiran dalam menyampaikan ide agar tidak saling mengganggu antar peserta meeting. 2. Putaran teratur (round robin). Metode putaran teratur memberi kesempatan kepada peserta untuk berbicara sesuai gilirannya secara teratur. Untuk menghemat waktu, peserta yang belum memiliki ide akan dilewati, dia bisa mengucapkan terus atau lanjut yang maksudnya memberi giliran pada peserta berikutnya. Langkah-langkah teknis Langkah-langkah dalam melaksanakan brainstorming, yaitu: Persiapan. 1. Mengundang peserta meeting. 2. Memberikan agenda acara materi yang akan dibicarakan. 3. Mempersiapkan ruangan dan fasilitas pendukung lainnya. Pelaksanaan. 1. Menentukan batasan waktu yang digunakan. 2. Menetapkan pimpinan meeting dan pencatat pembicaraaan (notulis). 3. Menetapkan aturan main (rule of the game) bersama. 4. Menentukan metode yang digunakan dalam brainstorming. 5. Memberi kesempatan kepada para peserta untuk menyampaikan ide-idenya. 6. Menuliskan setiap ide yang dilontarkan peserta. 7. Melakukan pengelompokan ide yang sejenis. 8. Melakukan pembahasan ide-ide. 9. Mengambil keputusan. 10. Menyimpulkan pembicaraan. Aturan main
HENDRI RISFANDI 0808592

Aturan main dalam brainstorming perlu dibuat dan dijelaskan oleh Team Leader. Agar cara ini efektif, setiap peserta harus mematuhinya. Adapun aturan main tersebut antara lain: Untuk metode Free wheel. 1. Setiap peserta yang akan berbicara harus menunjuk jari. 2. Peserta berbicara atas penunjukan pimpinan meeting (Team Leader). 3. Peserta boleh menyampaikan beberapa ide dalam satu topik pembicaraan. 4. Diberikan kesempatan khusus pada peserta yang belum sempat menyampaikan idenya. Untuk metode round robin. perputaran jarum jam. 2. Setiap peserta hanya boleh memberikan satu ide untuk setiap putaran. 3. Tidak seorangpun diperkenankan memberikan ide sebelum tiba gilirannya. 4. Tidak diperkenankan untuk mengkritik atau mengeluarkan perkataan yang menyakitkan terhadap ide yang dikemukakan peserta lain. 5. Tidak diperkenankan untuk mengevaluasi suatu ide yang dilontarkan.
6. Bagi peserta yang belum siap pada gilirannya mengatakan terus?atau lanjut? .

1. Peserta berbicara secara bergantian. Berputar dari kanan ke kiri berlawanan dengan arah

7. Dilakukan beberapa kali putaran sampai tidak ada lagi ide yang akan disampaikan. Dokumentasi Pencatat melakukan pencatatan ide yang dilontarkan setiap peserta. Diusahakan Setiap peserta dapat melihat apa yang dicatat , sebaiknya digunakan flip chart, OHP transparency atau Screen. Papan tulis dan block note dapat digunakan sebagai alternatif. Dilakukan konfirmasi apakah yang ditulis pencatat sama dengan ide yang dimaksudkan peserta yang melontarkannya. Bila perlu pimpinan meeting menegaskan kembali apa yang disampaikan oleh peserta. Tindak lanjut Setelah sejumlah ide terkumpul selanjutnya dilakukan:
1. Meninjau ide tersebut satu persatu.

2. Ide yang hampir sama kemungkinan dapat disatukan, ide yang belum jelas perlu ditanyakan kepada peserta yang bersangkutan.
HENDRI RISFANDI 0808592

3. Mana ide yang akan dipilih, bisa dilakukan pengambilan keputusan dengan permufakatan

atau suara terbanyak (voting).


4. Menyempurnakan ide yang telah disepakati. 5. Mengambil kesimpulan dan alternatif tindak lanjut.

Hambatan Dalam melakukan teknik brainstorming dapat timbul beberapa hambatan yang disebabkan antara lain:
1. Peserta tidak mematuhi aturan main, misalnya:

Memberi komentar terhadap ide yang dilontarkan peserta lain. Dalam satu putaran, seorang peserta melontarkan lebih dari satu ide. Seorang peserta yang belum sampai gilirannya sudah menyampaikan idenya. Ada peserta yang mendominasi atau memotong pembicaraan peserta lain. Ada peserta yang bertanya pada saat proses berlangsung.

2. Pencatat merubah ide (baik isi maupun maksud) yang dilontarkan oleh peserta. 3. Peserta tidak mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang. 4. Hambatan non teknis, seperti: takut salah, kurang antusias dan kurang ada kerja sama.

Mengingat hambatan tersebut, Team leader perlu memberi dorongan, teguran dan arahan kepada peserta untuk membantu kelancaran proses. Disamping itu, para peserta sendiri dituntut untuk menyadari prinsip-prinsip aturan main. Perlu diperhatikan Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bila suatu Team membicarakan permasalahan dengan teknik brainstorming, yaitu:
1. Agenda acara yang akan dibahas dibagikan sebelum meeting dimulai. 2. Mempersiapkan Team leader dan notulis yang cakap dalam memimpin meeting. 3. Catatan ide diperlihatkan kepada seluruh peserta pada saat ide itu dilontarkan. 4. Memberi kesempatan kepada peserta yang mengalami hambatan untuk mengemukakan ide-

idenya pada kesempatan khusus. d. Debat


HENDRI RISFANDI 0808592

Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru. Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat. Gunakan metode debat : 1. Jika hasil pembicaraan perlu diasah 2. Untuk membangkitkan analisa 3. Untuk menyampaikan pendapat yang berbeda-beda Pada dasarnya, agar semua model berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran kooperatif, setiap model harus melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas. Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin bermacam-macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau fasilitator dan peran guru bisa sebagai pemonitor proses belajar. Kelompok besar dibagi menjadi dua kelompok yang sama jumlah pesertanya dan mendiskusikan materi yang cocok untuk diperdebatkan. Biasanya fasilitator memberikan persoalan yang sama kepada dua kelompok tersebut dan memberikan tugas yang bertentangan, yaitu bahwa satu kelompok "pro" dan satu kelompok kontra". Biasanya bahan yang diperdebatkan merupakan suatu permasalahan dan bukan merupakan sesuatu yang aktual. Keuntungan : 1. Mempertajam hasil 2. Menyajikan kedua hasil segi permasslahan
3. Membangkitkan segi analisa segi kelompok HENDRI RISFANDI 0808592

4. Membangkitkan daya tarik Kekurangan : 1. Keinginanan untuk menang terlalu besar 2. Memerlukan banyak persiapan 3. Terlalu banyak emosi yang terlibat 4. Membatasi partisipasi kelompok e. Role plays Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Kelebihan metode Role Playing: 1. Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama. 2. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh. 3. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda. 4. Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan. 5. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak. Peserta pelatihan diminta untuk melakukan peran tertentu dan menyajikan "permainan peran" dan melakukan "dialog-dialog" tertentu yang menekankan pada karakter, sifat atau sikap yang perlu dianalisa. Bermain peran haruslah mengungkapkan suatu masalah atau kondisi nyata yang akan dipergunakan bahan diskusi atau pembahasan materi tertentu. Dengan demikian, setelah selesai melakukan peran, langkah penting adalah analisis dari bermain peran tersebut. Para pemain diminta untuk mengemukakan peran dan perasaan mereka tentang peran yang dimainkan, demikian pula dengan peserta yang lain. Untuk itu fasilitator harus

HENDRI RISFANDI 0808592

mempersiapkan skenario dan cerita tertentu dan mempersiapkan "peserta" yang akan memerankan peran tertentu tersebut, serta kelengkapan lain sebagai bahan analisis yang diperlukan. Kelemahan dalam penerapan metoda ini adalah menuntut ketrampilan maksimal para guru, sehingga dapat beKialan dengan lancar. Kelebihannya yang lain adalah memiliki potensi yang cukup untuk mendemonstrasikan relevansi informasi dalam buku dengan pengalaman-pengalaman dalam kehidupan nyata. Selain itu juga memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih memutuskan sesuatu yang mereka anggap sesuai dengan kepercayaannya dan nilai-nilainya, juga berlatih dalam mengembangkan ketrampilan hubungan manusia yang berorien-tasi dengan sesuatu aksi (kegiatan). Keputusan apa yang harus dibuat oleh pemain simulasi harus sudah disiapkan oleh guru, dan dapat dilakukan oleh kelompok kecil atau kelompok besar. Guru yang ingin mempelajari metode ini bisa mendapatkan materi-materi mengenai role play melalui berbagai artikel/teks. Dalam artikel ini, dijelaskan metode dan beberapa manfaat dari role play. Diperlukan informasi yang lebih lengkap lagi supaya bisa berhasil menggunakan metode ini. Namun, rangkaian langkap ini dapat menjelaskan apa saja yang mungkin diperlukan dalam suatu permainan role play yang bagus. 1. Jelaskan tujuannya; supaya bisa mendapatkan akhir dari cerita. 2. Bacalah secara berurutan. 3. Tentukan peran. 4. Pilihlah "tokoh-tokoh" dari mereka yang telah tahu peran-peran yang ada. 5. Buatlah panggung: "Ini ruang keluarga", dll.. 6. Pekalah terhadap penonton dan siapkan mereka untuk pengamatan yang tepat dan berkaitan. 7. Mulailah adegannya. 8. "Stop" di saat yang tepat. 9. Ulangi adegan bila masih ada waktu dan menarik. Ajaklah anak-anak untuk berdiskusi dan mengevaluasi secara berkelompok.

HENDRI RISFANDI 0808592

III.

Metode laboratorium Metode laboratorium dapat digunakan dalam setiap disiplin akademis dimana pengalaman

praktis harus dihubungkan dengan formulasi teoritis. Siswa harus disiapkan dengan pengetahuan pra-syarat yang mereka perlukan untuk pengalaman loboratorium, baik melalui penyampaian langsung dari guru, pemberian tugas ataupun pengerjaan individual. Metode laboratorium adalah metode yang memungkinkan dapat menyelidiki sebab, akibat, atau sifat-sifat gejala melalui pengalaman atau manipulasi nyata dibawah kondisi yang terkontrol di lapangan. Keuntungan : 1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan hal-hal baru untuknya 2. Siswa menjadi aktif dalam kegiatan belajar 3. Megembangkan motivasi siswa 4. Menumbuhkan sikap kehati-hatian, ketepatan dan toleransi pada siswa. Kekurangan 1. Mebutuhkan biaya yang tergolong mahal karena membutuhkan alat dan ruangan. 2. Pengawasan seorang guru harus lebih ekstra agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

HENDRI RISFANDI 0808592

IV.

Menurut DEPDIKNAS

Menurut depdiknas ada beberapa metode, yaitu : 1. Demonstrasi Metode demonstrasi adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, benda, atau cara kerja suatu produk teknologi yang sedang dipelajari. Demontrasi dapat dilakukan dengan menunjukkan benda baik yang sebenarnya, model, maupun tiruannya dan disertai dengan penjelasan lisan. Demonstrasi akan menjadi aktif jika dilakukan dengan baik oleh guru dan selanjutnya dilakukan oleh siswa. Metoda ini dapat dilakukan untuk kegiatan yang alatnya terbatas tetapi akan dilakukan terus-menerus dan berulang-ulang oleh siswa. 2. Studi kasus Metode studi kasus yaitu cara penelaahan suatu kasus nyata di lapangan melalui kegiatan penelitian, yang diakhiri dengan kegiatan penyampaian laporan. 3. Pengajaran terarah Metode pengajaran terarah adalah suatu proses pengelolaan pembelajaran yang dilakukan melalui proses bimbingan yang diberikan/dilakukan oleh guru kepada siswa baik secara perorangan atau kelompok kecil siswa. Disamping metoda yang lain, dalam pembelajaran Pendidikan Teknologi Dasar, metoda ini banyak sekali digunakan, khususnya pada saat siswa sudah terlibat dalam kerja kelompok. Peran guru sebagi fasilitator, moderator, motivator dan pembimbing sangat dibutuhkan oleh siswa untuk mendampingi mereka membahas dan menyelesaikan tugas-tugasnya Penyelenggaraan metoda pengajaran terarah dapat dilakukan seperti contoh berikut ini:

HENDRI RISFANDI 0808592

1) Misalkan sebuah kelas dalam bahan ajar Pengerjaan Kayu 2, jam pelajaran pertama digunakan dalam bentuk kegiatan klasikal untuk menjelaskan secara umum tentang teori dan prinsip. 2) Kemudian para siswa dibagi menjadi empat kelompok untuk membahas pokok bahasan yang berbeda, selanjutnya dilakukan rotasi antar kelompok. 3) Sementara para siswa mempelajari maupun mengerjakan tugas-tugas, guru berkeliling diantara para siswa, mendengar, menjelaskan teori, dan membimbing mereka untuk memecahkan problemanya. 4) Dengan bantuan guru, para siswa memperoleh kebiasaan tentang bagaimana mencari informasi yang diperlukan, belajar sendiri dan berfikir sendiri. Perhatian guru dapat diberikan lebih intensif kepada siswa dalam proses balajar mengajar.
4. Proses pencarian informasi (eksperimen)

Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Dengan metode ini anak didik diharapkan sepenuhnya terlibat merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variabel, dan memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata. Kelebihan Metode Eksperimen
1) Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan

berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku;
2) Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi)

tentang ilmu dan teknologi, suatu sikap yang dituntut dari seorang ilmuwan; dan 3) Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaannya yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia. Kekurangan Metode Eksperimen
1) Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan

mengadakan eksperimen;
HENDRI RISFANDI 0808592

2) Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk

melanjutkan pelajaran; serta 3) Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.
5. Belajar ala jigsaw

Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari yang terdiri dari dua atau tiga orang. Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam: a) belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; b) merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai ahli dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan. Langkah-langkah :
1) Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim 2) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda 3) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan 4) Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu

dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
5) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan

bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
6) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi

7) Guru memberi evaluasi 8) Penutup


HENDRI RISFANDI 0808592

6. Belajar kelompok dalam kolaboratif dan belajar berbasis masalah (kompetitif)

Adalah hampir sama dengan curah pendapat, tetapi ini dirancang untuk mendorong setiap pribadi peserta pelatihan untuk memberikan sumbangsihnya dan untuk mencegah adanya dominasi peserta tertentu. Prosedur itu mulai dengan suatu saat yang hening selama lima sampai sepuluh menit saat mana digunakan oleh peserta-peserta untuk menulis pendapat-pendapat sebanyak mungkin di atas selembar kertas. Pendapat-pendapat itu merupakan jawaban terhadap suatu pertanyaan yang spesifik yang diajukan oleh fasilitator atau sudah disetujui oleh peserta pelatihan (seperti "Apa yang seharusnya dilakukan untuk memperbaiki lembaga ini ?"). Langkah berikutnya ialah untuk peserta mengambil giliran membaca pendapat-pendapat dari daftar-daftar mereka. Hal ini dilakukan dengan cara bergilir, setiap anggota membacakan hanya satu pendapat saja untuk satu kesempatan. Peserta-peserta didorong untuk menambahkan ke dalam daftar-daftar mereka setiap saat selama berlangsungnya tahapan ini, dan saling mengembangkan pendapat antara satu dengan yang lainnya. Seorang juru catat mencatat pendapatpendapat itu dalam kata-kata yang sama persis yang disampaikan oleh penyumbang pendapat di atas sebuah daftar yang bisa dilihat oleh semua orang. Peserta pelatihan anggota boleh mengatakan pas atau belum ada ide setiap kali mendapat giliran dan boleh menyampaikan pendapat lagi pada giliran berikutnya. Hanya setelah setiap pendapat sudah dicatat barulah seluruh peserta mendiskusikan semuanya. Seluruh peserta mengklarifikasi pendapat-pendapat dan, jika para penyumbang pendapat setuju, menggabungkan pendapat-pendapat yang sama atau hampir sama. Setelah tahapan diskusi, salah satu cara untuk memprioritaskan item-item ialah bagi setiap anggota menuliskan lima yang menurut dia adalah yang paling penting, dan sesudah itu membuat ranking dari kelimanya. Si juru catat membacakan setiap item dari daftar itu dan menambahkan poin-poin yang ditugaskan padanya. (Sebuah item dibebankan lima poin untuk setiap satu kali hal itu dicatat sebagai prioritas pertama dari seseorang, empat poin setiap kali ia didaftarkan kedua kalinya, dan seterusnya). Dengan cara ini kelompok dapat menentukan nilai-nilai apa yang ditempatkan oleh anggota-anggota secara kolektif pada pendapat-pendapat yang sudah disarankan, setelah pendapatpendapat itu dihasilkan.
HENDRI RISFANDI 0808592

(Adalah penting sekali bahwa sang juru catat menggunakan kata-kata yang tepat sama persis seperti yang digunakan oleh penyumbang pendapat ketika menguraikan pendapatnya. Jika kata-kata harus diubah, hal itu hanya akan bisa dilakukan dengan seijin sipenyumbang pendapat, barangkali dengan mengajukan pertanyaan seperti , "Dapatkah anda memikirkan suatu cara yang lebih singkat dalam mengatakan hal itu ?")
7. Diskusi

Diskusi adalah memberikan altematif jawaban untuk membantu memecahkan berbagai problem kehidupan. Dengan catatan persoalan yang akan didiskusikan harus dikuasai secara mendalam. Kelebihan Metode Diskusi
1) Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan dan

bukan satu jalan (satu jawaban saja).


2) Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat

secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik. 3) Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri dan membiasakan bersikap toleran. Kekurangan Metode Diskusi
1) Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar; 2) Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas; 3) Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara; dan

4) Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal. Macam-macam teknik diskusi tersebut antara lain meliputi:

Whole Group (Seluruh Peserta) Seluruh kelompok peserta duduk dalam satu formasi setengah lingkaran atau berbentuk "U" yang dipimpin oleh fasilitator atau moderator yang diminta dari peserta. Diskusi seluruh kelompok ini biasanya membicarakan topik tertentu dengan fasilitator / moderator sebagai pemandunya. Digunakan untuk mengenal dan mengelola permasalahan, membuat permasalahan yang menarik, menciptakan suasana informal, membantu peserta mengemukakan pendapat. Peserta diskusi hendaknya tidak lebih dari 20 orang.
HENDRI RISFANDI 0808592

Diskusi Kelompok (Group Discussion) Diskusi Kelompok adalah upaya percakapan atau pembahasan yang dipersiapkan di antara tiga atau lebih tentang topik tertentu dengan seorang fasilitator. Ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta untuk saling mengemukakan pendapat dalam mengenal dan memecahkan suatu permasalahan. Diskusi kelompok akan membantu peserta pelatihan yang malu berbicara di dalam kelompok besar dalam mengemukakan pendapatnya. Jumlah peserta dalam diskusi kelompok idealnya tidak lebih dari 5 orang.

Diskusi Kelompok Fokus (Focus Group Discussion) Diskusi Kelompok Fokus ini tidak jauh berbeda dengan diskusi kelompok di atas, namun materi pembahasan diskusi lebih difokuskan pada bidang tertentu. Peserta diskusi kelompok fokus biasanya bersifat homogen atau yang mempunyai pengalaman atau pengetahuan yang sejenis atau sama

Panel Diskusi Panel Diskusi juga dipergunakan untuk membahas suatu permasalahan tertentu dimana 2 atau 3 orang dari luar atau dari peserta pelatihan itu sendiri diminta untuk menyajikan sesuatu permasalahan atau pendapatnya tentang sesuatu kemudian seluruh peserta diminta untuk menanggapi dan dan terlibat untuk mendiskusikannya

Syndicate Group Suatu kelompok besar dibagi menjadi kelompok kecil dengan anggota tidak lebih dari 5 orang. Masing-masing kelompok kecil tersebut melakukan diskusi tertentu, dan tugas ini bersifat sementara. Fasilitator memberikan penjelasan secara umum dan garis besar permasalahan, kemudian tiap-tiap kelompok kecil (syndicate) diberi tugas mempelajari suatu praktek tertentu yang berbeda dengan kelompok kecil lainnya. Jika memungkinkan fasilitator menyediakan referensi. Setelah kelompok bekerja sendiri-sendiri, kemudian masing-masing kelompok menyajikan hasil diskusinya dalam sidang pleno untuk dibahas lebih jauh.

Debat Informal Kelompok besar dibagi menjadi dua kelompok yang sama jumlah pesertanya dan mendiskusikan materi yang cocok untuk diperdebatkan. Biasanya fasilitator memberikan
HENDRI RISFANDI 0808592

persoalan yang sama kepada dua kelompok tersebut dan memberikan tugas yang bertentangan, yaitu bahwa satu kelompok "pro" dan satu kelompok kontra". Biasanya bahan yang diperdebatkan merupakan suatu permasalahan dan bukan merupakan sesuatu yang aktual.

Kelompok Dengung (Buzz Group) Peserta dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (2-3) orang untuk mendiskusikan "sesuatu topik" terlepas dari bantuan fasilitator (yang bahkan meninggalkan tempat pertemuan). Tempat duduk diatur sedemikian rupa hingga peserta dapat berhadap muka. Teknik ini memberikan kesempatan kepada individu-individu untuk menguji dan memperdalam pemikiran-pemikirannya atau mempertajam suatu upaya pemecahan masalah dan mendapatkan kepercayaan dirinya sendiri.

Diskusi "Lingkaran dalam Lingkaran" (Fish Bowl) Para peserta pelatihan dibagi menjadi beberapa kelompok; salah satu kelompok, yang dapat disebut dengan "kelompok dalam" mendiskusikan suatu masalah tertentu dan "kelompok luar" (kelompok lainnya) sebagai pendengar. Sebagai contoh, kelompok dalam dapat merupakan kelompok panitia pelaksana (OC) sedangkan kelompok luarnya adalah "Kelompok Panitia Pengarah" (SC) yang tugasnya mendengarkan, menganalisis serta menterjemahkan apa yang dibahas, didiskusikan dan dibicarakan menjadi tindak tindakan nyata.

Role Play (Bermain Peran) Peserta pelatihan diminta untuk melakukan peran tertentu dan menyajikan "permainan peran" dan melakukan "dialog-dialog" tertentu yang menekankan pada karakter, sifat atau sikap yang perlu dianalisa. Bermain peran haruslah mengungkapkan suatu masalah atau kondisi nyata yang akan dipergunakan bahan diskusi atau pembahasan materi tertentu. Dengan demikian, setelah selesai melakukan peran, langkah penting adalah analisis dari bermain peran tersebut. Para pemain diminta untuk mengemukakan peran dan perasaan mereka tentang peran yang dimainkan, demikian pula dengan peserta yang lain. Untuk itu fasilitator harus mempersiapkan skenario dan cerita tertentu dan mempersiapkan "peserta" yang akan memerankan peran tertentu tersebut, serta kelengkapan lain sebagai bahan analisis yang diperlukan.

Simulasi (Simulation)
HENDRI RISFANDI 0808592

Simulasi berasal dari bahasa Inggris "Simulation" artinya meniru perbuatan yang bersifat pura-pura atau tidak dalam kondisi sesungguhnya. Tujuan simulasi adalah menanamkan materi pembahasan melalui pengalaman berbuat dalam proses simulasi. Sebenarnya simulasi lebih tepat untuk meningkatkan ketrampilan tertentu dengan jalan "melakukan sesuatu" dalam kondisi tidak nyata. Misalkan saja melakukan "simulasi melatih petani".

HENDRI RISFANDI 0808592

HENDRI RISFANDI 0808592

BAB III PENUTUP Proses pembelajaran merupakan interaksi semua komponen atau unsur yang terdapat dalam pembelajaran yang satu sama lain saling berhubungan dalam sebuah rangkaian untuk mencapai tujuan. Yang termasuk dalam komponen pembelajaran adalah tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian. Metode mengajar yang digunakan guru hampir tidak ada yang sisa-sia, karena metode tersebut mendatangkan hasil dalam waktu dekat atau dalam waktu yang relatif lama. Ketepatan seorang guru dalam memilih metode pengajaran yang efektif dalam suatu pembelajaran akan dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif yaitu tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan. Sebaliknya ketidaktepatan seorang guru dalam memilih metode pengajaran yang efektif dalam suatu pembelajaran, maka akan dapat menimbulkan kegagalan dalam mencapai pembelajaran yang efektif yaitu tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

HENDRI RISFANDI 0808592

Teaching Techniques, Clarence H. Benson, , halaman 26 - 28, Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang, 1986. Pembaruan Mengajar, Dr. Mary Go Setiawani, , halaman 95 - 102, Yayasan Kalam Hidup, Bandung. Djamarah, Bahri, Syaiful. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2000. Sagala, H.Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : CV Alfabeta, 2006. Usman, Uzer, Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosda karya, 2000.

HENDRI RISFANDI 0808592

Anda mungkin juga menyukai